MAKALAH Inovasi Pemdidikan Kel 3
MAKALAH Inovasi Pemdidikan Kel 3
Disusun Oleh :
Sem.VII/T.BIO-2/Kelompok III
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karuniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga berterimakasih kepada
Dosen pengampu Ibu Miza Nina Adlini, M.Pd yang telah membimbing dalam pembuatan
makalah ini. Adapun makalah ini yaitu mengenai “Faktor factor yang mempengaruhi inovasi
pendidikan”
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai tugas mata kuliah Inovasi pendidikan
dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut.
Harapan kami, semoga setelah penyelesaian penulisan makalah ini kami semakin memahami
tentang bagaimana hal hal yang mempengaruhi inovasi pendidikan, juga bagaimana
penulisan makalah yang baik dan benar.
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta pidik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik ( Amir, 2009).
Dalam menjalankan tugasnya seorang guru setidaknya harus Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013. memiliki kemampuan dan sikap, antara lain
menguasai kurikulum, menguasai substansi materi yang diajarkannya, menguasai
metode dan evaluasi belajar (guru harus memilih metode apa yang cocok untuk suatu
mata pelajaran, dan metode lainya dapat digunakan atau sesuai dengan mata pelajaran
lainnya), tanggung jawab terhadap tugas, dan disiplin dalam arti luas ( Mailani, 2018)
Pelaksanaaan inovasi pendidikan seperti inovasi kurikulum tidak dapat dipisahkan
dari inovator dan pelaksana inovasi itu sendiri. Inovasi pendidikan seperti yang
dilakukan di Depdiknas yang disponsori oleh lembaga-lembaga asing cenderung
merupakan "Top-Down Inovation". Inovasi ini sengaja diciptakan oleh atasan sebagai
usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan
sebaginya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara
mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik
untuk kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak
pelaksanaannya ( Amir, 2009).
Dalam pengembangan inovasi pendidikan terdapat factor factor yang
mempengaruhi. Terdapat hal hal yang mempengaruhi seperti guru, siswa, kurikulum,
fasilotas dan program tujuan. Terdapat juga factor factor yang menghambat yakni
perkiraan yang tidak tepat terhadap Inovasi, konflik dan motivasi yang kurang sehat,
lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya
inovasi yang dihasilkan, keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi (5). penolakan dari
sekelompok tertentu atas hasil inovasi dan kurang adanya hubungan sosial dan publikasi
(Subadi, 2012)
1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diambil ialah:
1. Apa factor penghambat dalam pelaksanaan Inovasi Pendidikan ?
2. Apa factor pendukung dalam implementasi inovasi pendidikan?
3. Bagaimana factor ekternal dan factor internal dalam mempengaruhi pengembanagan
inovasi pendidikan?
C. Tujuan
Tujuan yang diambil ialah:
1. Untuk mengetahui factor penghambat dalam pelaksanaan Inovasi Pendidikan
2. Untuk mengetahui factor pendukung dalam implementasi inovasi pendidikan
3. Untuk mengetahui factor ekternal dan factor internal dalam mempengaruhi
pengembanagan inovasi pendidikan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Masalah ekonomi
Tingkat pendidikan jauh di bawah harapan, padahal pendidikan yang berkualitas sangat
penting untuk menopang kemajuan suatu negara. Masalah pendidikan sebenarnya tidak dapat
dilepaskan dari masalah ekonomi. Baik secara langsung maupun tidak langsung, kontribusi
pendidikan terhadap ekonomi dan pembangunan harus diakui.1 Yang termasuk dalam
hambatan keuangan atau ekonomi di sekolah yaitu tidak memadainya dana subsidi dari
pemerintah daerah atau pemerintah pusat lewat Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan
penundaan penyampaian dana yang dilakukan oleh Bendahara Madrasah. Oleh karena itu
dituntut kemampuan untuk mencari sumber-sumber dana lain yang akan digunakan untuk
pembiayaan pelaksanaan inovasi.
Seharusnya sudah saatnya, pendidikan harus dipandang sebagai investasi, yang secara
jangka panjang kontribusinya dapat dirasakan. Konsep pendidikan sebagai sebuah investasi
(education as investment) telah berkembang secara pesat dan semakin diyakini oleh setiap
negara bahwa pembangunan sektor pendidikan merupakan prasyarat kunci bagi pertumbuhan
sektor-sektor pembangunan lainnya. Konsep tentang investasi sumber daya manusia (human
capital investment) yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi (economic growth).
1
Widiansyah, Apriyanti. 2017. Peran Ekonomi dalam Pendidikan dan Pendidikan dalam Pembangunan
Ekonomi. Cakrawala,Vol. XVII, No. 2, hlm. 207
3
2. Motivasi Diri
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan
motivasi belajar siswa. karena dengan guru kratif menjadikan siswa tergugah dalam
pembelajaran yang akan dialami peserta didik yang sedang mengikuti proses pembelajaran.
Hambatan yang disebabkan oleh tidak tepatnya perencanaan atau estimasi dalam proses
inovasi antara lain yaitu:
2. Kurang adanya kerja sama antar pelaksana inovasi baik itu antara guru dengan guru, guru
dengan siswa, atau antara siswa dengan siswa, sehingga tidak adanya persamaan pendapat
tentang tujuan yang akan dicapai didalam pelaksanaan pembelajaran.
2
Madul, Fransiska Jaiman. 2022. Hambatan Dalam Penerapan Pendekatansaintifik Di Sekolah Dasar Dan
Upaya Mengatasinya. (JIPD) Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar Vol. 6, No. 1, hlm. 45
3
Suprihatin, Siti. 2015. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan UM
Metro, Vol. 3 No.1, hlm. 74
4
4. Komunikasi yang kurang lancar
5. Adanya tekanan dari pemerintah untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang
sangat singkat.
Oleh karena itu para pelaksana inovasi harus benar-benar merencanakan dan
mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada tempat yang menjadi sasaran
inovasi.
1. Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat
berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat
menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas.
Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal
yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang
diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar
individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam
proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta
masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.4
Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari
perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan
peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan
mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada
mereka. . Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama
4
Sihombing, Lamhot Basani. 2010. Dampak Inovasi Pendidikan Sebagai Suatu Bidang Studi Pengantar
Pendidikan Di Perguruan Tinggi Indonesia. GENERASI KAMPUS, Volume 3, Nomor 1, hlm. 150
5
terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai
teman, sebagai motivator dan lain sebagainya
2. Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar,
siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat
menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan daya motorik, pengalaman, kemauan
dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila
siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan
memperkenalkan dan memberikan informasi kepada mereka tentang tujuan dan manfaat dari
pada materi yang diajarkan oleh Guru, sehingga nanti siswa mampu membantu
merencanakan sampai dengan membantu menyukseskan pelaksanaan pembelajaran atas
inovasi pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan metode dan bahan ajar yang sesuai,
sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus
dilaksanakan dengan konsekwensinya.5
Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-
unsur lainnya,6 karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada
sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru oleh sebayanya. Oleh karena itu, dalam
memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa perlu diajak atau
dilibatkan sehingga mereka tidak saja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi
juga mengurangi resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.
3. Kurikulum
5
Cece wijaya, Djaja jajuri, A,. Tabrani Rusyam. 2019. Hambatan dalam bidang pendidikan dan penagajaran.
Bandung : Remaja Rosdakarya
6
Deputer, Bobbi, et al. (2018). Siswa factor pendukung dalam inovasi. Bandung : Kaifa
6
tujuan inovasi itu sendiri.7 Oleh karena itu, dalam pembaharuan pendidikan, perubahan itu
hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan
pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan
searah.
4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam dalam
proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam pembahruan pendidikan,
tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan
diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa
dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar
merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan.
Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan.
Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.
Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat
dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam
pelaklsanaan pembahruan pendidikan. Masyarakat secara tidak langsung atau tidak langsung,
sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam
pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di
mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan
tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan.
Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan
pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.8
Faktor internal yang dimaksud di sini adalah siswa. Siswa mempunyai pengaruh Yang
sangat besar dalam proses penerimaan inovasi pendidikan karena dalam kegiatan
pembelajaran tujuan yang akan dicapai adalah perubahan tingkah laku siswa¹. Jadi dalam
membuat keputusan untuk melaksanakan inovasi dalam bidang pendidikan perlu
7
Silberman, L. Melvym. 2017. Inovasi pendiikan. Bandung : Nursamedia
8 Subadi Tjipto. (2012). Inovasi Pendidikan. Surakarta : Muhammadiyah University Press
7
memperhatikan siswa. Faktor eksternal yang mempengaruhi proses inovasi pendidikan adalah
orang tua siswa. Peran orang tua sebagai pendukung siswa baik moral maupun penyedia dana
bagi siswa/anaknya. Bila orang tua tidak memberikan dukungan bagi kegiatan Pendidikan
anaknya, maka kegiatan pembelajaran akan terhambat, dengan Terhambatnya kegiatan
pembelajaran ini maka kegiatan inovasi yang telah Direncanakan akan terhambat pula.
Faktor intemal dan eksternal lain yang mempengaruhi proses penerimaan Inovasi
adalah, guru, administrator, konselor yang terlibat secara langsung dalam Kegiatan
pembelajaran di sekolah. Ada pula ahli-ahli lain yang terlibat tidak secara Langsung dalam
kegiatan pembelajaran ini seperti, penilik, pengawas, konsultan dan Juga pengusaha yang
membantu dalam pengadaan fasilitas sekolah.²
A. Faktor Eksternal
2. Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung, ruang,
dan fasilitas Pendidikan, yang sangat tidak seimbang.
4. Mutu pendidikan yang dirasakan semakin menurun, yang belum mampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Belum berkembang alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang
subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh
keadaan sekarang dan yang akan datang.
6. Kurang ada relevansi antara program pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang
sedang membangun.
7. Keterbatasan dana.
8
1. Faktor Kegiatan Belajar Mengajar
2. Sebagai alasan mengapa orang memandang tugas guru dalam mengajar mengandung
banyak kelemahan tersebut, antara lain adalah sebagai berikut:
5. Berkaitan dengan pernyataan di atas, maka sangat minimal bantuan teman untuk
memberikan saran dan kritik guna meningkatkan kemampuannya.
6.Belum ada kriteria yang baku tentang bagaimana pengelolaan kegiatan belajar
mengajar yang efektif
8. Berdasarkan data adanya perbedaan individual siswa, tentunya lebih tepat jika
pengelolaan kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan cara yang sangat fleksibel,
tetapi kenyataannya justru guru dituntut untuk mencapai perubahan tingkah laku
yang sama sesuai dengan ketentuan yang telah dirumuskan.
B. Faktor Internal
9
pengaruhnya terhadap proses inovasi pendidikan karena tujuan utama pendidikan
adalah mencetak siswa yang memilki keterampilan dan perubahan untuk kemajuan.
Jadi siswa sebagai pusat perhatian dan pertimbangan dalam melaksanakan berbagai
macam kebijakan pendidikan. Disisi lain juga ada para ahli pendidik (profesi
pendidikan) seperti, guru, administrator pendidikan, konselor, dan pihak yang terlibat
langsung dalam proses pendidikan di sekolah.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pengembangan inovasi pendidikan terdapat factor factor yang
mempengaruhi. Terdapat hal hal yang mempengaruhi seperti guru, siswa, kurikulum,
fasilotas dan program tujuan. Terdapat juga factor factor yang menghambat yakni
perkiraan yang tidak tepat terhadap Inovasi, konflik dan motivasi yang kurang sehat,
lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya
inovasi yang dihasilkan, keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi (5). penolakan dari
sekelompok tertentu atas hasil inovasi dan kurang adanya hubungan sosial dan publikasi.
Factor factor penghambat dalam pelaksaan inovasi pendidikan adalah masalah ekonomi,
motivasi diri, dan estimasi tidak tepat terhadap inovasi. Sedangkan factor pendukung
dalam implementasi inovasi pendidikan yakni guru, siswa, kurikulum, fasilitas,
lingkungan social masyarakat. Faktor eksternal dan factor internal juga berpegaruh
dalam pelaksaan inovasi pendidikan.
B. Saran
Dalam inovasi pendidikan disarankan memperhatikan tujuan dalam
pengembangnnya salah satunya memperhatikan factor factor penunjang dan penghambat
dalam pengembangan inovadi pendidikan. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, penulis menerima saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan
kedepannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Cece Wijaya, Djaja jajuri, A. Tabrani Rusyam. 2019. Upaya pembaharuan dalam bidang
pendidikan dan pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Deputer, Bobbi, etal. 2018. Siswa faktor pendukung dalam inovasi. Bandung: Kaifa.
Mailani, I. (2018). Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Problem Based
Learning. AL-USWAH: Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Agama Islam 1(2)
Sihombing, Lamhot Basani. 2010. Dampak Inovasi Pendidikan Sebagai Suatu Bidang Studi
Pengantar Pendidikan Di Perguruan Tinggi Indonesia. GENERASI KAMPUS, Volume
3, Nomor 1.
Suprihatin, Siti. 2015. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan UM Metro, Vol. 3 No.1.
Widiansyah, Apriyanti. 2017. Peran Ekonomi dalam Pendidikan dan Pendidikan dalam
Pembangunan Ekonomi. Cakrawala,Vol. XVII, No. 2.
12