Bismillah Proposal Nurul Al Fadhillah BIMBINGAN 1
Bismillah Proposal Nurul Al Fadhillah BIMBINGAN 1
PROPOSAL PENELITIAN
NURUL AL FADHILLAH
NIM. 209200002
i
D.Desain Dan Prosedur Tindakan ...........................................................17
a. Desain Tindakan.........................................................................17
b. Prosedur Tindakan......................................................................18
1. Siklus 1............................................................................18
2. Siklus 2............................................................................19
E. Kriteria Keberhasilan............................................................................21
F. Sumber Data...........................................................................................21
1. Data Primer.....................................................................21
2. Data Sekunder.................................................................21
G.Teknik Pengumpulan Data....................................................................21
H.Keasahan Data Validitas Data...............................................................23
I.Teknik Analisis Data................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini dipahami sebagai upaya pembinaan yang
ditujukan untuk anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. (Permendikbud. 2014) sehingga perlu
dilakukan sebuah pendidikan yang benar, hal ini tentunya untuk membantu
anak memiliki pendidikan yang baik.
Anak usia dini memiliki kepribadian dan karakteristik yang sangat
unik bermacam macam. Semua aspek pembangunan yang dibutuhkan oleh
Anak usia dini perlu dikembangkan dan distimulasi secara terus menerus
sesuai dengan tahapan. Salah satunya adalah aspek perkembangan sosial,
dimana anak tidak hanya akan berinteraksi dengan hanya satu lingkungan
tetapi beberapa lingkungan hadir di dalamnya sekitarnya. Biasanya di
lingkungan baru, anak cenderung pendiam sulit untuk berinteraksi.
Lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan pola perilaku anak untuk
dapat mengembangkan rasa percaya diri. Lingkungan yang baik menjadi
model utama bagi anak-anak di dalamnya meniru sikap atau perilaku yang
dilihatnya. Seorang anak yang tidak aman akan mengalami kesulitan dalam
berinteraksi dengan lingkungan yang ada sekitarnya. Perasaan cemas,
khawatir dan takut akan kemampuannya tidak diterima oleh lingkungan
menjadi faktor penghambat dalam mengembangkan kepercayaan diri anak
sehingga perkembangan sosialnya bahkan jika mereka tidak berkembang
dengan baik, anak-anak juga bisa merasa tidak aman. (Rifqi
Humaida.,2022 ;55)
Kepercayaan diri merupakan salah satu faktor penting pada anak.
Kepercayaan diri berperan besar terhadap kemampuan anak untuk
bersosialisasi. Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua. Faktor yang amat mendasar bagi pembentukan
1
2
kepercayaan diri adalah pola asuh dan interaksi sejak dini. Perhatian, cinta,
kasih sayang dan penerimaan serta kelekatan emosional yang ditujukan
orangtua dengan tulus akan menumbuhkan kepercayaan diri anak,
kepercayaan diri tidak tumbuh dengan sendirinya tetapidapat dipengaurhi
berbagai faktor diantaranya dukungan orangtua, lingkungan maupun guru di
sekolah.( Rifqi Humaida.,2022; 61)
Orang tua dapat membantu anak untuk meningkatkan rasa percaya diri
seperti, memberikan pujian atas apa yang dilakukan anak. Dengan orang tua
memberi pujian, anak akan lebih semangat melakukan sesuatu karena
merasa usaha dan itu dihargai oleh orang tua. Selain itu, orang tua dapat
membantu anak berpenampilan dan berperilaku baik. Dengan penampilan
dan perilaku, nak akan lebih diterima oleh lingkungan sekitarnya sehingga
memudahkan anak bergaul dengan orang dan lingkungan baru. (Alfin Nur
Aini.,2021; 43)
Ciri-Ciri (Karakteristik) Keyakinan Pengertian tentang sifat percaya
diri akan lebih jelas jika seseorang melihat peristiwa yang terjadi langsung
padanya atau orang lain. Berdasarkan berbagai peristiwa atau pengalaman,
dapat dilihat dari gejala perilaku yang menggambarkan seseorang memiliki
iman atau tidak. Berikut ini akan disajikan beberapa pendapat mengenai
ciri-ciri (karakteristik) kepercayaan diri atau individu yang memiliki
kepercayaan diri yang baik. Selain itu Sebagai perbandingan, juga akan
dikemukakan pendapat mengenai ciri-ciri individu yang kurang percaya diri.
Berdasarkan observasi mendalam yang dilakukan oleh Hakim, akan ada
ciri-ciri tertentu dari orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi
sebagai berikut: 1. Selalu patuhi keseimbangan batin dalam menangani
berbagai hal 2. Memiliki potensi dan kemampuan yang memadai 3. Mampu
menetralisir ketegangan yang timbul dalam diri berbagai situasi 4. Mampu
beradaptasi dan berkomunikasi dalam berbagai cara situasi 5. Memiliki
kondisi mental dan fisik yang cukup mendukung penampilan 6. Memiliki
kecerdasan yang cukup 7. Memiliki tingkat pendidikan formal yang
memadai 8. Memiliki keahlian atau keterampilan pendukung lainnya
hidupnya. 9. Memiliki kemampuan
3
yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun tradisional dan kultural (
Cindy Anggraeni.,2021; 102 ).
Pembiasaan yang baik hendaknya dilaksanakan secara berulang-ulang,
teratur dan terprogram, sehingga akan menjadikan kebiasaan itu sebagai
kebiasaan yang utuh, permanen dan otomatis. Oleh karena itu pengawasan
sangat menentukan keberhasilan dari proses pembiasan tersebut. Untuk itu
diperlukan kerjasama yang baik antara guru dan orang tua untuk mengawasi
kebiasaan yang sudah terbentuk pada anak dan membantu proses
pembiasaan tersebut untuk diterapkan dalam bersosial dengan masyarakat.
(Sri Marwiyati.,2020;162)
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada 25 Mei 2023 pada TK
Izzatul Islam di temukan permasalahan yaitu anak masih kurang percaya
diri, anak masih sulit untuk mengungkapkan pendapat, kurangnya dalam
memecahkan masalah ketika diberi pertanyaan dengan guru.
Berdasarkan pemaparan dari masalah di atas maka peneliti tertarik
mengangkat judul skripsi Mengembangkan kepercayaan diri anak melalui
metode pembiasaan di TK Izzatul Islam Kecamatan Jambi Luar Kota,
Kabupaten Muaro Jambi.
B. Fokus Permasalahan
Adapun fokus permasalahan pada penelitian ini adalah
Mengembangkan Kepercayaan diri anak melalui metode pembiasaan di TK
Izzatul Islam Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka ditemukan permasalahnya
ialah Bagaimana cara mengembangkan kepercayaan diri anak melalui
metode pembisaan di TK Izzatul Islam Kecamatan Jambi Luar Kota,
Kabupaten Muaro Jambi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Percaya Diri
a. Pengertian Percaya Diri
Percaya diri merupakan sikap yang dimiliki oleh individu yang
mampu berkembang dengan baik, tetapi juga dapat mengalami penurunan
yang dapat menyulitkan individu tersebut bahkan tidak ingin melakukan
sesuatu. Hakim menyatakan keyakinan sebagai sesuatu keyakinan seseorang
terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan itulah yang
membuatnya merasa mampu mencapai berbagai tujuan dalam hidup.
Menurut Lauster Kepercayaan diri (self-confidence) adalah sikap atau
perasaan percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri sehingga individu
yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakannya, bisa bebas
lakukan hal-hal yang Anda sukai dan bertanggung jawab atas semua
tindakan yang Anda lakukan, hangat dan Sopan dalam berinteraksi dengan
orang lain.( Amandha Unzilla Deni,2016; 44 )
Percaya diri adalah keyakinan pada jiwa manusia yang menantang
kehidupan apa pun yang terjadi harus berurusan dengan melakukan sesuatu.
Keyakinan itu lahir dari kesadaran bahwa jika Anda memutuskan
melakukan sesuatu, sesuatu harus dilakukan. Keyakinan itu akan datang dari
kesadaran individu bahwa individu memiliki tekad untuk melakukan
apapun, untuk tujuan yang diinginkannya keinginan tercapai (Angelis
Barbara,). Percaya diri adalah sikap positif dari seorang individu
memungkinkan dia untuk mengembangkan penilaian positif, baik dari
dirinya sendiri maupun orang lain lingkungan/situasi yang mereka hadapi
(Fatimah). Ini tidak berarti individu tersebut mampu dan kompeten
melakukan semuanya sendiri. Harga diri yang sangat tinggi Mengacu pada
adanya beberapa aspek kehidupan individu, ia merasa kompeten, yakin bisa
dan yakin bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi
dan harapan bersikap realistis tentang diri sendiri.( Amandha Unzilla
Deni,2016; 44)
6
7
Rasa percaya diri adalah salah satu aspek terpenting dari kepribadian
dalam kehidupan manusia. Keyakinan merupakan fungsi langsung dari
interpretasi seseorang terhadap keterampilan atau kemampuan yang
dimilikinya. Penelitian ini menggunakan beberapa teori yaitu pengertian
rasa percaya diri, pembentukan rasa percaya diri, faktor penyebab kurang
percaya diri, aspek rasa percaya diri, ciri orang percaya diri, ciri orang
percaya diri rakyat. kurang percaya diri, pengertian pola asuh, jenis pola
asuh, faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh, dimensi kepercayaan diri
ditinjau dari pola asuh.( Danti Marta Dewi,2019; 10 )
Kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap segala
kelebihan yang ada pada dirinya dan keyakinan tersebut membuatnya
mampu mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Individu yang percaya
diri akan merasa percaya diri ( Danti Marta Dewi,2019; 10 )
Menurut Rahmat (2000; 109) rasa percaya diri dapat diartikan sebagai
sesuatu setiap orang mempunyai rasa percaya diri dalam hidupnya serta
bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara keseluruhan dengan
mengacu pada konsep diri. Jika disederhanakan, rasa percaya diri adalah
harapan yang ada dalam jiwa. Penuh rasa percaya diri dan rasa mampu
mewujudkan sesuatu dengan segenap kemampuan dimiliki dan disajikan
dengan sebaik-baiknya. Ditambah lagi prosesnya bagus dan semoga
mendapatkan hasil yang terbaik.
Al-Qur'an sebagai rujukan pertama juga menekankan rasa percaya diri
Jelas dalam beberapa ayat yang menunjukkan rasa percaya diri seperti:
َو اَل َتِهُنْو ا َو اَل َتْح َز ُنْو ا َو َاْنُتُم اَاْلْعَلْو َن ِاْن ُكْنُتْم ُّم ْؤ ِمِنْيَن
Jangan lemah dan jangan sedih, padahal kamu termasuk orang-orang
(yang berpangkat) paling tinggi, jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali
Imran: 139)
ٰۤل
ِاَّن اَّلِذ ْيَن َقاُلْو ا َر ُّبَنا ُهّٰللا ُثَّم اْسَتَقاُم ْو ا َتَتَنَّز ُل َع َلْيِهُم اْلَم ِٕىَك ُة َااَّل َتَخ اُفْو ا َو اَل َتْح َز ُنْو ا َو َاْبِش ُرْو ا ِباْلَج َّنِة اَّلِتْي
ُكْنُتْم ُتْو َع ُد ْو َن
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah
Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-
malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan
bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan kepadamu.” (Fusshilat: 30).
7
mencari saudaranya, tapi ada pesan yang harus kita percayai diri sendiri dan
jangan putus asa dalam memohon rahmat Allah SWT.
Kata pada ayat tersebut memiliki makna dan ukuran yang lebih dalam
dan lebih banyak lagi isinya banyak, mengandung naungan untuk istirahat
Musikbah diakhiri dengan apa yang menenangkan jiwa.Oleh karena itu
orang orang-orang yang beriman selalu terhubung dengan Allah, badan dan
mandinya selalu disirami dengan Roh Allah yang menghidupkan dan
memberi semangat kepadanya. Mereka tidak pernah ada berputus asa dari
rahmat Allah, padahal mereka dirundung segala musibah mendekatinya,
karena mereka dalam keadaan tenang dan bertawakal kepada Allah SWT
Dari ayat di atas, Yakub sebagai orang tua tentu mempunyai banyak
hal pengalaman dan kesabaran serta ilmu yang tinggi. Percaya diri dan
jangan menyerah ya Itu hanya diperlihatkan oleh orang tua kepada anak-
anaknya, orang tua kepada orang tua muda tetapi juga pesan-pesan yang
disampaikan dari orang-orang yang berilmu baik tua maupun tua muda.
Tidak banyak orang yang menyadari bahwa kehidupan seseorang sangat
ditentukan dengan cara berpikirnya. Jika dia berpikir atau mempunyai
gambaran tentang seseorang yang takut dan pesimis, maka gambaran ini
akan mempengaruhi seluruh potensinya dirinya sebagai seorang pengecut.
Ketakutan dan keputusan seseorang dalam mencari rahmat Allah karena
ketidakmampuan manusia dan kurang percaya diri dalam menangani
masalah ini. Firman Allah SWT dalam surat Al-Hijr ayat 52 :
ِاْذ َد َخ ُلْو ا َع َلْيِه َفَقاُلْو ا َس ٰل ًم ۗا َقاَل ِاَّنا ِم ْنُك ْم َو ِج ُلْو َن
ketika mereka berkunjung ke (kediaman)-nya, lalu mengucapkan,
“Salam.” Dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya kami merasa takut
kepadamu.”
b. Ciri-ciri Percaya Diri
Menurut Mardatillah seseorang yang memiliki kepercayaan diri
tentunya memiliki ciri-ciri (1) mengetahui dengan baik kelemahan dan
kelebihan yang dimiliki dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya;
(2) Tingkatkan standar tujuan dalam hidup dan hadiah jika berhasil dan
bekerja lagi jika tidak tercapai; (3) Tidak menyalahkan orang lain atas
kekalahan atau kegagalan tetapi lebih banyak introspeksi diri; (4) Mampu
mengatasi perasaan depresi, kecewa, dan perasaan tidak mampu yang
7
Menjadi orang tua yang memiliki pola asuh demokratis (4) Memotivasi
anak dalam bentuk reward. (Rifqi Humaida,2022; 62)
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri
Menurut Ghufron dan Risnawati kepercayaan diri dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu konsep diri, harga diri, pengalaman dan pendidikan.
Perkembangan Rasa percaya diri bisa dipelajari dengan melihat berbagai
faktor yang penting dalam ngebut pertumbuhan dan perkembangan harga
diri. Beberapa faktor tersebut adalah: Penampilan/Gaya, Gaya
Bicara/Bicara, Gaya Perilaku/Bahasa Tubuh, Orang yang Tepat/Orang yang
Tepat, Tempat yang Tepat/Tempat yang Tepat dan Waktu yang
Tepat/Waktu yang Tepat . (Syaipul Amri,2018; 162)
Proses pencapaian prestasi dipengaruhi oleh faktor aktivitas, faktor
dan faktor lingkungan. Faktor aktivitas, yaitu faktor yang memberi
dorongan pada individu untuk belajar, faktor ini adalah faktor psikologis.
Keyakinan adalah salah satu faktornya aktivitas. Faktor Organisme, yaitu
faktor yang berhubungan dengan fungsi alat indera individu yang
kepekaannya menentukan respon individu dalam belajar. Faktor lingkungan,
yaitu faktor-faktor yang secara psikologis mempengaruhi proses utuh.
(Syaipul Amri,2018; 162)
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diartikan bahwa percaya diri
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain konsep diri, harga diri,
pengalaman, pendidikan, penampilan, dan sebagainya. Ini tentu saja akan
memainkan peran besar dalam menentukan tingkat kepercayaan diri yang
dimiliki oleh setiap orang. Percaya diri berasal dari penentuan nasib sendiri
untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan dan diinginkan dalam
hidup. (Syaipul Amri,2018; 161)
Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri sendiri seseorang,
namun ada proses tertentu dalam diri orang tersebut sehingga rasa percaya
diri terbentuk prosesnya tidak instan tapi proses yang panjang itu terjadi
sejak dini. Rasa percaya diri bisa terbentuk dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) Faktor Internal, meliputi:
9
bekerja, ikhlas, berakhlak. jujur. , dan bertanggung jawab atas setiap tugas
yang telah diberikan. Anak-anak akan mendapatkan sesuatu ketika mereka
bahagia. Penanaman yang harus dilakukan oleh guru harus menyenangkan
agar anak dapat bereksplorasi, menemukan, mengungkapkan perasaan,
berkreasi, dan belajar dengan cara yang menyenangkan. Selain itu, anak
dapat mengenal dirinya sendiri, dengan siapa anak tinggal dan lingkungan
tempat tinggal anak. (Nurul Ihsani, 2018; 53)
c. Bentuk-bentuk Metode Pembiasaan
Bentuk-bentuk pembiasaan yang dapat diterapkan siswa dalam
kehidupan sehari-hari adalah: a. Membiasakan mengambil makanan dan
minuman dengan tangan kanan b. Biasakan membaca doa saat melakukan
aktivitas sehari-hari c. Membiasakan mengutamakan anggota tubuh kanan
dalam berpakaian dan membuka baju mulai dari kiri d. Membiasakan
kesederhanaan dalam makan dan minum serta menjauhi keserakahan e.
Biasakan untuk menghormati guru, orang tua, dan teman f. Biasakan untuk
menyapa orang yang Anda temui g. Biasakan berterima kasih jika mendapat
hadiah h. Biasakan untuk memberikan nasehat yang baik kepada teman i.
Membiasakan amal sholeh seperti sholat dhuha dan lain-lain j. Biasakan
membantu teman k. Biasakan mematuhi perintah guru dan orang tua atau
yang lebih tua. l. Biasakan untuk jujur, baik perkataan maupun perbuatan
dalam kehidupan sehari-hari m. Biasakan untuk patuh, rajin dan disiplin
dalam belajar. (Yudi Akhyar, 2021; 139).
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan dalam
kehidupan sehari-hari jika benar maka sesuai dengan yang diharapkan dan
anak akan terbiasa dengan aturan yang telah ditentukan, karena yang
dilakukan sudah ada aturan dan prosedurnya. Anak harus melakukan
pembiasaan ini agar menjadi kebiasaan dalam hidupnya. .(Yndri Akhyar,
2021; 140).
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian tindakan kelas
berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang dikenal
dengan singkatan PTK yaitu penelitian yang dilakukan di dalam kelas oleh
guru/peneliti untuk mengetahui makna penelitian yang dilakukan di dalam
kelas untuk mengetahui pengaruhnya tindakan yang diterapkan pada subjek
penelitian di kelas. (A. Azizah, 2021, p. 17)
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti dan guru saling
bertukar peran, artinya peneliti berperan sebagai guru yang memberikan
pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai peneliti yang berperan sebagai
pengamat ketika pembelajaran dilakukan di kelas.
Tindakan yang dilakukan merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan
karena hanya mengkaji satu kelas dan terdapat permasalahan pada anak
sehingga mereka berusaha mengembangkan percaya diri dengan
menggunakan metode pembiasaan. Peneliti akan bekerjasama dengan guru
dalam melakukan penelitian dan tindakan yang dilakukan agar peneliti dapat
berjalan dengan optimal.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Tk Izzatul Islam Kabupaten Muaro Jambi.
Berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu fokus masalah penelitian yang
akan menjadi objek penelitian dengan pokok permasalahan penelitian.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan selama tiga bulan, yaitu mulai bulan
September – November 2023 di Taman Kanak-kanak Izzatul Islam
Kabupaten Muaro Jambi.
15
16
C. Rancangan Tindakan
Model John Elliot jika dibandingkan dengan dua model yaitu Model
Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini terlihat
lebih detail. Dikatakan demikian, oleh karena dalam setiap siklus
dimungkinkan terdiri dari beberapa tindakan. Sementara itu, setiap
kemungkinan tindakan terdiri dari beberapa langkah, yang diwujudkan
dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Maksudnya adalah untuk
mengatur secara rinci dalam PTK, sehingga ada kelancaran yang lebih
besar antara tahapan dalam praktek tindakan atau proses belajar-mengajar.
Selanjutnya juga dijelaskan olehnya bahwa detail dari setiap aksi atau
tindakan sehingga menjadi beberapa karena suatu pelajaran terdiri dari
beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Sedangkan empat
langkah dalam satu siklus adalah (1)Perencanaan (planning),
(2)Pelaksanaan (implementing), (3)Pengamatan (observation) dan
(4)Refleksi (reflection). (Mu’alimin & Hari, 2014, p. 16)
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahapan yang paling penting dalam
melakukan belajar. Melakukan segala sesuatu harus berdasarkan
perencanaan. Pada tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian
tindakan yang ideal sebenarnya dilakukan secara berpasangan antara pihak
yang terlibat melakukan tindakan dan mereka yang mengamati proses
yang sedang dilakukan. Pada tahap ini, agar hasil penelitian dapat objektif
maka diharapkan mampu berkolaborasi. Biasanya pengamatan dilakukan
pada diri sendiri memungkinkan subjektivitas.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi dari desain, yaitu
melakukan tindakan di kelas sesuai dengan rencana yang telah disusun di
kelas pada tahap perencanaan. Sebelum melakukan tindakan perlu melihat
ke belakang apakah rumusan masalah dan hipotesis yang dibuat layak atau
tidak.
17
c. Pengamatan
Pengamatan adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat. Pengamat bisa menjadi rekan kerja atau guru itu sendiri. Pada
tahap ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi
untuk mendapatkan data akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
Pengamatan dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas dengan mencatat,
perekaman, dokumentasi gejala-gejala yang timbul selama pelaksanaan
tindakan.
d. Refleksi
Merupakan kegiatan untuk menyatakan kembali apa yang telah
dilakukan. Pada tahap ini guru mencoba menemukan hal-hal yang telah
ada dirasa memuaskan karena sesuai dengan rancangan yang masih
membutuhkan perbaikan. Pada tahap refleksi peneliti perlu untuk
mengungkapkan kelebihan dan kekurangan. Jika penelitian tindakan
dilakukan melalui beberapa siklus, kemudian pada refleksi akhir, peneliti
menyampaikan rencana penelitian lanjut. Refleksi harus mengungkapkan
kendala pada tahap pertama dan kekurangannya agar pada tahap
selanjutnya dapat memperbaiki penelitian tindakan.
D. Desain dan Prosedur Tindakan
a. Desain Tindakan
b. Prosedur Tindakan
Pelaksanaan PTK pada penelitian ini akan dilaksanakan dalam II
siklus, siklus I dengan tema Diriku subtema Identitasku dan siklus II
dengan tema Keluargaku subtema Anggota keluargaku dengan
menggunakan metode pembiasaan.
1) Siklus I
a. Perencanaan
1) Membuat RPPH.
2) Memspersiapkan media pembelajaran, alat dan bahan yang
diperlukan.
3) Mempersiapkan pedoman observasi.
4) Menyusun lembar kerja.
b. Pelaksanaan
Kegiatan awal, guru mengucapkan salam, menanyakan kabar,
mengabsen, menanyakan nama hari, tanggal, bulan dan tahun dan
membaca doa sebelum belajar dalam posisi duduk sesuai meja masing-
masing. Peneliti melakukan gambaran dengan menyampaikan tema
“Diriku” subtema “Identitasku” menggunakan metode pembiasaan yang
dibentuk untuk mengetahui pemahaman awal anak, lalu menginformasikan
rangkaian kegiatan selama jam pelajaran kepada anak beserta aturan main.
Peneliti menginformasikan kegiatan bermain yang akan dilakukan dengan
mendemonstrasikan terlebih dahulu seluruh kegiatan main yang telah
dipersiapkan lalu memberikan aturan main. Peneliti memberi kesempatan
pertanyaaan terbuka kepada anak sekitar materi. Mempersilahkan anak
bermain kegiatan secara bergantian. Peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan Inti, peneliti menstimulasi anak menggunakan metode
pembiasaan. Peneliti menstimulasi anak untuk bertanya berdasarkan objek
yang sedang mereka amati. Peneliti memberikan dukungan terkait
informasi benda yang di lihat melalui guru, orang tua dan teman sebaya.
Peneliti menstimulasi anak untuk melakukan penalaran dengan
memberikan berbagai pertanyaan terbuka. Anak diharapkan akan
19
c. Pengamatan
1) Mengamati proses kegiatan saat sedang berlangsung.
2) Mencatat hasil interpretasi selama kegiatan bermain
menggunakan metode pembiasaan terhadap kreativitas anak
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
d. Refleksi
1) Mengulang tindakan setelah dilakukan simulasi pada
perencanaan.
2) Menganalisis data hasil refleksi menggunakan data yang
bersifat kuantitatif yaitu statistik deskriptif.
2) Siklus II
a. Perencanaan
1) Membuat RPPH.
2) Mempersiapkan media pembelajaran, alat dan bahan yang
diperlukan.
3) Mempersiapkan pedoman observasi.
4) Menyusun lembar kerja.
b. Penerapan
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam, menanyakan kabar,
melakukan absensi, menanyakan nama hari, tanggal, bulan dan tahun
19
BB MB BSH BSB
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses berpikir sensitif yang membutuhkan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi
peneliti yang baru, dalam melakukan pengurangan data dapat berdiskusi
dengan teman atau orang lain yang dianggap ahli. Melalui pembahasan itu,
maka wawasan peneliti akan bertambah dikembangkan, sehingga dapat
mereduksi data yang memiliki nilai penemuan dan pengembangan teori
signifikan.
b. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, grafik,
hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini dinyatakan Miles
dan Huberman “the most frequen from of display data for qualitative
research data in past has been narrative tex” Yang paling sering
digunakan menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
24
c. Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan dan verifikasi awal yang diajukan bersifat sementara,
dan akan berubah ketika bukti ditemukan dukungan kuat pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tapi kalau kesimpulannya dinyatakan pada
tahap awal, dibuktikan dengan bukti yang valid dan konsisten ketika
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, lalu kesimpulan yang
dikemukakan adalah kesimpulan yang dapat dipercaya.
Rumus yang digunakan adalah:
P = ƒ x 100%
𝑛
Informasi:
P = Angka persentase
N = Jumlah anak
Dari hasil perhitungan yang didapat, kemudian diinterpretasikan menjadi 4
level. Kriteria penafsiran adalah sebagai berikut:
Kriteria 0%-24,99% Belum Berkembang (BB)
Kriteria 25%-49,99% Mulai Berkembang (MB)
Kriteria 50%-74,99% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Kriteria 75%-100% Berkembang Sangat Baik (BSB)
25
Tahun 2023
Juli Agustus
Septemb Oktober
Kegiatan Jui
er
4 5 6 7 1 2 3 4 21 22 2 241 2 3 4 1 23 4
3
1 Pengajuan Judul X
Penyusunan
2 X XX
Proposal
Mengajukan X
3 Dosen
Pembimbing
Konsultasi
4 dengan Dosen X X XX X X X X X
Pembimbing
Seminar
5 X
Proposal
Tahun 2023-2024
Desember
November Januari Febuari Maret
1 2 3 4 1 2 34 12 3 41 2 3 4 1 23 4
Perbaikan Hasil
6 Seminar X X X
Proposal
7 Riset X
Pengumpulan
8 X
Data
Analisis dan
Penyusunan
9 X
Laporan
Penelitian
Semiar Hasil
8 X
Skripsi
Perbaikan Hasil
9 X
Ujian Skripsi
Pengesahan Hasil
10 Ujian oleh Tim X
Penguji
26
Penggandaan dan
11 penyerahan X
laporan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Alfin Nur Aini.(2021). Analisis Kepercayaan Diri Anak Usia Dini Dalam Kajian
Studi Sosial. Jurnal Pendidikan, Pengasuhan, Kesehatan, Dan Gizi Anak
Usia Dini Vol.2 No.1, E-Issn: 2599-2910.
Amandha Unzilla Deni.(2016). Konsep Kepercayaan Diri Remaja Putri. Jurnal
Pendidikan Indonesia 44 Volume 2 Nomor 2.
Azizah, A. (2021). Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Dalam
Pembelajaran. Auladuna : Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, 3(1), 15–22. Https://Doi.Org/10.36835/Au.V3i1.475
Aya Mamlu. (2019).KONSEP PERCAYA DIRI DALAM AL-QUR’AN SURAT
ALI-IMRAN AYAT 139. Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman Volume
01 Nomor 01 Edisi Juli- Desember
Cindy Anggraeni.(2021). Metode Pembiasaan Untuk Menanamkan Karakter
Disiplin Dan Tanggungjawab Di Ra Daarul Falaah Tasikmalaya. Jurnal
Paud Agapedia, Vol.5 No. 1 Juni Page 100-109
Danti Marta Dewi. (2019). Kepercayaan Diri Ditinjau Dari Pola Asuh Orang Tua
Pada Siswa Kelas Vii. Issn 2252-6374
Dr. Umar Sidiq, M.Ag Dr. Moh. Miftachul Choiri, M. (2019). Metode Penelitian
Kualitatif Di Bidang Pendidikan. In Journal Of Chemical Information And
Modeling(Vol.53,Issue9).Http://Repository.Iainponorogo.Ac.Id/484/1/
Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan.Pdf
Imas Jihan Syah.(2018). Metode Pembiasaan Sebagai Upaya Dalam Penanaman
Kedisiplinan Anak Terhadap Pelaksanaan Ibadah (Tela’ah Hadits Nabi
Tentang Perintah Mengajarkan Anak Dalam Menjalankan Sholat). Jce
(Journal Of Childhood Education) Vol. 2 No. 2 | Hal. 147-175 2620-3278
(E-Issn), 2598-2184 (P-Issn)
Mu’alimin, & Hari, R. A. C. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Teori Dan
Praktek. Ganding, 44(8), 1–87. Http://Eprints.Umsida.Ac.Id/4119/1/Buku
Ptk Penuh.Pdf
Mufydatush Sholihah A.(2021). SOLUSI TERHADAP PROBLEM PERCAYA
DIRI (SELF CONFIDANCE). Jurnal Al Ghazali Jurnal Kajian Pendidikan
Islam dan Studi Islam Vol 4 No 1 Januari Juli .
Nurul Ihsani.(2018). Hubungan Metode Pembiasaan Dalam Pembelajaran
27
Dengan Disiplin Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Potensia, Vol. 3 (1), 50-55.
Permendikbud.(2014). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
27
28