Anda di halaman 1dari 6

Browse the Latest Snapshot Browsing All Articles (36 Articles) Live Browser

Channel Description:

as structural engineer, lecturer and writer

(Page 1) | 2 | newer

0 0

 08/31/11--10:27: Oleh: martin

Membaca tulisan Sdr. Ghomari pada tgl. 22 Agustus, ada hal yg saya rasa mirip dengan yg saya tulis tgl. 4

Juni yg lalu. Bila slip kritis terjadi maka tinggal tergantung pada kekuatan/kemampuan filler pengisinya

untuk menyalurkan gaya yg bekerja sehingga terjadi bearing connection. Kalaupun filler pengisi berhasil

menyalurkan gaya tersebut, juga harus dipikirkan cara pelaksanaannya di lapangan. Pengisian celah yg

sempit ini dengan sempurna bisa sangat sulit bila dilakukan di lapangan.

0 0

 09/24/11--22:03: Oleh: baut mutu tinggi itu ternyata berbeda-


beda, awas ! | Wood Flooring - Parquet Lantai Kayu Terbaik

[...] Dua puluh tiga tahun yang lalu, yaitu saat pertama kali kerja di PT. Wiratman & Asociates (Jakarta),

saya sudah terlibat dengan yang namanya baut mutu tinggi. Waktu itu saya perlu mempelajarinya karena

diperlukan untuk merencanakan sistem sambungan balok baja untuk … Continue reading → [...]

0 0

 04/16/12--10:48: Oleh: erwin

mas,kalo boleh saya minta tabel untuk kekencangan baut kalau saya menggunakan kunci torsi,trims
0 0

 05/23/12--05:41: Oleh: Muhammad Amien

Dear Pak Wir, Kalau beda baut dengan standard ASTM A325 dengan ASTM A325M apa yah ? mohon

petunjuk dan informasinya, Sekian, Terimakasih. Salam, M. Amien

0 0

 10/26/12--13:44: Oleh: damar bl

Pak Wir, Setelah sy baca artikel Bapak mengenai baut 8.8 dan A325, timbul pertanyaan mengenai

perhitungan baut tersebut Pak. Selama ini saya menghitung baut dengan panduan dari Buku T. Segui yg

edisi ke-4 yg mengacu ke AISC dimana diperuntukkan untuk baut A325. Bila hitungan tersebut digunakan

untuk menghitung baut 8.8 apakah masih relevan dipakai? Takutnya dengan baut yang berbeda tersebut

maka penggunaan rumusnya pun berbedak. Atau lebih baik memakai dari perhitungan BS yg sudah

langsung memakai baut 8.8(yg notabene sy belum familiar dg code ini)? Mohon petunjuknya Pak Wir,

Terima kasih. Damar BL

0 0

 10/26/12--18:17: Oleh: wir

Jika mengikuti diskusi di atas, dapat dipahami bahwa dari segi material, yaitu fy dan fu maka kedua macam

baut (8.8 atau A325) dapat dianggap setara. Itu berarti untuk perencanaan kekuatan non-slip-kritis maka

keduanya dapat dianggap sama juga. Metode yang ada di buku Segui tetap dapat dipakai, juga jawaban

soal ujian yang saya buat juga sama. Non-slip-kritis itu berarti kekuatan yang mengandalkan tumpu baut.

Adapun perbedaan adalah pada saat initian prestressing, jika A325 adalah min 0.7 fu sedangkan yang 8.8

maks 0.7 fu. Ini tentu berpengaruh pada perencanaan baut yang mengandalkan mekanisme slip-kritis yang

umumnya hanya diharuskan untuk konstruksi jembatan karena mampu mengantisipasi permasalahan

fatigue. A325 terlihat lebih andal dalam menghasilkan pretensioining, maklum mampu dikencangkan

maksimum. Kalau baut jelek, langsung putus. Adapun yang 8.8 kalau terjadi kerusakan akibat
pengencangan tidak terlihat karena bisa terjadi kerusakan di drat. Ini beresiko. Tentu saja informasi ini

berdasarkan penelitian pada tulisan di atas. Bagaimana kondisi aktual di Indonesia. Itu perlu penelitian,

ada yang tertarik ? Jika ada dan perlu bimbingan, silahkan, dengan senang hati.

0 0

 10/27/12--20:30: Oleh: damar bl

terima kasih atas penjelasannya Pak

0 0

 11/11/12--18:43: Oleh: tri

Selamat pagi pak, Saya sudah baca keseluruhan tapi belum nemu inti dari pengencangan baut A325 itu

harus berapa untuk masing masing ukuran baut. Dalam ASTM Table J3.1 & J3.1M (kips dan kN) yang

artinya tidak bisa langsung diterapkan untuk satuan yang ada di torque wrench (Nm, kgfm, lbfft, lbfin)

Apakah saya bisa dapat tabel konfersi yang sudah jadi. Masalahnya diatas hanya ada rumus T = N* k*d

yang mungkin hasilnya tidak seakurat alat Skidmore-Wilhem. Trims, Tri. S

0 0

 11/11/12--23:30: Oleh: reza

Pak Wir, saya mhon info mengenai baut yang akan saya pakai untuk jembatan, mohon referensinya, untuk

baut A490,A325 DAN F10T, trimakasih atas perhatiannya

0 0

 12/05/12--01:35: Oleh: evitavie22


nice info pak <a href="http://saranasukses.com/outsourcing-indonesia.html" rel="nofollow">Outsourcing

Indonesia</a>

0 0

 04/15/13--03:04: Oleh: Tya Fida

trimakasih infonya pak

0 0

 12/09/13--01:49: Oleh: Afrizal

saya senang membaca artikel serta komen diatas-terima kasih buat semuanya. info untuk bolt

manufacturer lokal selain yang terbesar yang pernah saya kunjungi di Surabaya PT. Timur Megah juga PT.

Garuda Metalindo / PT. Indo Seiki di Tangerang ( tapi sepertinya kedua pabrik diatas lebih fokus untuk

pekerjaan otomotif industri saja) atau PT. Y and T Fastener International Batam

( www.yandtfastener.com )

0 0

 01/20/14--22:57: Oleh: ayudia

Menarik sekali materinya pak, tapi saya mau tanya pak, alasan mengapa spesifikasi2 tersebut cocok untuk

mekanisme slip kritis atau tumpu. dasarnya apa pak? apakah dari mechanical propertiesnya atau gimana

pak? mohon bimbingannya.... Trims ^__^

0 0

 01/20/14--23:41: Oleh: wir


pada dasarnya semua baut harus mampu bekerja dengan mekanisme tumpu. Itu pada prinsipnya, adapun

baut yang diharapkan bekerja dengan mekanisme slip kritis hanya baut mutu tinggi saja atau baut yang

mampu menerima prategang.

0 0

 01/21/14--17:13: Oleh: ayudia

oh gitu pak. Klo baut mutu tinggi dan baut mutu rendah perbedaannya dari apa ya selain dari mutu dan

komposisi material nya. (maaf ya pak tanya terus, baru mulai belajar baut pak)

0 0

 01/21/14--18:52: Oleh: wir

jika keduanya sama-sama bermutu (dapat dipercaya untuk menghasilkan kinerja sesusuai spesifikasi

teknisnya) maka perbedaannya bahwa selain kekuatannya (daya dukungnya yang rendah) untuk "baut

mutu rendah", maka baut mutu tersebut hanya boleh digunakan dengan mekanisme tumpu. Adapun "baut

mutu tinggi" untuk perencanaannya dapat digunakan baik pada mekanisme "tumpu" maupun pada

mekanisme "slip kritis".

0 0

 01/21/14--23:57: Oleh: Bahren

kenapa yang sering digunakan baut A325 untuk struktur pak? sedangkan baut A490 tensile strenghtnya

lebih besar dan komposisi materialnya lebih tahan terhadap korosi menurut astm, dan pertimbangannya

kita menggunakan A325 dengan A490 apa pak? terima kasih


0 0

 03/19/14--10:32: Oleh: Khairul Amri

Terima kasih pak , Artikel nya sangat bagus kebutulan kemarin saya juga baru selesai uji tensile baut A325

di BPPT Serpong, saya lagi butuh weigth chart untuk baut A325 kira-kira saya bisa download dimana ya

pak mohon bantuan nya klo ada bisa di emailkan ke email saya khairul89amri@gmail.com TQ

0 0

 05/07/14--18:56: Oleh: arf

salam. pak wir apakah ada ketentuan khusus untuk jenis baut yang menerima beban dinamis.terima kasih

0 0

 05/07/14--20:07: Oleh: wir

jelas ada, yaitu baut mutu tinggi dengan pemasangan dengan pengencangan khusus. Selanjutnya

kekuatan baut harus direncanakan berdasarkan mekanisme slip-kritis, sehingga dalam bekerjanya tidak

terjadi slip. Memang sih, mekanisme tersebut mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari mekanisme

tumpu, tetapi hanya mekanisme slip-kritis yang tahan terhadap beban dinamis.

Anda mungkin juga menyukai