Anda di halaman 1dari 5

Cara menyusun pola kalimat bahasa Indonesia

Pengertian Kalimat

suatu bahasa kecil yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri
dengan kesenyapan, dan dalam bahasa tulis diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik,
tanda seru dan tanda tanya. Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, dan /
atau klausa. Jika disusun berdasarkan pengertian di atas, unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi dan
pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada bagian yang tidak dapat dihilangkan, ada pula
bagian yang dapat dihilangkan. Bagian yang tidak dapat dihilangkan itu disebut inti kalimat, sedangkan
bagian yang dapat dihilangkan bukan inti kalimat. Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar dan
bagian bukan inti dapat membentu kalimat luas.

Unsur- Unsur Kalimat

1. Subjek (S)

Di dalam sebuah kalimat Subjek (S) adalah pelaku atau orang yang melakukan kegiatan tertentu. Subjek
pada umumnya berupa kata benda seperti nama orang, binatang, tumbuhan, dan benda. Contoh: Budi,
Gajah, Anggrek, sekolah dan lain-lain.

2. Predikat (P)

Predikat adalah unsur kalimat yang menyatakan kegiatan yang sedang dilakukan oleh Subjek. Predkat
biasanya merupakan kata-kata kerja. Misalnya, Memasak, bermain, menyanyi, dan lain-lain

3. Objek (O)

Objek adalah sesuatu yang dikenai tindakan oleh Subjek. Sama seperti Subjek, Objek dapat berupa kata-
kata benda. Misalnya, Ayah, Harimau, Pakaian, dan lain-lain.

4. Keterangan (K)
Di dalam sebuah kalimat keterangan menjelaskan bagaimana, dimana atau kapan peristiwa yang
dinyatakan dalam kalimat tersebut. Keterangan didalam kalimat dapat berupa:

Keterangan tempat = di rumah, di sekolah, di pasar, dan lain-lain.

Keterangan cara = dengan cepat, dengan serius, dengan bersemangat, dan lain-lain.

Keterangan tujuan = agar lulus ujian, untuk bertemu ibunya, supaya bersih, dan lain-lain.

Keterangan alat = menggunakan pisau, mengendara motor, menggunakan sekop, dan lain-lain.

Keterangan waktu = pada hari minggu, Jam 9 malam, pada musim kemarau dan lain-lain.

Keterangan penyerta = bersama ayahnya, dengan ibunya, ditemani kakaknya, dan lain-lain.

5. Pelengkap (Pel)

Pelengkap adalah unsur kalimat yang fungsinya seperti Objek (O) tetapi yang membedakannya adalah
Pelengkap tidak bisa dirubah menjadi Subjek pada kalimat pasif. Pelengkap biasanya terletak setelah
predikat atau objek.

Contoh: Ia memakai baju yang bagus, Ember itu berisi minyak tanah.

Pola-Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia

Seperti yang telah disebutkan di atas, kalimat yang baik dan benar adalah kalimat yang memiliki unsur-
unsur kalimat didalamnya. Kumpulan kata dapat dikatakan sebuah kalimat, jika memiliki minimal unsur
Subjek dan predikat.

Contoh:

Ibu pergi.
S P

Yang berwarna merah

Kumpulan kata pertama disebut kalimat karena memiliki unsur Subjek dan Predikat. Sedangkan
kumpulan kata yang kedua bukan merupakan kalimat meskipun terlihat panjang. Kata-kata tersebut
merupakan sebuah Prase.

Pada umumnya kalimat Bahasa Indonesia memiliki 8 pola kalimat dasar yang bisa dikembangkan. Berikut
ini adalah contoh-contoh pola dasar kalimat Bahasa Indonesia.

1. S-P

Contoh: Saya makan

S P

2. S-P-O

Contoh: Saya makan apel

S P O

3. S-P-Pel

Contoh: Saya makan yang manis

S P Pel

4. S-P-O-Pel
Contoh: Saya makan apel yang manis

S P O Pel

5. S-P-O-Pel-K

Contoh: Saya makan apel yang manis dengan lahap

S P O Pel K

6. S-P-K

Contoh: Saya makan dengan lahap

S P K

7. S-P-O-K

Contoh;: Saya makan apel dengan lahap

S P O K

8. S-P-Pel-K

Contoh: Saya memakan yang manis dengan lahap

S P Pel K
Dari semua pola diatas Kalimat berpola S P O K adalah kalimat yang relative berdiri sendiri dan memiliki
pola intonasi final. Kalimat S P O K juga bisa menjadi rujukan penulisan ilmiah karena hampir memiliki
semua informasi yang lengkap yang bisa ditemukan dalam sebuah kaliamat.

Anda mungkin juga menyukai