Channel Description:
(Page 1) | 2 | newer
0 0
Membaca tulisan Sdr. Ghomari pada tgl. 22 Agustus, ada hal yg saya rasa mirip dengan yg saya tulis tgl. 4
Juni yg lalu. Bila slip kritis terjadi maka tinggal tergantung pada kekuatan/kemampuan filler pengisinya
untuk menyalurkan gaya yg bekerja sehingga terjadi bearing connection. Kalaupun filler pengisi berhasil
menyalurkan gaya tersebut, juga harus dipikirkan cara pelaksanaannya di lapangan. Pengisian celah yg
sempit ini dengan sempurna bisa sangat sulit bila dilakukan di lapangan.
0 0
[...] Dua puluh tiga tahun yang lalu, yaitu saat pertama kali kerja di PT. Wiratman & Asociates (Jakarta),
saya sudah terlibat dengan yang namanya baut mutu tinggi. Waktu itu saya perlu mempelajarinya karena
diperlukan untuk merencanakan sistem sambungan balok baja untuk … Continue reading → [...]
0 0
mas,kalo boleh saya minta tabel untuk kekencangan baut kalau saya menggunakan kunci torsi,trims
0 0
Dear Pak Wir, Kalau beda baut dengan standard ASTM A325 dengan ASTM A325M apa yah ? mohon
0 0
Pak Wir, Setelah sy baca artikel Bapak mengenai baut 8.8 dan A325, timbul pertanyaan mengenai
perhitungan baut tersebut Pak. Selama ini saya menghitung baut dengan panduan dari Buku T. Segui yg
edisi ke-4 yg mengacu ke AISC dimana diperuntukkan untuk baut A325. Bila hitungan tersebut digunakan
untuk menghitung baut 8.8 apakah masih relevan dipakai? Takutnya dengan baut yang berbeda tersebut
maka penggunaan rumusnya pun berbedak. Atau lebih baik memakai dari perhitungan BS yg sudah
langsung memakai baut 8.8(yg notabene sy belum familiar dg code ini)? Mohon petunjuknya Pak Wir,
0 0
Jika mengikuti diskusi di atas, dapat dipahami bahwa dari segi material, yaitu fy dan fu maka kedua macam
baut (8.8 atau A325) dapat dianggap setara. Itu berarti untuk perencanaan kekuatan non-slip-kritis maka
keduanya dapat dianggap sama juga. Metode yang ada di buku Segui tetap dapat dipakai, juga jawaban
soal ujian yang saya buat juga sama. Non-slip-kritis itu berarti kekuatan yang mengandalkan tumpu baut.
Adapun perbedaan adalah pada saat initian prestressing, jika A325 adalah min 0.7 fu sedangkan yang 8.8
maks 0.7 fu. Ini tentu berpengaruh pada perencanaan baut yang mengandalkan mekanisme slip-kritis yang
umumnya hanya diharuskan untuk konstruksi jembatan karena mampu mengantisipasi permasalahan
fatigue. A325 terlihat lebih andal dalam menghasilkan pretensioining, maklum mampu dikencangkan
maksimum. Kalau baut jelek, langsung putus. Adapun yang 8.8 kalau terjadi kerusakan akibat
pengencangan tidak terlihat karena bisa terjadi kerusakan di drat. Ini beresiko. Tentu saja informasi ini
berdasarkan penelitian pada tulisan di atas. Bagaimana kondisi aktual di Indonesia. Itu perlu penelitian,
ada yang tertarik ? Jika ada dan perlu bimbingan, silahkan, dengan senang hati.
0 0
0 0
Selamat pagi pak, Saya sudah baca keseluruhan tapi belum nemu inti dari pengencangan baut A325 itu
harus berapa untuk masing masing ukuran baut. Dalam ASTM Table J3.1 & J3.1M (kips dan kN) yang
artinya tidak bisa langsung diterapkan untuk satuan yang ada di torque wrench (Nm, kgfm, lbfft, lbfin)
Apakah saya bisa dapat tabel konfersi yang sudah jadi. Masalahnya diatas hanya ada rumus T = N* k*d
0 0
Pak Wir, saya mhon info mengenai baut yang akan saya pakai untuk jembatan, mohon referensinya, untuk
0 0
Indonesia</a>
0 0
0 0
saya senang membaca artikel serta komen diatas-terima kasih buat semuanya. info untuk bolt
manufacturer lokal selain yang terbesar yang pernah saya kunjungi di Surabaya PT. Timur Megah juga PT.
Garuda Metalindo / PT. Indo Seiki di Tangerang ( tapi sepertinya kedua pabrik diatas lebih fokus untuk
pekerjaan otomotif industri saja) atau PT. Y and T Fastener International Batam
( www.yandtfastener.com )
0 0
Menarik sekali materinya pak, tapi saya mau tanya pak, alasan mengapa spesifikasi2 tersebut cocok untuk
mekanisme slip kritis atau tumpu. dasarnya apa pak? apakah dari mechanical propertiesnya atau gimana
0 0
baut yang diharapkan bekerja dengan mekanisme slip kritis hanya baut mutu tinggi saja atau baut yang
0 0
oh gitu pak. Klo baut mutu tinggi dan baut mutu rendah perbedaannya dari apa ya selain dari mutu dan
komposisi material nya. (maaf ya pak tanya terus, baru mulai belajar baut pak)
0 0
jika keduanya sama-sama bermutu (dapat dipercaya untuk menghasilkan kinerja sesusuai spesifikasi
teknisnya) maka perbedaannya bahwa selain kekuatannya (daya dukungnya yang rendah) untuk "baut
mutu rendah", maka baut mutu tersebut hanya boleh digunakan dengan mekanisme tumpu. Adapun "baut
mutu tinggi" untuk perencanaannya dapat digunakan baik pada mekanisme "tumpu" maupun pada
0 0
kenapa yang sering digunakan baut A325 untuk struktur pak? sedangkan baut A490 tensile strenghtnya
lebih besar dan komposisi materialnya lebih tahan terhadap korosi menurut astm, dan pertimbangannya
Terima kasih pak , Artikel nya sangat bagus kebutulan kemarin saya juga baru selesai uji tensile baut A325
di BPPT Serpong, saya lagi butuh weigth chart untuk baut A325 kira-kira saya bisa download dimana ya
pak mohon bantuan nya klo ada bisa di emailkan ke email saya khairul89amri@gmail.com TQ
0 0
salam. pak wir apakah ada ketentuan khusus untuk jenis baut yang menerima beban dinamis.terima kasih
0 0
jelas ada, yaitu baut mutu tinggi dengan pemasangan dengan pengencangan khusus. Selanjutnya
kekuatan baut harus direncanakan berdasarkan mekanisme slip-kritis, sehingga dalam bekerjanya tidak
terjadi slip. Memang sih, mekanisme tersebut mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari mekanisme
tumpu, tetapi hanya mekanisme slip-kritis yang tahan terhadap beban dinamis.