Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nardo Firando

Nim : AOA0190908

Kelas : Enggano

Menjelaskan konsep pathway pada asuhan keperawatan pasien dengan acs, cardiac arrest, syock dan
intoksikasi

 ACS (acute coronary syndrome)

Terjadinya ACS pada umumnya diawali dengan terjadinya proses aterosklerosis pada
saat monosit berpindah dari aliran darah dan melekat pada lapisan dinding pembuluh darah
koroner, yang akan mengakibatkan terjadinya penumpukkan lemak. Setiap daerah penebalan
atau plak selain terdiri dari monosit dan lemak menimbulkan jaringan ikat dari sekitar area
perlekatan. Hipertensi juga menyebabkan gesekan antara aliran darah dengan ateroma.
Ateroma atau plak aterosklerosis dapat menyebar dimana saja, tetapi umumnya ada di daerah
percabangan. Pada ateroma yang pecah dapat mempersempit lumen pembuluh darah arteri
yang kemudian mengakibatkan pembentukan bekuan darah yang mengalir (trombus), bekuan
ini dapat menyebabkan sumbatan (tromboemboli) di tempat lain Dengan adanya sumbatan
pada arteri koroner dapat mengakibatkan menurunnya suplai darah.

Penurunan suplai darah akan menyebabkan beberapa hal, yang pertama memicu
metabolisme anaerob, perubahan aktivitas biolistrik miokard, dan pelepasan enzim-nzim
jantung. Metabolisme anaerob yang akan melepaskan asam laktat, histamin dan kinin yang akan
menstimulasi rasa nyeri yang dihantarkan syaraf aferen ke sistem syaraf pusat.

 Cardiac Arrest
Kebanyakan korban henti jantung diakibatkan oleh timbulnya aritmia: fibrilasi ventrikel
(VF), takhikardi ventrikel (VT), aktifitas listrik tanpa nadi (PEA), dan asistol
o Fibrilasi ventrikel Merupakan kasus terbanyak yang sering menimbulkan kematian
mendadak, pada keadaan ini jantung tidak dapat melakukan fungsi kontraksinya,
jantung hanya mampu bergetar saja. Pada kasus ini tindakan yang harus segera
dilakukan adalah CPR dan DC shock atau defibrilasi.
o Takhikardi ventrikel Mekanisme penyebab terjadinyan takhikardi ventrikel biasanya
karena adanya gangguan otomatisasi (pembentukan impuls) ataupaun akibat adanya
gangguan konduksi. Frekuensi nadi yang cepat akan menyebabkan fase pengisian
ventrikel kiri akan memendek, akibatnya pengisian darah ke ventrikel juga berkurang
sehingga curah jantung akan menurun. VT dengan keadaan hemodinamik stabil,
pemilihan terapi dengan medika mentosa lebih diutamakan. Pada kasus VTdengan
gangguan hemodinamik sampai terjadi henti jantung (VT tanpa nadi), pemberian terapi
defibrilasi dengan menggunakan DC shock dan CPR adalah pilihan utama.
o Pulseless Electrical Activity (PEA) Merupakan keadaan dimana aktifitas listrik jantung
tidak menghasilkan kontraktilitas atau menghasilkan kontraktilitas tetapi tidak adekuat
sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba. Pada kasus ini CPR
adalah tindakan yang harus segera dilakukan.
o Asistole Keadaan ini ditandai dengan tidak terdapatnya aktifitas listrik pada jantung, dan
pada monitor irama yang terbentuk adalah seperti garis lurus. Pada kondisi ini tindakan
yang harus segera diambil adalah CPR.

 Syok
Syok kardiogenik di tandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri, yang mengakibatkan
gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan. Nekrosis fokal
diduga merupakan akibat dari ketidakseimbangan yang terusmenerus antara kebutuhan suplai
oksigen miokardium. Pembuluh coroner yang terserang juga tidak mampu meningkatkan aliran
darah secara memadai sebagai respons terhadap peningkatan beban kerja dan kebutuhan
oksigen jantung oleh aktivitas respons kompensatorik seperti perangsang simpatik.
Kontraktilitas ventrikel kiri dan kinerjanya menjadi sangat terganggu akibat dari proses infark.
Pertahanan perfusi jaringan menjadi tidak memadai, karena ventrikel kiri gagal bekerja sebagai
pompa dan tidak mampu menyediakan curah jantung dengan baik. Maka dimulailah siklus yang
terus berulang. Siklus dimulai saat terjadinya infark yang berkelanjut dengan gangguan fungsi
miokardium.
Kerusakan miokardium baik iskemia dan infark pada miokardium mengakibatkan
perubahan metabolism dan terjadi asidosis metabolic pada miokardium yang berlanjut pada
gangguan kontraktilitas miokardium yang berakibat pada penurunan volume sekuncup yang di
keluarkan oleh ventrikel. Penurunan curah jantung dan hipotensi arteria disebabkan karena
adanya gangguan fungsi miokardium yang berat. Akibat menurunnya perfusi coroner yang lebih
lanjut akan mengakibatkan hipoksia miokardium yang bersiklus ulang pada iskemia dan
kerusakan miokardium ulang. Dari siklus ini dapat di telusuri bahwa siklus syok kardiogenik ini
harus di putus sedini mungkin untuk menyelamatkan miokardium ventrikel kiri dan mencegah

 Intoksikasi (keracunan)
Ciri-ciri keracunan umumnya tidak khas dan dipengaruhi oleh cara pemberian,
apakah melalui kulit, mata, paru, lambung, atau suntikan, karena hal ini mungkin
mengubah tidak hanya kecepatan absorpsi dan distribusi suatu bahan toksik, tetapi juga
jenis dan kecepatan metabolismenya. Pertimbangan lain meliputi perbedaan respons
jaringan.
Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti adanya bau gas batu
bara (saat ini jarang), pupil sangat kecil (pinpoint), muntah, depresi, dan hilangnya
pernafasan pada keracunan akut morfin dan alkaloidnya. Pupil pinpoint merupakan satu-
satunya tanda, karena biasanya pupil berdilatasi pada pasien keracunan akut. Kecuali
pada pasien yang sangat rendah tingkat kesadaranya, pupilnya mungkin menyempit tetapi
tidak sampai berukuran pinpoint. Kulit muka merah, banyak berkeringat, tinitus, tuli,
takikardi, dan hiperventilasi sangat mengarah pada keracunan salisilat akut (aspirin).

Anda mungkin juga menyukai