Anda di halaman 1dari 6

KHUTHBAH JUM’AT[1]

04/11/2022
Pengadu domba itu Bernama Hoaks
َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ّ َ َّ َ ُ َ َ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ َّ َّ َ ْ ُ ًْ َ ‫احل‬
‫ ولَع‬،‫دل ؼدٍان‬ ِ ‫ والصَلة والسَلم لَع ُمً ٍد س ِي ِد و‬،‫ان‬ ِ ‫ي‬ ‫ادل‬ ‫ك‬ِ ‫و‬
ِ ً ‫ال‬ ‫هلل‬
ِ ‫د‬
َُ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َّ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ‫الز‬
َّ ‫لَع َم ّر‬ ََ ْ ََ ْ َ َ
‫َشيك ِل‬ ِ ‫َّل‬ ‫ه‬‫د‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫َّل‬ ‫إ‬
ِ ‫ِل‬ ‫إ‬
ِ ‫َّل‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫د‬ ّ ‫ش‬‫أ‬‫و‬ ، ‫ان‬
ِ ‫ي‬ ِ ُِ ‫آِل وصح ِت ُِ وحاةِ ِؽي‬ ِِ
ُ‫ َوأَ ْش َّ ُد أَ َّن َسيّ َدٍَا ُُمَ ًَّ ًدا َختْ ُده‬،‫الز َيان َوال ْ ًَ ََكن‬َّ ‫اْل َّ ِث َو‬ ْ َ َّ ْ ْ
‫و‬ ‫ث‬
ِ ‫ي‬ ً ‫س‬ ‫اْل‬ ٌ َ ‫ـز ُه‬
‫ؼ‬ َّ ًََُ ْ ‫ال‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ ُُ ُ َ َ ْ ُ َّ ُ ُ ْ ُ َ َ
،‫اَّل ْي َكن خوقُ اهق ْرآن‬ ِ ‫ورسِْل‬
َْ َّ َ َ َْ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ ُ ّ َ ‫َ َّ َ ْ ُ َ َ َّ ْ م‬
‫ اهقائِ ِن ِِف‬،‫ان‬ ِ ًَ‫هلل ال‬ ِ ‫ ف ِإِن أو ِصيلى وجف ِِس ةِخقْى ا‬،ٌِ ‫ ِؼتاد الرح‬،‫أيا بؽد‬
ٌ َ ٌ َ ْ َ َ َّ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُْ َ
)81 /‫ يا يو ِفظ ِيٌ قْ ٍل إَِّل دلي ُِ ر ِقيب ؼ ِخيد (ق‬/‫آن‬ ِ ‫ِلخاةِ ُِ اهقر‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama
kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan
kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari
seluruh yang diharamkan.
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Sungguh, nikmat-nikmat Allah kepada kita sangatlah banyak. Kita
tidak dapat menghitungnya satu persatu. Allah ta’ala adalah pemilik kita
dan pemilik semua nikmat yang Ia anugerahkan kepada kita. Allah ta’ala
memerintahkan kepada kita agar mensyukuri nikmat-nikmat-Nya.
Bagaimana cara mensyukurinya?. Yaitu dengan cara tidak menggunakan
nikmat-nikmat itu dalam hal yang tidak diizinkan oleh Allah. Atau dengan
kata lain, tidak menggunakan nikmat Allah dalam berbuat dosa dan
maksiat kepada-Nya.
Harta adalah nikmat dari Allah ta’ala. Janganlah kita gunakan untuk
melakukan perbuatan yang tidak diizinkan oleh-Nya. Badan adalah
nikmat dari Allah. Maka janganlah digunakan untuk bermaksiat kepada-
Nya. Tangan adalah nikmat dari Allah. Maka jangan digunakan dalam
perkara yang tidak diridlai oleh Allah. Kaki adalah nikmat dari Allah. Maka
[1]
Oleh: al faqir Nur Rohmad, Katib Syuriyah MWCNU Dawarblandong, Kab. Mojokerto dan
Pengasuh Majelis Ilmu & Dzikir NURUL FALAH, Mojokerto. No. wa: 0815-15-785-373.

1
janganlah kita menggunakan kaki untuk melakukan perkara yang dibenci
oleh Allah. Mata adalah nikmat dari Allah. Maka janganlah digunakan
untuk melihat sesuatu yang dilarang oleh Allah. Telinga adalah nikmat
dari Allah. Maka janganlah digunakan untuk mendengar sesuatu yang
diharamkan oleh Allah. Lidah adalah nikmat dari Allah. Maka janganlah
digunakan untuk mengucapkan perkataan yang Allah haramkan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Lidah adalah salah satu nikmat yang sangat agung. Dengan
memberikan nikmat lidah, Allah telah memuliakan manusia dan
memberikan anugerah yang besar kepadanya. Dalam al-Qur’an, Allah
menyebutkan nikmat lidah saat menyebutkan beberapa nikmat kepada

َْْ َ َُ ْ َ َْ ْ ََ
para hamba-Nya. Allah ta’ala berfirman:
ََْ َ َ ً َ َ
)9-1 /‫) (ابلدل‬9( ‫ْي‬
ِ ‫) ولِساٍا وشفخ‬1( ‫ْي‬
ِ ‫ألى َنؽن ِل خين‬
Maknanya: “Bukankah Kami telah memberikan kepada manusia dua buah
mata, lidah dan dua bibir?” (QS al-Balad: 8-9)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Salah satu bentuk syukur atas nikmat lidah adalah menjauhkan
lidah kita dari menyampaikan dan menyebarkan berita bohong atau lebih
sering disebut dengan istilah hoaks.
Di era medsos seperti saat ini, kita tidak hanya dituntut untuk
menjaga lidah. Namun kita juga dituntut agar menjaga jempol dan jari-jari
kita. Karena apa yang kita tulis dengan tangan sejatinya sama dengan apa
yang kita ucapkan dengan lisan. Imam al-Ghazali dalam Ihya’ ‘Ulumiddin

ْ َ َ ّ ُ َ َ َ َ َ ْ َّ
berujar:
‫ْي‬
ِ ‫ِإن اهقوى أحد ال ِوساج‬
“Sesungguhnya pena (tulisan) adalah salah satu dari dua lisan”
Tak jarang, demi ingin disebut sebagai pihak pertama yang
menyampaikan berita, seseorang dengan mudahnya membagikan kabar
tanpa melakukan cek dan ricek terlebih dahulu tentang kebenarannya.
Berita itu dengan cepat menyebar dari satu Grup WA ke Grup WA lainnya,
bahkan seringkali menyebar hingga ke berbagai media sosial.
Puluhan bahkan mungkin ribuan orang dengan cepat memperoleh
berita tersebut. Jika yang disebar adalah berita yang benar, tentu tak jadi
soal. Akan menjadi masalah ketika berita tersebut tidak benar dan
bahkan cenderung ke arah fitnah dan mengadu domba. Akibatnya bisa
sangat fatal.

2
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Informasi yang kita sampaikan, jika ia adalah hoaks, maka tidak
hanya menjatuhkan pelakunya pada dosa bohong. Akan tetapi juga dapat
menjerumuskannya pada dosa-dosa yang lain. Di antaranya adalah dosa
namimah (mengadu domba)
Para ulama mendefinisikan berbohong dengan makna
“Menyampaikan perkataan yang berbeda dengan kenyataan padahal ia
tahu bahwa perkataannya itu memang berbeda dengan kenyataan”.
Berbohong hukumnya bisa dosa kecil, dosa besar bahkan bisa
menjerumuskan kepada kekufuran. Jika sebuah kebohongan tidak
mengandung bahaya yang mengenai seorang Muslim, maka ia termasuk
dosa kecil. Namun demikian, dosa kecil tidak boleh diremehkan karena
gedung pencakar langit pada hakikatnya adalah tumpukan dari batu-batu
bata yang kecil. Imam Ahmad dan ath-Thabarani meriwayatkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ُ َ َ َ َ ُّ َّ َ ُ ُ َ َ َ َّ َ ْ ُ ُّ َّ َ ُ ْ ُ َّ
‫ات اَّلٍ ْْ ِب ل ًَث ِن ق ْْمٍ ٍ َزل ْْا َب ْط ٌَ َوا ٍد‬ ِ ‫ات اَّلٍْ ِب ف ِإجًا يثن ُمق َر‬ ِ ‫إِياكى َوُمق َر‬
ْ ُ ُّ َ َّ َ ُ َّ َ ْ ُ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َّ َ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ
‫ات اَّلٍْ ِب‬ ِ ‫فجاء ذا ةِؽْ ٍد وجاء ذا ِةؽْ ٍد حّت حوْا يا أٍضجْا ةِ ُِ خْبِى و ِإن ُمقر‬
ُّ)‫َب ِاِن‬ َّ ‫ح ُد َو‬
َ َ ‫اهط‬ َ ْ َ‫م ُُ ( َر َو ُاه أ‬
ْ ُْ َُ َ َ ْ َ ُْ َ َ
‫احتّا تّ ِو‬
ِ ‫يّت يؤخذ ةِّا ص‬
Maknanya: “Jauhilah dosa-dosa yang remeh (dosa kecil), sungguh
perumpamaan dosa-dosa yang remeh adalah seperti sekelompok orang
yang turun dan singgah di sebuah lembah, lalu satu orang mengumpulkan
kayu bakar, satu orang lagi datang dengan kayu bakar pula dan seterusnya
hingga mereka mengumpulkan kayu bakar yang cukup untuk memasak roti
mereka. Sungguh dosa-dosa remeh itu jika pelakunya dikenai siksa
karenanya, maka dosa-dosa itu akan membinasakannya” (HR Ahmad dan
ath-Thabarani)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Hadits yang mulia ini menjelaskan kepada kita bahwa dosa-dosa
kecil jika terus menerus dilakukan akan mengantarkan seseorang
melakukan dosa-dosa besar. Betapa banyak dosa kecil yang diremehkan
oleh pelakunya lalu ia pun terus melakukannya hingga menggiringnya
kepada dosa besar, dan kadang menyeretnya pada kekufuran. Oleh
ْ ُ ْ َ َّ ُ َّ َ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ
karenanya, seorang ulama salaf mengatakan:
ْ َ
‫اص ة ِريد اهلف ِر لًا أن احلّم ة ِريد الًْ ِت‬
ِ ‫الًؽ‬

3
“Perbuatan-perbuatan maksiat mengantarkan kepada kekufuran
sebagaimana demam mengantarkan kepada kematian” (Diriwayatkan oleh
al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman)
Sedangkan jika sebuah kebohongan mengandung bahaya yang
mengenai seorang Muslim, maka hal ini termasuk dosa besar. Dan jika
dalam kebohongan tersebut terdapat unsur menghalalkan perkara yang
telah disepakati keharamannya oleh para ulama, dan kalangan awam
serta terpelajar mengetahui keharamannya dan hal itu tidak samar
baginya seperti keharaman zina, anal seks dan mencuri, atau
mengharamkan perkara halal yang nyata-nyata halal, yakni kalangan
awam dan terpelajar mengetahui kehalalannya, seperti jual beli dan
nikah, maka kebohongan tersebut adalah kekufuran. Na’udzu billahi min
dzalik.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Berbohong hukumnya adalah haram, baik dilakukan dengan tujuan
bercanda ataupun sungguh-sungguh, baik dilakukan dengan niat

ْ َ ُ َ َ ُ َ ٌ ْ َ َ ُ َ ٌ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ ُ ْ َ َّ ُ َ ْ َ ْ ُ ّ َ ُ ْ َّ ٌ ْ َ
membuat orang tertawa ataupun tidak. Baginda Nabi menegaskan:
ُ َ
‫َّلي ُي ِدث اهقْم ثى يل ِذب ِِلض ِحمّى وين ِل ووين ِل (رواه أحد ِِف‬ ِ ِ ‫وين ل‬
)ِ‫ُم ْسََ ِده‬
Maknanya: “Sungguh celaka orang yang berbicara kepada suatu kaum
kemudian ia berbohong untuk membuat mereka tertawa, sungguh celaka
ia, sungguh celaka ia” (HR Ahmad dalam Musnad-nya)
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Sedangkan namimah (mengadu domba) adalah menyampaikan
perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak
hubungan antara keduanya. Namimah adalah salah satu dosa besar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ُّ َ ُ ُ َ َ ٌ َّ َ َ َّ َ ُ ُ ْ َ َ
)‫اري‬ِ ‫َّل يدخن اْلَث قخات (رواه ابلخ‬
Maknanya: “Pelaku namimah tidak akan masuk surga (bersama orang-
orang yang paling awal masuk surga)” (HR al-Bukhari)
Kaum Muslimin yang berbahagia,
Demikianlah khutbah yang singkat ini. Semoga kita selalu diberi
kekuatan dan kemampuan oleh Allah untuk menjaga lisan. Jangan
sampai lisan kita menjadi sumber hoaks, penyebar fitnah serta adu
domba, penyulut pertikaian dan pemecah belah persatuan dan kesatuan.

4
‫‪Di era yang penuh fitnah ini, memperbanyak diam adalah sikap bijak yang‬‬
‫‪dapat kita lakukan. Kita tahan lisan dan jari jemari kita agar tidak banyak‬‬
‫‪omong dan banyak berkomentar agar kita selamat. Marilah kita amalkan‬‬
‫‪hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:‬‬
‫اهِت ِي ِذ ُّي)‬ ‫ج ََنَا َ‬
‫(ر َو ُاه ّ ْ‬ ‫َ‬
‫"ي ٌْ َص ًَ َ‬
‫ِ‬
‫)‪Maknanya: “Barang siapa diam, maka ia selamat” (HR at-Tirmidzi‬‬

‫اسخَ ْغف ُر ْو ُه‪ ،‬إٍَّ ُُ ُِ َْ اهْ َغ ُف ْْ ُر َّ‬


‫الر ِحيْى‪ُ.‬‬ ‫َُُْ َْ ْ م َ ََ ْ َْ ُ َ ْ ََ ُ‬
‫ل ْى‪ ،‬فَ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫أقْل قْ ِل ِذا وأسخغ ِفر اهلل ِل وه‬

‫َ َ َ َ ُ َ ّ ْ َ ُ َ ّ ُ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ‬ ‫َ ْ ْ ُ‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫آِل‬
‫هلل وكَف‪ ،‬وأص ِل وأس ِوى لَع س ِي ِدٍا ُمً ٍد الًصطَف‪ ،‬ولَع ِ ِ‬ ‫احلًَد ِ‬
‫ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ َ ّ َ َ‬ ‫َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َّ َ َّ‬
‫َشيك ِل‪ ،‬وأشّد أن س ِيدٍا‬ ‫وأصحاةِ ُِ أِ ِن الْفا‪ .‬أشّد أن َّل إِِل إَِّل اهلل وحده َّل ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َُ‬
‫ُم ًَّ ًدا ختْ ُد ُه َو َر ُس ْْ ُِل‪.‬‬
‫ل اهْ َؽغيىْ‬ ‫ّ‬ ‫ِس ةخَ ْق َْى اهلل اهْؽَ‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ َ ْ ُ َ َ َ ُّ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ُ ْ ْ ُ ْ َ َ ْ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫أيا بؽد‪ ،‬فيا أحّا الًس ِوًْن‪ ،‬أو ِصيلى وجف ِ ِ‬
‫مريىْ‬ ‫ََ َ ّ ْ َ‬ ‫َّ َ َ َّ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ ُ ْ َ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ‬
‫واؼوًْا أن اهلل أمركى ةِأم ٍر ؼ ِغي ٍى‪ ،‬أمركى ةِالصَل ِة والسَلمِ لَع ٍ ِب ِي ُِ اه ِ ِ‬
‫ُ‬ ‫َ َ ُ ُ َ ُّ َ َ َ َّ ّّ َ َ ُّ َ َّ َ َ ُ َ ُّ َ َ ْ َ َ ّّ‬ ‫َ َ َ َّ َّ َ َ َ‬
‫اَّليٌ آيَْا صوْا ؼوي ُِ وسوًْا‬ ‫فقال‪ِ /‬إن اّلل َومَلئِلخُ يصوْن لَع انل ِِب‪ ،‬يا أحّا ِ‬
‫َ ّ َ ُ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ َ َ َ ّ َ‬ ‫َ ْ ً َ ِّ ُ َّ َ ّ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫آل س ِي ِدٍا ُمً ٍد لًا صويج لَع س ِي ِدٍا‬ ‫تس ِويًا‪ ،‬الوّى ص ِن لَع س ِي ِدٍا ُمً ٍد ولَع ِ‬
‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ ّ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ َ َ َ‬ ‫َْ َْ َ ََ‬
‫آل َس ِيّ ِدٍا ُم ًَّ ٍد ل ًَا‬ ‫ِ‬ ‫لَع‬ ‫و‬ ‫د‬
‫ٍ‬ ‫ً‬ ‫ُم‬ ‫ا‬ ‫ٍ‬ ‫د‬
‫ِ‬ ‫ي‬
‫ِ‬ ‫س‬ ‫لَع‬ ‫ك‬‫ار‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ى‬ ‫ي‬‫ِ‬‫ِ‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ة‬‫إ‬
‫ِ ِ ِ‬‫ا‬ ‫ٍ‬ ‫د‬
‫ِ‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫آل‬ ‫لَع‬ ‫ِإةرا ِِيى و‬
‫َ ّ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ ْ ٌ َ ْ ٌ‬ ‫َ َْ َ ََ َ ّ َ َْ َْ َ ََ‬
‫َميد‪.‬‬ ‫حيد ِ‬ ‫آل س ِي ِدٍا ِإةرا ِِيى‪ِِ ،‬ف اهؽال ًِْي ِإٍك ِ‬ ‫ةاركج لَع س ِي ِدٍا ِإةرا ِِيى ولَع ِ‬
‫َ‬
‫حيَا ِء ِيَْ ُّ ْى َو ْاْل ْم َ‬‫ْ ْ‬‫َ‬ ‫ْي َوال ْ ًُ ْؤيََ‬ ‫ْي َوال ْ ًُ ْسو ًَات وال ْ ًُ ْؤيَ ْ َ‬ ‫اغف ْر لوْ ًُ ْسوً ْ َ‬ ‫َ ِّ ُ َّ ْ‬
‫ات‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ْ‬ ‫اْل‬ ‫ات‬
‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫الوّى ِ ِ‬
‫ْ َ ْ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُّ ُ ْ َ‬
‫امهلل ادفػ خَا ابلَلء واهغَلء والْباء واهفحشاء والًَمر وابلغ والسيْف‬
‫ْ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ً‬
‫اصث َو ِي ٌْ‬ ‫دلٍا ِذا خ‬ ‫الًخخ ِوفث والشدائِد وال ًِحٌ‪ ،‬يا عّر ِيَّا ويا بطٌ‪ِ ،‬يٌ ة ِ‬
‫ْ ُ ْ ْ َ َ َّ ً َّ َ َ َ ُ ّ َ ْ َ‬
‫َش ٍء ق ِديْ ٌر‬ ‫ك‬ ‫لَع‬ ‫ك‬ ‫ٍ‬ ‫إ‬ ‫‪،‬‬ ‫ث‬ ‫ي‬ ‫َع‬ ‫ْي‬ ‫ً‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ً‬ ‫ال‬ ‫ان‬ ‫ةُ ْ َ‬
‫دل‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬

‫‪5‬‬
َ َ َْ َ ْ ُْ َ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ َّ َ َ
ٌِ ‫ان و ِإحخا ِء ِذي اهقرب ويَه ؼ‬ ِ ‫ إن اهلل يأمر ةِاهؽد ِل واْلحس‬،‫هلل‬ ِ ‫ِؼتاد ا‬
ْ َ ُ َ َ َّ َ َ ُ َّ َ ُ ُ ْ َ َ َ ْ ُْ َ َ ْ َ
‫اهلل اه َؽ ِغيْ َى‬ ‫ فاذل ُروا‬.‫ يَ ِؽغل ْى ه َؽول ْى حذل ُر ْون‬،‫غ‬ ‫ابل‬‫و‬
ِ ْ َ ِ ْ َ‫ر‬ ‫م‬ ًَ ‫ال‬‫و‬ ‫ء‬
ِ ‫ا‬‫ش‬ ‫اهفح‬
ُ َ ‫َّلل ُر اهلل أك‬ ْ ُ ُ َْ
.‫َب‬ ِ ِ ‫يذل ْركى َو‬
Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur
dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kab. Mojokerto, Tinggal di
Dawarblandong, Mojokerto

Anda mungkin juga menyukai