Anda di halaman 1dari 38

Gagal

Jantung
Dosen Pengampu:
Ns.Sahrudi, M.Kep, Sp.KMB

Presented by Group 3
Group Members

1. Abigaul Zakiya ( 220117001 ) 14. Inda Panti Nalova ( 220117039 )

2. Adel Yunita Asbanu ( 220117002 ) 15. Lasma Angelita Saogo ( 220117042 )

3. Agung Bayu Pratama ( 220117006 ) 16. Michael Rabino ( 220117047 )

4. Atika Yuliana ( 220117011 ) 17. Mutiara Kenam ( 220117051 )

5. Bela Ocmawati ( 220117014 ) 18. Nanda Rizka Salsabila ( 220117054 )

6. Calisa Nisa'Ayyubi ( 220117015 ) 19. Natasya Amalia Eka Putri ( 220117057 )

7. Devy Permatasari ( 220117019 ) 20 . Retno ( 220117062 )

8. Dita Nurmala Putri ( 220117022 ) 21. Ridho Ahmad Ababil ( 220117063 )

9. Elsya Ayu ( 220117024 ) 22. Sita Oktavia ( 220117072 )

10. Fadilah Cahyaningtyas ( 220117027 ) 23. Sri Wahyuni ( 220117146 )

11. Fardian Asharizqi ( 220117031 ) 24. Talitha Fathia Sya'banifah ( 220117075 )

12. Geraldine Elmery Junertha ( 220117033 ) 25. Rosalia ( 220117147 )

13. Gesta Pratama Putra ( 220117034 ) 26. Yuanita Nur Aini ( 200114054 )
Pendahuluan
Jantung adalah organ otot berongga yang terletak di pusat dada.
Terdiri dari dua bagian, yaitu atrium yang mengumpulkan darah dan
ventrikel yang mengeluarkan darah. Ventrikel memiliki katup untuk
mengatur aliran masuk dan keluar darah.

Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh


dan menghilangkan karbon dioksida. Ini dilakukan dengan
mengumpulkan darah kaya oksigen dari paru-paru dan
memompanya ke seluruh tubuh.
01
Definisi
Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat lagi memompa darah dengan cukup
untuk memenuhi kebutuhan tubuh, meskipun darah balik dari jaringan masih dalam
keadaan normal. Gagal jantung dapat terjadi sebagai "forward failure"
(ketidakmampuan memompa darah cukup ke jaringan) atau "backward failure"
(ketidakmampuan memompa darah dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi)
atau keduanya.
Klasifikasi Gagal Jantung

Gagal Jantung Akut Gagal Jantung Kronis


Muncul gejala jantung abnormal Kondisi patofisiologi yang berarti jantung
secara tiba-tiba, bisa terjadi tidak memompa darah dengan cukup untuk
tanpa riwayat penyakit jantung memenuhi kebutuhan tubuh, ditandai
sebelumnya, dapat disebabkan dengan gejala seperti sesak napas dan
oleh disfungsi sistolik/diastolik. kelelahan, baik dalam keadaan istirahat
maupun saat beraktivitas.
Klasifikasi Gagal Jantung

Gagal Jantung Kanan Gagal Jantung Kiri


Gagal jantung kanan disebabkan Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel
oleh peningkatan tekanan pulmo gagal untuk memompa darah darah secara
akibat gagal jantung kiri yang adekuat
berlangsung cukup lama.
Klasifikasi Gagal Jantung

Gagal Jantung Sistolik Gagal Jantung Diastolik


Terjadi karena penurunan Terjadi karena ketidakmampuan ventrikel
kontraktilitas ventrikel kiri sehingga dalam pengisian darah.
ventrikel kiri tidak mampu memompa
darah.
02 Etiologi
Menurut Asikin (2016), disfungsi otot jantung paling sering disebabkan oleh:

a. Penyakit Arteri Koroner (PJK):


Penyakit arteri koroner, yang melibatkan arteriosclerosis arteri koroner, merupakan
penyebab utama gagal jantung. Lebih dari 60% pasien gagal jantung memiliki PJK. PJK
menghambat aliran darah ke jantung, yang dapat mengurangi daya pompa jantung.

b. Ischemia Infark Miokard:


Iskemia, yang disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen ke jantung, menyebabkan
disfungsi miokardial dan asidosis akibat akumulasi asam laktat. Infark miokard, atau
sering disebut serangan jantung, menyebabkan kematian sel otot jantung dan
menurunkan kemampuan kontraksi jantung. Besarnya area infark berhubungan dengan
tingkat keparahan gagal jantung.
c. Kardiomiopati:
Kardiomiopati adalah kelainan pada otot jantung, dengan tiga jenis utama: dilatasi, hipertrofi,
dan restriktif. Kardiomiopati dilatasi bisa idiopatik atau dipicu oleh inflamasi miokarditis,
kehamilan, atau agen sitotoksik seperti alkohol. Kardiomiopati hipertrofi dan restriktif
mengurangi distensibilitas dan pengisian ventrikel, yang dapat menyebabkan gagal jantung
diastolik.

d. Hipertensi:
Hipertensi, baik sistemik maupun pulmonar, meningkatkan tahanan terhadap ejeksi jantung
(afterload), meningkatkan beban jantung, dan memicu hipertrofi otot jantung. Walaupun
bertujuan meningkatkan kontraktilitas, hipertrofi ini dapat mengganggu pengisian ventrikel
selama diastole, mengakibatkan penurunan curah jantung dan gagal jantung.

e. Penyakit Katup Jantung:


Disfungsi katup jantung menghambat aliran darah ke arah depan dan meningkatkan tekanan
dalam ruang jantung, meningkatkan beban jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan gagal
jantung diastolik. Keparahan gagal jantung juga dipengaruhi oleh kondisi sistemik seperti
peningkatan metabolisme tubuh, kelebihan zat besi (seperti Hemokromatosis), hipoksia,
anemia, dan disritmia jantung.
03 Manifestasi Klinis
Menurut Nurhidayat, Saiful (2011) manifestasi klinis gagal jantung secara
keseluruhan sangat bergantung pada etiologinya. Namun dapat digambarkan
sebagai berikut :

a. Orthopnea: sesak saat berbaring.


b. Dyspnea on effort (DOE): sesak bila melakukan aktivitas
c. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND): sesak nafas tiba-tiba pada
malam hari disertai batuk
d. Berdebar-debar
e. Lekas capek
f. Batuk-batuk
Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kanan
a. Sesak nafas, dyspnea on effort, a. Edema pretibial, edema presacral, asites
paroxysmal nocturnal dyspnea dan hydrothorax.
b. Pernapasan Cheyne stokes b. Tekanan vena jugularis meningkat
c. Batuk-batuk (hepatojugular reflux).

d. Sianosis c. Gangguan gastrointestinal, mual, muntah,


rasa kembung di epigastrium.
e. Suara sesak
d. Gangguan ginjal, albuminuria, silinder
f. Ronchi basah, halus, tidak nyaring di hialin, glanular, kadar ureum meninggi
daerah basal paru hydrothorax (60-100%), oliguria, nocturia.
g. Kelainan jantung seperti pembesaran f. Hiponatremia, hipokalemia, hipocloremia.
jantung, irama gallop, tachycardia
h. BMR mungkin naik
i. Kelainan pada foto rontgen
0 Mind-Mapping

4
05 Penatalaksanaan
Menurut Kasron (2012), penatalaksanaan CHF meliputi:

Non Farmakologi

a. CHF Kronik 1) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan


menurunkan konsumsi oksigen melalui istirahat atau pembatasan
aktivitas.
2) Diet pembatasan natrium (<4 gr/hari) untuk menurunkan edema.
3) Menghentikan obat-obatan yang mempengaruhi NSAID karena
efek prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan
natrium.
4) Pembatasan cairan (± 1200-1500 cc/hari). 5) Olahraga secara
teratur.

b. CHF Akut 1) Oksigenasi (ventilasi mekanik)


2) Pembatasan cairan (1,5 liter/hari)
Farmakologi

Tujuan: Untuk mengurangi afterload dan preload

a. First line drugs; diuretic.

Tujuan : Mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan


mengurangi kongesti pulmonal pada disfungsi diastolic.

Obatnya adalah:
1. thiazide diuretics untuk CHF sedang
2. loop diuretic
3. metolazone (kombinasi dari loop diuretic untuk meningkatkan
pengeluaran cairan)
4. kalium-sparing diuretic.
b. Second line drugs; ACE inhibitor.
Tujuan: membantu meningkatkan COP dan menurunkan beban kerja jantung.

Obatnya adalah:
1) Digoxin : meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan
untuk kegagalan diastolik yang mana dibutuhkan pengembangan
ventrikel untuk relaksasi.
2) Hidralazin : menurunkan afterload pada disfungsi sistolik.
3) Isosorbid dinitrat : mengurangi preload dan afterload untuk
disfungsi sistolik, hindari vasodilator pada disfungsi sistolik.

4) Calsium Channel Blocker : untuk kegagalan diastolic, meningkatkan


relaksasi dan pengisian ventrikel (jangan dipakai pada CHF
kronik).

5) Beta Blocker : sering dikontraindikasikan karena menekan respons


miokard. Digunakan pada disfungsi diastolik untuk mengurangi HR, mencegah iskemia
miokard, menurunkan TD, hipertrofi ventrikel kiri.
Asuhan
Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CHF ( Congestive Heart Failure )

A. Pengkajian

- Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Usia : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kakap Kp Darat Nipah 3/184 RW 06/RT 01, Dadapsari, Semarang.
Suku / bangsa : Jawa/Indonesia
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

- Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak napas, batuk, dan pusing kepala.
- Status Kesehatan Saat Ini
Pasien mengatakan merasa sesak napas kurang lebih 2 hari dan batuk berdahak yang
disertai lendir berwarna darah. Pasien juga mengatakan apabila dahaknya belum bisa
dikeluarkan, pasien merasa sesak napas. Akhirnya suami pasien membawa pasien ke
Rumah Sakit. Pasien mengatakan sesak nafasnya sudah berlangsung selama 4 tahun yang
lalu. Ketika kambuh, pasien memilih untuk istirahat, dan jika merasa sesak nafas segera
memeriksanya.

- Riwayat Kesehatan Lalu


Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sesak napas sebelumnya. Namun, semenjak 4
tahun yang lalu pasien mengalami sesak napas.

- Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit sesak napas
seperti pasien.

- Riwayat Kesehatan Lingkungan


Pasien mengatakan bertempat tinggal di perkampungan yang dimana jarak rumah dengan
jalan raya lumayan jauh. Pasien juga mengatakan bahwa rumahnya dekat dengan pabrik
peralatan industri, pabrik tekstil bengkel, dan dekat dengan pasar. Rumah pasien yang
berdekatan dengan pabrik yang dimana memungkinkan menyebabkan polusi udara.
B. Pola Kesehatan Fungsional

- Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Pasien mengatakan sebelum masuk Rumah Sakit makan 3 kali sehari dengan porsi cukup
yaitu seporsi penuh piring. Namun saat masuk Rumah Sakit pasien mengatakan tetap
makan 3 kali sehari dengan porsi sedang yaitu setengah porsi dari biasanya.

- Pola nutrisi dan metabolik


Pasien mengatakan sebelum sakit makan 3 kali sehari dengan porsi cukup yaitu seporsi
piring penuh. Namun pada saat sakit pasien masih tetap makan 3 kali sehari dengan porsi
setengah piring. Pasien juga mentakan untuk pola minum tidak mempengaruhi, hanya saja
pada saat satu hari pertama kali sakit pola makan pasien sedikit ada keluhan. Untuk
pantangan makanan pasien tidak ada.

- Pola eliminasi
Pasien mengatakan BAB setiap harinya 1-2 kali sehari dengan waktu setiap pagi, bau khas,
konsistensi padat, tidak ada lendir dan darah, tidak ada keluhan diare disaat BAB, dan tidak
juga mengkonsumsi obat/minuman pencahar perut. Pada BAK pasien mengatakan setiap
harinya BAK 6-7 kali sehari dengan jumlah 1500 cc, dengan waktu tidak tertentu, bau khas,
warna kuning, dan tidak terdapat keluhan nyeri saat BAK.
- Pola aktivitas dan Latihan
Pasien mengatakan dulunya jualan nasi kucing di angkringan sekitar stasiun. Namun, semenjak
PPKM pasien sudah tidak berjualan lagi dan mengatakan perannya untuk sekarang sebagai ibu
rumah tangga yang setiap harinya kegiatannya membereskan rumah, masak, dan mengurus anak
serta suaminya. Dalam aktivitasnya pasien tidak mengalami kesulitan/keluhan dalam aktivitas,
dan perawatan diri hanya sedikit malas dalam pergerakan tubuh. Pasien mengatakan mempunyai
keluhan sesak napas dan merasa lelah jika terlalu banyak melakukan aktivitas, dan disaat kumat
pasien memilih untuk bed rest.

- Pola istirahat dan tidur


Pasien mengatakan dahulu pada saat masih berjualan biasanya tidur jam 12 malam. Dan pasien
mengatakan jam tidur pada saat itu selalu tidak pasti. Namun, sekarang pasien sudah tidak
berjualan lagi dan untuk tidur mengatakan bahwa jam tidurnya di bawah pukul 10 malam. Dan
untuk bangun pasien mengatakan bangun jam setengah 5 pagi. Dan untuk kesulitan tidur saat
sehat tidak ada, hanya saat sesak nafas kambuh pasien mengalami kesulitan tidur

- Pola kognitif – perseptual sensori


Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada pendengaran maupun penglihatan. Semuanya normal.
Pasien juga mampu berbicara dengan baik dan jelas, kooperatif, dan mampu memahami saat
berbicara maupun diajukan pertanyaan. Pasien juga tidak mengalami kesulitan apapun. Selama
sakit pasien merasa nyeri saat bangun dari tempat tidur karena terlalu lama bedrest. Nyeri yang
dirasakan kenyut-kenyut, dan lokasi nyeri dibagian kepala atas. Nyeri skala yaitu 5 dan dirasakan
pada saat dipakai untuk tidur terus-menerus.
- Pola persepsi dan konsep diri
Pasien mengatakan setelah dilakukan perawatan berharap bisa sembuh dan dapat melakukan
aktivitas kembali sebagai ibu rumah tangga agar bisa merawat suami dan anak-anaknya. Pasien
juga mengatakan pada saat sakit sempat merasa cemas dan khawatir. Namun, pasien mengatakan
saat sakit berusaha tetap sabar dan ikhlas, karena sakit yang dirasakan merupakan ujian dari Allah
SWT untuk dapat menghapus dosa-dosanya

- Pola mekanisme koping


Pasien mengatakan dalam mengambil keputusan bersifat musyawarah dengan anggota keluarga.
Dan apabila menghadapi masalah kecil, pasien mengatakan hanya berdiskusi kecil dengan suaminya.

- Pola seksual - reproduksi


Pasien mengatakan memahami fungsi reproduksi dan tidak mengalami gangguan saat berhubungan
seksual. Dan pasien mengatakan tidak ada masalah dalam sistem reproduksi.

- Pola peran – berhubungan dengan orang lain


Pasien dapat berbicara dengan baik, jelas, dan dapat dipahami. Saat diberikan pertanyaan orang
terdekat dan yang lebih berpengaruh pada pasien, pasien mampu menjawab yaitu suami dan
anak-anaknya. Pasien mampu berinteraksi dengan normal dan baik.

- Pola nilai dan kepercayaan


Pasien mengatakan bahwa beragama Islam, dan menjalankan sholat 5 waktu disaat sehat maupun
sakit.
- Pemeriksaan Fisik Hidung : simetris, bersih, tidak ada lesi,
terpasang kanul oksigen dengan 3 lpm.
Kesadaran : compos mentis
Penampilan : pasien terbaring ditempat tidur Telinga : simetris kanan dan kiri,
dan dipasangkan kanul oksigen, lemas, pendengaran baik, dan tidak memakai
rambut pasien tidak begitu acak acakan, dan alat bantu pendengaran, bersih, tidak ada
masih terlihat rapi serumen, dan tidak terdapat infeksi.

Tanda-tanda vital : Mulut dan tenggorokan : mulut bersih, gusi


1. Tekanan darah : 130/80 mmhg tidak berdarah, mukosa pucat, tidak
2. Suhu tubuh 36,2° C terdapat pembengkakan pada kelenjar.
3. Respirasi : 24 x/menit
4. Nadi : 90 x/menit Dada : jantung : inpeksi : iktus tidak
5. Tinggi badan : 162 cm terlihat, palpasi : iktus teraba di SIV 5,
6. Berat badan : 80 kg. perkusi : redup, auskultasi : regular.

Kepala : mesochepal, warna rambut hitam Paru-paru : inpeksi : simetris kiri dan
putih, tidak adanya rambut rontok, bersih, kanan, palpasi : fremitus kiri dan kanan
dan tidak ada ketombe. soma, perkusi : terdengar sonor, auskultasi
: bronkoveskuler.
Mata : pupil isosor, tidak anemis, dan tidak
ada ikterik pada sklera.
Abdomen : inpeksi : tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan, maupun bekas operasi, palpasi
: tidak ada nyeri tekan, perkusi : tympani,
auskultasi : bising usus 10 x/ menit.

Genetalia : tidak terpasang kateter, bersih,


tidak ada tanda infeksi maupun lesi.

Ekstermitas atas dan bawah : ekstermitas atas :


simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak
ada odema, ekstermitas bawah : simetris kanan
dan kiri, tidak ada lesi, capillary refill : normal
dan baik, kurang dari 2 detik. Kulit : warna
sawo matang merata, bersih, turgo kulit
normal, tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan.
- Data Penunjang

1) Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik pada Elektrolit (Na, K, Cl)


tanggal 11 Januari 2022. a) Natrium (Na) : 130.0 L, nilai rujukan :
Hematologi Darah Rutin 1 135 – 147 mmol/L
a) Hemoglobin : 12.7, nilai rujukan 11.7 – b) Kalium (K) : 3.70, nilai rujukan : 3.5 –
15.5 g/dL 5.0 mmol/L c) Klorida
b) Hematokrit : 37.4, nilai rujukan 33.0 – (Cl) : 106.0 H, nilai rujukan : 95 – 105
45.0 mmol/L
c) Leukosit : 19.95 H, nilai rujukan 36.0 –
11.0 ribu/µL 2) Hasil Pemeriksaan EKG pada tanggal 11
d) Trombosit : 189, nilai rujukan 150 – 440 Januari 2022.
ribu/µL KESAN :
e) Golongan Darah / Rh : A / Positif a) Aritmia
b) AF Rapid Ventrikal Respon
Kimia Klinik
a) Ureum : 17, nilai rujukan : 10 – 50 mg/dL
b) Creatinin : 0,84, nilai rujukan : 0,60 – 1.10
mg/dL
3) Hasil Pemeriksaan Instalasi Radiologi pada 4) Diit : Nasi Jantung
tanggal 11 Januari 2022.
5) Therapy
1. Thorax Besar (Non Kontras) Infuse : RL 20 tpm
X Foto Thorax Obat Injeksi :
Cor : Apeks bergeser ke lateral kauda. Furosemide Inj 20 mg/2 mL 1 A 2x1
Pinggang jantung mendatar. Elevasi main Ceftriaxone Serbuk Inj 2 gr 1x1
bronkus kiri. Obat Oral :
Isosorbid Dinitrat Tab 5 mg 1x1
Pulmo : Paracetamol Tab 500 mg 3x1
Corakan bronkovascular meningkat, disertai Acetylcysteine Caps 200 mg 3x1
blurring vascular Tampak bercak pada Notisil 2 mg 2x1
perihilar kanan kiri dan paracardial kanan. Candesartan 8 mg 1x1
Diafragma dan sinus kostofrenikus baik. Bisoprolol 5 mg 1x1
Spironolactone 25 mg 1x1
Kesan : Sucralfate syrup 3x1
Cor : Kardiomegali (LV, LA). Pulmo : Edem Symbicort 2x1
Pulmo, masih mungkin disertai Nebul :
bronkopneumonia. Pulmicort 1 mg 2x1
Ventolin 2,5 mg 2x1
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. DS : - hipersekresi jalan - bersihan jalan napas


- pasien mengatakan batuk napas tidak efektif
berdahak yang disertai keluarnya
lendir darah dan sesak napas,
batuk sedikit susah
DO :
- pasien composmentis
- pasien terpasang kanul oksigen
dengan 3L/menit
- terdapat sekret 1 cc
- pasien tampak lemas
- GCS : 15
- tekanan darah : 130/80 mmhg
- suhu : 36,2 C
- RR : 24 x/menit
- nadi : 90 x/menit
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

2. DS : - agen - nyeri akut


- pasien mengatakan kepalanya pencenderaan fisik
pusing
P : saat bangun dari tempat tidur
Q : pusing kenyut-kenyut
R : kepala bagian atas
S:5
T : saat dipakai tidur/berbaring
terus-menerus
DO :
- pasien tampak meringis dan
gelisah
- nadi : 90 x/menit
- RR : 24 x/menit
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Hipersekresi Jalan Napas ( D.0001 )

2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencederaan Fisik ( D.0077 )


SLKI SIKI
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN Bersihan Jalan Nafas Latihan Batuk Efektif (I.01006)
(L.01001)

1 Bersihan Jalan Nafas Tidak Setelah dilakukan tindakan Observasi: mengidentifikasi kemampuan batuk,
Efektif berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 8 memonitor adanya retensi sputum, memonitor
Hipersekresi Jalan Napas jam diharapkan jalan napas tanda dan gejala infeksi saluran napas
(D.0001) meningkat dengan kriteria
hasil: Terapeutik: mengatur posisi semi-Fowler atau
Fowler, membuang sekret pada tempat sputum.
● batuk efektif
meningkat Edukasi: menjelaskan tujuan dan prosedur batuk
● dispnea menurun efektif, menganjurkan tarik napas dalam melalui
● ortopnea menurun hidung selama 4 detik ditahan selama 2 detik,
● gelisah menurun kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
● frekuensi napas mencucu (dibulatkan) selama 8 detik,
membaik menganjurkan mengulangi tarik napas dalam
● pola napas membaik hingga 3 kali, menganjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3

Kolaborasi: mengkolaborasikan pemberian


mukolitik atau ekspektoran, jika diperlukan.
SLKI SIKI
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)

2 Nyeri Akut berhubungan Dilakukan tindakan Observasi: mengidentifikasi lokasi, karakteristik,


dengan Agen Pencedera keperawatan selama 3 x 8 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
Fisik (D.0077) jam diharapkan nyeri mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi
menurun dengan kriteria faktor yang memperberat dan memperingan
hasil: nyeri.

● keluhan nyeri menurun Terapeutik: memberikan teknik non-farmakologis


● meringis menurun untuk mengurangi rasa nyeri, memfasilitasi
● gelisah menurun istirahat dan tidur.

Edukasi: menjelaskan penyebab, periode, dan


pemicu nyeri, menjelaskan strategi meredakan
nyeri, mengajarkan teknik non-farmakologis
(tarik nafas dalam) untuk mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi: mengkolaborasi pemberian


analgetik, jika diperlukan
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI DAN HASIL (11 Mei 2022)

Pasien mengatakan sudah kurang lebih 2 hari batuk yang


Bersihan Jalan Mengidentifikasi kemampuan batuk dengan
disertai lendir dan sesak napas dan pasien tampak batuk
Nafas Tidak Efektif respon subjektif. berdahak menerus, terlihat tampak engap dan lemas,
berhubungan pasien terpasang kanul oksigen dengan 3L/menit.
dengan
Pasien mengatakan bahwa saat batuk mengeluarkan
Hipersekresi Jalan Memonitor adanya retensi sputum. lendir darah dan secret tampak kental, warna darah,
Nafas (D.0001) aroma dahak (-), jumlah 1 cc.

Pasien mengatakan bahwa saat batuk tidak menerapkan


Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk cara batuk efektif, dan hanya mengandalkan dengan
efektif. menutup menggunakan telapak tangan dan saat
diajarkan cara batuk efektif pasien tampak ikut mengikuti
langkah-langkahnya

Pasien mengatakan akan melakukan dan pasien


Menganjurkan tarik napas dalam melalui melakukan anjuran tarik napas sesuai dengan
hidung selama 4 detik, ditahan 2 detik, prosedur.
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu selama 8 detik. A: masalah keperawatan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI DAN HASIL (12 Mei 2022)

Pasien mengatakan masih batuk berdahak dan


Bersihan Jalan Mengidentifikasi kemampuan batuk mengeluarkan lendir, masih sedikit sesak napas, dan
Nafas Tidak Efektif dengan respon subjektif. pasien tampak batuk berdahak, masih tampak engap, dan
berhubungan lemas, pasien terpasang kanul oksigen dengan 3L/menit.
dengan
Pasien mengatakan masih mengeluarkan lendir dengan
Hipersekresi Jalan Memonitor adanya sputum.
warna coklat, saat batuk mengeluarkan lendir warna
Nafas (D.0001)
coklat, tampak kental, lendir sebanyak 1 cc

Mengatur posisi Semi-Fowler atau Fowler. Pasien mengatakan lebih nyaman dengan posisi
tersebut karena sesak napas nya agak teratasi dan
data objektif pasien tampak nyaman.

Menganjurkan mengulangi tarik napas Pasien mengatakan masih ingat dengan teknik tersebut
dalam. dan melakukan sesuai langkah dan data objektif pasien
tampak memperagakan.

A: masalah keperawatan belum teratasi


P: lanjutkan intervensi
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI DAN HASIL (13 Mei 2022)

Pasien mengatakan masih batuk berdahak dan


Bersihan Jalan Mengidentifikasi kemampuan batuk.
mengeluarkan lendir hijau kekuningan, sesak napas
Nafas Tidak Efektif sedikit berkurang, dan pasien mengatakan bahwa
berhubungan malam telah dilakukan nebulizer, pasien terpasang
dengan kanul oksigen dengan 3L/menit dan pasien masih
Hipersekresi Jalan tampak batuk berdahak.
Nafas (D.0001)

Mengatur posisi Semi-Fowler atau Fowler. Pasien mengatakan setelah dilakukan posisi
semi-Fowler rasa sesak napas yang dirasakan
sedikit berkurang dan data objektif pasien tampak
nyaman.

Menganjurkan batuk dengan kuat langsung Pasien mengatakan bahwa sedikit enakan saat setelah
setelah tarik napas dalam yang ke-3. melakukan batuk kuat dan ditambah cara batuk efektif
dan data objektif pasien tampak mampu melakukan
batuk kuat serta batuk efektif.

A: masalah keperawatan teratasi sebagian


P: hentikan intervensi
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI DAN HASIL (11 Mei 2022)

P : saat bangun dari tempat tidur


Nyeri Akut ● Mengidentifikasi lokasi, Q : terasa kenyut-kenyut
berhubungan karakteristik, durasi, R : kepala bagian atas
dengan Agen frekuensi, kualitas, S : skala 5
Pencedera Fisik intensitas nyeri. T : saat dipakai tidur terlalu lama dan data objektif pasien
(D.0077) ● Memberikan teknik tampak meringis.
non-farmakologi (tarik
nafas dalam). Pasien mengatakan untuk menghilangkan nyeri memilih
● Memfasilitasi istirahat dan tidur agar tidak merasakan nyeri dan data objektif pasien
tidur. tampak memperagakan cara teknik nafas dalam.

Pasien mengatakan nyaman dengan posisi tidur


semi-Fowler, namun jika dipakai untuk tidur terus menerus
akan terasa pusing dan data objektif pasien tampak gelisah

A: masalah keperawatan belum teratasi


P: lanjutkan intervensi
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI DAN HASIL (12 Mei 2022)

Nyeri Akut ● Mengidentifikasi lokasi, Pasien mengatakan kepalanya masih sedikit merasa pusing
berhubungan karakteristik, durasi, P : saat bangun dari tempat tidur
dengan Agen frekuensi, kualitas, Q : kenyut-kenyut
Pencedera Fisik intensitas nyeri. R : kepala bagian atas
S : skala 2
(D.0077) ● Memberikan teknik
T : hilang timbul dan data objektif pasien tampak masih gelisah.
non-farmakologi (tarik
nafas dalam). Pasien mengatakan setelah melakukan cara teknik nafas dalam
● Menjelaskan strategi sakit yang dirasakan sudah mendingan dan data objektif pasien
meredakan nyeri. tampak bisa melakukan teknik napas dalam, pasien tidak
meringis seperti sebelumnya.

Pasien mengatakan akan melakukan teknik tarik napas dalam


untuk mengurangi rasa nyeri dan data objektif pasien tampak
kooperatif.

A: masalah keperawatan teratasi sebagian


P: lanjutkan intervensi
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI DAN HASIL (13 Mei 2022)

Nyeri Akut Mengidentifikasi lokasi, Pasien mengatakan sudah tidak merasa pusing
berhubungan karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan Agen kualitas, intensitas nyeri. Pasien tampak tidak menahan rasa nyeri lagi.
Pencedera Fisik
(D.0077) A: masalah keperawatan teratasi
P: hentikan intervensi
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI DAN HASIL 13 mei 2022

Nyeri Akut mengidentifikasi lokasi,


berhubungan karakteristik, durasi,
dengan Agen frekuensi, kualitas,
Pencederaan Fisik intensitas nyeri

A: masalah keperawatan teratasi sebagian

P: Hentikan intervensi
Terimakasih!
Apakah ada pertanyaan?

CRÉDITOS: Esta plantilla para presentaciones


es una creación de Slidesgo, e incluye iconos
de Flaticon, infografías e imágenes de Freepik

Anda mungkin juga menyukai