Anda di halaman 1dari 19

Nama : Novara Anggita

NIM : SNR19214013
Makul : Gerontik
Dosen : Tim

TUGAS : RESUME MATERI IBU LINCE (RABU, 17 FEBRUARI 2021)


KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK
A. Ilmu Keperawatan Gerontik
- Ilmu merupakan pengetahuan dan sesuatu yang dapat dipelajari
- Keperawatan merupakan sebuah profesi bidang kesehatan yang saat ini me
miliki peran terdepan dalam memberikan tatanan yankes di indonesia
- Gerontik (gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas tentang proses pe
nuaan atau masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut + geriatric b
erkaitan dengan penyakit atau kecacatan ysng terjadi pada orang yang berusi
a lanjut)
B. Batasan Lanjut Usia
- Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun
- Lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun
- Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun
- Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
C. Proses Penuaan
Proses penuaan merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan kema
mpuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan f
ungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
D. Macam-Macam Teori
- Teori genetic clock
- Teori error
- Teori autoimun
- Teori free radikal
- Wear & tear teori
- Teori kolagen
- Teori sosiologi
- Teori psikologis
E. Karakteristik Proses Penuaan
- Peningkatan kematian sejalan dengan peningkatan usia
- Terjadinya perubahan kimiawi
- Terjadinya perubahan yang progresif dan merusak
- Menurunnya kemampuan untuk berdaptasi
- Meningkatnya kerentanan terhadap penyakit
F. Tiga Fase Proses Menjadi Tua
- Fase progresif
- Fase stabil
- Fase resgresi
TUGAS : RESUME MATERI IBU WURIANI (SELASA, 23 FEBRUARI 2021)
PROGRAM NASIONAL KESEHATAN LANSIA
a. Medicare dibagi 2 : bagian A asuransi rumah sakit dan B asuransi medis. Semua pasien
berhak atas bagian A, yang memberikan santunan terbatas untuk perawatan rumah sakit
dan perawatan di rumah pasca rumah sakit dan kunjungan asuhan kesehatan yang tidak
terbatas di rumah. Bagian B merupakan program sukarela dengan penambhan sedikit
premi perbulan, bagian B menyantuni secara terbatas layanan rawat jalan medis dan
kunjungan dokter.
b. Medicaid merupakan sumber utama dana masyarakat yang memberikan asuhan
keperawatan di rumah bagi lansia yang tidak mampu. Program ini menjamin semua
layanan medis dasar dan layanan medis lain seperti obat-obatan, kaca mata dan perawatan
gigi.

ISU, STRATEGI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN L


ANSIA (PELAYANAN KESEHATAN PADA LANSIA)

A. Model Pelayanan Spesifik Kasus Lansia


Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan akti
vitas untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien. Mempertimbangkan mode
l keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang melandasi, definisi konsep ku
ltural atau spiritual.
B. Keyakinan dan Nila-Nilai Konsep Utama Keperawatan
- Klien = individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertaha
nkan kehidupan sehari-hari dan sehat.
- Sehat = kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan kehidupan sehari-ha
ri yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.
- Lingkungan = tatanan dimana lansia tidak dapat memenuhi kebutuhankeperluan segh
ari-hari
- Keperawatan = pelayanan yang dilakukan untuk membantu lansia dalam mempertaha
nkan selfcare lansia
C. Diterapkan Dalam Praktek Keperawatan Lansia
- Menolong klien/lansia untuk keperawatan mandiri secara terapeutik
- Menolong klien bergerak kearah tindakan asuhan keperawatan
- Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya
D. Jenis Layanan Kesehatan Dirumah Pada Lansia
- Pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas)
- Pelayanan kesehatan dibawah koordinasi rumah sakit
- Pelayanan kesehatan praktik mandiri/kelompok
- Yayasan pelayanan sosoal (PSTW)
E. Tipe Pelayanan Kesehatan Dirumah
- Perawatan berdasarkan penyakit program yankes (dokter, fisiotrapi, ahli gizi)
- Pelayanan kesehatan (penyuluhan kesehatan)
- Pelayanan kesehatan khusus (membutuhkan teknologi)
F. Proses Perawatan Lansia
- Pengkajian, diagnosa keperawatan, prioritas masalah, tujuan keperawatan, intervensi
dan implikasi, evaluasi
G. Pelayanan Keperawatan Dirumah
- Coordinator
- Pemberi pelayanan kesehatan langsung terhadap klien dan keluarga
- Pendidikan atau penyuluhan kesehatan
- Pengelola
- Konselor
- Advokat
- Peneliti
H. Kontrak Pelayanan Kesehatan Dirumah
- Persetujuan atau kesepakatan antara instansi
- Kontrak langsung berhubungan dengan proses keperawatan
- Kontrak tindak lanjut
- Kontrak dapat berupa lisan atau tulisan
TUGAS : RESUME MATERI IBU TRI (SELASA, 02 MARET 2021)

MASALAH UMUM YANG TERJADI PADA LANSIA

Masalah-masalah umum yang biasanya terjadi pada lansia yang dapat kita temukan dalam ke
hidupan sehari-hari seperti :

a. Adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan yang dapat berakibat pada aspek ekono
mi karena kebutuhan keluarga semakin besar, sedangkan tenaga kesehatan semakin beku
rang.
b. Adanya penyakit yang mulai menyerang tubuh
Dalam kondisi yang sudah uzur berbagai penyakit siap untuk menyerang lansia, adanya b
erbagai macam gangguan yang terjadi pada tubuh, pola hidup yang tidak sehat di masa m
uda dapat menabung penyakit yang efeknya akan terasa di usia senja, menurunnya sistem
dan fungsi tubuh dari lansia dapat mempermudah lansia terserang penyakit entah itu pen
yakit menular ataupun tidak menular.
c. Adanya gangguan kepribadian usia lanjut
d. Mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan sosial
Masalah kesehatan mental berasal dari 4 aspek yaitu: Fisik, psikologik, Sosial dan Ekono
mi
e. Permasalahan menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
f. Penyesuaian terhadap kematian pasangan atau terhadap perceraian
g. Permasalahan membentuk hubungan dengan orang-orang seusia
h. Permasalahan menyesuaikan diri dengan peran sosial yang luas
TUGAS : RESUME MATERI IBU TRI (RABU, 03 MARET 2021)

Prinsip pengobatan dan polifarmasi pada lansia


A. Polifarmasi Pada Lansia
1. Peresepan obat pada lanjut usia (lansia) merupakan salah satu masalah yang penting,
karena dengan bertambahnya usia akan menyebabkan perubahan-perubahan
farmakokinetik dan farmakodinamik
2. Pemakaian obat yang banyak (polifarmasi), lebih sering terjadi efek samping,
interaksi, toksisitas obat, dan penyakit iatrogenik, lebih sering terjadi peresepan obat
yang tidak sesuai dengan diagnosis penyakit dan berlebihan, serta ketidakpatuhan
menggunakan obat sesuai dengan aturan pemakaiannya (inadherence)
3. Dari data yang diperoleh, peresepan obat pada lansia berkisar sepertiga dari semua
peresepan dan separuh dari obat yang dibeli tanpa resep digunakan oleh lansia. Secara
keseluruhan, 80 % dari lansia setiap hari menggunakan paling sedikit satu jenis obat
4. Dengan semakin meningkatnya jumlah lansia maka masalah peresepan obat pada
lansia akan menjadi masalah yang sangat perlu diperhatikan atau perlu mendapat
perhatian khusus
B. Masalah Dalam Peresepan Obat
1. Peresepan obat yang rasional
Yang meliputi penyerapan, distribusi, metabolisme dan pengeluaran obat.
a. Penyerapan obat
b. Distribusi obat
2. Farmakodinamik
Perubahan ini berupa gangguan kepekaan target organ terhadap obat yang dikonsumsi
pada lansia yang menyebabkan meningkatnya atau berkurangnya efek obat tersebut
dibandingkan dengan pada usia yang lebih muda. Hal ini disebabkan gangguan
pengikatan obat dengan reseptor dan berkurangnya jumlah reseptor.
3. Masalah-masalah khusus
Beberapa masalah khusus perlu diperhatikan di dalam meresepkan obat pada lansia,
yaitu:
a. Folifarmas
b. Takaran obat
c. Efek samping
d. Ketidakpatuhan menggunakan obat menurut aturan pemakaian
C. Peresepan Obat Yang Dianjurkan
Sehubungan dengan berbagai masalah yang telah diuraikan di atas, untuk mengurangi
kejadian terhadap masalah-masalah tersebut maka peresepan obat yang dianjurkan
adalah sebagai berikut:
1. Gunakan obat seminimal mungkin dan regimen dosis sesederhana mungkin
2. Start low, go slow, but use enough
3. Gunakan obat yang mempunyai efek samping minimal
4. Pengobatan sesuai diagnosis dan hindari pengobatan berdasarkan gejala dan tanda,
serta evaluasi kembali obat-obat yang telah diberikan secara berkala.
5. Jangan tambahkan obat untuk mengatasi efek samping obat lain yang digunakan
6. Jika ingin mengganti atau mengkombinasi obat untuk suatu diagnosis, hendaknya
dosis maksimal tercapai dulu dan kurangi jumlah obat
7. Bentuk sediaan obat yang digunakan yang tepat
8. Etiket/label yang digunakan pada obat yang tepat
9. Keluarga dan pengasuh perlu dilibatkan dalam pemberian obat
10. Biaya obat yang terjangkau, dengan mutu dan keamanan yang terjamin
TUGAS : RESUME MATERI IBU LINCE (SELASA, 9 & 16 MARET 2021)

KONSEP DAN RESPON KEMATIAN PADA LANSIA


A. Kematian
Kematian adalah keadaan sakit yang dirasakan oleh semua orang atau suatu kondisi
yang tidak dapat diharapkan untuk sembuh, kematian juga merupakan suatu keadaan
dimana denyut nadi sudah tidak teraba, tidak bernafas, dan tidak menunujkan segala
refleks serta tidak ada kegiatan otak
B. Penyebab kematian
Penyakit dan kecelakaan
C. Teori kematian
Ada 6 teori kematian yaitu Elizabeth kubler-ross, amberton, pattinson, wiesman,
kastenbaum, dan giacquinta
D. Tahap kematian
Denial-Anger-Bergaining-Depresi-Acceptance
E. Lingkungan menjelang ajal
- Rumah sakit perawatan akut
- Perawatan jangka panjang
- Hospice
- Perawatan dirumah
F. Kebutuhan menjelang ajal
- Kebutuhan jasmaniah
- Kebutuhan emosi
G. Pertimbangan khusus dalam perawatan
- Tahap I (Penolakan dan rasa kesendirian)
- Tahap II (Marah)
- Tahap III (Tawar menawar)
- Tahap IV (Depresi)
- Tahap V (Penerimaan)
H. Hak asasi pasien menjelang ajal
- Mempunyai harapan
- Dirawat
- Merasakan perasaan dan emosi
- Berpartisipasi dalam mengambil keputusan
- Mendapatkan perhatian medis dan perawatan
- Tidak mati dalam kesepian
- Bebas dalam rasa nyeri
- Memperoleh jawaban yang jujur
- Tidak ditipu
- Mendapat bantuan
- Mati dengan tenang dan terhormat
- Mempertahankan individualitas
- Mengharapkan kesucian tubuh
TUGAS : RESUME MATERI IBU WURIANI (RABU, 17 MARET 2021)

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA


A. Peningkatan usia harapan hidup
1. Penurunan angka kematian
2. Perbaikan kondisi sosial-ekonomi
3. Sarana perumahan, sanitasi dan higiene
4. Perbaikan nutrisi
5. Tingkat fertilitas menurun
6. Penurunan fertilitas dan mortalitas bertambahnya proporsi usia lanjut TRANSISI
DEMOGRAFI
Jumlah usia lanjut di Indonesia
– 1985 : 3,4 %
– 1990 : 5,8 %
– 2000 : 7,4 %
– 2020 : 25,5 juta jiwa
B. Transisi demografik
Jumlah usia lanjut meningkat
- Jenis penyakit yang sering pada usia lanjut juga akan meningkat
• Misalnya: DM, hipertensi, PJK, kanker dsb.
• Dibutuhkan teknologi kedokteran yang lebih tinggi
• Biaya tak cukup
• Masih terbebani masalah gizi kurang dan infeksi pada bayi-balita-bumil
- Jumlah warga muda / usia produktif tetap
• Tingkat beban / 1 orang usia produktif bertambah
C. Transisi epidemiologik
D. Masalah kesehatan individu dan komunitas akan berubah
E. Pendekatannya akan berbeda
TUGAS : RESUME MATERI IBU WURIANI (RABU, 17 MARET 2021)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK (ADL, GDS, MMSE, AMT, MNA)

1. ADL (Activities Of Daily Living) adalah aktifitas perawatan diri yang harus pasien lakukan
setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari. ADL sendiri ada
beberapa macam ada ADL dasar, ADL Instrumental, ADL Vokasional, ADL non vokasional.
Saat ini kita mempelajari ADL Instrumental yaitu ADL yang berhubungan dengan
penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menggunakan telepon,
mampu pergi ke suatu tempat, dapat berbelanja, dapat menyiapkan makanan, dapat
melakukan pekerjaan rumah tangga, dapat mencuci pakaian, dapat mengatur obat-obatan,
dapat mengatur keuangan. Cara Pengukurannya yaitu dengan wawancara mengajukan
pertanyaan dan pengamatan, dimana skor tertinggi tiap poinnya itu 1, setelah semua poin
mendaptkan hasil, dijumlahkan seluruh skor dengan klasifikasi 0 (dikerjakan oleh orang lain),
1 (perlu bantuan orang lain), 2 (perlu bantuan sesekali) dan 3-8 (Independen/mandiri).
2. GDS (Geriatric Depression Scale), merupakan salah satu alat/instrument yang dapat
digunakan untuk mendeteksi/skrining depresi pada lansia. Alat ini sangat cocok digunakan
untuk mengukur tingkat depresi pada lansia dengan gangguan kognitif. Alat skrining ini ada 2
terdiri dari 30 pertanyaan (GDS panjang) dan 15 pertanyaan (GDS pendek). Cara
pengukurannya yaitu kita mengajukan pertanyaan baik yang 30 pertanyaan ataupun yang 15
pertanyaan terkait dengan perasaannya dalam 2 minggu terakhir, dengan pilihan jawaban
hanya YA/TIDAK sesuai dengan perasaan yang paling tepat akhir-akhir ini, bacakan
pertanyaan sesuai dengan kalimat yang tertulis kemudian tunggu jawaban pasien, jika
jawaban kurang jelas tegaskan kembali dan beri tanda lingkar pada jawaban pasien. Setelah
semua pertanyaan terjawab hitunglah jumlah jawaban bercetak tebal (setiap jawaban yang
bercetak tebal dihitung satu), jumlah skor (1-9) kemungkinan besar ada gangguan depresi,
jumlah skor (10 atau lebih) menunjukan ada gangguan depresi. Referensi lain ada yang
mengklasifikasikan jumlah skor total Normal (0-4), Depresi Ringan (5-8), Depresi Sedang (9-
11), dan Depresi Berat (12-15).
3. MMSE (The Mini-Mental State Exam)
MMSE adalah alat/instrument yang dapat digunakan pada pasien lansia umumnya dilakukan
pada pasien yang dicurigai mengalami demensia, dengan wawancara langsung dengan pasien.
Pasien akan ditanya dam diminta mengikuti instruksi pemeriksa. MMSE mencakup 11 item
penilaian yang digunakan untuk menilai atensi dan orientasi (berikan skor 1 tiap jawaban
benar, skor maksimal 5), memori, registrasi (berikan skor 1 tiap jawaban benar, skor
maksimal 3), recall (minta pasien mengulang kembali 3 nama benda yang disebutkan pada
saat pemeriksaan registrasi skor maksimal 3), kalkulasi (skor sesuai dengan jumlah jawaban
benar, skor maksimal 5, bila pasien tidak mampu menghitung minta pasien mengeja skor
sesuai dengan jumlah huruf yang ditempatkan secara benar), kemampuan bahasa
(pengulangan, perintah tiga langkah, membaca, menulis, meniru gambar poligon kompleks)
tiap komponen dibahasa memiliki skor yang berbeda-beda. Rentang skor MMSE adalah 0-30,
dengan klasifikasi Kognisi Normal (30-24), Gangguan Kognisi Ringan (23-19), Gangguan
Kognisi Sedang (18-10), dan Gangguan Kognisi Berat (9-0).
4. AMT (Abbreviated Mental Test), merupakan instrumen untuk menilai fungsi kognitif lansia
dengan waktu yang lebih pendek/singkat dari pada MMSE, tetapi AMT mempunyai
sensitifitas dan spesivitas yang lebih rendah dalam mendeteksi adanya kelainan kognitif
daripada MMSE. cara pelaksanaan pasien diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada di
instrumen AMT kemudian beri tanda centang (√) pada nilai nol (0) jiak salah dan satu (1)
jika benar, jumlahkan skor A-J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan,
interprestasi Normal (8-10), Sedang (4-7) dan Berat (0-3).
5. MNA (Mini Nutrional Assesment), merupakan alat/instrumen yang digunakan untuk
mengukur atau menskrining status gizi pada lansia, hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah seorang lansia mempunyai resiko mengalami malnutrisi akibat penyakit yang diderita
dan atau perawatan di rumah sakit. Cara pelaksanaan MNA meliputi wawancara dan
pengamatan mengenai berat badan, dan perubahan berat badan dalam 6 bulan atau 2 minggu
terakhir, kuisionernya terdiri atas 18 pertanyaan yang terbagi dalam 4 komponen : penilaian
antropometri (BB,TB,IMT,LLA,Lingkar Betis), penilaian asupan makanan, penialian secara
umum mengenai gaya hidup dan penilaian secara subjektif. Skor skrining memiliki sub total
skor maksimal 14, jika nilai ≥ 12 tidak mempunyai resiko, tidak perlu melengkapi form
penilaian, jika ≤ 11 mungkin mengalami malnutrisi, lanjutkan mengisi form penilaian. Form
penilaian skor skrining di tambah skor penilaian, sehingga skor total indikator (maksimum
30) : Risiko malnutrisi (17-23,5) dan malnutrisi (<17).
TUGAS : RESUME MATERI BU TRI(SELASA,15 JUNI 2021)
SENAM LANSIA TERAPI OKUPASI PADA LANSIA

1. Definisi
Terapi okupasi adalah jenis terapi yang secara khusus digunakan untuk membantu
orang-orang untuk hidup mandiri dengan berbagai kondisi kesehatan yang telah ada.
Terapi ini digunakan sebagai bagian dari program pengobatan untuk orang-orang yang
mengidap suatu penyakit, seperti keterlambatan perkembangan sejak lahir, masalah
psikologis, atau cedera jangka panjang. Tujuan utama terapi okupasi adalah untuk
membantu meningkatkan kualitas hidup mereka dalam memaksimalkan kemandirian.
Hal ini membantu pasien mendapatkan harapan positif dan tujuan hidup.
2. Manfaat
a. Senam lansia bisa dilakukan secara teratur minimal sehari dilakukan dalam waktu
30 menit. Dalam sepekan, senam untuk lansia bisa dipraktikkan 4-5 kali demi
menunjang kesehatan. Sejumlah manfaat pun bisa didapatkan dari senam lansia,
antara lain:Meningkatkan kekuatan
b. Meningkatkan keseimbangan
c. Menambah energi
d. Mencegah dan menunda penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes,
dan osteoporosis
e. Meningkatkan mood dan mencegah depresi
f. Meningkatkan fungsi kognitif atau cara kerja otak.
3. Sasaran terapi okupasi
Terapi okupasi memiliki banyak unsur, karena tujuannya adalah untuk membantu
pasien secara keseluruhan untuk kesehatannya dalam konteks aktivitas kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, pasien yang sedang menjalani terapi ini akan
mendapatkan pengarahan dan latihan dalam berbagai hal, antara lain:
a. Perawatan pribadi
b. Pekerjaan rumah
c. Pengelolaan diri
d. Mobilitas
e. Latihan fisik
f. Menggunakan alat bantu
g. Keamanan fisik
h. Rehabilitas tempat kerja
4. Kemana harus mencari terapis okupasi
a. Terapi okupasi saat ini banyak tersedia dan mudah dijangkau. Jika terapi ini
merupakan bagian dari rencana pengobatan untuk kondisi kesehatan Anda, dokter
Anda akan mengarahkan Anda ke seorang terapis. Jika Anda baru menjalani operasi,
terapis dapat dihubungi lewat rumah sakit tempat anda menjalani operasi.
b. Jika Anda ingin menghubungi terapis okupasi secara langsung, Anda akan dibantu
oleh American Occupational Therapy Association (AOTA), asosiasi terapis, asisten,
dan mahasiswa okupasi. Mereka saat ini memiliki 35,000 anggota yang dapat Anda
pilih. AOTA juga bertanggung jawab untuk memastikan kualitas pelayanan yang
diberikan memenuhi Standar Etik yang harus dipatuhi.
5. Kapan anda harus mencari terapis okupasi
a. Gangguan mental bawaan dan cacat fisik
b. Cedera akbiat kecelakaan kerja
c. Strok atau serangan jantung
d. Kerusakan otak
e. Amputasi
f. Penyakit kronik
g. Gangguan belajar
h. Gangguan kesehatan mental
i. Gangguan perilaku
TUGAS : RESUME MATERI IBU WURIANI (KAMIS,17 JUNI 2021)
SENAM LANSIA TERAPI OKUPASI PADA LANSIA
Senam lansia bisa dilakukan dengan berbagai cara, tidak harus dengan senam khusus sen
di, bisa dengan ROM (Range of motion), atau bisa dengan gerakan-gerakan lain yang penting
lansia tidak mengalami trauma atau Injury seperti fraktur atau patah tulang atau terjatuh dan
kelelahan karna jantungnya lelah jadi bisa dilakukan dimana saja, kapan saja bahkan sambil d
uduk sekali pun boleh.
TUGAS : RESUME MATERI IBU LINCE (JUMAT,18 JUNI 2021)
PENYULUHAN KESEHATAN
1. Definisi
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dngan cara menyebar
kan pesan dan menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, mengert
i, tetapi juga mau dan bisa melakukan sesuatu anjuran yang ada hubungannya dengan kese
hatan.

2. Prinsip Penyuluhan Lansia

a.Menggunakan komunikasi yang menghargai, meminta dan mendukung.

b.Jadwal pendidikan kesehatan dibuat pada sesi pagi hari, saat energi lansia tinggi

c.Pemberian waktu tambahan untuk memproses informasi baru

d.Keterkaitan antara pengalaman masa lalu dengan pengetahuan dan keterampilan

e.Mempertahankan isi atau materi penkes

f. Membantu individu lansia dengan mengurangi distraksi

g.Berbicara lambat, jelas, dan ringkas

h.Memberikan bahan pembelajaran

i. Menggunakan gambar

j. Mendukung lansia untuk menyimpan informasi

k.Memberikan petunjuk yang jelas

l. Melibatkan dan mendukung lansia

m. Menghubungkan informasi baru

n.Mengulangi hal-hal yang penting selama sesi penkes

3. Metode pendidikan kesehatan

a. Individu atau keluarga

b. Kelompok
c. Masyarakat

4. Metode pendidikan kelompok

a. Kelompok kecil (<15 orang, metode yang digunakan diskusi kelompok, roleplay, bola sa
lju, simulasi dan demostrasi)

b. Kelompk besar (>15 orang, metode yang digunakan ceramah, seminar dan forum panel)

5. Faktor yang mempengaruhi penkes pada lansia

a. Faktor pendukung

b. Faktor penghambat

6. Alat bantu penkes

a. Alat bantu pandang : leaflet ,dll

b. Alat bantu dengar : radio, dll

c. Alat bantu pandang dengar : televisi,dll

7. Tahap-tahap proses penkes pada lansia

a. Pengumpulan data

b. Perencanaan

c. Implementasi

d. Evaluasi

TERAPI MUSIK

1. Definisi

Terapi musik adalah usaha untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangs
angan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan gaya yang diorganisir s
edemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental
2. Jenis terapi musik
a. Metode terapi musik aktif
b. Metode terapi musik aktif
3. Manfaat terapi musik
a. Efek mozart
b. Refreshing
c. Motivasi
d. Perkembangan kepribadian
e. Terapi
f. Komunikasi
4. Hal yang perlu diperhatikan dalam terapi musik
a. Hindari interupsi yang diakibatkan cahaya yang remang-remang
b. Volume suara yang keras dapat mengganggu perasaat saat pemberian terapi
c. Usahakan klien untuk tidak menganalisa musik
d. Gunakan jenis musik sesuai dengan kesukaan klien
5. Persiapan
a. Alat (tape musik/radio)
b. Bahan (headsheet, cd musik, alat musik)
6. Prosedur pelaksanaan
a. Tahap pra interaksi (catatan keperawatan, siapkan alat-alat, cuci tangan)
b. Interaksi
1) Tahap orientasi (menyampaikan salam, memperkenalkan diri, menyampaikan na
ma pasien, definisikan perubahan spesifik perilaku dan fisiologis sperti yang diing
inkan, pertimbangkan minat klien , identifikasi musik yang disukai klien, dan info
rmasikan individu mengenai tujuan)
2) Tahap kerja (pilih musik tertentu, bantu individu menentukan posisi yang nyama
n, batasi stimulasi, buatlah kaset, pastikan kaset dalam kondisi baik, berikan head
phone sesuai indikasi, pastikan volume atau suara musik tidak terlalu keras)
3) Terminasi (evaluasi hasil kegiatan, simpulkan kegiatan, kontrak waktu pertemuan
selanjutnya, rapikan alat dan cuci tangan, dokumentasi)

Anda mungkin juga menyukai