Anda di halaman 1dari 10

Permasalahan Lahan KELOMPOK 1

Bekas Tambang dan Aisyah Raihanah (H1019001)


Aghdiatama Dava I (H1019002)
Aplikasi Teknik Wisnu Saputra (H1019044)
Yusuf Maulana Putra (H1019045)
Reklamasi

S1-PENGELOLAAN HUTAN
P E R TA M B A N G A N
Penggolongan Bahan Galian
Pertambangan adalah
sebagian atau seluruh tahapan Pertambangan Pertambangan
kegiatan dalam rangka Mineral Batubara
penelitian, pengelolaan, dan Logam, bukan logam, Batubara, batuan aspal,
pengusahaan mineral atau batuan, radioaktif bitumen padat

batubara yang meliputi


penyelidikan umum, eksplorasi, Penggolongan Sistem Pertambangan
studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan Terbuka Tertutup
dan pemurnian, pengangkutan
dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang.
Sejarah Pertambangan di Indonesia

Era Kolonial
Sejak Belanda datang pada tahun 1602 Masehi,
Era Kerajaan sebagai kelompok pedagang yang tergabung
dalam VOC, maka dimulailah era baru dalam
kegiatan pengusahaan pertambangan di Indonesia
Pada masa kerajaan, yaitu pada yang lebih modern dengan sekala yang besar
zaman Majapahit dan Sriwijaya, pula. Pada masa ini mulailah Timah di tambang di
bentuk “Perijinan” Pengusahaan Pulau Bangka pada tahun 1710, di Pulau Belitung
Pertambangan yang diberikan pada tahun 1851, dan di Pulau Singkep pada
tahun 1887. Sedangkan Batubara mulai di
oleh Raja atau Pembesar tambang di Pulau Jawa pada tahun 1854, Aspal di
kerajaan lainnya dalam bentuk Pulau Buton pada tahun 1909, Nikel di Pulau
Lisan saja. Sulawesi pada tahun 1916 dan Bauksit di P.
Bintan pada tahun 1925.
Permasalahan Pertambangan
Sebelum membahas permasalahannya, berikut adalah tahapan
proses perlu dilakukan dalam kegiatan penambangan :
• Pertama-tama perlu dilakukan pembukaan lahan (dapat berupa
hutan, ladang, atau area lainnya), pemotongan pohon (jika ada),
dan pengupasan serta pemindahan tanah.
• Untuk memperolah bahan ekonomis (bijih mineral/batubara),
dilakukan pemindahan batuan penutup, yang jika diperlukan,
diawali dengan kegiatan peledakan batuan penutup tersebut.
• Setelah batuan penutup dipindahkan dan ditimbun di daerah
penimbunan, selanjutnya dilakukan penggalian mineral atau
batubara.
• Pemrosesan mineral dan/atau batubara diperlukan untuk
memurnikan sumber daya tersebut sebelum dipasarkan.
Pemrosesan batubara relatif lebih sederhana, yang umumnya
hanya berupa pencucian dan/atau peremukan menjadi ukuran
tertentu. Sedangkan untuk mineral, proses lebih kompleks
dengan melibatkan unit pemrosesan, mesin, bahan kimia
pendukung proses pengolahan, energi yang besar, dan
sebagain.
Permasalahan Pertambangan
Dampak yang jelas ada dari aktivitas penambangan yaitu
perubahan bentang alam berupa timbulnyalubang-lubang
bekas tambang (void). Data dari Direktorat Teknik dan
Lingkungan Mineral dan Batubara tahun 2017
menyebutkan, terdapat :
• 45 lubang tambang aktif seluas 4.402 ha,
• 183 lubang tambang tidak aktif seluas 3.227 ha,
• 24 lubang tambang yang sedang diisi/ditimbun kembali
seluas 273 ha.

Secara jumlah, lebih banyak lubang tambang yang tidak


aktif, yang berarti resiko kejadian berbahaya lebih besar,
yang bisa disebabkan oleh pengawasan dan pengamanan
yang tidak intensif dan tidak memadai.
Reklamasi Pasca Tambang
Reklamasi lahan bekas tambang bertujaun untuk mengembalikan manfat hutan
ssesuai dengan fungsinya. Pemahaman kondisi ekologi sangat penting dalam
reklamasi bekas tambang, karena reklamasi bekas tambang diharapkan
menghasilkan kondisi ekologis tapak sama dengan kondisi hutan alam sebelumnya.
Kunci keberhasilan reklanasi lahan bekas tambang sangat bergantung pada kondisi
ekologi daerah reklamasi. Ilmu ekologi dapat dengan baik menjelaskan karakteristik
tapak bekas tambang dan hidupan yang ada di dalamnya termasuk jenis vegetasi
yang tumbuh. Dengan menguasai ilmu tersebut, dapat digunakan untuk menentukan
dan mencari jenis-jenis lokal pioner di dalam daerah eks tambang. Kemampuan
pengetahuan ekologi dapat digunakan untuk mengamati sekitar terutama terkait
nanti ketika mencari benih atau bibit lokal yang tidak tersedia di lokasi. Reklamasi
bekas tambang merupakan tantangan besar karena tingkat kesulitan teknologi serta
tingkat kerusakan area bekas tambang yang umumnya cukup tinggi.
Permasalahan Pertambangan
Dampak Pertambangan
Menurunnya
kualitas tanah
Kepadatan Tanah
lapisan atas

Lahan Bekas Tambang

Mikroorganisme
Unsur Hara Tanah
Tanah
Garis Besar Tahapan Reklamasi
Konservasi Top Soil Penanaman Cover Crop

Penataan Lahan Penanaman Tumbuhan Pionir

Pengendalian Erosi dan


Penanggulangan Logam Berat
Sedimentasi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai