KALIMAT
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan
predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.
Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda
seru.
A. Unsur Kalimat
Adalah jabatan kata atau peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O),
pelengkap (Pel) dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya
terdiri atas dua unsur, yakni S dan P. Unsur lain (O, Pel, dan Ket) dapat wajib hadir atau tidak
wajib hadir dalam suatu kalimat. Pengisi S, P, O, Pel, Ket dalam kalimat tidak hanya berupa
kata, tetapi dapat juga berupa frasa.
Contoh S, P, O, Pel, Ket berbentuk frasa, yaitu pembawa acara yang kocak (itu) :
(S) Pembawa acara yang kocak itu // membeli // bunga.
S P O
(P) Indra // pembawa acara yang kocak.
S P
(O) Tika // menelpon // pembawa acara yang kocak itu.
S P O
(Pel) Pesulap itu // menjadi // pembawa acara yang kocak.
S P Pel
(Ket) Tika // pergi // dengan pembawa acara yang kocak itu.
S P Ket
1. Subjek
Adalah bagian kalimat yang menunjuk pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau
suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh
kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal.
Contoh :
Ayahku sedang melukis.(f. benda)
Meja direktur besar. (f.benda)
Yang berbaju batik dosen saya. (klausa)
Membangun jalan layang sangat mahal. (f. verbal)
2
2. Predikat
Adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan
bagaimana S (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberi tahu
tindakan atau perbuatan S, predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau
jati diri S. Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah
sesuatu yang dimiliki S. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas
verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.
Contoh : Putrinya cantik jelita.
Kucingnya belang tiga.
Kota Jakarta dalam keadaan aman.
3. Objek
Adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nomina,
frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu
verba yang menuntut wajib hadirnya O. Verba transitif biasanya ditandai oleh kehadiran
sufiks –kan dan –i serta prefiks meng-.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan.
Contoh :
Ibu membeli baju. (O)
Baju (S) dibeli ibu.
3
4. Pelengkap
Adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang
berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan
O juga sama, yaitu dapat berupa nominal atau klausa. Namun antara O dan Pel terdapat
perbedaan.
Contoh :
a. Ketua MPR membacakan Pancasila.
S P O
Kedua kalimat aktif yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila, jika
hendak dipasifkan, ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila
sebagai O, yaitu : Pancasila dibacakan oleh Ketua MPR.
S P O
Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindahkan ke depan menjadi S
dalam kalimat pasif. Contoh: Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
Selain diisi oleh frasa nominal, Pel dapat pula diisi oleh frasa adjektival dan frasa
preposisional. Di samping itu, letak Pel tidak selalu persis di belakang P. Kalau dalam
kalimatnya terdapat O, letak Pel adalah di belakang O.
5. Keterangan
Adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang
lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O dan Pel. Posisinya bersifat
manasuka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa
nominal, adverbial, klausa.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli
membagi keterangan atas sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998: 3660), yaitu:
4
Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas. (Ket. tempat)
Lia memotong roti dengan pisau (Ket. alat)
Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya. (Ket. tujuan)
Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati. (Ket. cara)
Amir pergi dengan teman-teman sekolahnya. (Ket. penyerta)
Mahasiswa hukum itu berdebat bagaikan pengacara. (Ket. similatif)
Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (Ket. penyebaban)
Murid-murid TK berpegangan satu sama lain. (Ket. kesalingan)
Rustam sekarang sedang belajar. (Ket. waktu)
Fungsi
Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan
Tipe
S P
a. Lina tersenyum
b. Lina, anak Pak Hadi, tersenyum manis.
c. Kenalan saya dosen filsafat.
d. Para pengungsi terlantar.
S P O
a. Tamu negara bertemu dengan tokoh LSM terkenal.\
b. Tika membawa buku.
S P Pel
a. Negara kita berlandaskan hukum.
6
b. Gamelan merupakan ciri kesenian tradisional.
S P Ket
a. Tika tinggal di Tenggarong.
b. Apel didatangkan dari Malang.
5. Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Pel
S (di sebelah kiri), O dan Pel (di sebelah kanan)
S P O Pel
a. Yuni membelikan adiknya sepeda mini yang bagus.
b. Petani menanami sawahnya sayur-sayuran.
S P O Ket
a. Mereka memperlakukan saya dengan sopan.
b. Pemerintah menaikkan harga BBM mulai tanggal 1 Juni 2004.
C. Jenis Kalimat
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa
pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, dan (d) susunan subjek
predikatnya.
1. Jenis kalimat menurut jumlah klausanya
a. Kalimat tunggal
Adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat tunggal hanya mengandung
unsur kalimat yang serba tunggal.
Contoh :
S P
Kami mahasiswa Unikarta.
Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
Sapi-sapi sedang merumput.
8
Mobil orang kaya itu ada delapan.
b. Kalimat majemuk
Adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih.
Contoh:
Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
Ida rajin membaca, baik sewaktu menjadi mahasiswa, maupun setelah bekerja.
Para peserta lomba sudah mulai datang, sedangkan panitia belum siap.
Kamu tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
Ia berjalan menyusuri lorong, lalu membuka pintu, kemudian masuk mengendap-
endap.
4. konsesif Klausa bawahan memuat pernyataan yang walau (pun), meski (pun),
tidak akan mengubah apa yang dinyatakan sekalipun, biar (pun), kendati
dalam klausa utama (pun), sungguh (pun)
6. penyebaban Klausa bawahan menyatakan sebab atau sebab, karena, oleh karena
alasan terjadinya sesuatu yang dinyatakan
dalam klausa utama
Contoh:
Dia datang ketika kami sedang rapat.
Anda harus bekerja keras agar dapat berhasil.
Gelombang itu sangat dahsyat sehingga menghancurkan kota itu.
Petani berusaha meningkatkan panen dengan menggunakan bibit unggul.
Kota ini akan teratur andaikata masyarakatnya mempunyai disiplin yang tinggi.