Anda di halaman 1dari 37

BAB II

Tinjauan Teori

A. Landasan Teori

1. Remaja

Masa remaja, menurut (Mappiare, 1982 dalam Ali Muhammad, 2011),

berhubungan antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan

13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat

dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12-13 tahun sampai dengan 17-18 tahun

adalah remaja awal, dan usia 17-18 tahun sebagai dengan 21-22 tahun adalah

remaja akhir. Menurut hokum di amerika serikat saat ini, individu dianggap

telah dewasa apabila teelah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seprti

ketentuan sebelumnya (Hurlock, 1991 dalam Ali Muhammad, 2011). Pada

usia ini, umumnya anak sedang duduk di bangku sekolah menengah.

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari

bahasa Latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai

kematangan”. Bangsa primitive dan orang-orang purbakala memandang masa

puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang

kehidupan. Anak sudah diangap sudah dewasa apabila sudah mampu

mengadakan reproduksi (Ali Muhammad, 2011)

Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya

memiliki arti yang luas, mencangkup kematangan mental, emosional, social,


dan fisik (Hurlock, 1991 dalam Ali Muhammad, 2011). Pemandangan ini

didukung oleh Piaget (Hurlock, 1991 dalam Ali Muhammad, 2011) yang

mengatakan bahwa secara fsikologis, Remaja adalah suatu usia dimana

individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana

anak tidak terasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua

melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat

dewasi ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia

pubertas.

Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek

intelektual. Tranfortasi intelaktual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan

mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat

dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua

periode perkembangan (Shaw dan Costanzo, 1985 dalam Ali Muhammad,

2011).

Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah

tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara

penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan

orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase

“Mencari Jati diri” atau fase” topan dan badai”. Remaja masih belum mampu

menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya

(Monks dkk., 1989 dalam Ali Muhamad, 2011). Namun, yang perlu

ditekankan disini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan


yang ditengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek

kognitif, emosi, maupuun fisik.

Perkembangan intelektual yang terus menerus menyebabkan remaja

mencapai tahap berfikir operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja

mampu berfikir secara lebih abstrak, menguji hipotensis, dan

mempertimbangakan apa saja peluang yang ada padanya dari pada sekedar

melihat apa yang adanya. Kemampuan intelektual seperti ini yang

membedakan fase remaja dari fase-fase sebelumnya (Shaw dan Costanzo,

1985 dalam Ali Muhammad, 2011).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada masa remaja

Pertumbuhan yang terjadi sebagai perubahan induvidu yang lebih

mengacu dan menekankan pada aspek perubahan fisik kea rah yang lebih

maju. Dengan kata lain, istilah pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai

prosos perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu serta

berlangsung dalamm periode tertentun. Oleh karena itu, sebagai hasil dari

pertumbuhan adalah bertammbahnya berat, panjang atau tinggi badan, tulang

dan otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tumbuh menjadi lebih besar, dan

organ tubuh mnejadi lebih sempurna. Pada akhirnya pertumbuhan ini

mencapai titik akhir, yang bearti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan

pada usia tertentu, Misalnya usia lanjut, justru ada bagian-bagian fisik tertentu
yang mengalami penurunan dan pengurangan (Berk, 1989 dalam Ali

Muhammad, 2011).

Sedangkan perkembangan lebih mengacu kepada perubahan

karakteristik yang khas dari gejala-gejala psikologis ke arah kea rah yang

lebih maju. Para ahli psikologis pada umumnya menunjuk pada pengertian

perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan

menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang baru.

Perubahan seperti itu tidak terlepas dari perubahan yang terjadi pada struktur

biologis, meskipun tidak semua perubahan kemampuan dan sifat psikis

dipengaruhi oleh perubahan struktur biologis. Perubahan kemampuan dan

karakteristik psikis hasil dari perubahan dan kesiapan struktur biologis sering

dikenal sebagai Istilah (Berk, 1989 dalam Ali Muhammad, 2011).

Perkembangan berkaitan erat dengan pertumbuhan. Berkat adanya

pertumbuhan maka pada saatnya anak akan mencapai kematangan. Perbedaan

pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan menunjukkan perubahan

biologis yang bersifat kuantitatif, seperti bertambah panjang ukuran tungkai,

bertambah lebarnya lingkaran kepala, bertambahnya berat badan tumbuh, dan

semakin sempurnanya susunan tulalng dan jaringan saraf.

Sedangkan kematangan menunjukan perubahan biologis yang bersifat

kualitatif Akan tetapi, perubahan kualitatif itu sulit untuuk diamati atau

diukur. Kita lebih mudah melihat bertambahh luasnya ukuran tapak tangan
seorang anak dari pada melihat bertambah kompleksia sistem saraf dan

semakin kuatnya jaringan otot pada anak, yang memungkinkan organ itu

melakukan lebih kompleks. Pertumbuhan dan kematangan merupakan proses

yang saling berkaitan dan keduanya merupakan perubahan yang berasal dari

dalam diri anak. Tetapi hal ini tidak bearti bahwa faktor lingkungan

memegang peranan. Pertumbuhan dan kematangan dapat dipercepat dengan

rangsangan-ransangan dari lingkungan dalam batas-batas tertentu.

Perkembangan dapat dicapai karena adanya proses belajar dan proses belajar

hanyalah mungkin berhasil jika ada kematangan. Kemampuan belajar menulis

hanya dapat dicapai jika proses latihan diberikan kepada anak pada saat otot-

ototnya telah tumbuh dengan sempurna dan telah mampu memahami bentuk-

bentuk huruf yang diperkenalkannya.

Dengan demikian, anak akan berhasil dalam belajar memegang pensil

dan membaca huruf-huruf. Seorang anak akan lebih mudah belajar naik

sepeda ketika otot-ototnya juga sudah tumbu dengan sempurna sehingga

mampu melakukan koordinasi dengan baik ketika harus melakukan aktivitas

yang berkaitan degang berkaitan dengan kemampuan naik sepeda.

Demikianlah pertumbuhan, kematangan, belajar, dan perkembangan

merupakan proses belajar yang seiring

Karakteristik Umum Perkembangan Remaja


Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh

Erickson disebuut dengan identitas egois (Bischof, 1983 dalam Ali Muhamad,

2011). Ini terjadi karena masa remaja merupakan peralihan antara masa

kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi

fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi melainkan sudah seperti orang

dewasa, tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa, ternyata

belum dapat menunjukkan oleh remaja yaitu sebagai berikut.

a. Kegelisahan

Sesuai dengan fase perkembanganya, remaja mempunyai banyak

idealisme, angan-angan, atau keinginan yang hendak diwujudkan dimasa

depan. Namun, sesungguhnyna remaja belum memiliki banyak

kemampuannya yang memadai untuk mengwujudkan semua itu.

Sering kali angan-angan dan keinginannya jauh lebih besar

dibandingkan dengan kemampuannya Selain itu, disatu pihak mereka ingin

memdapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya untuk menambah

pengetahuan, tetapi dipihak lain mereka merasa belum mampu melakukan

berbagai hal dengan baik sehingga tidak berani mengambil tindakan mencari

pengalaman langsung dari sumbernya. Tarik-menarik antara ngan-angan yang

tinggi dengan kemampuan yang masih memadai mengakibatkan mereka

diliputi oleh perasaan gelisah.

b. Pertentangan
Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada pada

situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan

masih belum mampu untuk mandiri. Oleh karena itu, pada umumnya remaja

sering mengalami kebingungan karena sering terjadi pertentangan antara

mereka dengan orang tua. Pertentangan yang sering terjadi menimbulkan

keinginan remaja untuk melepaskan diri dari orang tua kemudian ditentangnya

sendiri karena dalam diri remaja ada keinginan untuk memperoleh rasa

nyaman. Remaja sesungguhnya belum begitu berani mengambil risiko dari

tindakan meninggalkan lingkungan keluarganya yang jelas aman bagi dirinya.

Tambahan pula keinginan melepaskan diri itu belum disertai dengan

kesanggupan untuk berdiri sendiri tanpa bantuan orang tua dalam soal

keungan. Akibatnya, pertentangan yang sering terjadi itu akan menimbulkan

kebingungan dalam diri remaja itu sendiri maupun pada orang lain.

c. Mengkhayal

Keinginan untuk menjelajah dan bertualang tidak semuanya

tersalurkan.Biasanya hambatannya dari segi keungan atau biaya. Sebab,

menjelajah lingkungan sekitar yang luas yang akan membutuhkan biaya yang

banyak, padahal kebanyakan remaja hanya memperoleh uang dari pemberian

orang tuanya. Akibanya, mereka lalu mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan

menyalurkan khayalannya melalui dunia fantasi. Khayalan remaja putra

biasanya berkisar pada soal prestasi dan jenjang karir, sedang remaja putri

lebih mengkhayalkan romantika hidup. Khayalan ini tidak selamanya bersifat


negatif. Sebab khayalan ini kadang-kadang menghasilkan sesuatu yang

bersifat konstruktif, misalnya timbul ide-ide tertentu yayng dapat

direalisasikan.

d. Aktivitas Kelompok

Berbagai macam keinginan para remaja seringkali tidak dapat

dipenuhi karena bermacam-macam kendala, dan sering terjadi adalah tidak

tersedianya biasa. Adanya bermacam-macam larangan dari orang tua

seringkali melemahkan atau bahkan mematahkan semangat para remaja.

Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulihatannya setelah

mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama.

Mereka melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai

kendala dapat diatas bersama-sama (Singgih DS., 1980 dalam Ali

Muhammad, 2011).

1) Keinginan Mencoba Segala Sesuatu

Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (High

Curiosity). Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja

cenderung ingin bertualang, menjelajah segala sesuatu, dan mencoba segala

sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu, didorong juga oleh

keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba

melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibantnya, tidak
jarang secara sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba merokok karena

sering melihat orang dewasa melakukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnya

berkata bahwa remaja ingin membuktikan kalau sebenarnya dirinya mampu

berbuat seperti yang dilakukan oleh orang dewasa. Remaja putri sering kali

mencoba memakai kosmetik baru, meskipun sekolahnya melarangnya. Oleh

karena itu, yang amat penting bagi remaja adalah memberikan bimbingan

agae rasa ingin tahunya yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan

yang positif, kreatif, dan produktif, misalnya ingin menjelajah alam sekitar

untuk kepentingan penyelidikan atau akspedidi. Jika keinginan semacam itu

mendapatkan bimbingan dan penyaluran yang baik, akan menghasilkan

kreativitas remaja yang sangat bermanfaat, seperti kemampuan membuat alat-

alat elektronika untuk kepentingan komunikasi, menghasilkan temuan Ilmiah

remaja yang bermutu, menghasilkan karya ilmiah remaja yang berbobot,

menghasilkan kolaborasi music dengan teman-temannya, dan sebagainya. Jika

tidak, dikhawatirkan dapat menjurus kepada kegiatan atau prilaku negatif,

misalnya: mencoba narkoba, minum-minuman keras, penyalahgunaan obat,

atau prilaku seks pranikah yang berakibat terjadinya kehamilan (Soerjono,

1989 dalam Ali Muhammad, 2011).

a) Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat

progresif dan kontinu dan berlansung dalm periode tertentu. Perubahan ini

bersifat kuantitatif dan berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu. Oleh
sebab itu, secara terminologis, sebenarnya tanpa ada tambahan kata fisik pun,

hanya dengan istilah pertumbuhan saja, sudah bermakna perubahan pada

aspek-aspek fisiologis. Pertumbuhan iti meliputi perubahan progresif yang

bersifat internal maupun eksternal. Perubahan internal antara lain, meliputi

perubahahn ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnyanya besar dan

bera jantung dan paru-paru, dan bertambah sempurnya sistem kelenjar

indokrin atau kelamin dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan

eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkaran badan,

perbandingan ukuran panjang dan ukuran tubuh, ukuran besarnya organ seks,

dan munculnya dan tumbuhnya tanda-tanda sekunder (Hurlock, E.B, 1991

dalam Ali Muhammad, 2011)

Karakteristik pertumbuhan fisik

Pesatnya pertumbuhan fisik pada masa remaja sering menimbulkan

kejutan pada diri remaja itu sendiri. Pakaian yang dimilikinya sering kali

menjadi tidak capat tidak muat dan harus muat dan harus membeli yang baru

lagi. Kadang-kadang remaja dikejutkan dengan prasaan bahwa tangan dan

kakinya terlalu panjang sehingga tidak sehingga dengan besar tubuhnya. Pada

remaja putri ada perasaaan seolah-olah belum dapat menerima kenyataan

bahwa tanpa dibayangkan sebelumnya kini buah dadanya membesar. Oleh

karena itu, seringkali gerak-gerik remaja yang menjadi serba canggung dan

tidak bebas. Gangguan dalam bergerak yang disebabkan oleh pesatnya


pertumbuhan fisik pada masa remaja seperti ini dikenal dengan istilah

gangguan regulasi.

Pada remaja, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja itu

menjadi parau untuk beberapa waktu dan akhirnya turun satu oktaf.

Pertumbuhan kelenjar endoktrin yang telah mencapai taraf kematangan

sehingga memulai berproduksi menghasilkan hormon yang bermanfaat bagi

tubuh. Akibatnya, remaja mulai merasa tertarik kepada lawan jenis yang

disebabkan oleh berkembangnya hormon mengakibatkan remaja pria sering

mangalami mimpi basah. Di sisi lain, perkembangan hormon pada remaja

putri menyebabkan mereka mulai mengalami menstuasi yang seringkali pada

awal mengalaminya menimbulkan kegelisahahan. Berproduksinya kelenjar

hormone bagi sementara remaja juga dapat menyebabkan timbulnya jerawat

pada bagian wajahnya yang seringkali juga menimbulkan kegelisahan pada

mereka. Lebih-lebih pada remaja putri. Pertumbuhan fisik yang cepat pada

remaja sangat membutuhkan zat-zat pembangun yang diperoleh dari makanan

sehingga remaja pada umumnya menjadi pemakan yang kuat.

b) Pertumbuhan Intelek

Istilah intelek berasal dari Bahasa intellect yang menurut Chaplin

(1981). Diartikan sebagai:

(1) Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan kemampuan

menilai dan kemampuan mempertimbangkan


(2) Kemampuan mental atau intelegensi.

Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa “intelek”

adalah budi atau intelegensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan

hubungan dari proses berfikir. Selanjutnya, dikatakan bahwa orang yang

intelegensi adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan waktu yang

lebih singkat, memahami masalahnya yang lebih cepat dan cermat, serta

mampu bertindak cepat.Istilah intelegensi, semula berasal dari Bahasa

Latin Intelegere yang berarti menghubungkan atau menyatakan satu sama

lain (Bimo Walgito, 1981 dalam Ali Muhamad, 2011).

Menurut Wiliam Stem, salah seorang pelopor dalam penelitian

intelegensi, mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk

menggunakan secara tepat alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan

diri terhadap tuntutan-tuntutan baru (Kartini, Kartono, 1984 dalam Ali

Muhammad, 2011).

Sedangkan Leis Hedison Terman berpendapat bahwa intelegensi

adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak (Patty F, 1982 dalam Ali

Muhammad, 2011). Disini Terman mebedakan antara Concrete ability,

yaitu kemampuan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat abstrak.

Orang dikatakn intelegen, menurut Terman, jika orang tersebut mampu

berfikir abstrak dengan baik.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelek

tidak berbeda dengan pengertian intelegensi yang memilik arti


kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berfikir logis dan cepat

sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Jean

Piaget mendifinisikan intellect adalah akal budi berdasarkan aspek-aspek

kognitifnya, khusunya proses berpikir yang lebih tinggi (Bybee dan

Shund, 1982 dalam Ali Muhammad, 2011).

Sedangkan intelligence atau intelegensi menurut Jean Piaget diartikan

sama dengan kecerdasan yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak

secara adaptif, termasuk kemampuan mental yang kompleks seperti

berfikir, mempertimbangkan, menganalisis, mengintesis, mengevaluasi,

dan menyelesaikan persoalan-persoalan. Jean piagaet mengatakan bahwa

intelegensi adalah seluruh kemungkinan koordinasi yang memberi struktur

kepada tingkat laku suatu organisme sebagai adaptasi mental terhadap

situasi baru. Dalam arti sempit, intelegensi seringkali diartikan sebagai

intelegensi operasional, termasuk pula tahapan-tahapan yang sejak dari

periode sensorimotoris sampai dengan operasional formal

Karakteristik Perkembangan Intelek Sebagaimana telah didiskusikan

diatas, Piaget membagi empat tahap perkembangan intelektual/kognitif,

yaitu:

(a) Tahap sensori-motorik

(b) Tahap professional

(c) Tahap operasional konkret


(d) Tahap operasional formal. Setiap tahapan memiliki karakteristik

tersendiri sebagai perwujudan dan kemampuan intelek individu sesuai

dengan tahap perkembangannya.

Karakteristik Tahap Sensori-Motoris

Tahp sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai

berikut.

(a) Segala tindakannya bersifat naluriahnaluriah.

(b) Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman Indra.

(c) Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman,

tetapibelum mampu untuk mengkategorikan pengalaman.

(d) Individu mulai belajar menangani objek-objek konkret melalui

skema-skema sensori-motorisnya. Sebagai upaya lebih jelas

memperjelas karakteristik tahap sensori-motoris ini. Piaget (By bee

dan sund 1892,) merinci tahap sensori-motoris kedalam enam fase

dan setiap fase memiliki karakteristik tersendiri.

1. Fase pertama (0-1 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Individu mampu bereaksi secara reflex

b. Individu mampu Menggerak-gerakan anggota badan meskipun belum

terkoordinir
c. Individu mampu mengasimilasi dan mengakomodasikan berbagai

pesan yang diterima dari lingkungan


3. Fase kedua (1-4 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mampu

memperluas skema yang dimiliki berdasarkan hereditas

4. Fase ketiga (4-8 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mulai dapat

memahami hubungan antara perlakuannya terhadap benda dengan akibat yang

terjadi pada benda itu

5. Fase keempat (8-12 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut

a. Individu mampu memahami bahwa benda tetap ada meskipun untuk

sementara waktu hilang dan akan muncul lagi diwaktu lain

b. Individu mulai mampu mencoba sesuatu

c. Individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa tergantung kepada

orang tua

6. Fase ke lima (12-18 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Individu mulai mampu untuk meniru

b. Individu mampu untuk melakukan berbagai percobaan terhadap

lingkungannya secara lebih lancer

7. Fase ke enam (18-24 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut

a. Individu mulai mampu mengingat dan berpikir.

b. Individu mampu untuk berpikir dengan menggunakan simbol-simbol

bahasa sederhana.

c. Individu mampu berpikir untuk memecahkan masalah sesuai dengan tingkat

perkembangannya
d. Individu mampu menahami diri sendiri sebagai individu yang sedang

berkembang

Karakterisitik Tahap Praoperasional

Tahap praoperasional ditandai dengan karakterisitik menonjol sebagai berikut

Individu telah mengombinasikan dan mentranformasikan berbagai informasi

Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide-

ide

Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa

yang kongkret, meskipun hubungan sebab akibat belum tepat.

d. Cara berfikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku:

1. Berfikir imajinatif

2. Berbahasa egosentris

3. Memiliki aku yang tinggi

4. Menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi

5. Perkembangan Bahasa mulai pesat

Karakteristik Tahap operasional Konkret


Tahap operasional yang konkret ditandai dengan karakterisitik yang menonjol

bahwa segala sesuatu dipahami sebgaimana yang tampak saja tau sebgaimana

kenyataan yang mereka alami jadi, cari berfikir individu belum menangkap

yang abstark meskipun cara berfikirnya sudah tampak sistematis dan logis.

Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada prose mengalami

sendiri. Artinya mudah memehami konsep kalua pengertian konsep itu dapat

diamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.

4. karakterisitik Tahap Operasional Formal

Tahap operasional formal ditandai dengan karakterisitik menonjol sebagai

berikut.

a. Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunkan

abstraksi.

b. Individu ulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak

c. Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat

hipotetis.

d. Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (forecasting) dimasa

depan.

b. Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga

kasadaran diri sendiri tercapai

c. Individu mulai mampu membayangkan peran- peranan yang akan

diperankan sebagai orang dewasa


d. Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan

kepentingan masyarakat di lingkungan dan seorang dalam masyarakat

tersebut.

c) Perkembangan Kreatifitas

Kreativitas adalah sebagai proses kemampuan memahami

kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hipotensis baru, dan

mengemunikasikan hasil-hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan

menguji hipotensis- hipotensis yayng telah dirumuskan, Untuk dapat dimiliki

kemampuan kreatif. Karakteristik kreativitas berba gai karakteristik atau ciri

kreatitas yang dikemukankan pada bagian ini merupakan serangkaian hasil

studi terhadap kreativitas. Pendekatan serupa unuk mengidentifikasikan sikap,

kepercayaan, dan nilai pada orang-orang kreatif juga digunakan oleh utami

munandar (Dedi Supriadi, 1989 dalam Ali Muhammad 2011). Piers (Adams,

1976 dalam Ali Muhammad, 2011) mengemukakan bahwa Karakteristik

Kreativitas adalah sebagai berikut:

a) Memliki dorongan (drive) yang tinggi

b) Memiliki keterlibatan yang tinggi

c) Memiliki rasa ingin tahu yang besar

d) Memiliki ketekunan yang tinggi

e) Cenderung tidak puas terhadap kemapanan


f) Penuh percaya diri

g) Memiliki kemandirian yang tinggi

h) Bebas dalam mengambil keputusan

i) Meneriam diri sendiri

j) Senang humor

k) Memiliki instuisi yang tinggi

l) Cenderung tertarik kepada hal-hal yang kompleks

m)Toleran terhadap ambiguitas

n) Bersifat sensitive

(Utami Munandar, 1992 dalam Ali Muhammad, 2011) mengemukakan

ciri-ciri kreativitas, antara lain sebagai berikut:

(1) Senag mencari pengalaman baru

(2) Memliki keasyikan dalalm mengerjakan tugas-tugas yang sulit

(3) Memiliki inisiatif

(4) Memiliki ketekunan yang tinggi

(5) Cenderung kritis terhadap orang lain

(6) Berani menyatakan pendapat dan keyakinan

(7) Selalu ingin tahu

(8) Peka atau perasaan

(9) Enerjik dan ulet

(10) Menyukai tugas-tugas yang majemuk

(11) Percaya kepada diri sendiri


(12) Menyukai rasa humor

(13) Memiliki rasa keindahan

(14) Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi

d) Perkembangan emosi

Emosi adalah suatu respon terhadap suatu perangsang yang

menyebabkan perubahan fisiologis yang disertai perasaan yang kuat dan

biasaya mengandung kemungkinan untuk meletus. Respons demikian terjadi

baik terhadap perangsang-perangsang eksternal maupun internal (Soegarda

Poerbakawatja, 1982 dalam Ali Muhammad, 2011).

Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja

Masa remaja merupakan remaja peralihan masa anak-anak kemasa dewasa

pada masa ini. Remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik,

mental, sosial, dan emosional. Umumnya, masa ini berlangsung sekitar umur

13 tahun sampai 18 tahun, yaitu masa anak duduk dibangku sekolah

menengah. Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi masa

sendiri maupun bagi keluarga atau lingkungan. Karena berada pada masa

peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Status remaja agak kabur,

baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. (Conny semiawan, 1989 dalam

Ali Muhammad, 2011) mengibarkan terlalu besar untuk serbet, terlalu kecil
untuk taplek meja karena sudah bukan anak-anak lagi, tetapi juga belum

dewasa. Masa remaja biasanya memiliki energy yang besar, emosi berkobar-

kobar, sedang pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering

mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian. Secara

garis besar, masa remaja dapat dibagi kedalam empat periode, yang periode

praremaja remaja awal remaja tengah, dan remaja akhir. Adapun Karakteristik

untuk setiap periode adalah sebagaiman dipaparkan berikut:

a) Periode Pra remaja

Selama periode ini terjadi gejala-gejala yang hampir sama antara pria

maupun wanita. Perubahan fisik baru tampak jelas, tetapi pada remaja

putri biasanya memperlihatkan penambahan berat badan yang cepat

sehingga mereka merasa gemuk. Gerakan-gerakan mereka mulai menjadi

kaku. Perubahan disertai sifat kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan

respons mereka biasanya berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung

dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang atau bahkan meledak-ledak.

b) Periode Remaja Awal

Selama periode ini perkembangan fisik yang semakin tampak adalah

perubahan fungsi alat kelamin, karena perubahan alat kelamin semakin

nyata, remaja seringkali mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri

dengan perbahan-perubahan itu. Akibatnya, tidak jarang mereka

cenderung menyendiri sehingga merasa terasing sehingga kurang


perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau

memperdulikannya. Control terhadap dirinya bertambah sulit dan

bertambah mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk

meyakinkan dunia sekitarnya. Perilaku seperti ini sesungguhnya terjadi

karena ada kecemasan terhadap dirinya sendiri sehingga muncul reaksi

yang kadang-kadang tidak wajar.

c) Periode Remaja tengah

Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja,

yaitu mampu memikul sendiri juga menjadi masalah tersendiri bagi

mereka. Karena tuntutan peningkatan tanggung jawab tidak hanya datang

dari orang tua atau anggota keluarganya tetapi juga dari masyarakat

sekitarnya. Tidak jarang masyarakat juga menjadi masalah bagi remaja.

Melihat fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat yang seringkali

juga menunjukan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang

mereka ketahui, tidak jarang remaja mulai meragukan apa yang disebut

baik atau buruk. Akibatnya, remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai

mereka sendiri yang mereka anggap benar, baik, dan pantas untuk

dikembangkan dikalangan mereka sendiri. Lebih-lebih orang tua atau

orang dewasa disekitarnya ingin memaksakan nilai-nilai agar dipatuhi

oleh remaja tanpa disertai dengan alasan yang masuk akal menurut

merekaPeriode Remaja Akhir

Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang


dewasa dan mulai mampu menunjukan pemikiran, sikap, perilaku yang

semakin dewasa. Oleh sebab itu, orang dan masyarakat mulai memberikan

kepercayaan yang selayaknya kepada mereka.Interaksi dengan orang tua

juga menjadi lebih bagus dan lancer karena mereka sudah memiliki

kebebasan penuh serta emosinya pun mulai stabil. Pilihan arah hidup

semakin jelas dan mulai mampu mengambil pilian dan keputasan tentang

arah hidupnya secara bijaksana meskipun belum bias secara penuh.

Mereka juga mulai memilih cara-cara hidup yang dapat dipertanggung

jawabkan terhadap dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat.

Perkembangan Hubungan Sosial

e) Perkembangan Bahasa

f) Perkebangan Nilai, Moral, dan Sikap

Psikologis Remaja

Masa remaja adalah masa yang paling banyak mengalai perubahan secara

psikologis, biologis dan fisiologis. Kondisi ini terjadi melalui berbagai transisi

dari berbagai dimemnsi yang dalam proses perkembangannya mengalami

perubahan-perubahan yang berdampak pada munculnya kondisi yang

membingungkan, keragu-raguan, ketakut-takutan dan kecemasan-kecemasan.

Berbagai perubahan ini ada ang dapat dilalui oleh remaja dengan baik da nada

juga sebagain remaja yang mengalami hammbatan dan gangguan dalam

proses perkembangan sehingga dapat menghambat pencapaian tugas


perkembangan selanjutnya.berbagai perubahan-perubahan yang dialami

remaja sering menimbulkan kebingungan dan pemersalahan yang dapat

mempengaruhi kondisi psikologis remaja dan orang-orang disekitar remaja

mengetahui dan memahami berbagai perubahan yang dialami remaja. Secara

fsikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan

masyarakat dewasa, usia dimana anak-anak tidak lagi merasa dibawah

tingkatan orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang

sama, sekurang-kurangnya dalam masalah integrasi dalam masyarakat

(dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan

masa puber (Piaget, J.1969 dalam Hartini, 2017)

Masa puber yang dialami remaja atau masa pubertas merupakan periode

kedewasaan kerangka tubuuh dan seksual yang cepat , terutama yang terjadi

pada awal remaja merupakan suatu periode dimana kematangan kerangka

seksual yang terjadi secara pesat terutama pada awal remaja. Santrock John

W. 1983 dalam Hartini, 2017)

Maka pubertas juga merupakan masa transisi periode antara masa kanak-

kanak dan dewasa, dimana sebuah pertumbuhan semburan terjadi,

karakteristik seksual sekunder muncul kesuburan adalah dicapai, dan

perubahan psikologis yang mendalam mengambil tempat (Nasional Research

Council, Board on Children, Youth, and Families. 1999) dari pertumbuhan,

pengembangan, dan pematangan yang dimulai pada akhir dari masa kanak-

kanak sekitar 10 tahun. (Neil J. Salkind. 2006)


Pubertas dianggap masa setres yang dialam remaja, untungnya, selama bebera

decade terakhir, konsepsi masa remaja sebagai masa badai dan tekana (Blos,

1962, Hall, 1904) digantikan oleh pandangan yang lebih seimban bahwa

remaja sebagai periode ketika biologis, kognitif, emosional, dan funsi sosal

menjadi di reorganisasi. Mayoritas dipandang sebagai individu ynag

mengalami ketidak mampuan dalam berprilaku yang diinginkan.


3. Gadget
a. Pengertian Gadget

Gadget Secara estimologi gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa

Inggris yang berarti perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus.

Dalam Bahasa Indonesia, gadget disebut sebagai “acang”. Salah satu hal yang

membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur

“kebaruan”. Gadget adalah piranti yang berkaitan dengan perkembangan

teknologi masa kini. Yang termasuk gadget misalnya tablet, smartphone,

notebook, dan sebagainya. Artinya, dari hari ke hari gadget selalu muncul

dengan menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi

lebih praktis.Gadget adalah per angkat elektronik kecil yang memiliki fungsi

khusus. Diantaranya smartphone seperti iphone dan blackberry, serta

notebook (perpaduan antara komputer portabel seperti notebook dan internet).

(Milana Abdillah Subarkah, 2019).

b. Sejarah Gadget

Perkembangan teknologi gadget dan informasi mengalami kemajuan yang

sangat besar, di tandai dengan kemajuan pada bidang informasi dan teknologi.

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang ikut terlibat dalam

kemajuan media informasi dan teknologi (Ameliola & Nugraha, 2013).

Gadget saat ini banyak digemari masyarakat khususnya kalangan remaja,

mempunyai beberapa jenis gadget yang sering digunakan (Irawan, 2013)

jenis-jenis gadget diantaranya adalah


1) Iphone

Merupakan sebuah telepon yang memilikin koneksi internet. Selain itu

memiliki aplikasi multimedia yang dapat digunakan untuk mengirim

pesan gambar (Irawan, 2013).

2) Ipad

Merupakan sebuah gadget yang memiliki ukuran lebih besar. Alat ini

serupa dengan komputer table yan memiliki fungsi-fungsi tambahan

yang ada pada sistemoperasi (Irawan, 2013).

3) Blackberry

Merupakan sebuah perangkat genggam nirkabel dengan berbagai

kemampuan. Alat ini dapat digunakan untuck sms, faksimili internet,

dan juga telephone seluler (Irawan, 2013).

4) Netbook

Merupakan alat perpaduan antara computer portable. Alat ini

seperti halnya dengan netbook dan internet (Irawan, 2013)


5) Handphone

Merupakan sebuah alat atau perangkat komunikasi elektronik

tanpa kabel. Sehinga alat ini dapat dibawa kemana-mana dan memiliki

kemampuan dasar yang sama halnya dengan telephone konvensional

salluran tetap (Irawan, 2013).

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan gadget ada beberapa

faktor yang mempengaruhi remaja dalam penggunaan gadget. Faktor-

faktor tersebut meliputi

1) Iklan yang merajalela didunia pertelevisian dan dimedia sosial iklan seringkali

mempengaruhi remaja untuk mengikuti perkembangan masa kini. Sehingga

hal itu semakin tertarik bahkan penasaran akan hal itu (Fadilah, 2015)

2) Gadget menampilkan fitur-fitur yang menarik

Fitur-fitur yang ada didalam gadget membuaut ketertarikan pada remaja.

Sehingga hal itu membuat remaja penasaran untuk mengoperasikan gadget

(Fadilalh, 2015)

3) Kecanggihan dari gadget

Kecanggiihan dari gadget dapat memudahkan semua kebutuhan remaja.

Kebuutuhan remaja dapat terpenuhi dalam bermain game, soaial media

bahkan sampai berbelanja online (Fadilah, 2015)

4) Keterjangkauan harga gadget


Keterjangkauan harga diesebabkan karena banyaknya persaingan teknologi.

Sehingga dapat menyebabkann harga dari gadget semakin terjangkau. Dahulu

hanyalah golongan orang menengah keatas yan mampu membeli gadget.

Akan tetapi pada kenyataan sekarang orang tua berpenghasilan pas-pasan

mampu memberikan gadget untuk anaknya (Fadilah, 2015)

5) Lingkungan

Lingkungan membuat adanya penekanan dari teman sebaya dan juga

masyarakat. Hal ini menjad banyak orang menggunakan gadget. Maka

masyarkat lainya menjadi enggan meninggalkan gadget. Selain itu sekarang

hampir setiap kegiatan menuntut seseorang untuk menggunakan gadget

(gadget, 2015)

6) Faktor budaya

Faktor budaya berpengaruh paling luas dan mendalam terdapat prilaku

remaja. Sehingga banyak remaja mengikuti trend yang ada dalam budaya

lingkungan mereka, yang mengaakibatkan keharusan untuk memiliki gadget

7) Faktor sosial

8) Faktor pribadi

b. Dampak positif dan negatif gadget

Penggunaan gadget dikalangan remaja tentunya akan menimbulkan dampak

bagi remaja. Dampak ynag terjadi berupa dampak positif dan negative.
1) Dampak positif

a) Memudahkan untuk berintersi dengan orang banyak lewat media sosial.

Sehingga memudahkan untuk saling berkumunikasi dengan orang baru

dan memperbanyak teman (Harfiyanto, dkk, 2015)

b) Mempersingkat jarak dan waktu karena dalam era perkembangan gadget

yang canggih didalamnya terdapat media sosial seperti sekaran ini

(Harfiyanto, dkk, 2015)

c) Hubungan jarak jauh tidak lagi menjadi masalah menjadi halangan. Hal ini

dikarenakan kecanggihan dari aplikasi yang ada dalam gadget (Harfiyanto,

dkk, 2015)

d) Mempermudah para remaja mengkonsultasikan pelajaran dan tugas-tugas

yang belum dimengerti. Hal ini biasa dilakukann remaja dengan sms atau

bbm kepada guru mata pelajaran (Harfiyanto, dkk, 2015)

c. Dampak negative

a) Remaja menggunakan media sosial didalam gadget mereka, sehingga

menimbulkan lebih banyak waktu yang digunakan untuk bermain gadget.

Hal ini biasanya digunaka remaja untuk berkomunikasi dimedia sosial

dibandingkan dengan belajar (Harfiyanto, dkk, 2015)

b) Aplikasi yang ada dalam gadget membuat remaja lebih mementingkan diri

sendiri. Seringkali remaja mengabaikan orang disekitarnya bahkan tidak

menganggap orang yang mengajaknya mengobrol (Harfiyanto, dkk, 2015)


c) Remaja menjadi kecanduan bermain gadget. Awalnya remaja

menggunakan gadget untuk bermain game, akan tetapi remaja lama-

kelamaan menemukan kesenangan dengan gadget sehingga hal ini akan

menjadi sebuah kebiasaan (Winoto, 2013)

d) Gadget memudahkakn remaja mengakses berbagai situs yang tidak

selayaknya diakses. Berbagai hal yang marak diakses remaja adalah

bermacam bentuk ponografi dan video kekerasan (Winoto,2013)

e) Media sosial yang ada didalam gadget sering menimbulkan berbagai

kasus. Dimanan kasus tersebut seperti penculikan, pemerkosaan, hal ini

biasanya di awali dengan perkenalan di media sosial (Winoto, 2013)

f) Remaja sering kali dapat mengontrol kata-katanya. Mereka menggunakan

kata-kata kasar, mengejek, serta seringkali remaja mencemooh dengan

sesame teman sebaya dimedia sosial yang ada didalam gadget (Winota,

2013).

g) Bagi remaja gadget tidak mengnguntungkan. Hal ini dalam upaya untuk

membangun kemampuan dan keterampilan sosial (Sumantri, 2012)

h) Gadget membuat remaja menjadi malas bergerak dan beraktivitas. Biasaya

remaja dalam keseharian penuh untuk bermain gadget (Ameliola dan

Nugraha, 2013)
Meningkatnya penggunaan gadget atau alat-alat yang dapat dengan

mudah terkoneksi dengan internet ini, mengalami peningkatan dari waktu ke

waktu. Saat ini kurang lebih 45 juta orang menggunakan internet, dimana

Sembilan juta yang lainnya diantaranya menggunakan ponsel untuk

mengakses internet. Padahal pada tahun 2001, jumlah pengguna internet di

Indonesia hanya setengah juta penduduk.Jumlah pengguna gadget semakin

bertambah karena semakin mudah di dapatkan dan terjangkaunya harga dari

ponsel cerdas tersebut (Sanjaya & Wibhowo, 2011)

B. Keaslian Penelitian

No Judul, Nama, Tahun Variabel yang Metode Hasil


diteliti
1 Pengaruh penggunaan Untuuk Kuantitatif Dengan hasil hitung
gadget terhadap mengetahui dengan kolerasi person
perkembangan psikologi seberapa besar pendekatan product moment
anak. Priantari Swatika pengaruh survey yang sebesar 0, 2 yan
penggunaan mengambil bearti terdapat
gadget pada yang hubungan antara
perkembangan mengambil penggunaan gadget
psikologi anak sempel siswa dengan
SDN Cempaka perkembangan
putih 01 psikologi walau pun
sebanyak 80 sangat rendah.
orang. Sedangkan hasil
regresi sebesar 0,
34.
2 Psikologi Remaja dan
Pemersalahannya. Amita
Diananda, 2018
3 Pengaruh gadget terhadap Mengetahui Penelitian ek- Tidak terdapat
sifat disiplin dan minat adakah post facto pengaruh positif
belajar peserta didik. pengaruh dilakukakn gadget terhadap
Adeng Hudaya, 2018 gadget untuk disiplin, tidak
terhadap meneliti terdapat pengaruh
disiplin siswa, peristiwa positif gadget
mengetahui yang telah terhadap minat
adakah terjadi. belajar dan tidak
pengaruh Penelitian ini terdapat pengaruh
gadget menggunakan linear antara
terhadap mnat pendekatan variabel gadget
belajar siswa kuantitatif. terhadap disiplin
kemudian Penelitian ini dan minat belajar.
mengetahui bertujuan
adakah untuk
pengaruh mengetahui
gadget pengaruh
terhadap minat variabel
belajamr siswa terkait yaitu
dan disiplin pengruh
siswa. penggunaan
gagdget
terhadap
variabel
bebas yaitu
minat belajar
dan disiplin
peserta didk.
4 Pengaruh penggunaan Untuk Bersifat Berdasarkan hasil
gadget terhadap tingkat menegtahui survey penelitian tentanga
prestasi siswa SMP satu pengaruh analitik pengaruh gadget
atap pakisjaya karawang. gadget dengan terhahdap tingkat
Nurmalasari dan Devi terhadap pendekatan prestasi siswa, maka
Wulandari, 2018. prestasi siswa, crossectional, penulis dapat
mengetahui sempel menyimpulkan
tingkat diambil beberapa hal
konsentrasi dengan teknik diantaranya hasil uji
belajar, sampling kolerasi sederhana
ketergantungan purposive dapat dilihat bahwa
akibat yaitu variabel x1 yaitu
penggunaan sebanyak 30 konsentrasi belajar
gadget responden terdapat variabel y
terhadap yaitu nilai prestasi
prestasi siswa. memiliki hubungan
korelasi sangat kuat
dengan nilai 0,498,
yang bearti semakin
sering
menggunakan
gadget akan
berpengaruh
terhadap
konsentrasi belajar
yang
mempengaruhi nilai
prestasi siswa,
kemudian variabel
x2 yaitu
ketergantungan
juga memilki
hubungan kolerasi
yang kuat terhadap
variabel y yaitu niai
dengan nilai 0,459.
5 Perkembangan fisik dan Pengkajian Pengetahuan dan
Body Image Remaja. tahap pemahaman
Hartini, 2017 perkembangan tentanang
hendaknya perkembangan fisik
dapat remaja merupakan
memberikan informasi aawal
pemahaman yang sangat penting
dan informasi diketahui karena
yang berguna perubahan fisik
bagi remaja, yang dialami oleh
orang tua, remaja akan
orang dewasa, mempengaruhi
maupun guru berbagai
disekolah perkembangan
lainnya seperti
perkembangan
kognitif, moral,
sosial, dan relegius
sehingga kajian
tentang
perkembangan fisik
digarapkan dapat
memberikan
bebagai informasi
dan pemahaman
dan akan
mengantisipasi
serta meminimalis
berbagai
permasalahan yang
akan dihadapi olrh
remaja sehingga
diperolehnya
berbagai problem
solving yang
dihadapi remaja
orang tua, orang
dewasa maupun
guru disekolah
B. kerangka Teori

REMAJA Tuga perkembangan Faktor yang


mempengaruhi
1. Menerima
tugas
gambaran diri
perkembangan
GADGET 2. Menerima gender
3. Peran dan 1. Faktor internal
tanggungjawab a. Bakat
Faktor yang sosial b. Hereditas
mempengaruhi 4. Emposional c. Dorongan
penggunaan 5. Interaksi sosial 2. Faktor eksternal
gadget 6. Perkembangan a. Keluarga
1. Iklan skala nilai b. Sekolah
televise 7. Beriman dan c. Teman
2. Fitur yang bertakwa kepada sebaya
menarik Tuhan YME d. Masyarakat
3. Kecanggiha 8. Persiapan (Desmita,
n gadget kemandirian 1010: Yusuf,
4. Harga 9. Persiapan karir 2011)
terjangkau 10. Keterampilan
5. Lingkungan intelektual Dampak negatif
6. Budaya 1. Tidak ada waktu untuk
7. Sosial (Havighurts, 1961)
belajar
8. Pribadi 2. Lebih mementingkan diri
(Fadilah, 2015; sendiri
Ismail, 2013; Dampak Dampak positif 3. Beresiko kecanduan gadget
pengguna 4. Mengakses berbagai situs
Kotler, 2007; 1. Mempermudah
an gadget negatif
Rani, 2015; berinteraksi 5. Penculikan
Suhadi, 2015) 2. Mempersingkat 6. Mencemarkan nama baik
jarak dan waktu 7. Malas bergerak dan aktifitas
3. Mempermudah 8. Tidak membangun
mengonsultasik keterampilan dan
an pelajaran kemampuan sosial
(Harfiyanto, dkk, (Amelia dan Nugraha, 2013;
2015) Harfiyanto, dkk, 2015; Maulida,
2013; Sumantri, 2012; Winoto,
Gambar 1. Kerangka Teori 2013)

Anda mungkin juga menyukai