Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM SIMULASI PROSES


Basic Process Control Unit

Disusun oleh:
Verdi Rizal Prayoga 2141420038

Dosen Pengampu:
Ari Susanti, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2023
BASIC PROCESS CONTROL UNIT
Dalam praktik simulasi pengendalian level BPCU perlu dibuat 4 bagian yaitu, 2 bagian
masuk dan 2 bagian keluar. Aliran masuk mengacu pada variabel yang dimanipulasi yang
dikontrol dalam aliran ke dalam bejana proses. Sedangkan debit berarti variabel/variabel yang
dimanipulasi yang dikendalikan oleh laju aliran tangki pengolahan . Ada tiga mode yang tersedia
di bagian 1 (input): mode pengontrol, mode sakelar level diferensial, dan sakelar level float. Pada
bagian ini variabel yang dimanipulasi adalah aliran yang masuk ke wadah pengolahan melalui
katup solenoid 1.PV adalah nilai ketinggian cairan yang terbaca di tangki pengolahan. Yang
terganggu adalah aliran fluida dari solenoid valve 2 dan solenoid valve 3. Dry valve terbuka 50%
sehingga proses berlangsung kontinyu. Perbedaan ketiga mode pada bagian ini adalah
setpointnya. Set point untuk mode pengontrol adalah nilai yang dimasukkan dalam perangkat
lunak, untuk mode saklar level diferensial set pointnya adalah setrika pendek yang ada di tangki
pemrosesan,sedangkan pada mode sakelar level float set pointnya adalah besi hitam ditemukan
di tangki proses.
Tabel 1. Section 1 Controller
Tabel 2. Section 1 In Flow Float

Tabel 3. Section 1 Differential Level Switch


Tabel 4. Section 2
Le v e l Fl o wr a t e PSV So l e no i d So l e no i d Se t Co nt r o l l e r
Sa mpl e El a ps e d
Po s i t i o n 2 3 Po i nt Out put
Numbe r Ti me
L1 F1
[ mm] [ ml / mi n] [ %] [ On/ Of f ] [ On/ Of f ] [ mm] [ %]

1 00:00 6 0 50 Off Off 100 50


2 00:10 13 1 100 Off Off 250 100
3 00:20 23 0 100 Off Off 250 100
4 00:30 34 0 100 Off Off 250 100
5 00:40 44 -1 100 Off Off 250 100
6 00:50 54 0 100 Off Off 250 100
7 01:00 64 0 100 Off Off 250 100
8 01:10 74 0 100 Off Off 250 100
9 01:20 84 1 100 Off Off 250 100
10 01:30 94 -1 100 Off Off 250 100
11 01:40 105 0 100 Off Off 250 100
12 01:50 115 0 100 Off Off 250 100
13 02:00 125 1 100 Off Off 250 100
14 02:10 135 1 100 Off Off 250 100
15 02:20 145 1 100 Off Off 250 100
16 02:30 155 1 100 Off Off 250 100
17 02:40 165 0 100 Off Off 250 100
18 02:50 174 0 100 Off Off 250 100
19 03:00 184 0 100 Off Off 250 100
20 03:10 193 0 100 Off Off 250 100
21 03:20 203 1 100 Off Off 250 100
22 03:30 212 0 100 Off Off 250 100
23 03:40 221 1 100 Off Off 250 100
24 03:50 231 -1 100 Off Off 250 100
25 04:00 240 1 100 Off Off 250 100
26 04:10 250 1 100 Off Off 250 100
27 04:20 255 0 100 On Off 250 100
28 04:30 250 0 0 On Off 250 0
29 04:40 244 1 0 On Off 250 0
30 04:50 247 0 100 On Off 250 100
31 05:00 252 0 100 On Off 250 100
32 05:10 256 1 100 On Off 250 100
33 05:20 249 0 0 On Off 250 0
34 05:30 244 0 100 On Off 250 100
35 05:40 248 0 100 On Off 250 100
36 05:50 252 1 100 On Off 250 100
37 06:00 256 0 0 On Off 250 0
38 06:10 249 -1 0 On Off 250 0
39 06:20 240 1 100 On On 250 100
40 06:30 235 1 100 On On 250 100
41 06:40 230 0 100 On On 250 100
42 06:50 225 1 100 On On 250 100
43 07:00 220 0 100 On On 250 100
44 07:10 215 0 100 On On 250 100
45 07:20 211 0 100 On On 250 100
46 07:30 207 -1 100 On On 250 100
47 07:40 202 1 100 On On 250 100
48 07:50 198 0 100 On On 250 100
49 08:00 194 0 100 On On 250 100
50 08:10 191 0 100 On On 250 100
51 08:20 196 0 100 Off Off 250 100
52 08:30 205 1 100 Off Off 250 100
53 08:40 214 1 100 Off Off 250 100
54 08:50 223 1 100 Off Off 250 100
55 09:00 232 0 100 Off Off 250 100
56 09:10 241 21 100 Off Off 250 100
57 09:20 250 0 100 Off Off 250 100
Grafik 1. Section 3 Vs Section 4 PSV 50

Grafik 2. Section 3 Vs Section 4 PSV 50

Pada metode controller cara kerja sensor ini adalah mengukur ketinggian cairan pada
tangki berdasarkan tekanan yang diberikan cairan dalam tangki. Dari data pengamatan SOL 1 off
ketika detik ke 210 dapat terlihat pada Tabel 1. Sedangkan pada metode Level float switch yang
merupakan sensor air jenis pelampung (Apriyanto H,2015). Cara kerjanya adalah pada saat
sistem membuka (SOL1=1), maka level ( ketinggian) air dalam tangki akan bertambah sampai
mengenai pelampung yang menyebabkan pelampung tersebut tenggelam hingga batas tertentu,
maka sistem dengan otomatis akan mati dan SOL akan menutup (SOL1=0) sebagai nilai offset
ataupun sebaliknya. Dari data pengamatan SOL 1 akan off pada detik 293. Dan variabel ke 3
yaitu metode differensial switch cara kerja dari sensor ini adalah elektroda negatif dipasang lebih
rendah dari elektroda positif sehingga jika fluida diisi kedalam tangki maka elektroda negatif
akan tersentuh fluida tersebut lebih dulu dan membuat larutan memiliki muatan listrik dan ketika
larutan menyentuh elektroda positif maka sistem akan mati dengan sendirinya. Dari data
pengamatan SOL 1 off pada detik 23. Dari ketiga metode ini memiliki respon yang berbeda
beda. Hal ini terjadi kedua sensor tersebut tidak terpengaruhi oleh setpoint yang diatur, respon
sensor tersebut sesuai dengan ketinggian masing – masing sensor tersebut dalam tangki (Rizky
D, 2017).
Dari perbandingan grafik 1 dan grafik 2, dengan mengatur bukaan PSV menjadi 50 maka
bagian ke 3 lebih cepat mencapai SP setelah 8.30 menit, dan ketika solenoid valve terbuka secara
otomatis maka PV yang tadinya diatas SP mendekat, malah naik ke SP kesalahan. berupa
solenoid valve 3 terbuka, namun bila solenoid valve 3 tertutup maka tinggi katup kembali ke SP
lebih cepat. Sedangkan pada bagian 4, pada saat solenoid valve aktif PV selalu lebih besar dari
SP sehingga levelnya terus naik, dan setelah ditambah terjadi disturbance berupa terbukanya
solenoid valve 3. Nilai PV jauh lebih tinggi. lebih rendah dan kembali ke SP untuk periode yang
lebih lama. Dengan mengatur bukaan PSV menjadi 70, seksi 4 mencapai SP lebih cepat setelah
7,20 menit setelah pembukaan solenoid valve 2, ketinggian level terus naik hingga gangguan
berupa katup solenoid 3 terbuka dan ketinggian level turun di bawah SP selama Section 3
mencapai SP lebih lambat dan ketika SP tercapai, solenoid valve 2 terbuka secara otomatis,
namun levelnya terus turun dan naik.Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi pada setting PSV 50
section 3 lebih baik dan sebaliknya pada setting PSV 70 efisiensi pada section 4 lebih tinggi.
Namun jika dibaca dari segi sistem kendali yang paling efisien adalah section 3 dengan nilai
PSV 50.
Proses outflow ini menggunakan sistem, artinya informasi disturbance sensor terletak
pada input atau sebelum proses (Coughanowr, 1956). Untuk proses outflow ini menggunakan
aksi pengendali direct acting. Jika menggunakan valve PSV menjadikan sistem pengendalian
baik inflow maupun outflow lebih aman meskipun mencapai SP lebih lambat.
KESIMPULAN
1. Pengendalian proses dengann level control adalah proses yang dilakukan untuk mencapai
kondisi ketinggian operasi dalam tangki sesuai set point yang telah ditetapkan dengan aman,
efisien, dan ekonomis.
2. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa yang lebih cepat merespon adanya disturbance
yaitu level float, section 1, dan section 3.

SARAN
Untuk percobaan selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan data yang ada di dalam server
karena data tersebut mungkin terdapat sedikit error karena tidak sesuai dengan apa yang di
praktikkan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto H. 2015. Rancang Bangun Pintu Air Otomatis Menggunakan Water Level Float
Switch Berbasis Mikrokontroler. Jurnal SISFOKOM. 04(01). Hal: 22-27.
Coughanowr, D.R. 1956. Process Systems Analysis and Control, Second Edition. New York:
Mc-Graw Hill inc
Rizky D. 2017. Laporan Level. Online: https://id.scribd.com/document/350231166/LAPORAN-
level. 10 Maret 2019.
Tim Pengendalian Proses. 2018. Modul Ajar Praktikum Pengendalian Proses. Jurusan Teknik
Kimia. Politeknik Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai