PERJANJIAN PENGGABUNGAN
ANTARA
PT PANGANDARAN JAYA
DAN
PT MANDALA RAYA
Nomor: 29/PJ.02/IV/2019
Nomor: 37/P/MR/02/2019
PERJANJIAN PENGGABUNGAN
ANTARA
PT PANGANDARAN JAYA
DAN
PT MANDALA RAYA
Nomor: 29/PJ.02/IV/2019
Nomor: 37/P/MR/02/2019
Bahwa dasar untuk melaksanakan Perjanjian ini termasuk – namun tidak terbatas –
pada:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
dan Penyelesaian Sengketa;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan,
dan Pengambilalihan;
7. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun Anggaran 2018; dan
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.010/2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 52/PMK.010/2017
tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan dan Perolehan Harta Dalam
Rangka Penggabungan, Peleburan, Pemekaran, atau Pengambilalihan Usaha.
PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk membuat Perjanjian ini dengan syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
DEFINISI UMUM
1. “Asisten Pelatih” adalah orang yang diberi kepercayaan oleh manajemen tim
untuk menemani pelatih kepala dalam melatih dan memberi strategi untuk tim di
dalam dan di luar pertandingan.
2. “Aplikasi Mandaran Soccer” adalah produk aplikasi untuk pengiklanan dan
penyampaian informasi.
3. “Hari” adalah setiap hari dalam satu tahun yang termasuk hari Minggu dan hari
libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia sesuai kalender
Gregorian.
4. “Hari Kerja” adalah hari Senin sampai dengan hari Jumat kecuali hari libur
Nasional.
5. “Keadaan Kahar” adalah peristiwa atau akibat yang tidak dapat diantisipasi
(tidak terduga) atau dikendalikan secara wajar.
6. “Kontrak Pemain” adalah perjanjian antara pemain dengan manajemen tim.
7. “Likuidasi” adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang
meliputi pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagian harta yang
tersisa kepada para pemegang saham.
8. “Manajemen Klub Sepakbola” adalah kegiatan pengorganisasian klub
sepakbola.
9. “Mandala United” selanjutnya disebut “MU” adalah klub sepak bola asal
Kabupaten Bandung yang dinaungi oleh PT Mandala Raya.
10. “Mandaran Academy” adalah akademi sepak bola yang dibentuk oleh PT PJ
dan PT MR.
11. “Mandaran FC” adalah tim hasil penggabungan antara tim Mandala United
dan Persatuan Sepakbola Pengandaran.
12. “Mitigasi Risiko” merupakan pengambilan langkah-langkah untuk mengurangi
kerugian yang dapat ditimbulkan dari dampak atas risiko.
13. “Nilai Buku” adalah nilai aset yang tercantum dalam catatan akuntansi
(pembukuan) milik wajib pajak.
14. “Official Merchandise Store” adalah barang dagangan yang dijual pada toko
resmi milik klub sepak bola.
15. “Ofisial tim” adalah orang bukan pemain yang terlibat secara langsung dalam
suatu pertandingan.
16. “Pekerja” adalah setiap orang berdasarkan perjanjian kerja memiliki hubungan
kerja dengan PARA PIHAK kecuali Pemain dan ofisial.
17. “Pelatih Kepala” adalah orang yang memiliki kemampuan dalam bidang
kepelatihan dan dipercaya untuk bertanggung jawab dalam tim untuk melatih
dan memberi strategi di dalam dan di luar pertandingan
18. “Pemain” adalah pemain Sepak Bola yang terdaftar pada asosiasi tertentu.
19. “Penggabungan” adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh PT PJ untuk
menggabungkan diri dengan PT MR, mengakibatkan aktiva dan pasiva dari PT
PJ beralih karena hukum kepada PT MR dan status badan hukum PT PJ
berakhir karena hukum.
20. “Persatuan Sepakbola Pangandaran” selanjutnya disebut “PSP” adalah klub
sepak bola asal Kabupaten Pangandaran yang dinaungi oleh PT Pangandaran
Jaya.
21. “Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)” adalah organ Perseroan yang
mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris atau
Direksi dalam batas yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan
Anggaran Dasar.
22. “Tanggal Efektif Penggabungan” adalah tanggal yang disepakati PARA
PIHAK dimana PARA PIHAK telah efektif bergabung menjadi satu entitas.
PASAL 2
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
Jangka waktu Perjanjian ini berlaku sejak ditandatanganinya Perjanjian ini hingga Akta
Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia kecuali ditentukan
lain atas kesepakatan PARA PIHAK.
PASAL 3
TANGGAL EFEKTIF
1. Tanggal Efektif Penggabungan telah disepakati PARA PIHAK pada tanggal 1
April 2019 (satu bulan April tahun dua ribu sembilan belas)
2. Tanggal Efektif Penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini
berlaku dengan syarat:
a. PARA PIHAK menandatangani Akta Penggabungan; dan
b. Perubahan anggaran dasar PT MR mendapat surat keputusan dari
Menkumham tentang persetujuan perubahan anggaran dasar.
3. Dalam hal syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini belum
terpenuhi, maka PARA PIHAK berhak mengubah Tanggal Efektif
Penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dengan
kesepakatan tertulis.
PASAL 4
MODAL DAN SAHAM
1. PT MR wajib mengubah modal dasar, ditempatkan dan disetor dalam anggaran
dasar PT MR hasil Penggabungan sesuai hasil konversi saham.
2. Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini wajib diajukan oleh
PT MR ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mendapatkan
persetujuan.
3. Kepemilikan saham PT PJ pada PT MR sebagai akibat dari konversi saham
tidak lebih dari 61% (enam puluh satu persen).
4. Struktur permodalan PT MR sebelum Penggabungan adalah sebagai berikut:
a. Nilai nominal saham Rp150,00 (seratus lima puluh rupiah) per lembar
saham;
b. Modal dasar senilai Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah)
yang terbagi atas 400.000.000 (empat ratus juta);
c. Modal ditempatkan senilai Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar
rupiah) yang terbagi atas 200.000.000 (dua ratus juta) lembar saham;
d. Modal disetor senilai Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah)
yang terbagi atas 200.000.000 (dua ratus juta) lembar saham;
e. Komposisi pemegang saham:
No Keterangan Jumlah Lembar Nilai Nominal Persentase
Saham (dalam Rupiah)
6. PARA PIHAK sepakat sesuai persetujuan pada ayat (1) Pasal ini, maka struktur
modal PT MR hasil Penggabungan adalah sebagai berikut:
a. Nilai nominal saham Rp150,00 (seratus lima puluh rupiah) per lembar
saham;
b. Modal dasar senilai Rp65.000.000.000,00 (enam puluh lima miliar
rupiah) yang terbagi atas 500.000.000 (lima ratus juta);
c. Modal ditempatkan senilai Rp32.000.000.000,00 (tiga puluh dua miliar
rupiah) yang terbagi atas 240.000.000 (dua ratus empat puluh juta)
lembar saham;
d. Modal disetor senilai Rp32.000.000.000,00 (tiga puluh dua miliar
rupiah) yang terbagi atas 240.000.000 (dua ratus empat puluh juta)
lembar saham;
e. Komposisi pemegang saham:
PASAL 5
HAK-HAK PEMEGANG SAHAM
1. Setiap pemegang saham PT PJ karena hukum menjadi pemegang saham PT
MR hasil Penggabungan.
2. PT MR hasil Penggabungan wajib membeli saham milik pemegang saham
PARA PIHAK yang tidak setuju dengan Penggabungan ini dengan ketentuan:
a. pembelian saham dilaksanakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
Tanggal Efektif Penggabungan;
b. saham sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a Pasal ini sudah
ditawarkan terlebih dahulu ke pemegang saham yang lain;
c. pembelian saham oleh PT MR hasil Penggabungan dilakukan setelah
mendapat pernyataan persetujuan pemegang saham bahwa pemegang
saham tidak melakukan pembelian sejumlah saham tersebut;
d. pemegang saham yang tidak setuju diberi kesempatan menjual sahamnya
seharga Rp325,00 (tiga ratus dua puluh lima rupiah) per lembar saham
sesuai nilai pasar wajar PT MR berdasarkan laporan Kantor Jasa Penilai
Publik; dan
e. pembelian dilakukan dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
PASAL 6
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
1. Waktu dan Tempat:
RUPS terdiri dari RUPS Tahunan wajib dilaksanakan minimal satu tahun sekali
dan RUPS lainnya dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
yang diselenggarakan di kantor PT MR di Jalan Menuju Surga Nomor 61,
Pasawahan, Kecamatan Mandalajati, Bandung, Jawa Barat.
2. Peserta Rapat:
a. peserta Rapat adalah para Pemegang Saham atau yang mewakili
berdasarkan surat kuasa;
b. peserta Rapat berhak untuk mengeluarkan pendapat dan/atau bertanya
dan memberikan suara dalam setiap agenda Rapat kecuali ditentukan
lain; dan
c. pimpinan Rapat berhak meminta surat kuasa yang menunjukkan bahwa
Pemegang Saham memberikan kuasa kepada wakil Pemegang Saham
pada saat Rapat berlangsung.
3. Kuorum dan Perhitungan Suara:
a. rapat harus dihadiri oleh Pemegang Saham dan/atau wakil PARA
PIHAK yang sah bersama-sama mewakili lebih dari 50% (lima puluh
persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan keputusan
disetujui oleh Pemegang Saham; dan
b. perhitungan jumlah Pemegang Saham yang hadir atau terwakili di dalam
Rapat oleh Notaris hanya dilakukan 1 (satu) kali, yaitu sebelum Rapat
dibuka oleh Pimpinan Rapat. Jumlah kehadiran Pemegang Saham atau
kuasanya yang dinyatakan oleh Pimpinan Rapat sebelum dibukanya
Rapat dan telah diumumkan oleh Notaris merupakan jumlah tetap sampai
Rapat ditutup. Oleh karena itu, Pemegang Rapat atau kuasanya yang
mengikuti Rapat setelah Rapat dibuka tidak turut dihitung dalam
menentukan jumlah kuorum kehadiran, tidak berhak memberikan
pertanyaan dan/atau pendapat serta tidak berhak mengeluarkan suara
dalam Rapat, demikian pula Pemegang Saham yang meninggalkan Rapat
sebelum Rapat ditutup, tidak mengurangi hitungan jumlah kehadiran
Pemegang Saham dalam Rapat.
4. Pemungutan Suara:
a. pemungutan suara dilakukan setelah seluruh pertanyaan selesai dijawab
dan/atau waktu tanya jawab habis;
b. proses pemungutan suara dilakukan secara langsung dengan
memasukkan kartu suara yang telah diisi, Pimpinan Rapat akan meminta
Notaris mengumumkan hasil pemungutan suara tersebut;
c. pemegang Saham yang hadir sendiri atau diwakilkan penerima kuasanya
tidak memberikan pilihan suara untuk mata acara Rapat tertentu hingga
Rapat ditutup, maka akan dianggap memberikan suara Abstain;
d. pemegang Saham yang Abstain akan diperhitungkan mengikuti suara
terbanyak yang dikeluarkan dalam Rapat; dan
e. dalam hal hasil pemungutan suara seimbang, Pimpinan Rapat berhak
untuk mengeluarkan keputusan Rapat.
PASAL 7
DIREKSI DAN KOMISARIS
1. PARA PIHAK menyepakati bahwa anggota direksi dan dewan komisaris terdiri
atas:
a. Direksi terdiri dari 3 (tiga) perwakilan dari PT MR dan 2 (dua) orang
perwakilan PT PJ;
b. Dewan komisaris terdiri dari 1 (satu) perwakilan PT MR dan 2 (dua)
orang perwakilan PT PJ.
2. Susunan direksi dan dewan komisaris PT MR hasil Penggabungan adalah
sebagai berikut:
Direksi
Dewan Komisaris
PASAL 8
HUBUNGAN KERJA DENGAN PARA PEKERJA
1. Seluruh hubungan kerja yang telah ada dan berlangsung antara PT PJ dan setiap
Pekerja PT PJ karena hukum beralih kepada PT MR hasil Penggabungan
2. PT MR hasil Penggabungan wajib memintakan pengesahan peraturan
perusahaan PT MR hasil Penggabungan kepada Menaker atau pejabat yang
ditunjuk.
3. PT MR hasil Penggabungan wajib memberikan hak kepada Pekerja PARA
PIHAK untuk memilih melanjutkan hubungan kerja atau tidak melanjutkan
hubungan kerja dengan PT MR hasil Penggabungan.
4. Terhadap Pekerja PARA PIHAK yang bersedia melanjutkan hubungan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, maka:
a. PT MR hasil Penggabungan berhak menerima atau menolak Pekerja
tersebut setelah terlebih dahulu mengadakan kualifikasi dengan
mempertimbangkan kriteria sebagai berikut:
b. Spesialisasi dan kebutuhan personalia PT MR hasil Penggabungan;
c. Pengalaman;
d. Kompetensi; dan
e. Prestasi.
5. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja dengan Pekerja yang tidak
memenuhi kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf (a) Pasal ini,
PT MR hasil Penggabungan wajib:
a. memberikan Program Kesepakatan Pensiun Dini (PKPD) kepada Pekerja
yang memiliki perjanjian kerja dengan PARA PIHAK lebih dari 6
(enam) bulan; dan
b. melaksanakan pemutusan hubungan kerja sesuai ketentuan Pasal 163
ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan kepada Pekerja yang memiliki perjanjian kerja dengan
PARA PIHAK kurang dari 6 (enam) bulan.
6. PT MR hasil Penggabungan wajib melaksanakan hubungan pekerjaan terhadap
Perkerja PARA PIHAK yang tidak bersedia melakukan hubungan kerja dengan
PT MR hasil Penggabungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
PASAL 9
HUBUNGAN KERJA DENGAN PARA PEMAIN
1. PARA PIHAK wajib mengakhiri Kontrak Pemain yang bermain kurang dari
20% (dua puluh persen) dari jumlah pertandingan resmi yang dilakukan oleh
klubnya paling lambat 14 (empat belas) Hari Kerja sebelum Tanggal Efektif
Penggabungan.
2. PT MR hasil gabungan wajib melaksanakan seleksi terhadap Pemain PSP dan
MU yang kontraknya diakhiri sesuai dengan asalan yang terdapat pada ayat (1)
Pasal ini.
3. Seleksi Pemain sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan paling
lambat 14 (empat belas) Hari Kerja setelah penggabungan klub sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 5 Perjanjian ini.
4. Seleksi Pemain sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) Pasal ini dilakukan
oleh Ofisial dan Presiden Direktur.
5. PT MR hasil Penggabungan wajib menyusun dokumen tertulis yang memuat
hasil seleksi Pemain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini untuk
kepentingan pengakhiran dan pembaruan Kontrak Pemain paling lambat 3 (tiga)
Hari Kerja setelah seleksi dilaksanakan.
6. PT MR hasil Penggabungan wajib melakukan pembaruan kontrak terhadap
Pemain yang lolos seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pasal ini dengan
memperhatikan Kontrak Pemain yang telah ada sebelumnya paling lambat 14
(empat belas) Hari Kerja setelah dokumen tertulis sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat (3) Pasal ini dikeluarkan.
7. PT MR hasil Penggabungan wajib mengakhiri Kontrak Pemain yang tidak lolos
seleksi dengan persetujuan bersama Pemain paling lambat 14 (empat belas) Hari
Kerja setelah dokumen tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pasal ini
dikeluarkan.
8. Dalam hal pengakhiran Kontrak Pemain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal ini, masing-masing PIHAK wajib melaksanakan kewajibannya
berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Pemain tersebut.
9. Dalam hal terjadi sengketa antara PARA PIHAK dengan Pemain mengenai
kontrak pemain wajib diselesaikan melalui NDRC Indonesia.
PASAL 10
GAJI, HONORARIUM, BONUS, DAN TUNJANGAN
1. Gaji, Honorarium, dan Tunjangan Direksi dan Dewan Komisaris PT MR hasil
Penggabungan
a. PT MR hasil penggabungan wajib menetapkan gaji, tunjangan, dan hal
lainnya bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris PT MR hasil
Penggabungan.
b. Direksi PT MR hasil Penggabungan wajib memintakan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (a) Pasal ini dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan pertama PT MR hasil Penggabungan
setelah Tanggal Efektif Penggabungan .
2. Gaji, Honorarium, dan Tunjangan Pekerja
PT MR hasil Penggabungan wajib mengatur hak Pekerja termasuk – namun
tidak terbatas – pada perihal, gaji, honorarium, dan tunjangan Pekerja dalam
perjanjian kerja.
3. Gaji, Honorarium, dan bonus Pemain
PT MR hasil Penggabungan wajib mengatur hak Pemain Mandaran FC
termasuk – namun tidak terbatas – pada gaji, bonus, dan tunjangan Pemain.
4. Gaji, Honorarium, dan Bonus Ofisial Mandaran FC
PT MR hasil Penggabungan wajib mengatur hak ofisial Mandaran termasuk –
namun tidak terbatas – pada gaji, bonus, dan tunjangan Ofisial Mandaran FC.
PASAL 11
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
1. PT PJ wajib mengalihkan seluruh Hak Kekayaan Intelektual kepada PT MR
antara lain termasuk – namun tidak terbatas – pada:
a. Hak Cipta atas:
I. Mars PSP; DAN
II. Situs resmi PSP.
b. Hak Merek atas:
I. Nama dan Logo PT PJ; dan
II. Nama dan Logo PSP.
c. Desain Industri atas:
I. Baju Kaos Pemain PSP; dan
II. Merchandise berupa syal, jaket, botol minum.
2. PT MR hasil Penggabungan wajib mengajukan permohonan pencatatan
pengalihan hak kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal
ini kepada Menkumham paling lambat 14 (empat belas) Hari Kerja setelah
Tanggal Efektif Penggabungan.
3. Pengalihan Hak Kekayaan Intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal ini tetap diakui, disetujui, dan berlaku sejak Tanggal Efektif
Penggabungan dalam hal terjadi keterlambatan proses pengajuan pencatatan
pengalihan hak dan/atau penerbitan surat pengesahan pencatatan pengalihan hak
dari Menkumham.
4. PT MR hasil Penggabungan wajib menanggung seluruh biaya yang timbul
karena pengalihan, pencatatan, dan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual PT
PJ sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini.
5. Seluruh pengalihan Hak Kekayaan Intelektual dalam Pasal ini wajib dilakukan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 12
MANDARAN ACADEMY
1. Mandaran Academy terdiri atas Pengurus Mandaran Academy dan Anggota
Mandaran Academy.
2. Pembiayaan berkaitan jalannya Mandaran Academy bersumber dari sponsorship,
iuran Anggota Mandaran Academy, dan anggaran PT MR hasil Penggabungan.
3. PT MR hasil Penggabungan wajib membentuk Mandaran Academy dengan
ketentuan:
a. Pengurus Mandaran Academy wajib terbentuk paling lambat 14 (empat
belas) Hari Kalender setelah Tanggal Efektif Penggabungan yang
sekurang-kurangnya terdiri dari:
I. Pelatih Kepala;
II. Asisten Pelatih 1; dan
III. Asisten Pelatih 2.
b. Pengurus Mandaran Academy sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf (a) masing-masing paling sedikit berjumlah satu orang yang
berasal dari ofisial klub hasil Penggabungan.
c. Pengurus Mandaran Academy bertugas melakukan pengelolaan atas
Mandaran Academy.
d. Anggota Mandaran Academy dikenakan iuran bulanan yang jumlahnya
diatur oleh PT MR hasil Penggabungan dengan mempertimbangkan
pengeluaran, pemasukan, kerugian dan keuntungan jangka panjang bagi
PT MR hasil Penggabungan.
e. Ketentuan mengenai Mandaran Academy termasuk – namun tidak
terbatas pada – rekrutmen anggota, rancangan anggaran, pengembangan
jangka panjang, dan pengaturan teknis ditentukan PT MR hasil
Penggabungan diluar Perjanjian ini.
PASAL 13
MITIGASI RISIKO
1. Mitigasi Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) Perjanjian ini meliputi:
a. Mitigasi Risiko dalam hal tidak mendapatkan lisensi AFC
(1) Meningkatkan aspek-aspek yang berkaitan dengan pembinaan
usia dini, termasuk program pendidikan sepak bola dan akademi
klub untuk pemain muda;
(2) Meningkatkan aspek yang berkaitan dengan infrastruktur seperti
sertifikasi keamanan stadion, fasilitas latihan, dan stadion yang
disetujui untuk kompetisi AFC.
b. Mitigasi Risiko dalam hal tidak memenuhi prasyarat untuk dapat berlaga
dalam Liga Champion AFC
(1) Melakukan pembenahan pada Kompleks Gelora Kilz Sentosa
mengacu pada AFC Stadium Regulations;
(2) Mendirikan Mandaran Academy untuk melahirkan bibit pemain
muda;
(3) Mengembangkan aplikasi Mandaran Soccer.
c. Mitigasi Risiko dalam hal finansial
(1) Mengupayakan Mandaran FC sebagai klub hasil penggabungan
dapat menjadi klub sepak bola ternama di Indonesia yang dapat
berlaga di Liga Champion AFC;
(2) Melakukan koordinasi keuangan yang baik dengan PIHAK-
PIHAK yang kredibel dan potensial.
d. Mitigasi Risiko dalam hal pembenahan Kompleks Gelora Kilz Sentosa
(1) Menyiapkan kontraktor yang handal, serta mengeluarkan
kebijakan Sumber Daya Manusia yang baik;
(2) Melakukan pembenahan sesuai dengan AFC Stadium
Regulations.
PASAL 14
KEPAILITAN
1. PARA PIHAK sejak disahkannya Perjanjian ini sampai dengan Tanggal Efektif
Penggabungan dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. meminta, mengajukan pailit atau jatuh pailit ke pengadilan;
b. melakukan pembayaran, menggadaikan, menjaminkan, atau pemenuhan
kepada Pihak Ketiga yang menimbulkan permasalahan terhadap proses
Penggabungan;
c. mengubah bidang usaha ke bidang usaha lain; dan
d. melakukan Likuidasi, pembubaran atau tindakan-tindakan yang menjurus
pada kepailitan.
2. Dalam hal PARA PIHAK dinyatakan pailit, maka:
PASAL 15
PEMAIN DAN/ATAU OFISIAL TIM
1. PSP sepakat mengalihkan Pemain dan/atau Ofisial Tim PSP kepada Mandala
United sejak Tanggal Efektif.
2. Dalam pengalihan Pemain dan/atau Ofisial Tim PSP sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, PSP wajib menegosiasikan hubungan kerja
terlebih bersama Mandala United dalam tenggat waktu 30 (tiga puluh) Hari
Kerja.
3. Mandala United sepakat mengadakan Perjanjian kerja baru dalam hal Pemain
dan/atau Ofisial Tim PSP bersepakat sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)
Pasal ini.
4. Mandala United berhak melakukan pemutusan kontrak kerja dalam hal Pemain
dan/atau Ofisial tim PSP yang tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja
dan/atau Mandala United tidak bersedia menerima Pemain dan/atau Ofisial Tim.
5. PSP wajib melakukan pemenuhan hak dan kewajiban yang telah disepakati oleh
PSP bersama Pemain dan/atau Ofisial Tim PSP.
6. PSP dan Mandala United sepakat bahwa kontrak Pemain dan/atau Ofisial Tim
yang tercantum pada Pasal ini hanya digunakan untuk Musim Liga 2019 dan
untuk musim selanjutnya akan dibuat kontrak baru dengan Mandaran FC.
PASAL 16
PAJAK
PASAL 17
WANPRESTASI DAN TEGURAN
1. Salah satu PIHAK dapat dikatakan Wanprestasi jika PIHAK tersebut lalai atau
sengaja melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. tidak memenuhi seluruh atau sebagian kewajiban dalam Perjanjian ini;
b. salah dalam memenuhi kewajiban dalam Perjanjian ini;
c. terlambat memenuhi kewajiban dalam Perjanjian ini; atau
d. melakukan hal yang dilarang dalam Perjanjian ini.
2. PIHAK yang dirugikan akibat adanya Wanprestasi yang disebabkan oleh
PIHAK lain memiliki hak untuk memberikan Surat Peringatan I yang berisi
perintah untuk memenuhi prestasi dan/atau memberi ganti kerugian yang
ditimbulkan dalam waktu 7(tujuh) Hari sejak diterimanya Surat Peringatan I.
3. Surat Peringatan I sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini dikirimkan
pada alamat yang tercantum pada korespondensi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 Perjanjian ini.
4. PIHAK yang menerima Surat Peringatan I memiliki kewajiban untuk
memberikan jawaban secara tertulis kepada pengirim Surat Peringatan I untuk
menerangkan alasan terjadinya Wanprestasi dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kerja
setelah disampaikannya surat Surat Peringatan I.
5. PARA PIHAK wajib melakukan pertemuan paling lambat 14 (empat belas)
Hari Kerja setelah diterimanya jawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
Pasal ini untuk menyelesaikan sengketa.
6. Dalam hal penerima Surat Peringatan I tidak menyampaikan jawaban
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini, maka PIHAK tersebut dianggap
tidak mengindahkan Surat Peringatan I.
7. Dalam hal PIHAK penerima Surat Peringatan I tidak mengindahkan Surat
Peringatan I sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Pasal ini, maka PIHAK
pengirim Surat Peringatan I berhak mengirimkan Surat Peringatan II.
8. Dalam hal PIHAK penerima Surat Peringatan II sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) Pasal ini tidak melakukan pemulihan dalam waktu 25 (dua puluh lima)
Hari sejak diterimanya Surat Peringatan II, maka PIHAK yang menerima
dampak kerugian berhak untuk mengirimkan Surat Peringatan III.
9. Dalam hal PIHAK penerima Surat Peringatan III sebagaimana dimaksud pada
ayat (8) Pasal ini tetap tidak melakukan pemulihan dalam waktu 10 (sepuluh)
Hari, maka PIHAK yang dirugikan dapat menggunakan prosedur penyelesaian
sengketa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 Perjanjian ini.
PASAL 18
KEADAAN KAHAR
1. Salah satu PIHAK dibebaskan sementara dari kewajibannya dalam jangka
waktu maksimal 60 (enam puluh) Hari dalam hal terjadi Keadaan Kahar.
2. Dalam hal Keadaan Kahar melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Pasal ini, PARA PIHAK wajib melakukan musyawarah untuk
membahas keadaan dan akibat yang timbul karena Keadaan Kahar.
3. PIHAK yang mengalami Keadaan Kahar wajib melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. menyampaikan pemberitahuan tertulis dalam waktu 14 (empat belas)
Hari Kerja sejak terjadinya Keadaan Kahar; dan
b. memperbaiki dan mengatasi kejadian-kejadian yang timbul karena
Keadaan Kahar dan menyampaikan bukti-bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan bahwa semua upaya yang layak telah diambil
untuk memperbaiki akibat Keadaan Kahar.
4. Dalam hal PIHAK yang mengalami Keadaan Kahar tidak dapat melaksanakan
kembali kewajibannya setelah jangka waktu pembebasan kewajiban sementara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini, maka PARA PIHAK wajib
melaksanakan musyawarah paling lama 30 (tiga puluh) Hari untuk membahas
kelanjutan pelaksanaan Perjanjian ini.
PASAL 19
PENYELESAIAN SENGKETA
1. Musyawarah
a. PARA PIHAK dengan itikad baik wajib menyelesaikan setiap sengketa
yang timbul dari Perjanjian ini. Atas segala sengketa yang timbul dari
penafsiran maupun pelaksanaan Perjanjian ini, penyelesaian diupayakan
dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat terlebih dahulu;
b. musyawarah untuk mencapai mufakat diselesaikan oleh PARA PIHAK
dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari sejak salah satu
PIHAK menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK lainnya
untuk menyelesaikan sengketa.
2. Mediasi
a. dalam hal sengketa tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam
kurun waktu 10 (sepuluh) Hari setelah salah satu PIHAK menerima
pemberitahuan dari PIHAK lainnya, maka penyelesaian sengketa
dilanjutkan melalui Mediasi;
b. Mediator dipilih oleh PARA PIHAK secara mufakat untuk memimpin
Mediasi dan Mediator yang dipilih adalah orang atau individu yang
memiliki kualifikasi dalam memimpin Mediasi serta memiliki
kompetensi di bidang yang disengketakan;
c. pemilihan Mediator sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b Pasal
ini dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari sejak adanya
pernyataan musyawarah untuk mencapai mufakat yang tidak mencapai
kesepakatan;
d. Mediasi dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari sejak adanya
pernyataan musyawarah untuk mencapai mufakat tidak mencapai
kesepakatan;
e. segala biaya yang timbul dari proses Mediasi sebagai metode
penyelesaian sengketa dalam Perjanjian ini adalah tanggung jawab
PARA PIHAK
3. Arbitrase
a. dalam hal penyelesaian sengketa melalui Mediasi yang dilakukan oleh
PARA PIHAK tidak mencapai kesepakatan, maka sengketa akan
diselesaikan melalui arbitrase oleh BANI sebagai badan yang disepakati
PARA PIHAK untuk menyelesaikan sengketa;
b. penyelesaian sengketa melalui BANI dilakukan dengan bahasa Indonesia
dan berdasarkan hukum Indonesia sebagai pilihan hukum Perjanjian ini;
c. dalam hal BANI belum menetapkan keputusan berkaitan dengan
penyelesaian perselisihan PARA PIHAK, maka PARA PIHAK tetap
melaksanakan hak dan kewajiban dalam Perjanjian ini yang tidak
menjadi objek perselisihan sampai dengan BANI menetapkan keputusan;
d. masing-masing PIHAK tidak berhak untuk mengajukan penyelesaian
sengketa melalui proses pengadilan kecuali proses tersebut dilakukan
dalam rangka pelaksanaan putusan arbitrase;
e. dalam hal pembiayaan segala biaya yang timbul akibat penyelesaian
sengketa, Majelis Arbitrase berhak mencantumkan dalam keputusannya
segala biaya akan ditanggung oleh PIHAK yang kalah kecuali biaya
hukum dan biaya saksi yang harus dibayar sendiri oleh PIHAK yang
mengajukannya.
4. Segala tahapan penyelesaian sengketa yang diatur dalam Pasal ini wajib
dilaksanakan secara berurutan.
PASAL 20
PENGAKHIRAN ATAU PEMUTUSAN PERJANJIAN
1. PARA PIHAK sepakat untuk secara khusus mengesampingkan ketentuan Pasal
1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia terkait dengan Perjanjian
ini.
2. Perjanjian dapat berakhir secara otomatis dalam hal:
a. seluruh hak dan kewajiban PARA PIHAK telah terpenuhi;
b. jangka waktu Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Perjanjian
ini telah berakhir; atau
c. terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
kebijakan pemerintah, dan/atau kebijakan perusahaan yang
mengakibatkan tidak dimungkinkannya pelaksanaan Perjanjian secara
keseluruhan.
PASAL 21
HIERARKI DOKUMEN
1. Tata urutan dokumen dalam Perjanjian ini adalah sebagai berikut:
a. Adendum Perjanjian dalam hal terdapat penghapusan, penambahan
dan/atau perubahan ketentuan dalam Perjanjian ini;
b. Perjanjian;
c. lampiran Perjanjian; dan
d. dokumen yang dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh PARA
PIHAK.
2. Dalam hal terdapat pertentangan terhadap dokumen dalam Perjanjian ini, maka
ketentuan yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi
berdasarkan tata urutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini.
3. Penggunaan dokumen dalam Perjanjian ini oleh PIHAK lain di luar PARA
PIHAK hanya untuk kepentingan pelaksanaan Perjanjian ini dan wajib
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
PASAL 22
KORESPONDENSI
1. Segala pemberitahuan, permintaan, pengesampingan, persetujuan, atau
komunikasi lain yang berhubungan dengan Perjanjian ini disampaikan secara
tertulis dan dapat disampaikan melalui surat pos tercatat, email, dan/atau
faksimile kepada PARA PIHAK sesuai dengan alamat korespondensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini.
2. Segala pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan yang berhubungan dengan
Perjanjian ini dilaksanakan dalam Bahasa Indonesia.
3. Segala pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan wajib diserahkan secara
nyata atau email dan dapat dianggap telah diterima ketika diserahkan secara
nyata atau ketika diterima dengan baik oleh email penerima
4. Alamat korespondensi harus sesuai dengan yang telah disetujui oleh PARA
PIHAK:
a. PT PJ
Alamat : Jalan Mulu Sama Dia Nomor 78, Campaka,
Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat
Telepon : (+0265) 776530
Email : pj@pangandaranjaya.mail.co.id
Nomor rekening : 8135312573 (Bank BCA)
b. PT MR
Alamat : Jalan Menuju Surga Nomor 61, Pasawahan,
Kecamatan Mandalajati, Bandung, Jawa Barat
Telepon : (+022) 673928
Email : contact.mr@mandalaraya.mail.co.id
Nomor rekening : 1370020277718 (Bank Mandiri)
PASAL 23
KERAHASIAAN
1. PARA PIHAK selama dan setelah jangka waktu Perjanjian ini, dilarang
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. memberitahukan, menggandakan, atau menyebarluaskan informasi
kepada Pihak Ketiga yang tidak berkepentingan, kecuali kepada tenaga
ahli atau profesional yang menyediakan dan memberikan jasanya kepada
dan untuk kepentingan PARA PIHAK dalam rangka pembuatan atau
pelaksanaan Perjanjian ini;
b. menyalahgunakan atau menggunakan untuk kepentingan lain semua
informasi, bahan, dokumen dan/atau penjelasan, baik yang diperoleh
secara lisan maupun tertulis, mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan keadaan PARA PIHAK dalam Perjanjian ini selain untuk/dan
dalam rangka kerja sama yang diuraikan dalam Perjanjian ini;
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dikecualikan terhadap
hal-hal sebagai berikut:
a. dalam hal diwajibkan oleh Undang-Undang mengenai Kewajiban
Jabatan;
b. dalam hal diwajibkan dalam Hukum yang diatur di dalam Undang-
Undang PARA PIHAK; dan/atau
PASAL 24
BAHASA DAN HUKUM YANG BERLAKU
1. Perjanjian ini disepakati dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam Bahasa
Indonesia.
2. Perjanjian ini tunduk dan berlaku pada Hukum Indonesia.
3. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran terhadap ketentuan yang terdapat
dalam Perjanjian, maka penafsiran yang digunakan merupakan penafsiran dalam
Bahasa Indonesia.
4. Perjanjian ini mengikat dan dapat dilaksanakan bagi PARA PIHAK atau wakil
mereka yang sah, para pengganti, atau PIHAK-PIHAK yang menerima hak dari
masing-masing PARA PIHAK.
PASAL 25
LAIN-LAIN
1. Perjanjian ini mengikat PARA PIHAK yang bersangkutan, termasuk pengganti,
wakil-wakil yang sah, yang secara bersama-sama atau sendiri-sendiri berhak atas
manfaat dan bertanggung jawab atas Perjanjian ini.
2. Perjanjian ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan tanpa paksaan dari PIHAK
manapun serta dibuat oleh PARA PIHAK dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani pada saat Perjanjian ini disepakati dan ditandatangani.
3. Segala sesuatu yang belum cukup dan/atau diatur dalam Perjanjian ini atau
perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh PARA PIHAK akan
ditentukan bersama oleh PARA PIHAK dalam adendum Perjanjian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 Perjanjian ini yang merupakan satu
kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
4. Dokumen-dokumen dan lampiran-lampiran Perjanjian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
PASAL 26
ADENDUM
1. Ketentuan dalam Perjanjian ini hanya dapat diamandemen, dikesampingkan,
atau dibebaskan dengan instrumen tertulis yang telah disetujui dan dibubuhi
tanda tangan oleh PARA PIHAK.
2. Dalam hal PARA PIHAK melakukan penambahan dan/atau perubahan
ketentuan dalam Perjanjian ini, maka PARA PIHAK wajib mengatur lebih
lanjut hal-hal tersebut dengan musyawarah.
3. Hasil musyawarah yang telah disetujui PARA PIHAK dituangkan dalam berita
acara sebagai adendum dan ditandatangani oleh PARA PIHAK serta menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dalam Perjanjian ini.
PASAL 27
PENUTUP
1. Ketentuan-ketentuan Perjanjian dinyatakan berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Demikian Perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap asli, masing-masing
PIHAK berhak menyimpan 1 (satu) rangkap asli dengan ketentuan hukum yang
sama, disusun dan ditandatangani pada Hari dan tanggal sebagaimana telah
dimuat dalam bagian awal oleh PARA PIHAK dan saksi-saksi yang ditunjuk
oleh PARA PIHAK yaitu:
a. Nama : Pio Simanjutak, S.Pd.Kor.
Alamat : Jalan Diponegoro Nomor 03, Pondok Indah, Jakarta
Selatan
No. KTP : 31233292300200003
Pekerjaan : Asisten Pelatih
b. Nama : Drs. Kikko Jerico, M.Or.
Alamat : Jalan Ahmad Salim Nomor 12, Kelapa Gading, Jakarta
Utara
No. KTP : 32718237300873
Pekerjaan : Manajer
PARA PIHAK dengan ini menyatakan (i) telah membaca, memahami isi, dan
akibat Perjanjian ini; (ii) telah membuat dan menandatangani Perjanjian ini
secara sukarela dan tanpa adanya paksaan; dan (iii) telah menerima nasihat oleh
penasihat hukum independen
berkenaan dengan Perjanjian ini.
PT PJ PT MR
Dr. Antonio Devano, S.Pd.Kor., M.Or Dr. Rizki Saputra, S.Pd.Kor., M.Or.
Presiden Direktur Presiden Direktur
SAKSI I SAKSI II
Pio Simanjutak, S.Pd.Kor. Drs. Kikko Jerico, M.Or.
Asisten Pelatih Manajer
LAMPIRAN SKEMA PROYEK