Resume Materi Gerontik Novara
Resume Materi Gerontik Novara
NIM : SNR19214013
Makul : Gerontik
Dosen : Tim
Masalah-masalah umum yang biasanya terjadi pada lansia yang dapat kita temukan dalam ke
hidupan sehari-hari seperti :
a. Adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan yang dapat berakibat pada aspek ekono
mi karena kebutuhan keluarga semakin besar, sedangkan tenaga kesehatan semakin beku
rang.
b. Adanya penyakit yang mulai menyerang tubuh
Dalam kondisi yang sudah uzur berbagai penyakit siap untuk menyerang lansia, adanya b
erbagai macam gangguan yang terjadi pada tubuh, pola hidup yang tidak sehat di masa m
uda dapat menabung penyakit yang efeknya akan terasa di usia senja, menurunnya sistem
dan fungsi tubuh dari lansia dapat mempermudah lansia terserang penyakit entah itu pen
yakit menular ataupun tidak menular.
c. Adanya gangguan kepribadian usia lanjut
d. Mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan sosial
Masalah kesehatan mental berasal dari 4 aspek yaitu: Fisik, psikologik, Sosial dan Ekono
mi
e. Permasalahan menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
f. Penyesuaian terhadap kematian pasangan atau terhadap perceraian
g. Permasalahan membentuk hubungan dengan orang-orang seusia
h. Permasalahan menyesuaikan diri dengan peran sosial yang luas
TUGAS : RESUME MATERI IBU TRI (RABU, 03 MARET 2021)
1. ADL (Activities Of Daily Living) adalah aktifitas perawatan diri yang harus pasien lakukan
setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari. ADL sendiri ada
beberapa macam ada ADL dasar, ADL Instrumental, ADL Vokasional, ADL non vokasional.
Saat ini kita mempelajari ADL Instrumental yaitu ADL yang berhubungan dengan
penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menggunakan telepon,
mampu pergi ke suatu tempat, dapat berbelanja, dapat menyiapkan makanan, dapat
melakukan pekerjaan rumah tangga, dapat mencuci pakaian, dapat mengatur obat-obatan,
dapat mengatur keuangan. Cara Pengukurannya yaitu dengan wawancara mengajukan
pertanyaan dan pengamatan, dimana skor tertinggi tiap poinnya itu 1, setelah semua poin
mendaptkan hasil, dijumlahkan seluruh skor dengan klasifikasi 0 (dikerjakan oleh orang lain),
1 (perlu bantuan orang lain), 2 (perlu bantuan sesekali) dan 3-8 (Independen/mandiri).
2. GDS (Geriatric Depression Scale), merupakan salah satu alat/instrument yang dapat
digunakan untuk mendeteksi/skrining depresi pada lansia. Alat ini sangat cocok digunakan
untuk mengukur tingkat depresi pada lansia dengan gangguan kognitif. Alat skrining ini ada 2
terdiri dari 30 pertanyaan (GDS panjang) dan 15 pertanyaan (GDS pendek). Cara
pengukurannya yaitu kita mengajukan pertanyaan baik yang 30 pertanyaan ataupun yang 15
pertanyaan terkait dengan perasaannya dalam 2 minggu terakhir, dengan pilihan jawaban
hanya YA/TIDAK sesuai dengan perasaan yang paling tepat akhir-akhir ini, bacakan
pertanyaan sesuai dengan kalimat yang tertulis kemudian tunggu jawaban pasien, jika
jawaban kurang jelas tegaskan kembali dan beri tanda lingkar pada jawaban pasien. Setelah
semua pertanyaan terjawab hitunglah jumlah jawaban bercetak tebal (setiap jawaban yang
bercetak tebal dihitung satu), jumlah skor (1-9) kemungkinan besar ada gangguan depresi,
jumlah skor (10 atau lebih) menunjukan ada gangguan depresi. Referensi lain ada yang
mengklasifikasikan jumlah skor total Normal (0-4), Depresi Ringan (5-8), Depresi Sedang (9-
11), dan Depresi Berat (12-15).
3. MMSE (The Mini-Mental State Exam)
MMSE adalah alat/instrument yang dapat digunakan pada pasien lansia umumnya dilakukan
pada pasien yang dicurigai mengalami demensia, dengan wawancara langsung dengan pasien.
Pasien akan ditanya dam diminta mengikuti instruksi pemeriksa. MMSE mencakup 11 item
penilaian yang digunakan untuk menilai atensi dan orientasi (berikan skor 1 tiap jawaban
benar, skor maksimal 5), memori, registrasi (berikan skor 1 tiap jawaban benar, skor
maksimal 3), recall (minta pasien mengulang kembali 3 nama benda yang disebutkan pada
saat pemeriksaan registrasi skor maksimal 3), kalkulasi (skor sesuai dengan jumlah jawaban
benar, skor maksimal 5, bila pasien tidak mampu menghitung minta pasien mengeja skor
sesuai dengan jumlah huruf yang ditempatkan secara benar), kemampuan bahasa
(pengulangan, perintah tiga langkah, membaca, menulis, meniru gambar poligon kompleks)
tiap komponen dibahasa memiliki skor yang berbeda-beda. Rentang skor MMSE adalah 0-30,
dengan klasifikasi Kognisi Normal (30-24), Gangguan Kognisi Ringan (23-19), Gangguan
Kognisi Sedang (18-10), dan Gangguan Kognisi Berat (9-0).
4. AMT (Abbreviated Mental Test), merupakan instrumen untuk menilai fungsi kognitif lansia
dengan waktu yang lebih pendek/singkat dari pada MMSE, tetapi AMT mempunyai
sensitifitas dan spesivitas yang lebih rendah dalam mendeteksi adanya kelainan kognitif
daripada MMSE. cara pelaksanaan pasien diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada di
instrumen AMT kemudian beri tanda centang (√) pada nilai nol (0) jiak salah dan satu (1)
jika benar, jumlahkan skor A-J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan,
interprestasi Normal (8-10), Sedang (4-7) dan Berat (0-3).
5. MNA (Mini Nutrional Assesment), merupakan alat/instrumen yang digunakan untuk
mengukur atau menskrining status gizi pada lansia, hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah seorang lansia mempunyai resiko mengalami malnutrisi akibat penyakit yang diderita
dan atau perawatan di rumah sakit. Cara pelaksanaan MNA meliputi wawancara dan
pengamatan mengenai berat badan, dan perubahan berat badan dalam 6 bulan atau 2 minggu
terakhir, kuisionernya terdiri atas 18 pertanyaan yang terbagi dalam 4 komponen : penilaian
antropometri (BB,TB,IMT,LLA,Lingkar Betis), penilaian asupan makanan, penialian secara
umum mengenai gaya hidup dan penilaian secara subjektif. Skor skrining memiliki sub total
skor maksimal 14, jika nilai ≥ 12 tidak mempunyai resiko, tidak perlu melengkapi form
penilaian, jika ≤ 11 mungkin mengalami malnutrisi, lanjutkan mengisi form penilaian. Form
penilaian skor skrining di tambah skor penilaian, sehingga skor total indikator (maksimum
30) : Risiko malnutrisi (17-23,5) dan malnutrisi (<17).
TUGAS : RESUME MATERI BU TRI(SELASA,15 JUNI 2021)
SENAM LANSIA TERAPI OKUPASI PADA LANSIA
1. Definisi
Terapi okupasi adalah jenis terapi yang secara khusus digunakan untuk membantu
orang-orang untuk hidup mandiri dengan berbagai kondisi kesehatan yang telah ada.
Terapi ini digunakan sebagai bagian dari program pengobatan untuk orang-orang yang
mengidap suatu penyakit, seperti keterlambatan perkembangan sejak lahir, masalah
psikologis, atau cedera jangka panjang. Tujuan utama terapi okupasi adalah untuk
membantu meningkatkan kualitas hidup mereka dalam memaksimalkan kemandirian.
Hal ini membantu pasien mendapatkan harapan positif dan tujuan hidup.
2. Manfaat
a. Senam lansia bisa dilakukan secara teratur minimal sehari dilakukan dalam waktu
30 menit. Dalam sepekan, senam untuk lansia bisa dipraktikkan 4-5 kali demi
menunjang kesehatan. Sejumlah manfaat pun bisa didapatkan dari senam lansia,
antara lain:Meningkatkan kekuatan
b. Meningkatkan keseimbangan
c. Menambah energi
d. Mencegah dan menunda penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes,
dan osteoporosis
e. Meningkatkan mood dan mencegah depresi
f. Meningkatkan fungsi kognitif atau cara kerja otak.
3. Sasaran terapi okupasi
Terapi okupasi memiliki banyak unsur, karena tujuannya adalah untuk membantu
pasien secara keseluruhan untuk kesehatannya dalam konteks aktivitas kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, pasien yang sedang menjalani terapi ini akan
mendapatkan pengarahan dan latihan dalam berbagai hal, antara lain:
a. Perawatan pribadi
b. Pekerjaan rumah
c. Pengelolaan diri
d. Mobilitas
e. Latihan fisik
f. Menggunakan alat bantu
g. Keamanan fisik
h. Rehabilitas tempat kerja
4. Kemana harus mencari terapis okupasi
a. Terapi okupasi saat ini banyak tersedia dan mudah dijangkau. Jika terapi ini
merupakan bagian dari rencana pengobatan untuk kondisi kesehatan Anda, dokter
Anda akan mengarahkan Anda ke seorang terapis. Jika Anda baru menjalani operasi,
terapis dapat dihubungi lewat rumah sakit tempat anda menjalani operasi.
b. Jika Anda ingin menghubungi terapis okupasi secara langsung, Anda akan dibantu
oleh American Occupational Therapy Association (AOTA), asosiasi terapis, asisten,
dan mahasiswa okupasi. Mereka saat ini memiliki 35,000 anggota yang dapat Anda
pilih. AOTA juga bertanggung jawab untuk memastikan kualitas pelayanan yang
diberikan memenuhi Standar Etik yang harus dipatuhi.
5. Kapan anda harus mencari terapis okupasi
a. Gangguan mental bawaan dan cacat fisik
b. Cedera akbiat kecelakaan kerja
c. Strok atau serangan jantung
d. Kerusakan otak
e. Amputasi
f. Penyakit kronik
g. Gangguan belajar
h. Gangguan kesehatan mental
i. Gangguan perilaku
TUGAS : RESUME MATERI IBU WURIANI (KAMIS,17 JUNI 2021)
SENAM LANSIA TERAPI OKUPASI PADA LANSIA
Senam lansia bisa dilakukan dengan berbagai cara, tidak harus dengan senam khusus sen
di, bisa dengan ROM (Range of motion), atau bisa dengan gerakan-gerakan lain yang penting
lansia tidak mengalami trauma atau Injury seperti fraktur atau patah tulang atau terjatuh dan
kelelahan karna jantungnya lelah jadi bisa dilakukan dimana saja, kapan saja bahkan sambil d
uduk sekali pun boleh.
TUGAS : RESUME MATERI IBU LINCE (JUMAT,18 JUNI 2021)
PENYULUHAN KESEHATAN
1. Definisi
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dngan cara menyebar
kan pesan dan menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, mengert
i, tetapi juga mau dan bisa melakukan sesuatu anjuran yang ada hubungannya dengan kese
hatan.
b.Jadwal pendidikan kesehatan dibuat pada sesi pagi hari, saat energi lansia tinggi
i. Menggunakan gambar
b. Kelompok
c. Masyarakat
a. Kelompok kecil (<15 orang, metode yang digunakan diskusi kelompok, roleplay, bola sa
lju, simulasi dan demostrasi)
b. Kelompk besar (>15 orang, metode yang digunakan ceramah, seminar dan forum panel)
a. Faktor pendukung
b. Faktor penghambat
a. Pengumpulan data
b. Perencanaan
c. Implementasi
d. Evaluasi
TERAPI MUSIK
1. Definisi
Terapi musik adalah usaha untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangs
angan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan gaya yang diorganisir s
edemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental
2. Jenis terapi musik
a. Metode terapi musik aktif
b. Metode terapi musik aktif
3. Manfaat terapi musik
a. Efek mozart
b. Refreshing
c. Motivasi
d. Perkembangan kepribadian
e. Terapi
f. Komunikasi
4. Hal yang perlu diperhatikan dalam terapi musik
a. Hindari interupsi yang diakibatkan cahaya yang remang-remang
b. Volume suara yang keras dapat mengganggu perasaat saat pemberian terapi
c. Usahakan klien untuk tidak menganalisa musik
d. Gunakan jenis musik sesuai dengan kesukaan klien
5. Persiapan
a. Alat (tape musik/radio)
b. Bahan (headsheet, cd musik, alat musik)
6. Prosedur pelaksanaan
a. Tahap pra interaksi (catatan keperawatan, siapkan alat-alat, cuci tangan)
b. Interaksi
1) Tahap orientasi (menyampaikan salam, memperkenalkan diri, menyampaikan na
ma pasien, definisikan perubahan spesifik perilaku dan fisiologis sperti yang diing
inkan, pertimbangkan minat klien , identifikasi musik yang disukai klien, dan info
rmasikan individu mengenai tujuan)
2) Tahap kerja (pilih musik tertentu, bantu individu menentukan posisi yang nyama
n, batasi stimulasi, buatlah kaset, pastikan kaset dalam kondisi baik, berikan head
phone sesuai indikasi, pastikan volume atau suara musik tidak terlalu keras)
3) Terminasi (evaluasi hasil kegiatan, simpulkan kegiatan, kontrak waktu pertemuan
selanjutnya, rapikan alat dan cuci tangan, dokumentasi)