Depresi Dan Stress

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Depresi dan Stress

Depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam
dan rasa tidak peduli. Semua orang pasti pernah merasa sedih atau murung. Seseorang dinyatakan
mengalami depresi jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga.

Depresi yang dibiarkan berlanjut dan tidak mendapatkan penanganan bisa menyebabkan terjadinya
penurunan produktifitas kerja, gangguan hubungan sosial , hingga munculnya keinginan untuk bunuh
diri.

Gejala Depresi

Ada ciri-ciri psikologi dan fisik yang menunjukkan seseorang terkena depresi. Ciri-ciri psikologi
seseorang yang mengalami depresi adalah:

 Mengalami kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan

 Tidak stabil secara emosional

 Merasa putus asa atau frustrasi

Ciri-ciri fisik dari seseorang mengalami depresi adalah:

 Selalu merasa lelah dan tak bertenaga

 Mengalami pusing dan rasa nyeri tanpa penyebab yang jelas

 Menurunnya selera makan

Penyebab Depresi

Depresi lebih sering dialami oleh orang dewasa, dan penyebabnya diduga berhubungan dengan
faktor genetik, hormon, dan zat kimia di otak. Beberapa faktor pemicu terjadinya depresi, di
antaranya:

 Mengalami peristiwa traumatis

 Memiliki penyakit kronis atau serius

 Mengonsumsi jenis obat tertentu

 Memiliki riwayat gangguan mental lainnya

Pengobatan Depresi

Dalam mengobati depresi, psikiater dapat melakukan beberapa cara berikut:


 Melakukan psikoterapi, untuk membantu mengatasi masalah akibat depresi

 Memberikan obat antidepresan, untuk mengatasi depresi pasien

 Memberikan terapi kejut listrik, untuk mengubah kinerja otak pasien

 Menjalani perawatan di rumah sakit jika mengalami depresi yang parah

Gambaran Umum kecemasan

Kecemasan adalah suatu istilah yang menggambarkan gangguan psikologis yang dapat memiliki
karakteristik yaitu berupa rasa takut, keprihatinan terhadap masa depan, kekhawatiran yang
berkepanjangan, dan rasa gugup. Rasa cemas memang biasa dihadapi semua orang. Namun, rasa
cemas disebut gangguan psikologis ketika rasa cemas menghalangi seseorang untuk menjalani
kehidupan sehari-hari dan menjalani kegiatan produktif.

Penyebab Kecemasan

Penyebab pasti rasa cemas tidak diketahui. Namun, sudah terbukti bahwa rasa cemas disebabkan
oleh kombinasi faktor-faktor tertentu. Seperti gangguan mental lainnya, rasa cemas disebabkan oleh
gagalnya saraf-saraf otak untuk mengontrol emosi dan rasa takut. Contohnya stress dapat mengubah
alur komunikasi sel-sel saraf dalam sirkuit otak. Hal ini akan mengubah struktur otak tertentu yang
mengkontrol emosi. Struktur otak tertentu ini pada awalnya dibentuk dari genetik dan keturunan
keluarga.

Faktor lingkungan seperti trauma masa kecil (contohnya kekerasan rumah tangga, kehilangan orang
tua, dll) atau masalah besar dalam hidup (contohnya krisis finansial dan gagalnya hubungan asmara)
dapat memicu kecemasan. Gejala-gejala kecemasan juga dapat disebabkan oleh gangguan sistemik
seperti hipertiroidisme, masalah endokrin, gula darah rendah, kekurangan kalsium, dan penyakit
jantung.

Kecemasan atau mudah cemas bukan disebabkan oleh lemahnya kepribadian seseorang atau
pendidikan yang buruk.

Gejala-gejala Kecemasan

Kecemasan merupakan respon normal dalam menghadapi situasi sulit. Bahkan, rasa cemas dapat
membantu jika situasi yang membutuhkan respon “lawan atau lari” terjadi. Respon “lawan atau lari”
adalah suatu respon yang diatur oleh hormon adrenalin yang akan menentukan apakah Anda harus
“lawan” atau “lari” dalam situasi genting. Namun, jika respon ini berlebihan dan berkepanjangan
atau menjadi terlampau paranoid terhadap masalah kecil, Anda mungkin mengalami gangguan
kecemasan. Tanda-tanda gangguan kecemasan adalah atau kombinasi dari beberapa hal dibawah
ini:

 Perasaan mudah marah, tersinggung, sedih, atau khawatir


 Tidak dapat fokus dan tenang

 Susah tidur

 Ketakutan dan panic

 Jantung berdebar-debar tanpa alasan jelas

 Tangan dan kaki berkeringat dingin

 Rasa kesemutan di tangan atau kaki

 Otot-otot menegang

 Pusing dan mual

 Mulut kering

Tipe Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe yaitu:

 Generalized Anxiety Disorder (GAD)/Gangguan Kecemasan Umum - Ini adalah gangguan


berkepanjangan dan berlebihan terhadap situasi atau kejadian secara tidak spesifik. Pasien
umumnya mengkhawatirkan segala macam hal secara berlebihan dan merespon dengan
berlebihan. Contohnya, pasien dengan gangguan ini mengkhawatirkan masalah keuangan,
kesehatan, pekerjaan, atau keluarga namun tidak bisa menentukan hal apa yang sebenarnya
mereka khawatirkan.

 Panic Disorder / Panik yang Tidak Normal - Pasien dengan gangguan ini menderita serangan
rasa takut dan panik secara cepat dan tiba-tiba.

 Phobia - kondisi ini memiliki karakteristik rasa takut yang tidak diketahui mengapa terhadap
suatu objek, situasi, atau makhluk hidup. Contohnya, takut ketinggian, takut ruangan sempit,
takut terhadap laba-laba, atau takut terhadap binatang melata. Tidak seperti GAD dimana
pasien tidak bisa menentukan apa yang dia khawatirkan, pasien phobia dapat dengan jelas
menentukan apa yang dia takutkan. Walaupun apa yang mereka takutkan terkadang
irasional, pasien tetap tidak bisa mengontrol rasa takut mereka.

 Social Anxiety Disorder/Gangguan Kecemasan dalam Bersosialisasi - Biasa disebut phobia


sosial, gangguan ini terjadi saat pasien berada dalam situasi bersosialisasi. Pasien merasa
gelisah dan terlalu sadar diri terhadap penampilan, perilaku, sikap, ataupun perkataan
pribadi jika dihadapkan dengan seseorang. Umumnya, pasien menghindari perkumpulan
sosial karena takut memalukan diri sendiri dan dipandang oleh orang lain.

 Obsessive Compulsive Disorder (OCD)/Gangguan Perilaku Obsesif - Gangguan ini adalah


perilaku dan pemikiran yang membuat gelisah dan repetitif. Contohnya, beberapa pasien
begitu terobsesi dengan tangah yang bersih sehingga mereka selalu mencuci tangan setiap
jam atau melihat tangan orang lain kotor mereka juga merasa gelisah. Pasien yang menderita
gangguan ini menyadari apa yang mereka lakukan itu tidak seharusnya namun tetap tidak
bisa mengkontrolnya.

 Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)/Gangguan Post-traumatic - Gangguan ini disebabkan


oleh kejadian masa lalu yang menyebabkan trauma berat seperti kecelakaan, pemerkosaan,
atau menyaksikan tindak kriminal. PTSD sering menyebabkan perubahan perilaku dan sikap
dengan harapan dapat menghidar dari penyebab trauma.

 Separation Anxiety Disorder/Ganguan Kecemasan dalam Perpisahan - Pasien dengan


gangguan ini akan mengalami kecemasan berlebihan dan kepanikan berlebihan ketika
mereka berpisah dengan seseorang atau suatu tempat yang memberi rasa aman kepada
pasien.

Pilihan Perawatan untuk Gangguan Kecemasan

Orang-orang yang mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan sebelumnya sebaiknya menemui
psikiatris atau psikologis yang terlatih dalam mendiagnosa gangguan kecemasan. Uji kesehatan
mental yang berupa observasi dan diskusi mengenai apa yang dirasakan pasien biasa dilakukan.
Selain itu, evaluasi komprehensif tentang sejarah keluarga juga ditanyakan. Tergantung dengan
jawaban Anda dan manual standar diagnosis untuk gangguan kecemasan, dokter anda akan dapat
mengidentifikasi tipe apa yang anda derita, apa yang menyebabkannya, dan perawatan seperti apa
yang paling cocok untuk Anda.

Ada dua pilihan umum untuk mengatasi gangguan kecemasan, yaitu:

 Pengobatan Tanpa Obat/Curhat - Terapi perilaku kognitif adalah salah satu terapi yang
paling sering dan paling efektif untuk mengatasi kecemasan. Dokter Anda akan membantu
Anda mengerti alur pemikiran Anda dan mengidentifikasi apakah ada pemikiran atau perilaku
buruk yang mungkin berasal dari kecemasan Anda sehingga anda dapat menghindari
pemikiran dan perilaku tersebut. Dokter Anda juga akan merekomendasikan beberapa hal
berikut ini tergantung dengan kondisi Anda: konseling, hipnoterapi, sesi relaksasi, dan kursus
manajemen kecemasan.

 Obat-obatan - Serangan kecemasan dapat diatasi dengan obat anti-depresan, buspiron, beta-
bloker (propanolol), obat penenang (diazepam), dan pregabalin. Obat-obat ini dapat
meringankan gejala dengan cara mengubah keseimbangan substansi kimia yang ada di otak
yang mempengaruhi kecemasan.

Obat khusus untuk mengatasi ganguuan kecemasan belum ditemukan. Namun, kombinasi konseling,
obat-obatan, dan opsi lainnya dapat mengatasi gangguan secara mudah. Perubahan gaya hidup
seperti olahraga rutin, latihan pernapasan, teknik relaksasi diri, dan yoga juga bermanfaat. Penelitain
membuktikan bahwa orang-orang yang menderita kecemasan dapat mengontrol atau mengurangi
serangan kecemasan dengan menghindari makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti
kopi, cola, dan coklat.

Anda mungkin juga menyukai