i
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Pasal 1
1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 113
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).
ii
DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT
Editor:
iii
Pengembangan Kapasitas dan Soft Skills Tematik
dalam Memberdayakan Masyarakat
Penulis: Akbar Mukti Laksana, Muhammad Sahrul, Lia Maliadani, A’izza Wardatul Hamro,
Prayoga Pangestu, Hady Syahulmi, Muhammad Ikhsan Hadi, Damaragil Danar
Harris, Rosiyani, Wiwit Sulistiono, Fina Ananda, Muhammad Hanif Ikhsan, Annisa
Nurmaida, Muhammada Adam K, Muhammad Diva Mu’zizat, Nadzifa Nurhasanah N
Editor: Muhammad Sahrul
Desain Sampul: Prayoga Pangestu
Tata Letak: Fajrul
QRCBN: -
Diterbitkan oleh:
CV. Semesta Irfani Mandiri
Jln. Al-Hukama, Gg Haji Jawahir No 15, Rangkapan Jaya Baru,
Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.
E-mail: bukuirfani@gmail.com
Website: www.irfanibuku.com
Facebook: Penerbit Irfani
Instagram, Twitter, & TikTok: @penerbitirfani
WhatsApp: 0877 8927 2795
iv
P
enguatan kapasitas mahasiswa dalam
rangka pengembangan soft skill menjadi
sangat penting untuk dilakukan, sehingga
mahasiswa tidak hanya berkonsentrasi pada
pengembangan akademik semata karena mahasis-
wa merupakan aset bangsa dan juga perguruan
tinggi sebagai tempat proses pembelajaran maha-
siswa, tumbuh kembangnya potensi bangsa serta
melahirkan sumber daya manusia unggul untuk
kemajuan indonesia.
v
dengan pembelajaran di masyarakat sekaligus
mempraktikkan pengabdian dan pemberdayaan
masyarakat.
Tim Penyusun
vii
Kata Pengantar ...................................................................... v
Daftar Isi .............................................................................. viii
viii
P
engembangan soft skills pada dewasa ini
menjadi fokus berbagai pihak terutama
dalam dunia pendidikan tinggi, sejak
dicetuskan merdeka belajar kampus merdeka
(MBKM) dengan berbagai program turunannya.
Salah satu program turunan yang dimaksud, yaitu
program penguatan kapasitas organisasi kemaha-
siswaan (PPK Ormawa) dengan empat belas topik
kegiatan. Program penguatan kapasitas organisasi
kemahasiswaan (PPK Ormawa) untuk mening-
katkan kualitas Ormawa dan sekaligus menumbuh-
kembangkan soft skills dan kompetensi mahasiswa
seperti kemampuan berorganisasi, penguatan
karakter Pancasila, bela negara, cinta tanah air, dan
kebangsaan, kepemimpinan, dan bekerja sama
(team work).
1
Perguruan tinggi juga telah mengalami
perubahan paradigma berpikir dari pelaksanaan
Tridharma yang terpisah dengan edukasi sebagai
dharma utama, menjadi edukasi, riset dan pengab-
dian kepada masyarakat yang integratif, saling
mendukung dan menguatkan menuju perguruan
tinggi entrepreneur yang mengusung prinsip
growth mindset dan bukan fix mindset. Perwujudan
perubahan paradigma tersebut dilakukan melalui
pembelajaran intra-kurikuler, ko-kurikuler dan
ekstra-kurikuler, dengan demikian mahasiswa
diharapkan menjadi insan dewasa yang memiliki
kemampuan berupa hard skills dan soft skills yang
seimbang dan sinergi.
2
PPK Ormawa adalah program penguatan
kapasitas Ormawa melalui serangkaian proses
pembinaan Ormawa oleh perguruan tinggi yang
diimplementasikan dalam program pengabdian
dan pemberdayaan masyarakat, yang merupakan
kumpulan dari berbagai gagasan/ide/usulan kegi-
atan dari mahasiswa. Gagasan/usulan kegiatan
merupakan bentuk pengabdian atau pemberda-
yaan masyarakat yang disusun oleh Organisasi
Kemahasiswaan resmi yang ada di perguruan
tinggi, yang dapat diimplementasikan dalam berba-
gai program salah satunya adalah sociopreneur.
5
diuraikan beberapa konsep agar dapat membe-
rikan pemahaman yang komprehensif.
8
S
ebagai perwujudan pengembangan soft skill
dalam kegiatan sociopreneur yang telah
dilakukan dapat diuraikan menjadi dua
bagian penting, pada praktiknya mahasiswa mela-
kukannya sebagaimana uraian berikut:
11
yang tanpa disadari membawa sebuah prestasi
atas akulturasi yang dilakukan.
2. Kemampuan dan Keahlian
Hasil dari bagaimana mahasiswa mengembang-
kan bakat dan minatnya jika ditekuni dan
diseriuskan lalu dijembatani dengan fasilitas
wadah dari organisasi mahasiswa itu sendiri
dapat menemukan titik terang yang bisa men-
jadi sebuah kemampuan dan keahlian yang bisa
menjadi sebuah karateristik dan jati diri yang
ke depannya dapat menunjang diri dalam mem-
persiapakan masa depan dalam sebuah menja-
dikan hal tersebut sebagai soft dan hard skill
yang dimiliki oleh individu-individu yang mau
memiliki hal terbut sebagai karakteristik
dirinya.
3. Softskill Leadership
Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
organsisasi terkadang melibatkan berbagai
banyak pihak dan orang baik dari mahasiswa
itu sendiri atau pihak luar yang memang
12
terlibat dalam kegiatan tersebut. Adanya berba-
gai karakter orang yang terlibat dalam kegiatan
tersebut membuat sebuah tuntutan bagi maha-
siswa agar bisa menyatukan pemikiran menjadi
satu kesatuan yang utuh, atas bedanya pan-
dangan dan pendapat. Secara tidak langsung
kegiatan tersebut melatih mahasiswa dalam
mengutarakan pendapatnya, menggerakkan
dan mengarahkan mahasiswa lain yang terlibat.
Inisiatif akan tumbuh untuk bisa memberikan
dorongan kepada satu sama lain, motivasi diri
serta dapat mengarahkan mahasiswa lain yang
memang satu tujuan.
4. Manajemen Waktu
Menjadi seorang mahasiswa identik dengan
kepadatan aktivitas sehari-hari, apalagi menda-
patkan julukan segabai aktivis yang senang
mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan
oleh organisasi eksternal maupun internal
kampus. Sebagai agen of change and social
control tugas sebagai seorang mahasiswa tidak
13
hanya belajar dalam kelasa dan sibuk dengan
tugas-tugas yang diberikan oleh dosennya,
melainkan juga harus bisa membumi masuk ke
dalam lingkungan masyarakat sebagai penyam-
bung lidah rakyat. Hal ini sesuai dengan Tri
Darma Perguruan Tinggi yang dimana didalam
terdapat tiga aspek yaitu pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat. Ruang
lingkup mahasiwa adalah pembelajaran dan
masyarakat dengan aktivitas mahasiswa yang
begitu padat terkadang mereka menemui ken-
dala dalam membagi waktu anatara akademis
dan organisasi. Disinilah mahasiswa dituntut
untuk dapat dan bisa memanajemen waktunya
dengan mengutamakan skala proritas. Keseim-
bangan dalam mengatur waktunya baik dalam
belajar, berorganisasi, bermain, dan beristi-
rahat membutuhkan komitmen yang konsisten,
persisten dan tanggung jawab atas apa yang
telah dijalankannya. Hal yang paling penting
dalam manajemen waktu adalah perencanaan.
14
Tanpa perencanaan akan susah tercapai semua
hal yang diharapkan.
5. Manajemen Masalah
Kedewasan berpikir mahasiswa akan semakin
tumbuh seiring aktifnya berorganisasi di
kampus. Kedewasaan tersebut bisa tumbuh
dikarenakan dalam proses berorganisasi tidak
selalu berjalan sesuai dengan apa yang diharap-
kan, pasti banyak menemukan masalah dalam
menjalankan organisasi baik dalam tim ataupun
antar personal. Dalam menyelesaikan masalah
langkah-langkah yang dapat dilakukan maha-
siswa dalam menyelesaikan masalah, yaitu:
a) Mahasiswa dapat menerima dan mengiden-
tifikasi pokok masalah yang menimbulkan
ketidakpuasan.
b) Mahasiswa mampu mengumpulkan kete-
rangan atau fakta dengan data yang digali
berdasarkan informasi yang akurat.
c) Menganalisis dan memutuskan dengan
diketahuinya masalah dan terkumpulnya
15
data, sehingga mahasiswa dapat melakukan
evaluasi terhadap keadaan.
6. Jaringan (Relasi) kepada berbagai pihak
Kegaiatan-kegiatan yang diikuti oleh mahasis-
wa melalui organisasi mengharuskan mereka
berinteraksi dengan banyak orang, keterlibatan
orang baru dari berbagai pihak dan dengan
latar belakang yang berbeda-beda memberikan
sisi positif yang secara tidak sengaja. Relasi
baik bisa dibangun dengan banyaknya interaksi
dengan orang baru yang mungkin pengetahuan
dan pengalaman berbeda-beda.
7. Kemampuan Sosial
Unsur ketiga dari Tri Darma Perguruan Tinggi
adalah pengabdian kepada masyarakat, banyak
kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dengan
melakukan pengabdian kepada masyarakat
secara langsung, penemuan hal baru bisa dida-
patkan dalam kegiatan sosial di masyarakat.
Pembuktian ilmu dalam kelas dapat diaplika-
sikan dengan melakukan kegiatan sosial, tak
16
jarang ketika dilapangan kemampuan-kemam-
puan diri akan muncul karena melihat dan
menghadapi kondisi yang harus dihadapi.
Kemampuan diri dalam berkomunikasi akan
dilatih secara langsung dan emosi (emotional
quotient) dalam merasakan permasalahan
langsung di lapangan akan dirasakan bahwa-
sannya ilmu yang ada di kelas tidak sekadar
teori, tetapi segala bentuk pengetahuan dida-
patkan dan bersumber dari lapangan.
8. Kegaiatan Akademis
Pengetahuan yang didapatkan dalam kelas
tidak sepenuhnya dapat dipahami, keterba-
tasan dalam waktu saat menggali informasi di
kelas sehingga tidak sepenuhnya ilmu yang
diberikan dapat dicerna dan dipahami. Tidak
sedikit organisasi mahasiswa memberikan
ruang untuk mahasiswa dapat menggali infor-
masi dan pengetahuan akademis dikelas
melalui cara berbagi dengan diskusi, baik hanya
orang-orang yang memang satu arah ingin
17
mengetahui ranah yang akan diperbincangkan
dan tidak jarang dalam organisasi mahasiswa
itu dalam penggalian pengetahuan akademis
mereka berbagi bersama kakak tingkat yang
dirasa telah berpengalaman terkait pemba-
hasan akademis itu. Inilah yang menjadi alasan
penyeimbang mahasiswa dalam nilai akademis
meski aktif berbagai kegiatan non akademis
dalam ormawa mereka masih bisa menyeim-
bangkan ipk yang menjadi tuntutan dalam
kelas.
9. Problem Solving
Bertemunya banyak orang baru dengan watak
dan latar belakang yang berbeda-beda karak-
teristik apalagi dengan dengan banyaknya
kegiatan yang diikuti maka perbedaan pedapat
dan pandangan pasti terjadi hingga menimbul-
kan konflik antara satu sama lain, dalam
penyelesaiannya harus dilakukan dengan cara
yang lebih menetralisir risiko yang akan dan
mungkin terjadi. Konflik yang dihadapi oleh
18
mahasiswa melalui berbagai permasalahan di
organisasi akan melatih dirinya untu bisa
menajemen permasalahannya sehingga dalam
mencari jalan keluar permasalahannya pun
mahasiswa sudah terbiasa dan tahu apa
tahapan yang akan dilakukan berdasarkan
ukuran dari tingkat resiko dan pengalaman.
Manajem konflik ini akan memberikan penga-
ruh yang luar biasa disaat nanti gelar sajana
disandang dan terjun pada dunia pekerjaan,
para atasan akan menerima dan mendahulukan
orang-orang dengan pengalaman organisasi
karena mereka menilai bahwa mereka calon
pekerja yang terlatih.
10. Administrasi
Keberadaan administrasi tidak terlepas dari
organisasi. Administrasi bisa menggerakan,
mengendalikan, mengembangkan, mengarah-
kan suatu organisasi yang dimana mahasiswa
yang menjalanakan kegiatan administrasi
dalam organisasi disebut dengan administra-
19
stor. Administrasi adalah perencanaan, pengen-
dalian, dan pengorganisasian pekerjaan per-
kantoran, serta penggerakan mereka yang
melaksanakannya agar mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kegiatan keorganisasian
memperlihatkan pola hubungan kemanusiaan
dengan berbagai fasilitas untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan secara bersama-
sama. Adminitrasi tidak jauh hubungannya
dengan surat menyurat, data, arsip serta lain-
lain ini dilakukan untuk bisa mempermudah
jalan organisasi. Birokrasi organisasi tidak akan
bisa berjalan dengan baik jikalau dari segi
keadminitrasiannya tidak terjalankan. Adminis-
trasi dalam organisasi tidak bisa terpisahkan
satu sama lain, peranan administarsi dalam
organisasi memberikan dampak yang sangat
besar dimana secara tidak langsung mahasiswa
dituntut untuk bisa mengoprasikan berbagai
aplikasi yang biasa digunakan seperti Microsoft
Excel, Word, dan aplikasi yang lainnya yang
20
menunjang untuk administarsi. Hard skill
mahasiswa dalam mengoperasikan komputer
akan terlatih dengan tuntutan administrasi
keorganisasian karena segala bentuk data,
surat menyurat baik keluar ataupun masuk
serta arsip tidak lagi menggunkan sistem yang
konvesioanal. Sebagaimana dalam pelaksanaan
kegiatan PPK Ormawa HMKS UMJ administrasi
dijalankan dengan sebagaik mungkin agar kegi-
atan bisa berjalan derngan baik dan lancar.
Alur keadministrasian yang dijalanakan oleh
Tim dalam melaksanakan kegiatan bera-wal
dari bagaimana pembuatan skema pelaksa-
naan terlebih dahulu, ini dilakukan untuk
melihat pengonsepan dari birokrasi keadminis-
trasian yang akan dilakukan. Pembuatan skema
dilakukan untuk melihat seperti apa kegiatan-
nya, kapan rencana pelaksanaannya, siapa saja
yang akan dilibatkan dalam kegiatan dengan
menggunakan berbagai jejaring informasi yang
mungkin sebelumnya sudah terbangun serta
21
kebutuhan apa saja yang butuhkan selama
kegiatan berlangsung. Pengkonsepan skema ini
mengkolaborasikan seluruh peranan yang ada
dalam peranan organisasi mahasiswa, konsep-
an skema telah terbentuk dengan sudah
diketahuinya poin-poin yang akan dilakukan
pada tahapan selanjutnya. Kegiatan sudah dike-
tahui seperti apa, lalui penentuan tanggal sudah
direncanakan dan kemitraan sudah dirancang
maka langkah awal yang dilakukan adalah
melakukan penyerahan surat untuk mengada-
kan audensi. Penyerahan surat ini merupakan
bagian berjalannya keadministrasian, surat
dibuatkan dengan sebaik mungkin dan meng-
gunakan SOP dari organisasi mahasiswa yang
telah ditetapkan dan sudah menjadi aturan dari
organisasinya sendiri. Penyerahan surat yang
dilakukan oleh tim tidak langsung pada point
inti untuk berkolaborasi dan bersinergi lang-
sung dengan kegiatan yang dilakukan melain-
kan hanya sekadar surat pemberintahuan
22
untuk permohonan mengadakan audensi deng-
an mitra yang akan dilibatkan, ini tujuannya
untuk menyambung kontak awal dengan mitra
penentuan audensi kapan dan dimana ini
diserahkan sepenuhnya kepada mitra yang
akan dilibatkan mengingat bahwa tujuan dari
penyerahan surat adalah permohonan.
Setalah keadministrasian berjalan dengan
birokrasinya maka tahapan selanjutnya adalah
merancang apa saja yanga akan disampaikan
dalam audensi yang mungkin nantinya disepa-
kati oleh kedua belah pihak, poin-poin yang
disampaikan tidak jauh dari bagiamana skema
yang telah dibuat. Penjelasan terkait kegiatan,
sinergi dan kolaborasi seperti apa yang akan
dibangun hingga menuju kesepakatan yang
disepakati maka tahapan terakhir adalah
menanyakan terkait kebutuhan apa saja yang
harus dipenuhi baik dari berkas maupun dari
kebutuhan kegiatan yang akan dilaksankan.
23
• Aspek Kapasitas Mahasiswa
Mahasiswa pastinya mempunyai praktik baik
yang diperoleh dari melaksanakan sebuah
program kegiatan yang ada di masyarakat.
Praktik baik tersebut diperoleh dari pengala-
mannya dilingkungan masyarakat baik dari
keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan
permsalahan ataupun pengalaman yang dipero-
leh dari masyarakatnya. Berikut adalah praktik
baik yang diperoleh mahasiswa dalam pengem-
bangan softskill:
Mengubah pola pikir masyarakat terhadap
kegiatan pemberdayaan
Manusia merupakan mahkluk berfikir, akal
fikiran menjadi senjata manusia dalam menja-
lani kehidupan sehari-hari. Selama jantung
berdetak dan mengembuskan nafasnya manu-
sia selalu berfikir. Seperti Fang dkk., (2004),
mendefinisikan pola pikir sebagai sesuatu yang
terjadi di kepala seseorang, yang memiliki
kekuatan untuk mengontrol sikap seseorang
24
dan berpotensi untuk memengaruhi perilaku
seseorang. Sedangkan Aloia, Pasquale, dan
Aloia (2011), mengatakan bahwa pola pikir
merupakan sebuah pandangan mental atau
karakter yang terprogram dan memutuskan
respon individu untuk berbagai situasi.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpul-
kan bahwa pola pikir adalah filosofi kehidupan,
cara berpikir, sikap, opini yang memengaruhi
seseorang dalam pengambilan keputuan, ber-
tingkah laku, kebiasaan, respon terhadap sesu-
atu, dan penelian seseorang. Ada beberapa fak-
tor yang memengaruhi seseorang dalam berpi-
kir di antaranya sebagai berikut:
1. Kebudayaan
2. Pendidikan
3. Lingkungan keluarga
30
1. Resources (Sumber Daya) teridiri dari penda-
taan jenis jumlah, kondisi sumber daya alam,
finansial, manusia, hingga sumber daya fisik
yang dimiliki.
2. Organization (Organisasi): yakni organisasi
atau pelaku yang melaksanakan peran dengan
cara memadukan dan mengintegrasikan berba-
gai sumber daya.
3. Norms (Norma): hal ini berkaitan dengan nilai-
nilai atau prinsip yang digunakan dalam melak-
sanakan kegiatan, berkaitan dengan tingkat
penghargaan terhadap mekanisme.
32
pendayaan, pada tahap ini kontribusi unsur
sumber daya dan organisasi menjadi focus
kegiatan. Kegiatannya berupa monitoring untuk
mengawasi jalannya pemberdayaan. Pada unsur
organisasi dilakukannya keberlanjutan dari sebuah
program yang sudah terlaksana, dengan tujuan
kegiatan pemberdayaan tersebut memiliki makna
berkelanjutan dan menghindari kegiatan yang sia-
sia. Stakeholder yang dapat membantu unsur
keberlanjutan adalah pihak Pemerintah Desa itu
sendiri, Perguruan Tinggi dan pihak relevan yang
memiliki tujuan yang sama dengan kegiatan
pemberdayaan yang sudah dilaksanakan.
36
yang menjadi sebuah kelompok membantu
anggota untuk menyelesaikan masalahnya.
5. Terapi. Hal ini berkaitan dengan pemecahan
masalah yang bersifat individual pada anggota
kelompok. Individu sebagai anggota kelompok
yang memiliki masalah yang sama diminta
untuk saling terbuka dalam mengungkapkan
permasalaahan yang dihadapi. Kelompok ini
membutuhkan pemimpin sebagai pengatur
atau penengah jika terjadi konflik atau
perbedaan pendapat.
37
usaha perubahan, karena kelompok memiliki ciri-
ciri dan fungsi yang efektif dalam membantu
individu-individu, terkait dengan proses sosialisasi.
Pada proses sosialisasi tersebut, antar individu
akan terjadi saling belajar sosial yang berkaitan
dengan pola pikir (mindset), sikap (attitude) dan
perilaku sosial (behavior). Oleh sebab itulah keber-
hasilan tim pelaksana dalam membentuk kelompok
usaha binaan menjadi praktik baik yang didapat-
kan. Pembentukan kelompok usaha binaan bertu-
juan membantu menyelesaikan permasalahan dan
hambatan yang ada dimasing-masing kelompok
dengan memanfaatkan fungsi dari kelompok itu
sendiri seperti yang telah dijelaskan di atas.
38
A. Paparan Proses Kegiatan Pelatihan dan
Pendampingan Sociopreneur
41
Gambar 3. Skema Tahapan Pelaksanaan
42
didapat dari Pemerintah Desa Hambaro serta
Internet.
43
dan tidak adanya keterampilan yang cukup dalam
memasarkan produk.
45
Gambar 2 Tahapan Kegiatan Pelatihan
46
masyarakat akan kegiatan yang akan dilaksa-
nakan selama kurang lebih tiga bulan, langkah
awal dalam pelatihan ini adalah dengan
membentuk kelompok usaha agar memper-
mudah tim nantinya dalam pelaksanaan kegi-
atan usaha, yang dimana selanjutnya kelompok
tersebut disebut dengan kelompok usaha
binaan dari Tim PPK ORMAWA HMKS UMJ.
52
sudah dibentuk terdiri dari empat kelompok yang
berfokus pada olahan kripik dan satu kelompok
yang berfokus pada kerajinan bambu.
53
Gambar 3 Kelompok Usaha Binaan
54
kapasitas, keterampilan dalam melakukan kegiatan
usaha. Pelatihan dan pendampingan berupa kegi-
atan penguatan kapasitas dan peningkatan kesa-
daran melalui pemetaan potensi, pelatihan produk
yang berfokus pada pengembangan variasi rasa,
pelatihan pengemasan dan pemasaran, pelatihan
akses modal dan pelatihan penggunaan media
digital untuk pengembangan usaha. Semua kegiat-
an itu bertujuan untuk meningkatkan baik dari
keterampilan, kapasitas sumber daya manusianya
dan peningkatan nilai produk yang dihasilkan.
Nama Nama
No. Kelompok Toko Produk Usaha
• Berbagai miniatur
• Cangkir/Gelas
55
• Rengginang
• Renggining
Kelompok Ceri • RH
2. Ceria Chips
Ceria • Ampiang
• Keripik Pisang
• Keripik Singkong
Melati
3. Kelompok Melati Criang • Enye-Enye
Dadali
4. Kelompok Dadali • Keripik Pisang
Kriuk
56
melakukan kegiatan usaha dengan memanfaatkan
hasil pertanian dan perkebunan. Namun kebanyak-
an masyarakat Desa Hambaro tidak menyadari
hasil pertanian dan kebiasaanya (kearifan local)
yang dapat menjadi potensi usaha dan membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat serta
meninkatkan kesejahteraan Desa. Hasil identisikasi
dan pemetaan potensi yang ada di Desa Hambaro
sebagai berikut
58
59
Gambar 4 Keterampilan Masyrakat dalam
Mengolah Sumber Daya Alam
60
tidak terjalin antara masyarakat dengan
stakeholder bahkan stakeholder yang berkaitan
dengan pemberdayaan ekonomi yaitu Dinas
Koperasi dan UMKM tidak memiliki komunikasi
yang baik. Atas dasar tim pelaksana yang
berkomitmen untuk menyukseskan kegiatan
pemberdayaan ini, tim pelaksana menghubungkan
stakeholder yang terkait seperti Pemerintah Desa
Hambaro, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Bogor, Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten
Bogor, Koperasi Khairu Umma Leuwiliang dan
BAZNAS Kabupaten Bogor serta bantuan dari pihak
lain seperti Lazismu Leuwiliang, Lazismu UMJ.
61
62
Gambar 5 Membangun Kolaborasi dan Sinergi
dengan Stakeholder
63
produknya berupa keripik pisang, keripik
singkong, enye-enye, rengginang, renggining, RH,
ampyang dan berbagai kerajinan bambu seperti
miniatur kapal, cangkir/gelas, hiasan rumah dan
lain-lain.
64
Gambar 6 Hasil Produk dengan Memanfaatkan
Potensi Lokal
65
Terpenuhinya Kewajiban Tri Dharma
Perguruan Tinggi
66
dan koordinasi tim yang kurang baik menjadi
musuh utama bagi tim pelaksana sehingga
terjadinya miskomunikasi pada beberapa kegiatan,
menggali data dan informasi ke masyarakat Desa
Hambaro dinilai kurang mendalam, tim pelaksana
masih dinilai kurang dalam berpartisipasi di
lingkungan masyarakat karena terbatas dengan
fokus kegiatan, tim tidak ikut serta di dalam
beberapa kegiatan kemasyarakatan.
70
B
uku Pengambangan Kapasitas dan Soft
Skill dihasilkan dari rangkaian kegiat-
an program pengembangangan kapasi-
tas organisasi mahasiswa (PPK ORMAWA) yang
bertempat di Desa Hambaro. Setiap Desa memi-
liki potensi sumber daya manusia maupun sum-
ber daya alamnya, akan tetapi tidak banyak De-
sa yang bisa memaksimalkan dua potensi terse-
but untuk meningkatkan kesejahteraanya.
72
Dari pelaksaan kegiatan program pengu-
atan kapasitas organisasi kemahasiswaan terse-
but dihasilkan semangat kemandirian serta
tersadarkannya akan potensi SDA dan SDM
pada masyarakat serta terbentuknya empat
kelompok usaha binaan sebagai bagian dari
hasil rangkaian kegiatan yang ditelah dilaksana-
kan serta terbangunnya kolaborasi antar masya-
rakat, kelompok usaha dan pemerintah dalam
membangun usaha perekonomian Desa Ham-
baro dan tetap menjaga kearifan lokal yang ada,
sehingga sampai dengan saat ini kelompok
usaha binaan sudah memproduksi dan menda-
patkan hasil dan manfaat dari kegiatan pendam-
pingan yang telah dilakukan.
73
Bhargava, S. (2007). The Evolution of the
Concept of Enterpreneurship. In L. Bhole,
Developmental Aspects of Entrepreneurship
(p. 58). New Delhi: Vivek Mehra for Response
Books.
75
Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi
Kasus di Desa Wonoyoso, Kecamatan
Pringapus, Kabupaten Semarang). Journal Of
Public Policy and Management Review.
Volume 8, Nomer 1, Halaman 1-15
76