Anda di halaman 1dari 40

MENGEMBANGKAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK MELALUI

METODE PEMBIASAAN DI TAMAN KANAK-KANAK


IZZATUL ISLAM KECAMATAN JAMBI LUAR
KOTA KABUPATEN MUARO JAMBI

PROPOSAL PENELITIAN

NURUL AL FADHILLAH
NIM. 209200002

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
2023
i
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Fokus Permasalahan ......................................................................................4
C. Rumusan Masalah...........................................................................................4
D.Tujuan Dan Kegunaan Penelitian....................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
A. Kajian Pustaka........................................................................................6
1. Percaya Diri..........................................................................................6
a. Pengertian Percaya diri.....................................................................6
b. Ciri Ciri Percaya Diri........................................................................7
c. Pengembangan Rasa Percaya Diri....................................................8
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Percaya Diri............................9
e. Indikator Percaya Diri....................................................................10
2. Metode Pembiasaan...........................................................................10
1. Pengertian Metode Pembiasaaan....................................................10
2. Tujuan Metode Pembiasaan............................................................11
3. Bentuk Bentuk Metode Pembiasaan...............................................12
4. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pembiasaan..........................13
B. Penelitian Relavan................................................................................13
C. Hipotesis Tindakan...............................................................................14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................15
A. Pendekatan Penelitian ..........................................................................15
B. Tempat Dan Waktu Penelitian.............................................................15
a. Tempat Penelitian..........................................................................15
b. Waktu Penelitian...........................................................................15
C. Rancangan Tindakan.............................................................................16
a. Perencanaan................................................................................16
b. Pelaksanaan.................................................................................16
c. Pengamatan.................................................................................17
d. Refleksi.......................................................................................17

i
D.Desain Dan Prosedur Tindakan ...........................................................17
a. Desain Tindakan.........................................................................17
b. Prosedur Tindakan......................................................................18
1. Siklus 1............................................................................18
2. Siklus 2............................................................................19
E. Kriteria Keberhasilan............................................................................21
F. Sumber Data...........................................................................................21
1. Data Primer.....................................................................21
2. Data Sekunder.................................................................21
G.Teknik Pengumpulan Data....................................................................21
H.Keasahan Data Validitas Data...............................................................23
I.Teknik Analisis Data................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................27

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini dipahami sebagai upaya pembinaan yang
ditujukan untuk anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. (Permendikbud. 2014) sehingga perlu
dilakukan sebuah pendidikan yang benar, hal ini tentunya untuk membantu
anak memiliki pendidikan yang baik.
Anak usia dini memiliki kepribadian dan karakteristik yang sangat
unik bermacam macam. Semua aspek pembangunan yang dibutuhkan oleh
Anak usia dini perlu dikembangkan dan distimulasi secara terus menerus
sesuai dengan tahapan. Salah satunya adalah aspek perkembangan sosial,
dimana anak tidak hanya akan berinteraksi dengan hanya satu lingkungan
tetapi beberapa lingkungan hadir di dalamnya sekitarnya. Biasanya di
lingkungan baru, anak cenderung pendiam sulit untuk berinteraksi.
Lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan pola perilaku anak untuk
dapat mengembangkan rasa percaya diri. Lingkungan yang baik menjadi
model utama bagi anak-anak di dalamnya meniru sikap atau perilaku yang
dilihatnya. Seorang anak yang tidak aman akan mengalami kesulitan dalam
berinteraksi dengan lingkungan yang ada sekitarnya. Perasaan cemas,
khawatir dan takut akan kemampuannya tidak diterima oleh lingkungan
menjadi faktor penghambat dalam mengembangkan kepercayaan diri anak
sehingga perkembangan sosialnya bahkan jika mereka tidak berkembang
dengan baik, anak-anak juga bisa merasa tidak aman. (Rifqi
Humaida.,2022 ;55)
Kepercayaan diri merupakan salah satu faktor penting pada anak.
Kepercayaan diri berperan besar terhadap kemampuan anak untuk
bersosialisasi. Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua. Faktor yang amat mendasar bagi pembentukan

1
2

kepercayaan diri adalah pola asuh dan interaksi sejak dini. Perhatian, cinta,
kasih sayang dan penerimaan serta kelekatan emosional yang ditujukan
orangtua dengan tulus akan menumbuhkan kepercayaan diri anak,
kepercayaan diri tidak tumbuh dengan sendirinya tetapidapat dipengaurhi
berbagai faktor diantaranya dukungan orangtua, lingkungan maupun guru di
sekolah.( Rifqi Humaida.,2022; 61)
Orang tua dapat membantu anak untuk meningkatkan rasa percaya diri
seperti, memberikan pujian atas apa yang dilakukan anak. Dengan orang tua
memberi pujian, anak akan lebih semangat melakukan sesuatu karena
merasa usaha dan itu dihargai oleh orang tua. Selain itu, orang tua dapat
membantu anak berpenampilan dan berperilaku baik. Dengan penampilan
dan perilaku, nak akan lebih diterima oleh lingkungan sekitarnya sehingga
memudahkan anak bergaul dengan orang dan lingkungan baru. (Alfin Nur
Aini.,2021; 43)
Ciri-Ciri (Karakteristik) Keyakinan Pengertian tentang sifat percaya
diri akan lebih jelas jika seseorang melihat peristiwa yang terjadi langsung
padanya atau orang lain. Berdasarkan berbagai peristiwa atau pengalaman,
dapat dilihat dari gejala perilaku yang menggambarkan seseorang memiliki
iman atau tidak. Berikut ini akan disajikan beberapa pendapat mengenai
ciri-ciri (karakteristik) kepercayaan diri atau individu yang memiliki
kepercayaan diri yang baik. Selain itu Sebagai perbandingan, juga akan
dikemukakan pendapat mengenai ciri-ciri individu yang kurang percaya diri.
Berdasarkan observasi mendalam yang dilakukan oleh Hakim, akan ada
ciri-ciri tertentu dari orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi
sebagai berikut: 1. Selalu patuhi keseimbangan batin dalam menangani
berbagai hal 2. Memiliki potensi dan kemampuan yang memadai 3. Mampu
menetralisir ketegangan yang timbul dalam diri berbagai situasi 4. Mampu
beradaptasi dan berkomunikasi dalam berbagai cara situasi 5. Memiliki
kondisi mental dan fisik yang cukup mendukung penampilan 6. Memiliki
kecerdasan yang cukup 7. Memiliki tingkat pendidikan formal yang
memadai 8. Memiliki keahlian atau keterampilan pendukung lainnya
hidupnya. 9. Memiliki kemampuan
3

bersosialisasi 10. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik


11. Memiliki pengalaman hidup yang membentuk mentalitasnya kuat dan
tabah dalam menghadapi berbagai cobaan kehidupan. Percaya diri secara
sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap
segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut
membantunya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam
hidupnya. Sifat percaya diri tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa, tetapi
anak usia dini juga memerlukannya dalam perkembangan menjadi dewasa.
Salah satu kunci utama kesuksesan seseorang adalah ada tidaknya rasa
percaya diri. (Rifqi Humaida.,2022; 59 )
Kepercayaan diri tidak didapatkan secara instan, tetapi melalui proses
yang berkesinambungan sejak usia dini dalam kehidupan mereka bersama
induk. Faktor pengasuhan dan interaksi yang mendalam usia dini adalah
faktor yang sangat dasar untuk membangun rasa percaya diri. (Raden Roro
Michelle Fabiani.,2020; 44)
Pembiasaan merupakan titik tombak dalam mengembangkan disiplin
anak usia dini. Menurut Hasnida disiplin yaitu mencakup pengajaran,
bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa, tujuannya
menolong anak belajar untuk hidup sebagai makhluk sosial dan untuk
mencapai pertumbuhan serta perkembangan mereka yang optimal.
Penerapan disiplin yang utama adalah tidak adanya sikap permusuhan, yang
ada hanyalah keinginan untuk membentuk menjadi anak yang berguna dan
baik.( Nurul Ihsani.,2018; 51)
Metode pembiasaan bertujuan untuk memberikan fasilitas kepada
anak untuk memberi penampilan yang maksimal dalam kehidupannya
sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga dan
masyarakat. Menurut Muhibbin Tujuan metode pembiasaan ini agar peserta
didik memperoleh sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan
positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang yang lebih tepat dan
positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).
Selain itu, arti tepat dan positif di atas selaras dengan norma dan tata nilai
mora
4

yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun tradisional dan kultural (
Cindy Anggraeni.,2021; 102 ).
Pembiasaan yang baik hendaknya dilaksanakan secara berulang-ulang,
teratur dan terprogram, sehingga akan menjadikan kebiasaan itu sebagai
kebiasaan yang utuh, permanen dan otomatis. Oleh karena itu pengawasan
sangat menentukan keberhasilan dari proses pembiasan tersebut. Untuk itu
diperlukan kerjasama yang baik antara guru dan orang tua untuk mengawasi
kebiasaan yang sudah terbentuk pada anak dan membantu proses
pembiasaan tersebut untuk diterapkan dalam bersosial dengan masyarakat.
(Sri Marwiyati.,2020;162)
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada 25 Mei 2023 pada TK
Izzatul Islam di temukan permasalahan yaitu anak masih kurang percaya
diri, anak masih sulit untuk mengungkapkan pendapat, kurangnya dalam
memecahkan masalah ketika diberi pertanyaan dengan guru.
Berdasarkan pemaparan dari masalah di atas maka peneliti tertarik
mengangkat judul skripsi Mengembangkan kepercayaan diri anak melalui
metode pembiasaan di TK Izzatul Islam Kecamatan Jambi Luar Kota,
Kabupaten Muaro Jambi.
B. Fokus Permasalahan
Adapun fokus permasalahan pada penelitian ini adalah
Mengembangkan Kepercayaan diri anak melalui metode pembiasaan di TK
Izzatul Islam Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka ditemukan permasalahnya
ialah Bagaimana cara mengembangkan kepercayaan diri anak melalui
metode pembisaan di TK Izzatul Islam Kecamatan Jambi Luar Kota,
Kabupaten Muaro Jambi.
5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian
ini adalah ingin mengetahui kepercayaan diri anak melalui metode
pembisaan di TK Izzatul Islam Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten
Muaro Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan teoritis, setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan
hasilnya dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
peneliti khususnya yang berkaitan dengan percaya diri anak usia
dini.
b. Kegunaan praktis, setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan
temuan temuan dan pembahasan hasil penelitian dapat menjadi
kontribusi dalam memahami pentingnya mengembangkan
percaya diri anak. Oleh karena itu, hasil penelitian ini
diharapkan pula dapat menjadi satu landasan kontribusi bagi
orang tua, bagi guru, bagi sekolah dan bagi siswa.
c. Bagi Peneliti, Sebagai sarana untuk keterampilan dan
pengetahuan, Serta memenuhi salah satu persyaratan mencapai
Sarjana Srata satu (S1) dalam bidang pendidikan islam anak usia
dini di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Percaya Diri
a. Pengertian Percaya Diri
Percaya diri merupakan sikap yang dimiliki oleh individu yang
mampu berkembang dengan baik, tetapi juga dapat mengalami penurunan
yang dapat menyulitkan individu tersebut bahkan tidak ingin melakukan
sesuatu. Hakim menyatakan keyakinan sebagai sesuatu keyakinan seseorang
terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan itulah yang
membuatnya merasa mampu mencapai berbagai tujuan dalam hidup.
Menurut Lauster Kepercayaan diri (self-confidence) adalah sikap atau
perasaan percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri sehingga individu
yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakannya, bisa bebas
lakukan hal-hal yang Anda sukai dan bertanggung jawab atas semua
tindakan yang Anda lakukan, hangat dan Sopan dalam berinteraksi dengan
orang lain.( Amandha Unzilla Deni,2016; 44 )
Percaya diri adalah keyakinan pada jiwa manusia yang menantang
kehidupan apa pun yang terjadi harus berurusan dengan melakukan sesuatu.
Keyakinan itu lahir dari kesadaran bahwa jika Anda memutuskan
melakukan sesuatu, sesuatu harus dilakukan. Keyakinan itu akan datang dari
kesadaran individu bahwa individu memiliki tekad untuk melakukan
apapun, untuk tujuan yang diinginkannya keinginan tercapai (Angelis
Barbara,). Percaya diri adalah sikap positif dari seorang individu
memungkinkan dia untuk mengembangkan penilaian positif, baik dari
dirinya sendiri maupun orang lain lingkungan/situasi yang mereka hadapi
(Fatimah). Ini tidak berarti individu tersebut mampu dan kompeten
melakukan semuanya sendiri. Harga diri yang sangat tinggi Mengacu pada
adanya beberapa aspek kehidupan individu, ia merasa kompeten, yakin bisa
dan yakin bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi
dan harapan bersikap realistis tentang diri sendiri.( Amandha Unzilla
Deni,2016; 44)

6
7

Rasa percaya diri adalah salah satu aspek terpenting dari kepribadian
dalam kehidupan manusia. Keyakinan merupakan fungsi langsung dari
interpretasi seseorang terhadap keterampilan atau kemampuan yang
dimilikinya. Penelitian ini menggunakan beberapa teori yaitu pengertian
rasa percaya diri, pembentukan rasa percaya diri, faktor penyebab kurang
percaya diri, aspek rasa percaya diri, ciri orang percaya diri, ciri orang
percaya diri rakyat. kurang percaya diri, pengertian pola asuh, jenis pola
asuh, faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh, dimensi kepercayaan diri
ditinjau dari pola asuh.( Danti Marta Dewi,2019; 10 )
Kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap segala
kelebihan yang ada pada dirinya dan keyakinan tersebut membuatnya
mampu mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Individu yang percaya
diri akan merasa percaya diri ( Danti Marta Dewi,2019; 10 )
Menurut Rahmat (2000; 109) rasa percaya diri dapat diartikan sebagai
sesuatu setiap orang mempunyai rasa percaya diri dalam hidupnya serta
bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara keseluruhan dengan
mengacu pada konsep diri. Jika disederhanakan, rasa percaya diri adalah
harapan yang ada dalam jiwa. Penuh rasa percaya diri dan rasa mampu
mewujudkan sesuatu dengan segenap kemampuan dimiliki dan disajikan
dengan sebaik-baiknya. Ditambah lagi prosesnya bagus dan semoga
mendapatkan hasil yang terbaik.
Al-Qur'an sebagai rujukan pertama juga menekankan rasa percaya diri
Jelas dalam beberapa ayat yang menunjukkan rasa percaya diri seperti:

‫َو اَل َتِهُنْو ا َو اَل َتْح َز ُنْو ا َو َاْنُتُم اَاْلْعَلْو َن ِاْن ُكْنُتْم ُّم ْؤ ِمِنْيَن‬
Jangan lemah dan jangan sedih, padahal kamu termasuk orang-orang
(yang berpangkat) paling tinggi, jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali
Imran: 139)

‫ٰۤل‬
‫ِاَّن اَّلِذ ْيَن َقاُلْو ا َر ُّبَنا ُهّٰللا ُثَّم اْسَتَقاُم ْو ا َتَتَنَّز ُل َع َلْيِهُم اْلَم ِٕىَك ُة َااَّل َتَخ اُفْو ا َو اَل َتْح َز ُنْو ا َو َاْبِش ُرْو ا ِباْلَج َّنِة اَّلِتْي‬
‫ُكْنُتْم ُتْو َع ُد ْو َن‬
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah
Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-
malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan
bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan kepadamu.” (Fusshilat: 30).
7

Ayat-ayat di atas dapat dipecah menjadi ayat-ayat yang berbicara


tentang masalah rasa percaya diri karena berkaitan dengan sifat dan sikap
seorang mukmin mempunyai nilai-nilai positif terhadap dirinya dan
mempunyai keyakinan yang kuat.
Dari ayat di atas tampak bahwa orang yang beriman kepada Al-Quran
disebut sebagai orang yang tidak takut dan sedih serta mengalami
kecemasan adalah pribadi orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
tabah. Masih banyak ayat lainnya menggambarkan kedudukan khusus
manusia di bumi dan juga bahkan tentang keistimewaan umat islam yang
menurut penulis berupa ayat yang dapat digunakan untuk meningkatkan rasa
percaya diri.
Ma'rifatun-nafsi atau mengenal diri sendiri terkenal dengan ungkapan
“barang barangsiapa mengenal dirinya, maka dia mengenal Tuhannya”,
Dapat diumpamakan dengan Konsep diri, konsep diri adalah bagaimana
seseorang memandang dirinya sendiri Sendiri. Khusnudzon atau prasangka
baik juga bisa disamakan dengan berfikir positif. Kata-kata yang berjalan
beriringan dalam Al-Qur'an yaitu, iman dan amal adalah penegasan akan
perlunya keyakinan dan tindakan. Untuk menanggapi semua tindakan dan
hasil yang diperoleh di atas segala usahanya Islam memberikan konsep lain
seperti tawakkul, syukur dan muhasabah yang wajib diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Akumulasi konsep-konsep tersebut jika diteliti secara
terus menerus akan memunculkan dan Bayangkan konsep percaya diri yang
diungkap dalam Alquran.(Aya Mam’luah.2019;32)
Dalam ayat lain Allah memberikan gambaran tentang putus asa QS; Yusuf: 87
‫ٰي َبِنَّي اْذ َهُبْو ا َفَتَح َّسُسْو ا ِم ْن ُّيْو ُسَف َو َاِخ ْيِه َو اَل َت۟ا ْئَـُسْو ا ِم ْن َّرْو ِح ِهّٰللاۗ ِاَّنٗه اَل َي۟ا ْئَـُس ِم ْن َّرْو ِح ِهّٰللا ِااَّل‬
‫اْلَقْو ُم اْلٰك ِفُرْو َن‬
Wahai anak-anakku, pergi dan carilah berita tentang Yusuf beserta
saudaranya. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum
yang kafir.”
Manusia wajib berikhtiar kepada Allah SWT karena segala
permasalahan pasti ada jalan keluarnya. mirip dengan pesan Nabi Yakub As
kepada anak-anaknya dalam mencari saudaranya Yusuf dan Benyamin.
Pada ayat di atas pesan nabi Yakub tidak hanya itu saja berpesan kepada
anak-anaknya untuk terus berharap dan percaya diri dan tidak putus asa
7

mencari saudaranya, tapi ada pesan yang harus kita percayai diri sendiri dan
jangan putus asa dalam memohon rahmat Allah SWT.
Kata pada ayat tersebut memiliki makna dan ukuran yang lebih dalam
dan lebih banyak lagi isinya banyak, mengandung naungan untuk istirahat
Musikbah diakhiri dengan apa yang menenangkan jiwa.Oleh karena itu
orang orang-orang yang beriman selalu terhubung dengan Allah, badan dan
mandinya selalu disirami dengan Roh Allah yang menghidupkan dan
memberi semangat kepadanya. Mereka tidak pernah ada berputus asa dari
rahmat Allah, padahal mereka dirundung segala musibah mendekatinya,
karena mereka dalam keadaan tenang dan bertawakal kepada Allah SWT
Dari ayat di atas, Yakub sebagai orang tua tentu mempunyai banyak
hal pengalaman dan kesabaran serta ilmu yang tinggi. Percaya diri dan
jangan menyerah ya Itu hanya diperlihatkan oleh orang tua kepada anak-
anaknya, orang tua kepada orang tua muda tetapi juga pesan-pesan yang
disampaikan dari orang-orang yang berilmu baik tua maupun tua muda.
Tidak banyak orang yang menyadari bahwa kehidupan seseorang sangat
ditentukan dengan cara berpikirnya. Jika dia berpikir atau mempunyai
gambaran tentang seseorang yang takut dan pesimis, maka gambaran ini
akan mempengaruhi seluruh potensinya dirinya sebagai seorang pengecut.
Ketakutan dan keputusan seseorang dalam mencari rahmat Allah karena
ketidakmampuan manusia dan kurang percaya diri dalam menangani
masalah ini. Firman Allah SWT dalam surat Al-Hijr ayat 52 :
‫ِاْذ َد َخ ُلْو ا َع َلْيِه َفَقاُلْو ا َس ٰل ًم ۗا َقاَل ِاَّنا ِم ْنُك ْم َو ِج ُلْو َن‬
ketika mereka berkunjung ke (kediaman)-nya, lalu mengucapkan,
“Salam.” Dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya kami merasa takut
kepadamu.”
b. Ciri-ciri Percaya Diri
Menurut Mardatillah seseorang yang memiliki kepercayaan diri
tentunya memiliki ciri-ciri (1) mengetahui dengan baik kelemahan dan
kelebihan yang dimiliki dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya;
(2) Tingkatkan standar tujuan dalam hidup dan hadiah jika berhasil dan
bekerja lagi jika tidak tercapai; (3) Tidak menyalahkan orang lain atas
kekalahan atau kegagalan tetapi lebih banyak introspeksi diri; (4) Mampu
mengatasi perasaan depresi, kecewa, dan perasaan tidak mampu yang
7

mencekam dirinya; (5) Mampu mengatasi kecemasan pada dirinya sendiri;


(6) Tenang dalam berlari dan menghadapi segalanya; (7) berpikir positif;
dan (8) Silakan tanpa harus melihat ke belakang. (Syaipul Amri,2018; 161)
Sementara Dariyo, dkk mengatakan bahwa orang yang percaya diri
biasanya memiliki ciri-ciri inisiatif, kreatif dan optimis terhadap masa
depan, mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir
positif dan berasumsi semua masalah pasti ada solusinya. (Syaipul
Amri,2018; 161)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
orang yang Percaya diri memiliki beberapa ciri yaitu percaya diri pada
kemampuan diri sendiri, Berani menghadapi tantangan, berpikir positif,
bertanggung jawab, dan objektif. Sedangkan orang yang memiliki
kepercayaan diri rendah memiliki ciri-ciri tersebut. (Syaipul Amri,2018;
161)
8

c. Pengembangan Rasa Percaya Diri


Peran orang tua, guru, dan lingkungan sekitar anak sangat diperlukan
untuk membantu anak mengembangkan rasa diri (sense of self). percaya
diri) agar anak tumbuh menjadi individu yang mudah percaya diri
beradaptasi dengan lingkungan baru, memiliki pegangan kehidupan yang
kuat, dan mampu mengembangkan potensinya, tanpa kepercayaan diri
individu tidak bisa membuat keputusan, melainkan Individu akan merasa
ragu terhadap apa yang dilakukannya. Memberi motivasi, motivasi, hadiah
dan model kesempatan positif untuk anak-anak akan menjadi modal dasar
dalam membangun rasa percaya diri, harga diri, dan kemerdekaan. (Rifqi
Humaida,2022; 56)
Secara umum masih banyak orang tua yang belum paham betapa
pentingnya meningkatkan rasa percaya diri pada anak sejak dini. Orang tua
dapat melakukan banyak hal untuk membantu mereka tumbuh dan
berkembang mengembangkan rasa percaya diri pada anak. Tapi perlu
diwaspadai adalah bahwa orang tua tidak boleh memberi atau memaksakan
selera kepercayaan diri ada pada anak-anak tetapi menumbuhkannya.
lingkungan Yang yang terpenting keluarga. Namun, banyak anak yang
kurang beruntung dan kehilangan perawatan dan pendidikan keluarga
optimal. induk, guru dan lingkungan sekitar anak merupakan satu kesatuan
yang tidak ada dapat dipisahkan karena memiliki peran penting dalam
penyediaan Dorongan dan stimulasi untuk membantu menumbuhkan rasa
percaya diri Pada anak-anak. Jika ada lingkungan yang tidak mendukung
tumbuh kembang anak, rasa percaya diri juga akan terpengaruh pada anak.
(Rifqi Humaida,2022; 61)
Ada beberapa strategi atau alternatif yang dilakukan orang tua
mengembangkan rasa percaya diri pada anak adalah, (1) belajar untuk bisa
hargai kemampuan anak (2) Beri kesempatan yang banyak kepada anak (3)
9

Menjadi orang tua yang memiliki pola asuh demokratis (4) Memotivasi
anak dalam bentuk reward. (Rifqi Humaida,2022; 62)
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri
Menurut Ghufron dan Risnawati kepercayaan diri dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu konsep diri, harga diri, pengalaman dan pendidikan.
Perkembangan Rasa percaya diri bisa dipelajari dengan melihat berbagai
faktor yang penting dalam ngebut pertumbuhan dan perkembangan harga
diri. Beberapa faktor tersebut adalah: Penampilan/Gaya, Gaya
Bicara/Bicara, Gaya Perilaku/Bahasa Tubuh, Orang yang Tepat/Orang yang
Tepat, Tempat yang Tepat/Tempat yang Tepat dan Waktu yang
Tepat/Waktu yang Tepat . (Syaipul Amri,2018; 162)
Proses pencapaian prestasi dipengaruhi oleh faktor aktivitas, faktor
dan faktor lingkungan. Faktor aktivitas, yaitu faktor yang memberi
dorongan pada individu untuk belajar, faktor ini adalah faktor psikologis.
Keyakinan adalah salah satu faktornya aktivitas. Faktor Organisme, yaitu
faktor yang berhubungan dengan fungsi alat indera individu yang
kepekaannya menentukan respon individu dalam belajar. Faktor lingkungan,
yaitu faktor-faktor yang secara psikologis mempengaruhi proses utuh.
(Syaipul Amri,2018; 162)
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diartikan bahwa percaya diri
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain konsep diri, harga diri,
pengalaman, pendidikan, penampilan, dan sebagainya. Ini tentu saja akan
memainkan peran besar dalam menentukan tingkat kepercayaan diri yang
dimiliki oleh setiap orang. Percaya diri berasal dari penentuan nasib sendiri
untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan dan diinginkan dalam
hidup. (Syaipul Amri,2018; 161)
Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri sendiri seseorang,
namun ada proses tertentu dalam diri orang tersebut sehingga rasa percaya
diri terbentuk prosesnya tidak instan tapi proses yang panjang itu terjadi
sejak dini. Rasa percaya diri bisa terbentuk dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) Faktor Internal, meliputi:
9

a) Konsep diri. Bangun rasa percaya diri Seseorang


diawali dengan pengembangan konsep diri diperoleh dari
perkumpulan kelompok. Asosiasi Kelompok ini juga memberikan
dampak positif negatif.
b) Harga diri adalah penilaian yang dilakukan terhadap
diri sendiri Sendiri. Orang yang mempunyai harga diri tinggi akan
menilaidirinya secara rasional dan mudah menjalin hubungan dengan
individu lain.
c) Kondisi fisik. Perubahan kondisi fisik juga
berdampakpada kepercayaan diri. Menjadi sehat secara fisik dapat
membantu siswa dalam meningkatkan rasa percaya diri kuat.
Sedangkan kondisi fisik yang buruk menyebabkan hal tersebut siswa
lemah dalam mengembangkan kepercayaan diri sendiri.
d) Pengalaman hidup. Rasa percaya diri berasal dari
pengalaman mengecewakan karena pengalaman itu yang
mengecewakan.
2) Faktor Eksternal
a) Pendidikan. Tingkat pendidikan seseorang akan menentukan
mempengaruhi setiap individu. Seseorang akan ada lebih banyak
orang dengan pendidikan rendah merasa rendah diri dibandingkan
dengan mereka yang lebih tinggi mempunyai tingkat pendidikan.
Seseorang yang punya dengan tingkat pendidikan yang tinggi merasa
lebih percaya diri dirinya dan merasa mandiri diri sendiri.
b) Pekerjaan. Seseorang yang mempunyai pekerjaan dan
melakukannya dengan baik akan memiliki rasa percaya dirinya sendiri
atas dirinya. Selain bisa berkembang seseorang yang mempunyai
pekerjaan akan lebih mampu Menjadi individu yang kreatif, mandiri
dan berselera tinggi bangga pada dirinya sendiri.
c) Lingkungan dan pengalaman hidup. Pengaruh lingkungan
akan sangat mempengaruhi kepribadian seseorang mereka yang
terbiasa dengan lingkungan positif yang selalu mendukung kebaikan
akan tumbuh orang tersebut memiliki karakter pribadi yang baik dan
tentu saja percaya padanya. Selain lingkungan hidup,Pengalaman akan
9

selalu menjadi guru terbaik setiap individu. Semakin banyak


pengalaman apa yang dialami seseorang akan menumbuhkan
seseorang menjadi pribadi yang mempunyai mental kuat,yang percaya
diri dan tentunya lebih siap menghadapinya dirinya dalam segala
kondisi dan situasi. Jadi dapat dipahami bahwa kepercayaan Diri yang
dimiliki seseorang tidak terjadi begitu saja. Ada sebuah proses yang
dapat membangun rasa percaya diri Sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhinya.( Mufydatush Sholihah A.2021; 35 )
10

e. Indikator Percaya Diri


Tabel 2.1
Indikator Perkembangan Percaya diri pada anak usia 4-5 Tahun
N Tingkat Pencapaian Indikator
O Perkembangan Anak
1. Kepercayaan diri anak 1.Percaya kepada
kemampuan
Sendiri
2. Bertindak mandiri
dalam mengambil
Keputusan
3. Memiliki konsep
diri yang
Positif
4.Berani
mengungkapkan
Pendapat

(Santika Purwa Ningsih,2021)


2. Metode Pembiasaan
a. Pengertian Metode Pembiasaan
Pembiasaan adalah salah satu metode pendidikan yang paling penting.
terutama untuk anak-anak. Mereka belum menyadari apa yang baik dan
buruk salam ari susila. Mereka juga tidak memiliki kewajiban yang
seharusnya dilakukan seperti orang dewasa. Jadi mereka harus terbiasa
dengan keinginan perilaku, keterampilan, kemampuan dan pola berpikir
tertentu. Anak-anak perlu membiasakan diri sesuatu yang bagus. Kemudian
mereka akan
11

mengubah semua sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat


menjalankan kebiasaan itu tanpa terlalu banyak usaha, tanpa kehilangan
banyak kekuatan dan tanpa menemui banyak masalah.( Imas Jihan
Syah,2018; 157).
Jadi, metode pembiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru
atau perbaikan kebiasaan yang sudah ada. Guru diharapkan memiliki
kesadaran untuk pembinaan penerapan metode pembiasaan kepada peserta
dia mengajar. Anak-anak akan mengalami pengembangan yang baik jika
metode pembiasaan diterapkan sesuai dengan perkembangan psikologis
anak berkaitan dengan jiwa anak usia dini tidak lepas dari dunia permainan.
Pencapaian maksimal akan dirasakan oleh guru juga anak dengan penerapan
metode pembiasaan ini karena dari hari ke hari pembiasaan akan bersatu
dengan kepribadian dan sulit terlepas karena itu sudah tertanam dengan baik
dalam diri Anda anak.( Cindy Anggraeni,202; 102)
b. Tujuan Metode Pembiasaan
Dalam pembinaan disiplin, metode pembiasaan sebenarnya cukup
efektif. Senada dengan pendapat Amin, tujuan dari metode pembiasaan
adalah agar anak memperoleh sikap dan kebiasaan baru yang lebih tepat dan
positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).
Selain itu, makna yang benar dan positif di atas sejalan dengan norma dan
nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun adat istiadat
dan budaya. Oleh karena itu, profil dan penampilan guru hendaknya
memiliki ciri-ciri yang dapat mengantarkan anak ke arah pembentukan
karakter yang kuat. (Nurul Ihsani, 2018; 53)
Semakin baik penerapan metode pembiasaan maka akan semakin baik
dalam mendisiplinkan anak. Metode pembiasaan merupakan salah satu
metode yang tepat dalam membentuk disiplin anak. Hal ini terbukti dari
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti. Senada dengan
Mulyasa yang mengatakan bahwa disiplin harus dilaksanakan dengan
pembiasaan, dalam bidang psikologi pendidikan dikenal dengan metode
pembiasaan kondisi operan, melarang anak berperilaku terpuji, disiplin, giat
belajar, giat
12

bekerja, ikhlas, berakhlak. jujur. , dan bertanggung jawab atas setiap tugas
yang telah diberikan. Anak-anak akan mendapatkan sesuatu ketika mereka
bahagia. Penanaman yang harus dilakukan oleh guru harus menyenangkan
agar anak dapat bereksplorasi, menemukan, mengungkapkan perasaan,
berkreasi, dan belajar dengan cara yang menyenangkan. Selain itu, anak
dapat mengenal dirinya sendiri, dengan siapa anak tinggal dan lingkungan
tempat tinggal anak. (Nurul Ihsani, 2018; 53)
c. Bentuk-bentuk Metode Pembiasaan
Bentuk-bentuk pembiasaan yang dapat diterapkan siswa dalam
kehidupan sehari-hari adalah: a. Membiasakan mengambil makanan dan
minuman dengan tangan kanan b. Biasakan membaca doa saat melakukan
aktivitas sehari-hari c. Membiasakan mengutamakan anggota tubuh kanan
dalam berpakaian dan membuka baju mulai dari kiri d. Membiasakan
kesederhanaan dalam makan dan minum serta menjauhi keserakahan e.
Biasakan untuk menghormati guru, orang tua, dan teman f. Biasakan untuk
menyapa orang yang Anda temui g. Biasakan berterima kasih jika mendapat
hadiah h. Biasakan untuk memberikan nasehat yang baik kepada teman i.
Membiasakan amal sholeh seperti sholat dhuha dan lain-lain j. Biasakan
membantu teman k. Biasakan mematuhi perintah guru dan orang tua atau
yang lebih tua. l. Biasakan untuk jujur, baik perkataan maupun perbuatan
dalam kehidupan sehari-hari m. Biasakan untuk patuh, rajin dan disiplin
dalam belajar. (Yudi Akhyar, 2021; 139).
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan dalam
kehidupan sehari-hari jika benar maka sesuai dengan yang diharapkan dan
anak akan terbiasa dengan aturan yang telah ditentukan, karena yang
dilakukan sudah ada aturan dan prosedurnya. Anak harus melakukan
pembiasaan ini agar menjadi kebiasaan dalam hidupnya. .(Yndri Akhyar,
2021; 140).
13

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembiasaan


Menurut Armai Metode pembiasaan memiliki kelebihan dan
kekurangannya adalah sebagai berikut: a) Keuntungan dari metode
pembiasaan adalah dapat menghemat waktu dan tenaga dengan baik,
pembiasaan tidak hanya terkait dengan hanya aspek lahiriah tetapi juga
terkait dengan aspek batin, pembiasaan mendalam sejarah tercatat sebagai
metode yang paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak. b)
Kelemahan metode sosialisasi adalah dibutuhkan kekuatan nyata berperan
sebagai panutan di dalamnya menanamkan nilai kepada siswa. Oleh karena
itu, tenaga pendidik sangat dibutuhkan dalam menerapkan pendekatan ini
adalah perlunya pendidik terpilih yang benar-benar mampu
mengharmoniskan antar kata dengan perbuatan. Sehingga tidak ada kesan
yang hanya dapat diberikan oleh pendidik nilai saja tetapi tidak dapat
memberikan nilai tetapi tidak dapat mempraktikkan nilai-nilai yang
disampaikan kepada siswa. mengamalkan nilai-nilai yang disampaikannya
kepada siswa
B. Penelitian Relevan
Studi relevan memiliki fungsi yang sama dengan tinjauan pustaka
dalam penelitian pustaka, yaitu memuat bahasan tentang penelusuran
penulisan terhadap baerbagai bahan literatur yang berkaitan dengan topik
pembahasan atau juga bahan-bahan literatur yang telah memberikan
inspirasi salam pendalaman materi penelitian.
1. Penelitian yang dilakukan Berta Ismasari Dengan judul Peran guru
dalam mngembangkan kepercayaan diri anak melalui metode
pembiasaan Paud Al Mutaqien Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
Hasil dari penelitiannya ini bahwa mempunyai target atau inisiatif
bahwa adanya mengembangkan kepercayaan diri anak melalui metode
pembiasaan diharapkan peran guru dapat mengembangkan
kepercayaan diri anak sesuai dengan adanya 6 indicator yang
dikembangkan. Jadi yang membedakan antara penelitian yang
dilakukan Berta Ismasari dan penulis ialah, penulis lebih
mengutamakan penelitian ke mengembangkan
14

kepercayaan diri anak sedangkan Berta Ismasari Peran guru dalam


mengembangkan kepercayaan diri anak. Sedangkan persamaan
penelitian penulis dengan peneliti yakni sama-sama mengembangkan
kepercayaan diri anak melalui metode pembiasaan.
2. Penelitian yang sama dilakukan oleh Rizqy Kusuma Lestari dengan
judul penelitiannya Pengembangan Rasa Percaya Diri Anak Melalui
Metode Bernyanyi Dengan Gerakan Berbasis Ra Islamic Tunas
Bangsa 4 Kecamatan Ngaliyan. Persamaan penelitian ini adalah sama
sama mengembangkan rasa percaya diri. Perbedaan penelitian ini
adalah mengunakan metode bernyanyi sedangkan penelitian penulis
menggunakan metode pembiasaan .
3. Penelitian yang sama dilakukan oleh Annisa Mufidah dengan judul
Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini Melalui Kegiatan
Menari Tahun 2022 . Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
meneliti Percaya Diri pada anak . Perbedaan penelitian ini adalah
meningkatkan kepercayaan diri anak melalui kegiatan menari
sedangkan pemeneliti penulis mengembangkan kepercayaan diri anak
melalui metode pembiasaan.
C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas, maka dapat


dirumuskan hipotesis tindakan yaitu menggunakan metode pembiasaan
dapat meningkatkan kepercayaan diri anak usia 4-5 tahun di TK Izzatul
Islam .
14

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian tindakan kelas
berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang dikenal
dengan singkatan PTK yaitu penelitian yang dilakukan di dalam kelas oleh
guru/peneliti untuk mengetahui makna penelitian yang dilakukan di dalam
kelas untuk mengetahui pengaruhnya tindakan yang diterapkan pada subjek
penelitian di kelas. (A. Azizah, 2021, p. 17)
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti dan guru saling
bertukar peran, artinya peneliti berperan sebagai guru yang memberikan
pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai peneliti yang berperan sebagai
pengamat ketika pembelajaran dilakukan di kelas.
Tindakan yang dilakukan merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan
karena hanya mengkaji satu kelas dan terdapat permasalahan pada anak
sehingga mereka berusaha mengembangkan percaya diri dengan
menggunakan metode pembiasaan. Peneliti akan bekerjasama dengan guru
dalam melakukan penelitian dan tindakan yang dilakukan agar peneliti dapat
berjalan dengan optimal.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Tk Izzatul Islam Kabupaten Muaro Jambi.
Berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu fokus masalah penelitian yang
akan menjadi objek penelitian dengan pokok permasalahan penelitian.

b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan selama tiga bulan, yaitu mulai bulan
September – November 2023 di Taman Kanak-kanak Izzatul Islam
Kabupaten Muaro Jambi.

15
16

C. Rancangan Tindakan
Model John Elliot jika dibandingkan dengan dua model yaitu Model
Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini terlihat
lebih detail. Dikatakan demikian, oleh karena dalam setiap siklus
dimungkinkan terdiri dari beberapa tindakan. Sementara itu, setiap
kemungkinan tindakan terdiri dari beberapa langkah, yang diwujudkan
dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Maksudnya adalah untuk
mengatur secara rinci dalam PTK, sehingga ada kelancaran yang lebih
besar antara tahapan dalam praktek tindakan atau proses belajar-mengajar.
Selanjutnya juga dijelaskan olehnya bahwa detail dari setiap aksi atau
tindakan sehingga menjadi beberapa karena suatu pelajaran terdiri dari
beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Sedangkan empat
langkah dalam satu siklus adalah (1)Perencanaan (planning),
(2)Pelaksanaan (implementing), (3)Pengamatan (observation) dan
(4)Refleksi (reflection). (Mu’alimin & Hari, 2014, p. 16)
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahapan yang paling penting dalam
melakukan belajar. Melakukan segala sesuatu harus berdasarkan
perencanaan. Pada tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian
tindakan yang ideal sebenarnya dilakukan secara berpasangan antara pihak
yang terlibat melakukan tindakan dan mereka yang mengamati proses
yang sedang dilakukan. Pada tahap ini, agar hasil penelitian dapat objektif
maka diharapkan mampu berkolaborasi. Biasanya pengamatan dilakukan
pada diri sendiri memungkinkan subjektivitas.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi dari desain, yaitu
melakukan tindakan di kelas sesuai dengan rencana yang telah disusun di
kelas pada tahap perencanaan. Sebelum melakukan tindakan perlu melihat
ke belakang apakah rumusan masalah dan hipotesis yang dibuat layak atau
tidak.
17

c. Pengamatan
Pengamatan adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat. Pengamat bisa menjadi rekan kerja atau guru itu sendiri. Pada
tahap ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi
untuk mendapatkan data akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
Pengamatan dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas dengan mencatat,
perekaman, dokumentasi gejala-gejala yang timbul selama pelaksanaan
tindakan.
d. Refleksi
Merupakan kegiatan untuk menyatakan kembali apa yang telah
dilakukan. Pada tahap ini guru mencoba menemukan hal-hal yang telah
ada dirasa memuaskan karena sesuai dengan rancangan yang masih
membutuhkan perbaikan. Pada tahap refleksi peneliti perlu untuk
mengungkapkan kelebihan dan kekurangan. Jika penelitian tindakan
dilakukan melalui beberapa siklus, kemudian pada refleksi akhir, peneliti
menyampaikan rencana penelitian lanjut. Refleksi harus mengungkapkan
kendala pada tahap pertama dan kekurangannya agar pada tahap
selanjutnya dapat memperbaiki penelitian tindakan.
D. Desain dan Prosedur Tindakan
a. Desain Tindakan

Gambar 3.1 Bagan Tindakan Kelas Model John Elliot


18

b. Prosedur Tindakan
Pelaksanaan PTK pada penelitian ini akan dilaksanakan dalam II
siklus, siklus I dengan tema Diriku subtema Identitasku dan siklus II
dengan tema Keluargaku subtema Anggota keluargaku dengan
menggunakan metode pembiasaan.
1) Siklus I
a. Perencanaan
1) Membuat RPPH.
2) Memspersiapkan media pembelajaran, alat dan bahan yang
diperlukan.
3) Mempersiapkan pedoman observasi.
4) Menyusun lembar kerja.
b. Pelaksanaan
Kegiatan awal, guru mengucapkan salam, menanyakan kabar,
mengabsen, menanyakan nama hari, tanggal, bulan dan tahun dan
membaca doa sebelum belajar dalam posisi duduk sesuai meja masing-
masing. Peneliti melakukan gambaran dengan menyampaikan tema
“Diriku” subtema “Identitasku” menggunakan metode pembiasaan yang
dibentuk untuk mengetahui pemahaman awal anak, lalu menginformasikan
rangkaian kegiatan selama jam pelajaran kepada anak beserta aturan main.
Peneliti menginformasikan kegiatan bermain yang akan dilakukan dengan
mendemonstrasikan terlebih dahulu seluruh kegiatan main yang telah
dipersiapkan lalu memberikan aturan main. Peneliti memberi kesempatan
pertanyaaan terbuka kepada anak sekitar materi. Mempersilahkan anak
bermain kegiatan secara bergantian. Peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan Inti, peneliti menstimulasi anak menggunakan metode
pembiasaan. Peneliti menstimulasi anak untuk bertanya berdasarkan objek
yang sedang mereka amati. Peneliti memberikan dukungan terkait
informasi benda yang di lihat melalui guru, orang tua dan teman sebaya.
Peneliti menstimulasi anak untuk melakukan penalaran dengan
memberikan berbagai pertanyaan terbuka. Anak diharapkan akan
19

mengkomunikasikan ide dan gagasannya melalui berbagai kegiatan main


yang akan berlangsung. Peneliti menginformasikan kegiatan bermain yang
akan dilakukan dengan mendemonstrasikan terlebih dahulu seluruh
kegiatan main yang telah dipersiapkan lalu memberikan aturan main.
Peneliti mempersilahkan anak bermain kegiatan secara bergantian. Peneliti
mengawasi dan memberikan bimbingan pada anak yang meminta bantuan
pada setiap kegiatan main yang akan dilaksanakan anak. Kegiatan penutup,
peneliti membantu anak mengingat kembali apa saja yang telah dilakukan
selama kegiatan dalam posisi duduk di meja masing-masing. Peneliti
membimbing diskusi menanyakan perasaan. Peneliti memberikan
Informasi terkait kegiatan esok hari, mengundang anak untuk datang
kembali pada esok hari. Dan diakhiri dengan do’a penutup.

c. Pengamatan
1) Mengamati proses kegiatan saat sedang berlangsung.
2) Mencatat hasil interpretasi selama kegiatan bermain
menggunakan metode pembiasaan terhadap kreativitas anak
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
d. Refleksi
1) Mengulang tindakan setelah dilakukan simulasi pada
perencanaan.
2) Menganalisis data hasil refleksi menggunakan data yang
bersifat kuantitatif yaitu statistik deskriptif.
2) Siklus II
a. Perencanaan
1) Membuat RPPH.
2) Mempersiapkan media pembelajaran, alat dan bahan yang
diperlukan.
3) Mempersiapkan pedoman observasi.
4) Menyusun lembar kerja.
b. Penerapan
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam, menanyakan kabar,
melakukan absensi, menanyakan nama hari, tanggal, bulan dan tahun
19

sertamembaca doa sebelum belajar dengan posisi duduk sesuai meja


20

masing-masing. Peneliti melakukan gambaran dengan menyampaikan tema


“Keluargaku” subtema “Anggota Keluargaku” yang dibentuk
menggunakan metode pembiasaan untuk mengetahui pemahaman awal
anak kemudian informasi rangkaian kegiatan selama jam pelajaran untuk
anak beserta aturannya menggunakan metode pembiasaan sesuai keinginan
anak. Peneliti memperagakan terlebih dahulu kegiatan pokok yang telah
disusun kemudian memberikan aturan pokok. Peneliti memberikan
kesempatan pertanyaan terbuka kepada anak tentang materi. Biarkan anak-
anak bermain secara bergiliran. peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Pada kegiatan utama, peneliti merangsang anak-anak untuk
menggunakan permainan. Peneliti merangsang anak untuk bertanya
berdasarkan objek yang mereka amati. Peneliti memberikan dukungan
terkait objek informasi yang dilihat melalui guru, orang tua dan teman
sebaya. Peneliti merangsang anak untuk melakukan penalaran dengan
mengajukan pertanyaan terbuka. Anak diharapkan dapat
mengkomunikasikan ide dan gagasannya melalui berbagai kegiatan utama
yang akan berlangsung. Peneliti semua kegiatan yang akan dilakukan
dengan memperagakan terlebih dahulu kegiatan pokok yang telah disusun
kemudian memberikan aturan pokok. Peneliti mengajak anak- anak untuk
bermain secara bergiliran. Peneliti mengawasi dan memberikan.
bimbingan kepada anak yang meminta bantuan dalam setiap kegiatan
utama yang akan dilakukan oleh anak.Sebagai penutup, peneliti membantu
anak-anak untuk mengingat apa yang telah mereka lakukan selama
kegiatan dalam posisi duduk di meja masing-masing. Peneliti mengarahkan
diskusi menanyakan perasaan. Peneliti memberikan informasi terkait
kegiatan besok, mengajak anak-anak untuk datang kembali besok. Dan
diakhiri dengan do’a penutup
c. Pengamatan
1) Mengamati proses kegiatan yang sedang berlangsung.
2) Mencatat hasil interpretasi selama kegiatan bermain
menggunakan
21

Metode Pembiasan terhadap kreativitas anak dengan


menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
d. Refleksi
1) Ulangi tindakan setelah simulasi dalam perencanaan.
2) Menganalisis data refleksi menggunakan data kuantitatif, yaitu
statistik deskriptif.
E. Kriteria Keberhasilan
Pelaksanaan penelitian tindakan menuntut pada keberhasilan
perubahan apa yang telah dialami anak, oleh sebab itu perlu adanya acuan
kriteria keberhasilan tindakan, sebagaimana berikut ini: jika peserta didik
yang mampu mencapai sekurang-kurangnya 76% dari jumlah peserta didik
yang ada dikelas, yang telah mengalami perkembangan, maka proses
tindakan dapat diselesaikan, namun begitu juga sebaliknya.
F. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. (Sari, M. S., & Zefri, 2019, p. 311)
a. Data Primer
Data primer adalah data informasi pertama yang dikumpulkan
langsung dari sumber. Data primer ini adalah data yang paling asli dalam
karakter dan tidak mengalami perlakuan statistik apapun. Untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkan secara langsung
melalui teknik observasi dan wawancara. Sumber data yang digunakan
peneliti adalah sumber data primer, data primer diperoleh melalui angket
(kuesioner) sebagai penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
penelitian. Data sekunder yang diperoleh dari sebuah situs internet, atau
dari referensi yang sama dengan yang ada saat ini diteliti oleh penulis.
G. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Berikut ini dipaparkan
22

masing- masing metode tersebut. (Syahrum, 2008)


a. Teknik Observasi
Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran
yang berlangsung di kelas. Pengamat bisa mengamati guru dan siswa
tentang proses pembelajaran pengajaran, aktivitas, dan interaksi.

No. Aspek yang dinilai Skor

BB MB BSH BSB

1. Anak dapat menunjukkan


kegiatan eksplorasi
2. Anak mampu menunjukkan
sikap kreatif dalam
menyelesaikan masalah
3. Anak mampu menciptakan
karya seperti bentuk
sesungguhnya dengan
berbagai bahan (kertas,
plastisin, balok, dll.)

4. Anak memiliki rasa ingin


tahu yang besar

a. Kriteria 0%-24,99% Belum Berkembang (BB)


b. Kriteria 25%-49,99% Mulai Berkembang (MB)
c. Kriteria 50%-74,99% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
d. Kriteria 75%-100% Berkembang Sangat Baik (BSB)
b. Teknik Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik untuk memperoleh data dengan
cara mengajukan pertanyaan secara lisan dan membutuhkan jawaban lisan.
c. Teknik Dokumentasi
Dokumen yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan sebagai
bukti
23

pendukung dalam penelitian ini. Dokumen yang dibutuhkan di antaranya


yaitu: buku catatan, foto, video, rekaman suara dan lain sebagainya.
H. Keabsahan Data Validitas Data
Validitas adalah ukuran atau kriteria yang menggambarkan tingkat
validitas suatu alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian. Alat yang mana memiliki validitas tinggi merupakan instrumen
yang valid dan sah. Sebaliknya alat tersebut memiliki validitas yang rendah
merupakan instrumen yang kurang valid. Jika mampu digunakan untuk
mengukur apa yang diinginkan dalam penelitian, maka alat tersebut dapat
dikatakan valid. Jika dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
dengan baik dan benar, maka instrumen tersebut juga dapat dikatakan
valid. (Purnama et al., 2020)
I. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman ada tiga serangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam analisis data yang terdiri dari, sebagai berikut: (Dr. Umar
Sidiq, M.Ag Dr. Moh. Miftachul Choiri, 2019, p. 79)

a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses berpikir sensitif yang membutuhkan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi
peneliti yang baru, dalam melakukan pengurangan data dapat berdiskusi
dengan teman atau orang lain yang dianggap ahli. Melalui pembahasan itu,
maka wawasan peneliti akan bertambah dikembangkan, sehingga dapat
mereduksi data yang memiliki nilai penemuan dan pengembangan teori
signifikan.

b. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, grafik,
hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini dinyatakan Miles
dan Huberman “the most frequen from of display data for qualitative
research data in past has been narrative tex” Yang paling sering
digunakan menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
24

naratif. Dengan menampilkan data, akan lebih mudah untuk memahami


apa yang terjadi, rencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dimengerti. Sanjut disarankan melakukan tampilan data, selain
dengan teks naratif, bisa juga berupa grafik, matriks, dan sebagainya.

c. Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan dan verifikasi awal yang diajukan bersifat sementara,
dan akan berubah ketika bukti ditemukan dukungan kuat pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tapi kalau kesimpulannya dinyatakan pada
tahap awal, dibuktikan dengan bukti yang valid dan konsisten ketika
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, lalu kesimpulan yang
dikemukakan adalah kesimpulan yang dapat dipercaya.
Rumus yang digunakan adalah:
P = ƒ x 100%
𝑛

Informasi:
P = Angka persentase

F = Jumlah nilai anak

N = Jumlah anak
Dari hasil perhitungan yang didapat, kemudian diinterpretasikan menjadi 4
level. Kriteria penafsiran adalah sebagai berikut:
Kriteria 0%-24,99% Belum Berkembang (BB)
Kriteria 25%-49,99% Mulai Berkembang (MB)
Kriteria 50%-74,99% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Kriteria 75%-100% Berkembang Sangat Baik (BSB)
25

Tabel 3.1 Rencana Waktu dan Tahap Penelitian

Tahun 2023
Juli Agustus
Septemb Oktober
Kegiatan Jui
er
4 5 6 7 1 2 3 4 21 22 2 241 2 3 4 1 23 4
3
1 Pengajuan Judul X
Penyusunan
2 X XX
Proposal
Mengajukan X
3 Dosen
Pembimbing
Konsultasi
4 dengan Dosen X X XX X X X X X
Pembimbing
Seminar
5 X
Proposal
Tahun 2023-2024
Desember
November Januari Febuari Maret

1 2 3 4 1 2 34 12 3 41 2 3 4 1 23 4
Perbaikan Hasil
6 Seminar X X X
Proposal
7 Riset X
Pengumpulan
8 X
Data
Analisis dan
Penyusunan
9 X
Laporan
Penelitian
Semiar Hasil
8 X
Skripsi
Perbaikan Hasil
9 X
Ujian Skripsi
Pengesahan Hasil
10 Ujian oleh Tim X
Penguji
26

Penggandaan dan
11 penyerahan X
laporan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Alfin Nur Aini.(2021). Analisis Kepercayaan Diri Anak Usia Dini Dalam Kajian
Studi Sosial. Jurnal Pendidikan, Pengasuhan, Kesehatan, Dan Gizi Anak
Usia Dini Vol.2 No.1, E-Issn: 2599-2910.
Amandha Unzilla Deni.(2016). Konsep Kepercayaan Diri Remaja Putri. Jurnal
Pendidikan Indonesia 44 Volume 2 Nomor 2.
Azizah, A. (2021). Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Dalam
Pembelajaran. Auladuna : Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, 3(1), 15–22. Https://Doi.Org/10.36835/Au.V3i1.475
Aya Mamlu. (2019).KONSEP PERCAYA DIRI DALAM AL-QUR’AN SURAT
ALI-IMRAN AYAT 139. Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman Volume
01 Nomor 01 Edisi Juli- Desember
Cindy Anggraeni.(2021). Metode Pembiasaan Untuk Menanamkan Karakter
Disiplin Dan Tanggungjawab Di Ra Daarul Falaah Tasikmalaya. Jurnal
Paud Agapedia, Vol.5 No. 1 Juni Page 100-109
Danti Marta Dewi. (2019). Kepercayaan Diri Ditinjau Dari Pola Asuh Orang Tua
Pada Siswa Kelas Vii. Issn 2252-6374
Dr. Umar Sidiq, M.Ag Dr. Moh. Miftachul Choiri, M. (2019). Metode Penelitian
Kualitatif Di Bidang Pendidikan. In Journal Of Chemical Information And
Modeling(Vol.53,Issue9).Http://Repository.Iainponorogo.Ac.Id/484/1/
Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan.Pdf
Imas Jihan Syah.(2018). Metode Pembiasaan Sebagai Upaya Dalam Penanaman
Kedisiplinan Anak Terhadap Pelaksanaan Ibadah (Tela’ah Hadits Nabi
Tentang Perintah Mengajarkan Anak Dalam Menjalankan Sholat). Jce
(Journal Of Childhood Education) Vol. 2 No. 2 | Hal. 147-175 2620-3278
(E-Issn), 2598-2184 (P-Issn)
Mu’alimin, & Hari, R. A. C. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Teori Dan
Praktek. Ganding, 44(8), 1–87. Http://Eprints.Umsida.Ac.Id/4119/1/Buku
Ptk Penuh.Pdf
Mufydatush Sholihah A.(2021). SOLUSI TERHADAP PROBLEM PERCAYA
DIRI (SELF CONFIDANCE). Jurnal Al Ghazali Jurnal Kajian Pendidikan
Islam dan Studi Islam Vol 4 No 1 Januari Juli .
Nurul Ihsani.(2018). Hubungan Metode Pembiasaan Dalam Pembelajaran

27
Dengan Disiplin Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Potensia, Vol. 3 (1), 50-55.
Permendikbud.(2014). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

27
28

Indonesia. Nomor 137 Tahun 2014.


Purnama, S., Pratiwi, H., & Rohmadheny, P. S. (2020). Penelitian Tindakan Kelas
Untuk Pendidikan Anak Usia Dini.
Rifqi Humaida.(2022). Strategi Mengembangkan Rasa Percaya Diri Pada Anak
Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia Volume 01 Number
02 Tahun E-Issn 2830-3482 P-Issn 2963-6507.
Raden Roro Michelle Fabiani.(2020). Pentingnya Peran Orang Tua Dalam
Membangun Kepercayaan Diri Seorang Anak Dari Usia Dini. E Issn : 2581-
1126 P Issn : 2442-448x Vol 7, No: 1.
Sri Marwiyati.(2020). Penanaman Pendidikan Karakter Melalui Pembiasaan.
Vol. 9 | No. 2
Syaipul Amri. (2018). Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis
Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sma
Negeri 6 Kota Bengkulu. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia Vol. 03 No.
02, Desember
Sari, M. S., & Zefri, M. (2019). Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan, Dan
Pengalaman Pegawai Negeri Sipil Beserta Kelompok Masyarakat (Pokmas)
Terhadap Kualitas Pengelolaan Dana Kelurahan Di Lingkungan Kecamatan
Langkapura.JurnalEkonomi,21(3),308–315.
Https://Ejournal.Borobudur.Ac.Id/Index.Php/1/Article/View/608/583
Syahrum, R. A. T. R. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia Vol. Vi No. 1 – Tahun 2008 Hal. 87 - 93 Penelitian,
Vi(1), 87–93.
Santika Purwa Ningsih.(2021). Analisis Kepercayaan Diri (Self-Confidence) Pada
Pembelajaran Matematika Siswa Smp. Volume 8 No. 2, September 2021
Yundri Akhyar.(2021). Implementasi Metode Pembiasaan Dalam Membentuk
Karakter Religius Anak. Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan P-
Issn 2088-0871 Vol. 18 No. 2. Juli-Desember 2021 0-Issn 2722-2314

Anda mungkin juga menyukai