Ketika ayah mandi, kakek tidur di kamar dan ibu memasak di dapur.
Ayah saya! (sebagai kalimat jawaban terhadap kalimat tanya: siapa yang
membaca koran di kamar?).
Koran! (sebagai jawaban terhadap kalimat tanya: buku apa yang dibaca ayah?).
Pola Kalimat
Dalam tabel diatas, tampak kolom S-P terisi penuh karena keduanya
hador dalam suatu kalimat, sedangkan O, Pel, dan Ket tidak penuh karena
kehadirannya tidak wajib dalam suatu kalimat. Dengan adanya pola kalaimat
dasar ini, semua kaliamat bahasa Indonesia, apapun jenisnya dan
bagaimanapun panjangnya, harus dapat deipadatkan sehingga unsur-unsurnya
dapat dimasukkan kedalam tipe tersebut. Keenam tipe kalimat dalam tabel
diatas adalah kalimat tunggal yang hanya memiliki satu. Pengenalan terhadap
jenis pola kalimat dasar akan dijelaskan sebagai berikut:
JENIS KALIMAT
3. Modus Kalimatnya
Kalimat Efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/penulis secara
tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif
dalam hal ini adalah ukuran kalimat mampu menjembatani timbulya pemikiran yang sama
antarpenulis/penutur dan pembaca/pendengar. Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran
penulis/pembaca secara pas dan jitu sehingga pendengar/pembaca akan memahami pikirra
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap, seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicara.
1. Kelogisan
kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan sat ide, kalimat
boleh pnjang atau pendek, mengagungkan lebih dari satu unsur pilihan, bahkan dapat
mempertentangkan unsur pilihan yang sat dan yang lainnya asalkan ide atau gagasan kalimatnya
satu. Artinya dalam setiap kalimat hanya terdapat satu maksud utama penulis/pembicara dan
maksud itu harus dapat dikenali dan dipahami oleh pembaca/pendengar.
Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan
kredit. (terdapat subjek ganda dalam satu kalimat)
Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit membangun gedung sekolah baru.
2. Kepaduan (Koheresi)
Koheresi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat.
Yang termasuk unsur pementuk kalimat, yaitu fakta,frasa, klausa, tanda baca, da fungsi sintaksis
(S-P-O-Pel-K).
Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak memepunyai
subjek/subjeknya tidak jelas).
3. Kepararelan
Kepararelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama
pola, atau susunan kata atau frasa yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya, dalam sebuah
perincian, jika unsur pertama menggunakan verba, unsur kedua, dan unsur berikutnya juga harus
verba. Jika unsur pertama berbentuk nomina, unsur berikutnya juga harus berbentuk nomina.
Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi
label.
4. Ketepatan
Dalam praktik lapangan baik dalam wawancara lisan maupun wawancara tulis, masih banyak
pemakaian bahasa yang mengabaikan masalah ketetapan pemakaian unsur-unsur pembentuk
kaliamat. Akibatnya, kalimat yang dihasilakanpun tidak tinggi kualitasnya.
Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehigga petang. (salah dalam
pemakaian sehingga)
Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.
5. Kehematan
Kehematan adalah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat
disini berati tidak memakai kata-kata mubazr, tidak mengulang subjek, tidak menjamakkan kata yang
memang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata kalimat akan menjadi padat dan berisi.
Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar sepajang hari dari pagi
sampai sore.
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalmat logis/masuk akal. Logis dalam hal ini menuntut
adanya pola pikir yang sistematis (runtut/teratur dalam penghitungan angka dan penomoran).
Sebuah kalimat yang sudah benar struktur, tanda baca, kata, frasanya, dapat menjadi salah jika
maknanya lemah dari segi logika berbahasa.
Kambing sangat senang bermain hujan. (padahal kambing tergolong binatag anti air)
Karena lama tinggal diasrama putra, anaknya semua laki-laki. (tidak ada hubungan tinggal di
asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki)
Tumpukan uang itu terdiri atas pecahan ribuan, ratusan, sepuluh ribuan, lima ribuan, dua
puluh ribuan. (tidak runtut dalam merinci)