Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

“PERENCANAAN DAN PERAMALAN STRATEGIS”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Manajemen Keuangan

Dosen Pengampu:
Elliv Hidayatul Lailiyah, S. AB.,M.SM.
Disusun Oleh:
1. Abdul Allam Elang K. (2101010177)
2. Deny Bayu Ardianto (2101010198)
3. Imroatus Salsabila (
4. M. Anwar Ulummudin (2101010225)
5. Riza Nur Fitriani (2101010149)
6. Sri Andini Pramestya (2101010148)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat
dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah ini dengan
baik dan tanpa kendala apapun.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama
dosen pengajar Ibu Elliv Hidayatul Lailiyah, S. AB.,M.SM. Makalah berjudul
“Perencanaan dan Peramalan Strategis” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan.
Penulis memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. Penulis juga menerima
kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di
kesempatan berikutnya.
Lamongan, 13 Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan (planning) dan peramalan (forecasting) merupakan dua hal yang selalu
diperbandingkan. Perencanaan mengindikasikan apa yang seharusnya terjadi dimasa yang
akan datang (normatif), sedangkan peramalan merupakan suatu bagian yang terintegrasi dari
proses perencanaan keuangan dan terkait dengan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang (positif). Perencanaan dihubungkan dengan pengelolaan (how to manage) yakni
planing, implementation and evaluation. Planning adalah suatu uraian tugas atau kegiatan
usaha yang disusun secara logis, sistematik, terukur, dan dapat dicapai. Tugas atau kegiatan
tersebut dilaksanakan, diorganisasikan, dipantau atau diawasi, dilakukan perbaikan
seperlunya agara tidak menyimpang dari yang direncanakan. Setiap tugas atau kegiatan yang
dilakukan dilaporkan dan dievaluasi dengan membandingkannya dengan yang direncanakan
apakah sesuai atau tidak. Dalam perencanaan keuangan, berbagai aspek perlu
dipertimbangkan sehingga keputusan keuangan akan memberikan struktur keuangan yang
optimal bagi perusahaan baik yang berkaitan dengan sumber maupun penggunaan keuangan
perusahaan. Untuk itu arus dana merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam suatu
perusahaan.
Peramalan kerab bertukar tempat dengan estimasi, prakiraan, proyeksi, ekspektasi dan
lain sebagainya (how to analyze). Jika How to manage bersifat manajerial maka how to
analize bersifat akademis. Bantuan akademik terhadap kebutuhan manajerial tidak bisa
diabaikan. Karena perencanaan yang baik sangat ditentukan oleh hasil peramalan yang baik.
Sebab, peramalan yang baik sangat mengandalkan basis data/ informasi (empiric) yang baik.
Sedangkan manajemen resiko merupakan salah satu elemen penting dalam
menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta
meningkatnya kompleksitas aktifitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko
perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen resiko adalah melindungi
perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan mengelola resiko
dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan pengelolaan resikonya sehingga
perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari operasionalnya.
Perencanaan merupakan proses penetapan tujuan, strategi pencapaian tujuan serta
langkah-langkah teknis yang dilakukan sehingga tujuan tersebut dapat tercapai, dengan
efektif dan efisien. Apabila suatu kegiatan dilaksanankan tanpa perencanaan tentunya akan
memiliki resiko yang lebih banyak dalam mendapatkan gangguan pada saat pelaksanaanya.
Perencanaan berperan besar dalam menekan resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginakan.
Dengan perencanaan, kita dapat memprediksi hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin
akan terjadi dimasa depan dan melakukan tindakan antisipasi semenjak dini. Kesimpulannya
baik kegiatan kecil maupun besar memerlukan perencanaan, agar diketahui tujuan, cara
mencapai, hambatan yang timbul, pemecahannya, sehingga tujuan dapat tercapai.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,
terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era
globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis
dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan). Perencanaan yang dibuat dengan baik
akan dapat mengarahkan perusahaan dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Perencanaan keuangan mencakup kegiatan ramalan keuangan dan pengendalian keuangan.
Penting bagi perusahaan mempunyai tafsiran kebutuhan seluruh dana untuk tahun-
tahun yang akan datang. Jadi, akan berguna sekali untuk menyelidiki ramalan seluruh
kebutuhan dana dari perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan strategis?
2. Apa yang dimaksud dengan peramalan penjualan?
3. Bagaimana persamaan AFN?
4. Bagaimana ramalan dari laporan keuangan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan strategis
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan peramalan penjualan
3. Mengetahui bagaimana persamaan AFN
4. Untuk mengetahui bagaimana peramalan dari laporan keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk
menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber
dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai
teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological),
atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
Rencana strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat
menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana
sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam
berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Berbicara tentang perencaaan, maka hal pertama
yang perlu diperhatikan adalah perencanaan akan berjalan dengan baik atau tidak.
Perencanaan adalah suatu langkah yang tersusun secara sistematis untuk melakukan suatu hal
di masa yang akan datang atau di masa depan.
Perencanaan Strategis merupakan sebuah petunjuk yang digunakan suatu organisasi
atau perusahaan dari masa sekarang untuk bekerja menuju masa 5 atau 10 tahun ke depan.
Hal ini sesuai dengan pengertian strategis yang diutarakan oleh Kerzner. Menurut Harold
Kerzner, Perencanaan Strategis (Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang
digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa
depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi
dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan. Sementara itu
menurut Robert N. Anthony, perencanaan strategis adalah proses memutuskan program-
program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang
akan dialokasikan ke setiap program selama beberapa tahun ke depan.
Dalam proses untuk mencapai strategi yang telah direncanakan oleh organisasi, maka
para pimpinan perusahaan dan manajer harus bekerja sesuai dengan arahan yang ada dalam
proses perencanaan strategis. Kunci sukses dalam terlaksananya perencanaan strategis adalah
kemampuan manufaktur yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Perencanaan startegis
terjadi baik di dalam organisasi maupun dalam hal bisnis. Karena perencanaan strategis
sangat penting dalam menentukan langkah ke depannya. Pemimpin atau manajer yang paling
kompeten adalah orang yang paling banyak menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan
apa yang akan ia kerjakan di masa depan. Meski tidak menutup kemungkinan manajer tidak
bekerja sendiri. Manajer juga membutuhkan staffnya yang lain untuk membantunya dalam
membuat perencanaan strategis.
Adapun 6 langkah yang harus dilalui dalam melakukan suatu perencanaan strategis
dalam suatu organisasi yakni:
1. Perumusan sasaran. Perumusan sasaran merupakan salah satu langkah yang
paling penting dan terpenting dalam proses perencanaan. Mengapa demikian?
Penentuan sasaran yang tepat akan menentukan banyaknya kegiatan yang akan
dilakukan dan seberapa banyak atau panjang jangka waktu yang dibutuhkan.
Perumusan sasaran akan melibatkan sebagian besar dari sumber daya manusia
yang ada di dalam organisasi. Untuk itu, penentuan sasaran merupakan
tanggungjawab dari para top leader atau pemimpin puncak dalam suatu
organisasi.
2. Penentuan tujuan dan strategi yang terdapat pada saat ini. dalam langkah
kedua ini, sebagai seorang pemimpin atau leader dalam organisasi harus bisa
memberikan pengenalan terhadap tujuan dan strategi yang sudah ada. Artinya,
sasaran harus dikenalkan dengan tujuan dan strategi perencaan organisasi atau
perusahaan.
3. Analisis lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkugan secara
luas. Tujuaanya adalah untuk dapat menentukan cara bagaimana perubahan
dalam teknologi, soail, ekonomi, budaya, hukum dan politik suatu organisasi
yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi organisasi.
4. Analisis sumber daya. Analisis sumber daya sangat dibutuhkan dalam proses
perencanaan strategis. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa memedai
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. Sumber daya yang dimaksudkan
tidak hanya soal sumber daya manusia, melainkan juga mengenai sumber daya
materil berupa dana atau uang dan sumber daya lainnya yang dapat
memberikan pengaruh terhadap jalannya organisasi.
5. Mengenali ancaman dan kesempatan yang dilakukan dengan menggunakan
analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan alat analisis yang dapat
membantu manajer dalam menentukan dan mengembangkan strategi dalam
menghadapi persaingan dalam organisasi atau bisnis. Kesempatan dan
ancaman dalam organisasi dapat muncul dari arah mana saja dan tidak bisa
ditebak.
6. Menentukan sejauh mana perubahan strategis yang dilakukan. Hal ini untuk
mengantisipasi adanya perubahan dalam lingkungan saat kegiatan
berlangsung.
2.2 Peramalan Penjualan
Peramalan penjualan, atau perkiraan penjualan, (sales forecasting) adalah upaya untuk
memprediksi penjualan di masa depan untuk jangka waktu tertentu, dan dengan asumsi dasar
tertentu. Itu mungkin untuk nilai penjualan atau volume penjualan. Berbeda dengan volume
penjualan, untuk memprediksi nilai penjualan, membutuhkan asumsi terhadap harga dan
volume. Prediksi mungkin untuk tahun depan, atau tiga hingga lima tahun ke depan.
Berdasarkan data dari hasil forecasting penjualan, perusahaan dapat memperkirakan
permintaan produk dari konsumen langsung sehingga produksi dari produknya tidak
berlebihan yang menimbulkan banyaknya pengeluaran dan meminimalisir kerugian yang
akan terjadi.
Perkiraan penjualan adalah dasar perencanaan. Memperkirakan penjualan penting
untuk perencanaan produksi dan persediaan, penganggaran, program pemasaran, pembelian,
dan alokasi sumber daya. Memang, ramalan penjualan seringkali tidak 100% tepat sehingga
tidak menurunkan ketidakpastian di masa depan. Dengan kata lain, perusahaan tidak mungkin
untuk memprediksi masa depan dengan kepastian yang akurat. Tapi, perkiraan penjualan
meningkatkan kepercayaan manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang penting.
Misalnya dalam mengelola arus kas dan menetapkan anggaran untuk masing-masing fungsi
bisnis, memperkirakan kebutuhan pasokan bahan baku dan tenaga kerja serta mesin produksi,
menentukan tingkat persediaan yang optimum sehingga tidak perlu berlebih atau tidak terlalu
kurang, mengembangkan perencanaan pemasaran yang sesuai termasuk tentang harga produk
promosi dan saluran distribusi, serta dapat menghitung kebutuhan sumber daya manusia.
Berikut ada lima langkah dalam melakukan forecasting penjualan agar perkiraan
penjualan akurat yaitu:
1. Menilai riwayat tren
Memeriksa riwayat penjualan dari tahun-tahun sebelumnya dari mulai harga, produk,
periode penjualan, dan variabel-variabel yang berkaitan lainnya. Buat semuanya jadi
tingkat penjualan yang dapat memproyeksikan periode penjualan, dengan hal ini
perusahaan dapat membentuk perkiraan penjualan. Maka dari itu, langkah pertama
yang adalah dengan melihat riwayat penjualan terdahulu agar rancangan dan ramalan
mengenai penjualan pada masa yang akan datang dapat terprediksi dengan baik dan
menghindari melakukan kesalahan yang sama pada penjualan sebelumnya.
2. Tentukan produk dan jasa
Langkah kedua adalah dengan menentukan produk atau jasa yang akan dijual dengan
memperkirakan jumlah produk tersebut berdasarkan satu periode tertentu. Contohnya
adalah perusahaan manufaktur yang menjual produk komponen mesin dan mengukur
periode selama satu bulan. Setelah itu perusahaan dapat mengira nilai atau harga
produk atau layanan yang akan terjual pada masa yang akan datang
3. Perkiraan jumlah total barang
Setelah menentukan produk atau jasa, langkah selanjutnya adalah memperkirakan
produksi jumlah total barang. Dengan hal ini maka perusahaan mampu memproduksi
total barang yang akan terjual dalam waktu satu bulan. Jumlah ini berdasarkan pada
data penjualan terdahulu untuk produk yang serupa atau sama, melalui data ini maka
perusahaan mampu untuk memprediksikan total barang produksi dan akan terjual
dalam kurun waktu satu bulan.
4. Tentukan dan kalikan harga satuannya
Setelah memperkirakan total barang yang akan terjual, langkah selanjutnya adalah
dengan menentukan harga satuan dari suatu produk tertentu. Misalnya jika sebuah
perusahaan memproyeksikan akan menjual 10.000 unit dengan harga 50.000 rupiah
per unit dalam kurun waktu satu bulan, maka perusahaan akan mengharapkan
mendapatkan penghasilan senilai 500.000.000 rupiah dalam kurun waktu satu bulan.
5. Sertakan rencana bisnis
Setelah menghitung semua ini, langkah terakhir adalah dengan menyusun semua
perkiraan secara terperinci dan sedetail mungkin. Sehingga semua rencana bisnis,
mode pertumbuhan, dan target pasar yang baru dapat memenuhi perkiraan yang telah
perusahaan tentukan.
Sebelum melakukan forecasting penjualan, terdapat faktor penting yang harus
diperhatikan. Berikut dua faktor penting dalam melakukan forecasting penjualan, antara lain:
A. Faktor internal
- Penambahan atau pengurangan jumlah tenaga penjualan
Ketika jumlah tenaga penjualan suatu perusahaan berkurang akibat pemutusan
kerja, maka hal ini dapat menurunkan pendapatan penjualan perusahaan. Begitu
pula sebaliknya jika jumlah tenaga penjualan suatu perusahaan bertambah, maka
pendapatan suatu perusahaan dapat meningkat untuk periode berikutnya.
- Perubahan peraturan atau kebijakan
Perubahan peraturan atau kebijakan juga mampu mempengaruhi pendapatan
sebuah perusahaan. Misalnya jika perusahaan menerapkan pengembalian komisi
selama tiga bulan, maka pendapatan perusahaan akan berkurang. Karena tim
penjualan hanya akan menjual kepada konsumen yang paling cocok. Namun
keuntungan akan meningkat dalam beberapa kuarter ketika jumlah prospek
semakin bertambah.
- Perpindahan lokasi
Ketika memindahkan lokasi bisnis dari satu ke lokasi lainnya, maka akan ada
beberapa penyesuaian yang perusahaan butuhkan. Tim penjualan akan
membutuhkan waktu untuk beradaptasi pada lingkungan yang baru dan
perusahaan harus siap untuk menghadapi penurunan pendapatan untuk sementara
waktu.
B. Faktor Eksternal
- Perubahan kompetisi
Bukan hal yang asing jika kompetitor mampu menyebabkan penurunan
pendapatan perusahaan. Oleh karenanya, sangat penting untuk mengetahui apa
yang kompetitor lakukan untuk meningkatkan penjualan mereka. Dengan hal ini
maka perusahaan mampu untuk membuat strategi dan memulihkan kembali
pendapatannya.
- Kondisi ekonomi
Ketika ekonomi yang pembeli kondisinya sedang kuat, mereka cenderung akan
berinvestasi dan melakukan pembelian produk perusahaan. Sebaliknya jika
kondisi ekonomi yang mereka alami sedang lemah, akan membutuhkan waktu
bagi mereka untuk mempertimbangkan setiap pembelian
- Perubahan permintaab pasar
Pastikan untuk selalu up-to-date mengenai perubahan pasar dan apa yang
konsumen butuhkan saat ini. Jika produk yang perusahaan jual permintaannya
berkurang, maka langkah yang harus diambil adalah dengan menambahkan trend
terbaru, memberikan potongan harga, atau dengan melakukan teknik bundling
pada penjualan perusahaan.
- Perubahan legislatif
Perubahan perundang-undangan yang berlaku nyatanya mampu mempengaruhi
pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, harapannya perusahaan dapat selalu
mengetahui perubahan ketentuan yang berlaku sehingga dapat memperbaiki
sesuatu yang berbeda dari ketentuan sebelumnya.
- Perubahan musim
Konsumen cenderung akan membeli sebuah produk berdasarkan waktu-waktu
tertentu saja dalam setahun. Karena perbedaan musim yang berganti sepanjang
tahun maka tidak semua produk akan laku pada suatu musim tertentu.
Metode forecasting penjualan adalah sebuah metode yang perusahaan gunakan untuk
merencanakan dan mengendalikan proses produksi. Saat ini, metode forecasting penjualan
terbagi menjadi dua, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Teknik metode
kuantitatif adalah metode dengan menggunakan perhitungan matematika, sedangkan metode
kualitatif adalah metode dengan menggunakan analisis deskriptif.

A. Metode forecasting penjualan kuantitatif


Metode kuantitatif merupakan metode forecasting penjualan dengan melakukan
perhitungan matematis. Biasanya hasilnya lebih objektif karena berdasarkan
perhitungan yang ada. Dalam metode ini terbagi menjadi dua kelompok, yakni:
- Time series
Metode deret waktu atau time series merupakan salah satu metode yang mana
menghubungkan variabel dependen (terikat) yang dicari dengan variabel
independen (bebas) yang sebagai waktu (minggu, bulan, tahun) pada ramalannya.
Menghitung metode ini dapat menggunakan metode box jenkins, metode proyeksi
trend dengan regresi, atau metode smoothing.
- Metode kasual (sebab – akibat)
Pada metode sebab – akibat, berhubungan antara variabel dependen (terikat)
dengan variabel independen (bebas). Namun variabel yang mempengaruhinya
bukan dalam bentuk waktu. Menghitung metode ini mampu menggunakan
metode regresi dan korelasi, metode ekonometri, atau metode input output.
B. Metode forecasting penjualan kualitatif
Untuk metode forecasting penjualan satu ini hasilnya akan lebih subjektif daripada
metode kuantitatif. Karena pada metode ini tidak menggunakan perhitungan
matematis, melainkan dengan emosi, intuisi, pengalaman, dan pendidikan peramalan
sehingga hasilnya akan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Meskipun begitu,
metode ini mendekati tingkat akurasi data aktual daripada metode lainnnya.
- Survei pasar
Pada metode ini biasanya dengan mencari pendapat atau masukan dari beberapa
konsumen pada rencana pembelian dalam kurun waktu tertentu. Biasanya metode
ini menggunakan bentuk sebar kuesioner, wawancara langsung, atau telepon.
- Juri dari opini eksekutif
Untuk melakukan metode ini biasanya dengan meminta pendapat ataupun opini
dari kelompok kecil yang terdiri dari manajer pemasaran, manajer produksi,
manajer teknik, manajer keuangan dan manajer logistik yang nanti hasilnya akan
digabung dengan model statistik.
- Gabungan tenaga penjualan
Seperti namanya, metode ini menggabungkan setiap penjual, yang kemudian
meramalkan tingkat penjualan pada wilayahnya masing-masing, dan akhirnya
menggabungkannya pada tingkat provinsi dan nasional.
- Metode delphi
Metode ini sebenarnya hampir sama seperti metode survei, namun jawaban yang
telah terkumpul nantinya akan melalui proses penyederhanaan jawaban sebelum
hasil akhirnya diberikan kepada tim terkait. Hasil dari metode ini terbilang akurat
dan profesional, namun kelemahannya memakan waktu yang cukup lama karena
harus membuat, menyebar, dan menyederhanakan hasil dari kuesioner tersebut.
Terdapat beberapa jenis model forecasting yang biasa perusahaan gunakan untuk
melakukan peramalan pada masa yang akan datang. Dari ketiga jenis ini memiliki fungsinya
masing-masing sesuai dengan apa yang perusahaan butuhkan, ketiga jenis model tersebut
yaitu:

- Jenis model rata-rata bergerak (Moving averages model)


Jenis ini merupakan mode data yang menggunakan data permintaan terbaru yang
aktual, sehingga untuk melakukan peramalan pada masa yang akan datang dapat
memperoleh jumlah yang akurat dan tepat. Dalam menghitung menggunakan jenis
model rata-rata bergerak dapat mengikuti rumus berikut:

RATA-RATA BERGERAK N PERIODE = ∑ (PERMINTAAN DALAM N –


PERIODE TERDAHULU)/ N

- Jenis model rata-rata bergerak terbobot (Weighted moving averages model)


Jenis model rata-rata bergerak terbobot merupakan jenis model yang terbilang
lebih responsif daripada model yang lainnya. Karena pada model ini melibatkan
perubahan data dari periode baru pada umumnya diberi bobot yang lebih besar.
Berikut adalah rumus dari menghitung jenis model rata-rata bergerak terbobot:

WEIGHTED MA (N) = ∑(PEMBOBOT UNTUK PERIODE PERMINTAAN


AKTUAL PERIODE N) / ∑(PEMBOBOT)

- Jenis model pemulusan eksponensial (Exponential smoothing model)


Dan yang terakhir adalah jenis model pemulusan eksponensial yang merupakan
teknik peramalan rata-rata bergerak yang secara eksponensial memberi bobot pada
data masa lalu sehingga data terkini memiliki bobot atau skala yang lebih besar
dalam rata-rata bergerak. Rumus untuk penghitungan jenis model ini adalah
sebagai berikut:
FT = FT-1 + Α (AT-1 – FT-1)
2.3 Persamaan AFN
MicroDrive adalah tipikal kebanyakan perusahaan karena mengharapkan
pertumbuhan penjualan, yang berarti asetnya juga harus tumbuh. Pertumbuhan aset
memerlukan dana tambahan, sehingga perusahaan mungkin harus menambah modal eksternal
tambahan jika dana iternalnya tidak mencukupi. Jika kita berasumsi bahwa tidak ada rasio
perusahaan yang akan berubah (asumsi yang kemudian kita modifikasi), kita dapat
menggunakan pendekatan sederhana, metode additional founds needed (AFN) untuk
meramalkan kebutuhan finansial logika pendekatan AFN dibahas dalam beberapa bagan
berikutnya.
Peningkatan penjualan membutuhkan tabahan aset, aset ini harus didanai, dan
perusahaan bisa jadi mampu atau tidak mampu mendapatkan seluruh dana yang dibutuhkan
untuk rencana usaha perusahaan. Jadi, unsur penting dalam proses peramalan keuangan
adalah untuk menentukan kebutuhan pendanaan eksternal. Prosedur yang paling akurat untuk
meramalkan kebutuhan adalah dengan mengembangkan suatu ramalan terinci laporan
keuangan dimasa depan, tetapi persamaan 17-1 juga dapat digunakan mendapatkan perkiraan
dana dibutuhkan. AFN merupakan singkatan dari “additional funds needed” atau “tambahan
dana yang dibutuhkan” dan angka ini mencerminkan jumlah modal eksternal yang harus
dihimpun perusahaan untuk mendukung pertumbuhannya.

Dimana
AFN = Tambahan dana yang dibutuhkan
A* = Aset yang terkait langsung dengan penjualan dan harus ditambah jika penjualan
mengalami kenaikan.perhatikan bahwa A menandakan total aset dan A* menandakan
jika penjualan mengalami peningkatan. Ketika perusahaan beroperasi pada kapasitas
penuh, seperti hal nya pada kasus ini, A*= A tetapi seringkali A* dan A tidaklah
sama, sehingga persamaan ini harus diubah
S0 = Penjualan tahun sebelumnya.
A*/S0 = Presentase aset yang diminta terhadap penjualan, yang juga menunjukan,
kenaikan aset yang diminta dalam dolar setiap kenaikan $1 penjualan. Untuk Allied,
seperti yang disajikan dalam laporan keuangannya di Bab 3, A*/S 0 = $2000/$3000 =
0,6667, sehingga untuk setiap $1 kenaikan penjualan, aset harus naik sebesar kurang
leboh 66,67 sen.
L* = Kewajiban yang meningkat secara spontan mengikuti penjualan. Kewajiban
spontan meliputi utang usaha dan akrual, tetapi bukan pinjaman bank dan obligasi.
Jadi, L* biasanya lebih kecil dari kewajiban total.
L*/S0 = Presentase kewajiban spontan terhadap penjualan, yang juga merupakan
pendanaan spontan yang diperoleh untuk setiap $1 kenaikan penjualan. Untuk Allied,
L*/S0 = ($60+$140)/$3000 = 0,06667, jadi untuk setiap $1 kenaikan penjualan akan
menghasilkan 6,667 sen pendanaan spontan dalam bentuk utang usaha dan akrual.
S1 = Total proyeksi penjualan untuk tahun depan. Perhatikan bahwa S0 menandakan
penjualan tahun lalu, sementara S1 adalah ramalan penjualan yang untuk Allied
jumlahnya aalah $3.300.
S = perubahan penjualan = untuk Allied S1-S0 = $3.300 –$3.000= $300 juta
M = Margin laba, atau laba per $1 penjualan. M= $117,5/$3.000=0,03917 untuk
Allied, sehingga Allied meneerima 3,917 sen untuk setiap dolar penjualan.
RR = Rasio retensi, yaitu presentase laba bersih yang ditahan selama tahun lalu. Pada
tahun 2005 Allied memperoleh laba $117,5 juta dan membayarkan dividen sebesar
$57,5 juta, sehinggalaba ditahannya adalah $60 juta. Jaid, RR = $60/$117,5 =
0,51064.
2.4 Ramalan Laporan Keuangan
Ramalan pelaporan keuangan termasuk dalam finansial planning. Perencanaan keuangan
dapat dilakukan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Apabila peramalan laporan
keuangan dilakukan untuk satu tahun maka dianggap sebagai perencanaan keuangan
jangka pendek (Titman, 2018).
Menurut Subramanyam (2014) analisis proses adalah sebuah proses peramalan atau
forcastin atas imbal hasil dimasa depan yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai
sebuah perusahaan. Peramalan ini terdiri atas forcasting laporan posisi keuangan, laporan
laba rugi, dan laporan arus kas. Menuru Palepu (2013), analisis prospektif meliputi
forcasting keuangan dan valuasi.
Menurut Titman (2018), peramalan laporan keuangan dapat dilakukan dengan
menggunakan persentase penjualan. Fokus dari metode ini adalah untuk mnentukan
sumber pembiayaan yang digunakan untuk mencapai target penjualan tersebut.
Sedangkan perencanaan laporan keuangan menurut Palepu (2013) dan Penman (2010),
forcasting laporan keuangan dilakukan melalui sebelas tahap yang intinya memisahakan
operating asset dan non operating asset, operating income dan non operating income, dan
liabilitas serta ekuitas.
Meramalkan dalam manajemen keuangan digunakan untuk memperkirakan kebutuhan
keuangan diamasa yang akan datang. Jika manajer keuangan tidak mencoba untuk
mengantisipasi kebutuhan pembiayaan masa depan perusahaanya, maka krisis akan
terjadi setiap kali penerimaan kas lebih kecil pengeluaran kas, perencanaan yang baik
ditujukan untuk mengantisispasi dan mempersiapkan perusahaan untuk menghadapi
kondisi masa depan, dimana ketika perusahaan harus membutuhkan pembiayaan
tambahan, dan juga ketika perusahaan tidak mampu menghasilkan pemsukan kas.
Adanya rencana pertumbuhan berarti manajer keuangan mampu mengantisipasi
kebutuhan pembiayaan perusahaan dan dengan adanya rencana keuangan yang baik,
maka perusahaan aka mampu memenuhi kebutuhan tersebut, adanya perencanaan
lanjutan, berarti bahwa manajer keuangan dapat menyelidiki lebih banyak alternatif dan
menghasilkan perencanaan keuangan yang baik dari waktu pembiayaan yang tersedia.
Dalam melakukan peramalan pimpinan juga perusahaan harus
mempertimbangkanberbagai strategi yang akan digunakan. Salah satunya adalah strategi
harga karena bagaimanapunharga memainkan peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan penjualan. Kemudianstrategi promosi juga harus memperoleh perhatian
yang cukup besar. Hasil peramalan tidak selamanya tepat, tetapi manajemen berharap
bahwa hasil ramalantidak meleset jauh dari hasil ramalan. Karena jika meleset jauh dari
hasil peramalan akan sangatberbahaya bagi suatu perusahaan, ia akan menyebabkan
kerugian yang cukup besar akibatbarang tidak dapat mampu diserap oleh konsumen
dengan berbagai sebab atau bisa jadi akanmasuknya pesaing baru untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Oleh karena itu, sebelum meramal sebaiknya kondisi data dan informasi tersebut dapat
dijadikan acuan bagi kondisi sekarang dan masa yang akan datang haruslah benar-benar
dapatdipercaya. Dalam melakukan peramalan kondisi ini dapat dijadikan alat ukur untuk
melakukanperamalan. Hal ini perlu dilakukan mengingat di masa yang akan datang
penuh dengan berbagaiketidakpastian.Ketidakpastian ini perlu diperhitungkan secara
matang. Dalam praktiknya ketidakpastianyang akan datang meliputi hal-hal:
1. Ketidakpastian ekonomi, terutama yang berkaitan dengan perubahan harga
(inflasi),kekuatan daya beli masyarakat, ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, atau
factorlainnya.
2. Ketidakpastian politik, terutama yang berkaitan dengan kebijakan yang
dikeluarkanoleh pemerintah yang berkuasa, terutama yang memiliki hubungan
langsung denganproduk yang ditawarkan.
3. Ketidakpastian sosial dan budaya, yang berkaitan dengan pergeseran selera,
gayahidup, dan kebiasaan masyarakat yang terus berkembang.
4. Ketidakpastian lingkungan alam, baik pergeseran penduduk, kelangkaan bahan
baku,maupun factor bencana alam.
5. Ketidakpastian persaingan baik dalam negeri maupun masuknyaproduk darikelanjutan
kepemimpinan perusahaan ke depan akibat pergantian, atau pengundurandiri akibt
berbagai sebab, dan lainnya.
Agar peramalan dapat memeberikan hasil yang memuaskan maka haruslah mengikuti
prosedur atau langkah langkah yang telah ditetapkan dalam peramalan. Dengan mengikuti
setiap langkah yang telah ditetapkan, paling tidak dapat menghindari kesalahan yag tidak
perlu, sehingga hasil peramalan tidak perlu diragukan.
Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam proses melakukan peramalan
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data. Pengumpulan data merupakan langkah awal yang
harus dilakukan. Data yangdilakukan merupakan data masa lalu (lampau).
Hendaknya data yang dikumpulkanselengkap mungkin untuk beberapa
priode. Pengumpulan data dapat dilakukandengan pengumpulan data
sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekundermaksudnya adalah
data yang diperoleh dari berbagai sumber sperti: perpustakaan, gakan,
koran, serta laporan lainnya adapun data primer diperoleh dari lapangan
denganmenggunakan observasi, wawancara atau dengan menyebarkan
kuesioner.
2. Mengolah Data. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi
data. Dengan demikian akandiketahui pola data yang dimiliki dan
memudahkan kita untuk melakukan peramalanmelalui metode peramalan
yang ada.
3. Menentukan Metode Peramalan. Setelah data dditabulasi, barulah kita
menentukan metode peramalan yang cocok untuk data tersebut. Terdapat
banyak metode dalam melakukan peramalan.Hendaknya metode yang
dipilih adalah metode yang paling tepat atau metode yangpaling kecil
penyimpangannya. Pemilihan metode peramalan adalah
denganmempertimbangkan factor horizon waktu, pola data, jenis
peramalan, factor biaya,ketepatan dan kemudahan penggunaannya.
4. Memproyeksikan Data. Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di
masa yang akan datang sepertiperubahan Ekonomi , politik , sosial , atau
perubahan kemasyarakatan lainnyaperubahan ini akan berakibat tidak
tepatnya hasil peramalan . Agar kita dapatmeminimalkan penyimpangan
terhadap perubahan , maka perlu di lakukan proyeksidata dengan
pertimbangan factor perubahan tersebut untuk beberapa perubahantersebut
untuk beberapa periode
5. Mengambil keputusan. Hasil peramalan yang telah di lakukan di gunakan
untuk mengambil keputusan untuk bidak membuat berbagai perencanaan
seperti perencanaan produksi, keuangan,penjualan dan perencanaan
lainnya, baik untuk perencanaan jangka pendek maupunperencanaan
jangka panjang . berkaitan dengan keuangan adalah jumlah dana
yangharus di dediakan dan kapan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai