Anda di halaman 1dari 17

Asnandar Abubakar

INTEGRITAS SISWA DI PAPUA BARAT

Asnandar Abubakar*
Balai Peneitian dan Pengembangan Agama Makassar Jl. AP.Pettarani No. 72 Makassar Email: asnandar2.aja@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar integritas siswa


pada aspek kejujuran, tanggungjawab, toleransi, dan cinta tanah air pada
jenjang pendidikan menengah beserta faktor pendukungnya. Penelitian
dilakukan di tujuh kabupaten/kota Provinsi Papua Barat pada sekolah
menengah atas dan madrasah aliyah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan menyebarkan angket sebagai instrumen pengumpulan data pada 10
siswa kelas XI pada masing-masing sekolah/madrasah. Analisis data yang
telah ditabulasi dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Hasil
Kata Kunci: penelitian menunjukkan bahwa integritas siswa berada pada level yang tinggi
Integritas, pada semua aspek yaitu; kejujuran 78%, tanggungjawab 69%, toleransi 84%,
dan cinta tanah air 90%. Begitupun faktor pendukungnya memberikan
Kejujuran,
pengaruh pada penguatan integritas karena mencakup nuansa dan nilai-nilai
Tanggungjawab, keagamaan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa lingkungan sekolah,
Toleransi, Cinta keluarga, dan tempat tinggal berkolerasi dengan aspek kejujuran,
Tanah Air tanggungjawab, dan cinta tanah air. Hanya aspek toleransi yang kurang
berkolerasi dengan ketiga aspek lingkungan pendukung. Faktor ketersediaan
guru agama pada sekolah/madrasah juga menjadi aspek yang penting bagi
penguatan integritas siswa. Secara umum integritas siswa di Provinsi Papua
Barat berada pada level yang tinggi yaitu 80%.

ABSTRACT

This study aims to find out how much the integrity of students in the aspects of
honesty, responsibility, tolerance, and love of homeland at the level of
secondary education and its supporting factors. The study was conducted in
seven districts/cities of West Papua Province in senior high schools and
madrasah aliyah. This is a qualitative research by distributing questionnaires
as an instrument for collecting data on 10 students class XI in each
school/madrasah. Analysis of data that has been tabulated is done using the
SPSS application. The results showed that students' integrity was at a high
Keywords: level in all aspects; honesty 78%, responsibility 69%, tolerance 84%, and
Keywords: Integrity, love of homeland 90%. Likewis the supporting factors influence the
strengthening of integrity because it includes religious nuances and values.
Honesty,
The results of the analysis also show that the environment of schools, families
Responsibility, and residences correlates with aspects of honesty, responsibility, and love of
Tolerance, Love of the homeland. Aspects of tolerance are less correlated with the three
Homeland supporting environmental aspects. Factors in the availability of religious
teachers in schools / madrasas are also important aspects for strengthening
student integrity. In general, the integrity of students in West Papua Province
is at a high level of 80%.

46
Educandum: Volume 4 Nomor 1 Juni 2018

PENDAHULUAN masyarakat yang adil, makmur, dan


sejahtera.

P
enelitian ini adalah penelitian yang Integritas yang kuat dapat dibangun
dilaksanakan secara nasional untuk melalui pembiasaan dan pembudayaan
melihat indeks integritas siswa karakter prilaku dan sikap yang sesuai
secara umum. Olehnya, latar dengan norma-norma sosial masyarakat dan
belakang, metode, dan kajian teori yang nilai-nilai agama. Penguatan integritas pada
digunakan banyak merujuk pada Desain peserta didik sangat perlu dilakukan karena
Operasional Penelitian indeks integritas peserta didik sekarang adalah generasi
siswa Puslitbang Pendidikan Agama dan penerus bangsa. Penguatan integritas dapat
Keagamaan (Puslitbang Penda) Badan dilakukan dan dilihat melalui kejujuran,
Litbang dan Diklat Kementerian Agama tanggungjawab, toleransi, dan sikap cinta
Republik Indonesia Tahun 2018, hanya data tanah air. Persoalan mengenai
yang berbeda sesuai dengan karakter lokasi pengembangan integritas peserta didik telah
masing-masing. Pada Penelitian ini menjadi perhatian para penyelenggara
dilaksanakan di Provinsi Papua Barat. pendidikan. Hal ini dipicu dengan
Globalisasi adalah era yang memberi banyaknya kasus-kasus yang bermunculan
warna pada peradaban bangsa kita sekarang saat ini mulai dari maraknya tawuran antar
ini. Fanatisme kebangsaan dan nasionalisme sekolah, merebaknya penggunaan narkoba
sedikit teruji dari pusaran globalisasi, jangan dikalangan pelajar, berkembangannya
sampai aura kebarat-baratan pergaulan bebas. Selain itu banyak sekolah
(westernizazion) yang membonceng di yang kurang memperhatikan perkembangan
globalisasi yang tidak sesuai dengan norma- perilaku peserta didik terkait kejujuran
norma merasuk nilai-nilai sosial masyarakat akademik, contek menyontek saat ujian,
sehingga dapat meronrong karakter dan konsisten dengan apa yang dikatakan,
budaya bangsa. Fanatisme kebangsaan dan tanggung jawab terhadap tugas, dan
nasionalisme dapat diperkuat melalui dunia membangun relasi dengan Tuhan.
pendidikan, dengan pendidikan, harkat dan Aspek integritas peserta didik masih
martabat bangsa dapat diangkat. Pendidikan banyak dilihat hanya pada aspek integritas
yang baik akan memperkuat sumber daya akademik yang tereduksi dalam pelaksanaan
manusia sehingga kita memiliki modal Ujian Nasional (UN). Ukuran yang
manusia (human capital) yang dapat digunakan masih terfokus kepada frekuensi
bersaing dengan dunia luar dan berdiri pada kecurangan dalam UN maupun kebocoran
kaki sendiri membangun peradaban bangsa. soal dalam UN. Data dari Kemdikbud
Perhatian pada dunia pendidikan menunjukkan bahwa di tahun 2017, Indeks
terus dilakukan oleh pemerintah untuk Integritas Ujian Nasional (IIUN) tingkat
mendapatkan pola yang sesuai dengan SMP meningkat signifikan sebesar 8,31
karakter dan kebutuhan bangsa. Salah satu poin, sementara di tingkat SMA, IIUN
cara untuk mendapat sistem pendidikan meningkat sebesar 3,39 poin
yang diinginkan adalah dengan melihat ke (https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/20
dalam (inward looking) arah pembangunan 17/06/indeks-integritas-un-smp-2017 naik).
dan cita-cita bangsa kita dengan berpegang Peningkatan nilai IIUN juga ikut
pada nilai-nilai agama dan sosial budaya. mengoreksi pencapaian nilai UN peserta
Sistem pendidikan yang bagus dapat didik. Di tingkat SMP, nilai rata-rata UN
mempersiapkan peserta didik yang SMP/MTs turun 4,36 poin, sementara di
berkepribadian kuat sebagai generasi tingkat SMA/MA terdapat peningkatan nilai
penerus membangun bangsa yang berbudaya sebesar 1,8 poin. (Tim Peneliti Puslitbang
dan berkarakter, serta memiliki integritas Penda, 2018)
yang kuat sesuai dengan harapan dan cita- Peningkatan nilai indeks integritas UN
cita luhur negara kita, yaitu menciptakan memperlihatkan bahwa penerapan nilai-nilai

47
Asnandar Abubakar

kejujuran dalam pelaksanaan UN semakin “lengkap atau utuh”. Jika diartikan dari asal
tumbuh. Selain itu, terdapat dampak positif katanya tersebut, maka integritas dapat
yakni semakin tumbuhnya kesadaran diartikan sebagai suatu usaha yang utuh dan
masyarakat tentang pentingnya kejujuran lengkap yang dilandasi dengan kejujuran,
dalam proses pendidikan. Kendati demikian, kualitas, serta konsistensi karakter dari
indeks integritas dalam pendidikan tidak seseorang tersebut. (Asep Supena, 2018.
hanya mengenai integritas akademik, Dalam Tim Peneliti Puslitbang Penda,
apalagi hanya diartikan integritas 2018).
pelaksanaan ujian. (Tim Peneliti Puslitbang Integritas adalah karakter yang
Penda, 2018). menunjukkan keteguhan sikap dan tindakan
Implikasinya, pengukuran integritas yang mengandung nilai-nilai dan prinsip
perlu diperluas sehingga dapat mencakup terhadap suatu fenomena sosial. Dalam
unsur-unsur lain yang dapat mengukur KBBI integritas adalah mutu, sifat, atau
integritas secara objektif, tidak hanya keadaan yang menunjukkan kesatuan yang
terbatas dalam pelaksanaan UN. Selain itu, utuh sehingga memiliki potensi dan
perlu adanya definisi operasional unsur- kemampuan yang memancarkan
unsur integritas yang dapat diukur secara kewibawaan, kejujuran. Hisam Sam (2017)
empiris sehingga dapat menjadi masukan mengemukakan bahwa integritas merupakan
kebijakan yang dapat digunakan untuk konsistensi atau keteguhan yang tidak dapat
implementasi program pendidikan lainnya. tergoyahkan dalam menjungjung nilai-nilai
Belum adanya ukuran penilaian integritas keyakinan dan prinsip yang mengarah pada
secara objektif juga membuat penilain kebenaran dan kejujuran tindakan yang
integritas belum optimal. Padahal, penilaian dilakukan seseorang. (Tim Peneliti
integritas kini menjadi ukuran susbtansial Puslitbang Penda, 2018)
atau tolok ukur utama yang dapat menjadi Menurut Kamus Al-Mawrid karya
ukuran keberhasilan peningkatan mutu Baalbaki (1993),integrity dalam bahasa
pendidikan, termasuk mutu pendidikan Arab memiliki beberapa arti, yaitu (a)
agama dan keagamaan. Dalam konteks salamah atau keselamatan, (b) kamal atau
inilah, Kementerian Agama dapat kesempurnaan, (c) istiqamah atau
memainkan peranan penting untuk konsistensi, dan (d) amanah atau dapat
memberikan kontribusi bagi pengukuran dipercaya. Kamus Webster mengartikan
nilai integritas peserta didik. Olehnya, Balai integritas dalam dua makna, yaitu (a)
Penelitian dan Pengembangan Agama kualitas atau keadaan yang lengkap;
Makassar sebagai salah satu unit pelaksana keutuhan; keseluruhan; keadaan tidak
teknis dilingkup Kementerian Agama terputus; dan (b) kualitas ataukeadaan
melakukan penelitian yang terkait integritas menjadi prinsip moral yang sehat;
siswa di Kawasan Timur Indonesia dengan kebenaran, kejujuran, dan ketulusan. (Tim
berafiliasi pada penelitian yang dilakukan Peneliti Puslitbang Penda, 2018)
Puslitbang Pendidikan Agama dan Dalam kehidupan sehari-hari
Keagamaan secara nasional. Permasalahan integritas sangat diperlukan oleh seseorang
penelitian yang diangkat adalah seberapa agar mempunyai prinsip hidup, keteguhan
besar integritas siswa pada aspek kejujuran, hati dan arah yang jelas dalam bertindak
tanggungjawab, toleransi, dan cinta tanah air sesuai dengan norma-norma sosial, sehingga
pada jenjang pendidikan menengah beserta memberikan dampak yang baik dan positif
faktor pendukungnya di Provinsi Papua bagi lingkungan sekitarnya. Lebih lanjut
Barat. dikemukakan oleh Hisam Sam (2017)
tentang fungsi integritas bagi seseorang
Kajian Teori yaitu; (1) sebagai fungsi kognitif, cognitive
Kata integritas berasal dari bahasa functions of integrity yang meliputi
latin yakni dari kata “Integer” yang berarti kecerdasan moral dan self insight.

48
Educandum: Volume 4 Nomor 1 Juni 2018

Sedangkan self insight itu sendiri meliputi Pengertian cinta tanah air menurut
sel knowledge dan self reflection. Berarti, Kemendiknas, adalah cara berpikir,
integritas berfungsi memalihara moral atau bertindak, dan berwawasan yang
akhlak seseorang yang kemudian menempatkan kepentingan bangsa dan
mendorong dia untuk memiliki pengetahuan negara di atas kepentingan diri dan
yang luas. (2) fungsi afektif, affective kelompoknya. (Kemendiknas, 2011:9).
functions of integrity yang meliputi Wibowo (2012:102) menjelaskan cinta
conscience dan self regard. Dalam kontek tanah air adalah cara berfikir, bersikap, dan
ini integritas berfungsi memelihara nurani berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
seseorang agar tetap hanif sebagai seorang kepedulian dan penghargaan yang tinggi
hamba agar jelas perbedaan diantara dirinya terhadap bahasa dan lingkungan. Ada dua
dengan hewan. Sebab secara biologis macam indikator mengukur cinta tanah air
manusia dan hewan, sama-sama memiliki yakni: pertama, indikator sekolah meliputi
hepar “hati”, tetapi hewan tidak memiliki a) penggunakan produk dalam negeri, dan b)
qalb, sesuatu yang ada pada diri setiap menggunakan bahasa Indonesia yang
manusia. benar). Kedua, indikator kelas meliputi a)
Dalam Webster‟s World Dictionary memjang foto presiden dan wakil presiden,
of American Language, (Gularnic, 1959) bendera negara, lambang negara, peta
kata “toleransi” secara etimologis berasal indonesia, gambar kehidupan masyarakat
dari bahasa Latin, tolerare yang berarti fisk, sosial, budaya, ekonomi dan politik
“menahan, menanggung, membetahkan, bangsa, dan b) menyediakan informasi
membiarkan, dan tabah”. Dalam bahasa tentang kekayaan alam dan budaya
Inggris, kata itu berubah menjadi tolerance Indoensia. (Dalam Tim Peneliti Puslitbang
yang berarti “sikap membiarkan, mengakui, Penda, 2018).
dan menghormati keyakinan orang lain Menurut Mustari (2011), cinta tanah
tanpa memerlukan persetujuan”. air adalah cara berfikir, bersikap dan berbuat
Dalam Kamus Besar Bahasa yang menujukkan kesetiaan, kepedulian dan
Indonesia dijelaskan, toleransi adalah sifat penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
atau sikap toleran, yaitu bersifat atau lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi
bersikap menenggang (menghargai, dan politik bangsa. Lanjut Menurut Mustari
membiarkan, membolehkan) pendirian (2011) yang menjadi indikasi bahwa ciri-ciri
(pendapat, pandangan, kepercayaan, mejadi nasionalisme diantaranya: 1)
kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau menghargai jasa para tokoh/pahlawan, 2)
bertentangan dengan pendirian sendiri, bersedia menggunakan produk dalam
misalnya toleransi agama (ideologi, ras, dan negeri, 3) menghargai keindahan dan
sebagainya). budaya Indoensia, 4) hafal lagu-lagu
Padanan kata toleransi dalam bahasa kebangsaan, 5) memilih wisata dalam
Arab adalah kata tasamuh. Kata tasamuh negeri. (Dalam Tim Peneliti Puslitbang
dalam bahasa Arab berarti membiarkan Penda, 2018).
sesuatu untuk dapat saling mengizinkan dan Sedangkan menurut Supinah dan
saling memudahkan. Dari kata tasamuh Parmin (dalam Pratiwi dkk, 2017)
tersebut dimaksudkan agar di antara mereka menjelaskan bahwa cinta tanah air adalah
yang berbeda pendapat hendaknya bisa cara berpikir, bersikap dan bertindak yang
saling memberikan tempat bagi menunjukkan rasa kesetiaan tinggi terhadap
pendapatnya. Masing-masing pendapat bangsa dan negara. Penanaman karakter
memperoleh hak untuk mengembangkan cinta tanah air dapat dilakukan dengan
pendapatnya dan tidak saling menjegal satu pengenalan identitas negara, mulai nama
sama lain. (Tim Peneliti Puslitbang Penda, negara, lambang negara juga budaya asli
2018) Indonesia. Indikator cinta tanah air
diantaranya a) mengagumi keunggulan

49
Asnandar Abubakar

geografis dan kesuburan tanah wilayah Instrumen Pengumpulan data yang


Indoensia, b)menyenangi keberagaman digunakan berupa angket yang memuat
budaya dan seni di Indonesia, c) identitas responden, variabel integritas
menyenangi keberagaman suku bangsa dan (kejujuran, tanggungjawab, toleransi, cinta
bahasa daerah yang dimiliki Indonesia, d) tanah air) dan faktor pendukung integritas.
mengagumi keberagaman hasil pertanian, Analisi data adalah dengan mentabulasi
perikanan, flora dan fauna, c) mengagumi hasil angket, kemudian diolah dengan
kekayaan hutan di Indonesia, f) mengagumi menggunakan aplikasi SPSS versi 16
laut serta perannya dalam kehidupan bangsa dengan varian distribusi frekuensi. Dan
Indonesia. hasilnya diinterpretasi berdasarkan dimensi
Tanggungjawab ketika dihubungkan integrasi yang dikategorikan dari interval
dengan filsafat hidup merupakan salah satu dari 0.0 sampai 1.0 atau dengan interval
kriteria dari kepribadian (personality). frekuensi 0-100%.
Dalam tanggungjawab harus ada
kesanggupan untuk menetapkan sikap HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap suatau perbuatan dan harus ada Identitas Responden
kesanggupan untuk memikul resiko dari Jumlah keseluruhan responden pada 6
sesuatu perbuatan. (Salam, 1997:28. Dalam SMA dan 5 MA yang tersebar pada
Tim Peneliti Puslitbang Penda, 2018). beberapa kabupaten kota di provinsi Papua
Dengan mempertimbangkan variasi Barat sebanyak 110 responden yang terdiri
dimensi dari tiga terminology integritas dari 55 responden laki-laki dan 55
sebagaimana dipaparkan di atas, dalam responden perempuan. Pemelihan responden
penelitian ini dimensi integritas yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
menjadi fokus penelitian ini adalah jenis kelamin, kebetulan responden yang
sebagaiberikut: terpilih terbagi secara merata antara laki-laki
a) Kejujuran (honesty) dan perempuan (masing-masing 50%).
b) Tanggungjawab (responsibility)
c) Tolerasi (Tolerance) Jenis Kelamin
d) Cinta tanah air. Jenis Valid Cumulative
Kelamin Frequency Percent Percent Percent
METODE PENELITIAN Laki-Laki 55 50.0 50.0 50.0
Penelitian ini adalah penelitian Perempuan 55 50.0 50.0 100.0
kuantitatif, dan merupakan salah satu Total 110 100.0 100.0
cakupan survei integritas peserta didik 2018
dari seluruh Siswa SMA dan Madrasah Agama
Aliyah (MA) tingkat 2 (kelas 11) di seluruh Agama Valid Cumulative
Indonesia. Jumlah sampel siswa sebanyak Frequency Percent Percent Percent
11.580 yang tersebar di seluruh Indonesia. Islam 64 58.2 58.2 58.2
Dengan penerapan equal size sample, maka Protestan 42 38.2 38.2 96.4
jumlah sampel sebanyak 1.158 sekolah, Katolik 4 3.6 3.6 100.0
dimana setiap sekolah masing-masing 10 Total 110 100.0 100.0
siswa.
Lokasi penelitian adalah Provinsi
Mayoritas agama responden yang
Papua Barat yang meliputi Kabupaten
terpilih adalah agama Islam sebanyak
Manokwari, Kabupaten Teluk Wondama,
58.2%, ini terjadi karena sasaran penelitian
Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten
ada 5 Madrasah Aliyah yang semua
Fak-Fak, Kabupaten Raja Ampat,
siswanya beragam Islam, kemudian
Kabupaten Sorong, dan Kota Sorong.
ditambah beberapa responden dari Sekolah
Sasaran penelitian adalah 10 siswa Kelas XI
Menengah Atas yang beragama Islam. Hal
pada 6 SMA dan 5 MA.
ini juga didukung oleh lokasi satuan

50
Educandum: Volume 4 Nomor 1 Juni 2018

pendidikan tersebut (SMA dan MA) berada Pada penelitian ini, hasil tabulasi
pada kabupaten yang penduduknya angket untuk integritas kejujuran
mayoritas beragama Islam, yaitu; Kabupaten menunjukkan angka 0.78 atau 78% dari
Sorong, Kota Sorong, dan Raja Ampat. akumulasi nilai indikator. Angka ini sudah
Satuan Pendidikan terkategorikan tinggi meskipun masih
terdapat hal-hal yang mempengaruhi sifat
Satuan
Pendidikan Frequency Negeri Swasta
kejujuran siswa di sekolah/madrasah,
misalnya masih jarang siswa ingin
SMA 6 5 1
berkonsultasi ke guru bimbingan konseling
MA 5 0 5 (BK) bila menghadapi masalah pribadi baik
Total 11 5 6 yang berhubungan dengan pelajaran ataupun
yang berhubungan dengan keluarga. Atau
Jurusan juga sebenarnya ada siswa yang ingin
Jurusan Valid Cumulative terbuka membagi masalahnya ke guru
Frequency Percent Percent Percent konseling tetapi sekolah/madrasah tidak
IPS 36 32.7 32.7 32.7 menyediakan guru. Sebagian besar sasaran
IPA 59 53.6 53.6 86.4 penelitian SMA/MA yang terpilih tidak
Agama 12 10.9 10.9 97.3 memiliki guru konseling, hanya SMA yang
Bahasa 3 2.7 2.7 100.0
berstatus negeri yang memiliki guru
konseling yaitu SMA Negeri 1 Raja Ampat,
Total 110 100.0 100.0
SMA Negeri 14 Raja Ampat, dan SMA
Jurusan siswa SMA/MA yang Negeri 1 Sorong.
menjadi responden lebih dominan jurusan Tabel Kejujuran
IPA, meskipun terdapat siswa pada 5 MA JUMLAH
NO INDIKATOR
SISWA %
tetapi tidak mesti siswa jurusan agama
1 Konsultasi guru BP 22 0.20
dominan. Hal ini terjadi karena responden Membayar makanan
siswa dari beberapa MA yang terpilih tidak 2 sesuai harga 101 0.92
semua jurusan agama. Bahkan pada 3 Berkata terus terang 79 0.72
beberapa MA tersebut lebih dominan Mengaku salah saat
jurusan IPA dan IPS dibanding jurusan 4 terlambat 104 0.95
Berani menegur teman
Agama. Ini turut memperihatinkan. 5 berperilaku buruk 103 0.94
Menyebutkan sumber
Tingkat Integritas 6 kutipan 80 0.73
NO ASPEK ANGKA TINGKAT Tidak menyontek saat
7 ujian 84 0.76
1 KEJUJURAN 0.78 TINGGI Tidak memalsukan tanda
2 TANGGUNGJAWAB 0.69 SEDANG 8 tangan orang tua 103 0.94
Mengambil uang dengan
3 TOLERANSI 0.84 TINGGI 9 izin 98 0.89
4 CINTA TANAH AIR 0.90 TINGGI Menggunakan alat tulis
10 teman dengan izin 89 0.81
TINGKAT INTEGRITAS 0.80 TINGGI

Siswa yang kebetulan ingin


Kejujuran
mengadukan masalahnya hanya dilayani
Kejujuran adalah abstraksi perasaan
oleh guru tertentu yang telah ditunjuk oleh
untuk memenuhi tindakan sesuai dengan
kepala sekolah/madrsah atau pada kepala
kenyataan sosial yang ada. Kejujuran
sekolah/madrasah itu sendiri. Kondisi
melekat pada individu sebagai suatu sifat
tersebut (tidak ada guru konseling)
yang mengafirmasi norma-norma sosial
menyebabkan siswa enggan atau tidak
dengan tindakan dan sikap untuk berkata,
terbiasa untuk berkonsultasi. Banyak siswa
mengakui, dan melaksanakan perbuatan
yang tidak mengetahui fungsi guru
sesuai dengan kenyataan atau harapan yang
konseling atau bahkan ada siswa yang tidak
ada.
51
Asnandar Abubakar

mengetahui bahwa di sekolah/madrasah ada Tabel Tanggungjawab


perangkat guru konseling. JUMLAH
Jarangnya siswa yang ingin NO INDIKATOR SISWA %
berkonseltasi ke guru BK sepadan dengan Mengerjakan PR tanpa
kondisi siswa yang tidak berkata terus 1 disuruh 88 0.80
terang jika mempunyai masalah. Kondisi ini Mengulangi pelajaran di
dialami oleh siswa yang tinggal di pedesaan. 2 rumah setiap hari 31 0.28
Memilih belajar sendiri di
Seperti siswa MA Muhammadiyah Kalobo kelas ketika guru tidak
yang berada di pulau Kalobo dan siswa 3 masuk 46 0.42
SMA Negeri Hingk di Pegunungan Arfak . Membuang sampat pada
Siswa di pulau ini cenderung tertutup 4 tempatnya 83 0.75
dibanding dengan siswa yang ada di Tidak mencoret-coret
sarana dan prasana
perkotaan. Hal ini disebabkan kehidupan di 5 sekolah 97 0.88
desa lebih kepada perhatian terhadap Menolak ajakan bermain
rutinitas keseharian yang tidak terimbas 6 karena harus belajar 71 0.65
pada hegemoni keramaian informasi seperti Menaati hasil
diperkotaan. Siswa diperkotaan sedikit 7 musyawarah kelas 96 0.87
disibukkan (dipengaruhi) oleh hingar bingar Mengumpulkan tugas
8 tepat waktu 78 0.71
informasi yang sedikit menyentuh fantasy. Mengunjungan rumah
Sehingga siswa di perkotaan sedikit ingin teman untuk belajar
mengekspresikan diri dan mendapat bersama ketika tidak bisa
(menarik) perhatian di lingkungan sekitar. 9 kerja sendiri 72 0.65
Cenderung ingin bercengkrama meluapkan Siap mengerjakan soal
dengan jujur meskipun
emosi kejiwaan yang sedikit mulai susah
10 tidak belajar 96 0.87
terkontrol.
Siswa yang ada di pedesaan juga
Tanggunjawab tidak memiliki waktu atau kesempatan
Hasil tabulasi angket untuk integritas
mengulang pelajaran. Siswa seusia kelas XI
tanggungjawab menunjukkan angka 0.69
di pedesaan banyak membantu rutinitas
atau 69%. Angkat ini tidak terlalu
keseharian orang tua, yaitu membantu
menunjukkan keseriusan siswa dalam
pekerjaan perkebunan atau pertanian. Selain
mengekspresikan sikap tanggungjawabnya
itu, ada juga yang masih beranggapan
sebagai peserta didik. Terutama dalam
bahwa sekolah hanya memenuhi
proses belajar mengajar, jarang ada siswa
konsekuensi sosial di masyarakat bahwa
yang ingin mengulang pelajaran di rumah
sekarang anak-anak harus mengeyam dunia
atau memilih belajar sendiri ketika guru
pendidikan, tidak terlalu memperhatikan
tidak masuk ke kelas. Ini terjadi tidak hanya
persiapan pendidikan sebagai modal masa
siswa di perkotaan tapi juga siswa yang
depan. Hanya sekedar bersekolah.
tinggal di pedesaan. Siswa di perkotaan
Aspek mengerjakan soal ujian
cenderung terpengaruh dengan kebaruan
dengan jujur patut diapresiasi karena
informasi di dunia maya, mereka cenderung
sebagian besar siswa tidak memanfaatkan
diasyikkan dengan aplikasi-aplikasi sosial
sistuasi menguntungkan dengan menyontek
media sehingga terbuai dengan fantasy
atau meminta bantuan teman. Siswa masih
dunia yang banyak menyita waktu.
menjunjung tinggi nilai tanggungjawab
Akibatnya tanggungjawab sebagai peserta
terhadap situasi belajar pada saat ujian
didik tidak diperhatikan dan terabaikan.
karena siswa sudah memiliki pengetahuan
bahwa sekarang nilai ujian bukan lagi
sabagai satu-satunya penentu kelulusan.
Aspek sikap dan prilaku yang terpuji juga
menjadi salah satu penilaian kelulusan.

52
Educandum: Volume 4 Nomor 1 Juni 2018

Toleransi terasa. Hal ini menuntut masyarakat


Hasil tabulasi angket menunjukkan setempat untuk menerima perbedaan.
angka 0.84 atau 84%. Angka ini terbilang Ada kearifan yang dibangun oleh
tinggi. Kondisi masyarakat yang sangat suku-suku lokal yang mendiami Papua Barat
menghargai perbedaan baik suku, budaya, seperti suku mandacan (sekitar wilayah
maupun agama menjadi hal positif bagi manokwari), suku moi dan suku ayamaru
siswa untuk menghormati agama orang lain. (sekitar wilayah sorong daratan) yaitu pesan
Di Papua Barat, selain penduduk asli juga bahwa „kita adalah saudara‟. Pesan inilah
sudah dipadati oleh pendatang baik dari yang sedikit demi sedikit terbangun di
suku bugis, jawa, ataupun suku-suku masyarakat sehingga masyarakat Papua
lainnya, sehingga kondisi kepluralan sangat Barat dapat menerima perbedaan.

Tabel Toleransi
NO INDIKATOR JUMLAH SISWA %
1 Menerima diajar oleh guru berbeda agama 81 0.74
Menghormati teman yang melaksanakan ibadah sesuai
2 keyakinannya 108 0.98
Mengakui agamanya paling benar tapi tetap menghormati
3 teman berbeda agama. 103 0.94
4 Membatu teman beda agama jika mendapat musibah 106 0.96
Menerima siswa agama lain menyelenggarakan acara
5 keagamaan di sekolah 85 0.77
Menerima teman yang menggunakan simbol-silbol
6 keagamaan di sekolah 89 0.81

7 Menyenangi adat istiadat yang berberda dengan sukunya 97 0.88


8 Menerima bila dipimpin oleh kepala sekolah beda agama 73 0.66
9 Bersedia sekamar dengan teman beda agama 95 0.86

10 Menikmati seni dari adat suku lain 86 0.78

Meskipun ada siswa yang Cinta Tanah Air


berkeberatan diajar oleh guru yang berbeda Hasil tabulasi angket menunjukkan
agama, tetapi lebih kepada sikap resistansi angka 0,90 atau 90%. Angka ini tertinggi
siswa terhadap mata pelajaran tertentu, diantara aspek integritas lainnya (kejujuran,
bukan pada aspek religiusitas. Ada siswa toleransi, dan tanggungjawab). Sebagian
yang malas mengikuti mata pelajaran besar siswa tidak berkeberatan
tertentu (kebetulan gurunya berbeda agama) melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
karena memang tidak suka dan juga tidak berhubungan dengan aspek-aspek cinta
suka diberi tugas terkait mata pelajaran tanah air seperti melaksanakan upacara
tersebut. Ada juga beberapa siswa yang bendera, menyanyikan lagu kebangsaan, dan
enggan dipimpin oleh kepala memperingati hari-hari nasional kenegaraan.
sekolah/madrasah yang berbeda agama, ini Siswa juga tidak berkeberatan memasang
lebih disebabkan karena sekolah tersebut simbol-simbol cinta tanah air di
berciri khas agama tertentu atau berada sekolah/madrasah, seperti memasang
dibawah naungan keagamaan, seperti pada gambar pancasila, memasang foto Presiden
SMA YPK Bethel Aimas atau pada dan Wakil Presiden Republik Indonesia, dan
Madrasah Aliyah. memasang slogan-slogan yang dapat

53
Asnandar Abubakar

menumbuhkan sikap patriotisme, seperti tempat atau museum bersejarah. Juga karena
„hargailah jasa-jasa pahlawanmu‟. faktor program sekolah/madrasah yang tidak
Ada beberapa siswa yang tidak mengagendakan berkunjung ke tempat
senang mengunjungi meseum bersejarah bersejarah sebagai kegiatan tambahan di
(salah satu indikator cinta tanah air). Ini luar jam pelajaran atau kegiatan penunjang
disebabkan bukan karena antipati terhadap ekstakurikuler. Meskipun kegiatan tersebut
nuansa museum yang sedikit berkarekter dapat bermakna wisata history.
„mistik‟ tetapi lebih karena pada daerah
sekitar tempat tinggalnya tidak ada tempat-

Tabel Cinta Tanah Air


JUMLAH
NO INDIKATOR SISWA %
1 Senang berkunjung ke museum bersejarah 77 0.70
2 Menyanyikan lagu kebangsaan setiap acara resmi 90 0.82
3 Menikmati lagu-lagu daerah 106 0.96
Menyukai lagu-lahu nasional yang menumbuhkan cinta tanah
4 air 108 0.98
5 Menyenangi pruduk buatan dalam negeri 95 0.86
6 Bangga mengibarkan berdera merah putih. 107 0.97
7 Senang memajang lambang negara Indonesia 103 0.94
8 Melerai jika ada siswa yang berselisih 92 0.84
9 Merasa berkewajiban untuk berjuang membela negara 108 0.98
10 Ikut kerja bakti membersihkan lingkungan 106 0.96

Ada juga siswa tidak merasa bangga pemberitaan-pemberitaan baik di media


mengibarkan bendera merah putih, ini bukan cetak maupun media elektronik. Ini lebih
karena pengaruh atau tidak berhubungan disebabkan karena tidak mau menjadi
sama sekali dengan adanya oknum atau petugas penggerek bendera ketika ada
kelompok yang menginginkan „Papua kegiatan uparaca bendera.
Merdeka‟ seperti yang kita ketahui melalui

Faktor Pendukung Integritas


A. Pengalaman Agama
JUMLAH
NO INDIKATOR SISWA %
1 Menyukai mata pelajaran agama 109 0.99
2 Ada teman penganut agama lain di sekolah 51 0.46
3 Ada rumah ibadah lain di sekolah 34 0.31
4 ada guru yang menganut agama lain di sekolah 58 0.53

54
Educandum: Volume 4 Nomor 1 Juni 2018

B. Pengalaman Agama
JUMLAH
NO INDIKATOR
SISWA %
1 Menyukai mata pelajaran agama 109 0.99
2 Ada teman penganut agama lain di sekolah 51 0.46
3 Ada rumah ibadah lain di sekolah 34 0.31
4 ada guru yang menganut agama lain di sekolah 58 0.53

C. Sumber Pengetahuan Agama


Tempat Belajar Agama selain di Cumulative
Sekolah Frequency Percent Valid Percent Percent
Rumah 13 11.8 11.8 11.8
Tempat Ibadah 45 40.9 40.9 52.7
Rumah dan Tempat Ibadah 52 47.3 47.3 100.0
Total 110 100.0 100.0

Mendapatkan Materi
Pengetahuan Agama
selain di Sekolah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Surat Kabar 4 3.6 3.6 6.4
Radio 1 0.9 0.9 7.3
TV 20 18.2 18.2 25.5
Surat Kabar dan TV 1 0.9 0.9 26.4
Radio dan TV 12 10.9 10.9 37.3
Media Sosial 19 17.3 17.3 54.5
Surat Kabar dan Media
1 0.9 0.9 55.5
Sosial
Radio dan Media Sosial 1 0.9 0.9 56.4
TV dan Media Sosial 37 33.6 33.6 90.0
Surat Kabar, TV, dan
4 3.6 3.6 93.6
Media Sosial
Radio, TV, dan Media
4 3.6 3.6 97.3
Sosial
Surat Kabar, Radio, TV,
3 2.7 2.7 100.0
dan Media Sosial
Hanya di Sekolah 3 2.7 2.7 2.7
Total 110 100.0 100.0

55
Asnandar Abubakar

D. KegiatanYang Dilakukan 6 Bulan Terakhir


Membaca Mengucap
Kegiatan 6 bulan Berdoa Bersedekah Ibadah
Kitab Suci Salam
terakhir
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
Tidak pernah 4 3.6 8 3.6 8 7.3 13 11.8 3 2.7
Jarang 11 10.0 25 31.8 25 22.7 30 27.3 3 2.7
Sering 25 22.7 30 37.3 30 27.3 38 34.5 24 21.8
Selalu 70 63.6 47 27.3 47 42.7 29 26.4 80 72.7
Total 110 100.0 110 100.0 110 100.0 110 100.0 110 100.0

E. Kegiatan Yang Diikuti


Tidak
NO INDIKATOR Jarang Sering Selalu
Pernah

1 Menjadi pengurus/anggota OSIS 42 9 16 43


% 38.2 8.2 14.5 39.1
Menjadi pengurus/anggota kegiatan
2 ekstrakurikuler 33 26 19 32
% 30.0 23.6 17.3 29.1
Terdapat kegiatan seminar dan bedah
3 buku serta kegiatan sejenisnya 31 38 30 11
% 28.2 34.5 27.3 10.0
Kelompok belajar Bersama 7 10 57 36
4
% 6.4 9.1 51.8 32.7

5 Penitia kegitan keagamaan di sekolah 48 15 30 17


% 43.6 13.6 27.3 15.5

6 Menjadi pengurus rohani keagamaan 48 20 18 24


% 43.6 18.2 16.4 21.8
Menghadiri kegiatan kegamaan di
7 lingkungan tempat tinggal 10 20 38 42
% 9.1 18.2 34.5 38.2

F. Melaksanakan Ajaran Agama


Sangat Tidak Sangat
NO INDIKATOR Sulit
Sulit Sulit Mudah
Melaksanakan rumah di lingkungan
1 Anda 2 5 35 68
% 1.8 4.5 31.8 61.8
Mengenakan simbol/ekspresi
2 keagamaan 5 14 32 59
% 4.5 12.7 29.1 53.6
Mencari makanan yang baik menurut
3 keyakinan 2 8 30 70
% 1.8 7.3 27.3 63.6

56
Educandum: Volume 4 Nomor 1 Juni 2018

G. Kelengkapan Sarana Sekolah


NO INDIKATOR JUMLAH SISWA %
1 Fasilitas temap temuan barang hilang 13 0.12
2 Brosur/pengumuman larangan menyontek 55 0.50
3 Sanksi tegas bagi pelanggar aturan 102 0.93
4 Kegiatan bakti social 100 0.91
5 Guru BK 59 0.54
Uang kas untuk membantu teman yang
6 mengalami kesulitan/musibah 92 0.84
7 Kajian gender 52 0.47
8 Kajian perbedaan agama 42 0.38
9 Kantin kejujuran 61 0.55
10 Variasi model pembelajaran Pendidikan Agama 85 0.77
Tempat Ibadah dapat memuat sembahyan
11 berjamaah 79 0.72
12 Kelengkapan buku agama di perpustakaan 89 0.81
Keberadaan ruang rohani keagaamaan di
13 sekolah 27 0.25
14 Jumlah guru agama cukup 79 0.72

H. Lingkungan Keluarga
JUMLAH
NO INDIKATOR SISWA %
1 Sembahyang berjamaah 66 0.60
2 Membaca kitab suci 83 0.75
3 Sharing dan diskusi santai dengn keluarga 79 0.72
4 Pembagian tugas menjaga kebersihan di rumah 84 0.76
5 Sanksi tegas bagi pelanggar aturan keluarga 69 0.63
6 Kegiatan tamasya keluarga 73 0.66
7 Belajar bersama orang tua dan saudara 84 0.76
8 Kebiasaan menabung 78 0.71

I. Lingkungan Tempat Tinggal


JUMLAH
NO INDIKATOR SISWA %
1 Keberadaan rumah ibadah 101 0.92
2 Kegiatan bakti sosial yang melibatkan remaja 92 0.84
3 Kegiatan karang taruna 37 0.34
4 Kegiatan kerohanian 82 0.75
5 Perayaan Hari-hari Besar Agama yang melibatkan remaja 108 0.98
6 Perayaan Hari-hari Besar Nasional yang melibatkan remaja 93 0.85
7 Perlombaan kejuaraan antar remaja 84 0.76

57
Asnandar Abubakar

Tabel Hasil Pendukung Integritas Secara Umum

NO ASPEK Tingkat TINGKAT (%)


1 NUANSA AGAMA 57.39
Tidak Pernah 5.8
Jarang 18.9
2 PERILAKU 6 BULAN TERAKHIR
sering 28.72
Selalu 46.54
Tidak Pernah 28.44
Jarang 17.92
3 IKUT KEGIATAN SEKOLAH
sering 27.01
Selalu 26.62
Sangat Sulit 2.73
Sulit 8.18
4 KEMUDAHAN IBADAH
Tidak Sulit 29.39
Sangat Mudah 59.70
5 KELENGKAPAN SARANA SEKOLAH 60.71
6 LINGKUNGAN KELUARGA 70.00
7 LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL 77.53

Aspek-aspek integritas (kejujuran, agama yang didapatkan siswa agama


tanggungjawab, toleransi, dan cinta tanah Kristen Protestan dan Katolik (selain di
air) sangat erat hubungannya dengan nilai- sekolah/madrasah) lebih banyak di tempat
nilai agama. Agama mengajarkan kita untuk ibadah. Hal ini disebabkan karena
saling menghormati, saling menghargai kurangnya guru agama dan juga memang
antar sesama, berprilaku terpuji, siswa tersebut diwajibkan untuk menambah
menghormati pemimpin dan yang pengetahuan agama di Gereja.
sebagainya yang bertalian dengan penguatan Persoalan kurangnya guru agama di
akhlak dan moral. Olehnya faktor sekolah-sekolah bahkan juga di madrasah
pendukung integritas banyak menyinggung menjadi permasalahan yang harus
aspek-aspek yang berhubungan dengan diselesaikan oleh pemerintah dalam hal ini
keagamaan. Kementerian Agama. Guru agama Katolik
Aspek-aspek tersebut seperti nuansa yang masih kurang diungkap oleh Ibu
keagamaan, sumber pengetahuan agama, Matelda Ribo (Kepala Tata Usaha Kemenag
kegiatan-kegiatan ibadah dalam 6 bulan Kota Sorong). Guru agama Katolik hanya
terakhir (berdoa sebelum/sesudah pelajaran terdapat 17 orang sementara banyak sekolah
dimulai, bersedekat, membaca kitab suci, yang harus dipenuhi kebutuhan guru
mengucap salam), sampai kepada akses- agamanya. Salah satu cara untuk
akses dalam melaksanakan ibadah, mengantisipasi hal tersebut adalah dengan
mengenakan simbol keagamaan, dan meminta bantuan pengawas untuk mengajar
mencari makanan sesuai dengan keyakinan. agama pada jam belajar agama ataupun pada
Aspek nuansa keagamaan tidak jam-jam pelajaran yang kosong. Siswa juga
terlalu berpegaruh secara signifikan diarahkan ke Gereja tetapi hal ini tidak
(57.39%) karena aspek-aspek pendukung maksimal hasilnya.
memang jarang tersedia di Kekurangan guru agama juga terjadi
sekolah/madrasah seperti ketersediaan di madrasah yang notabene salah satu
rumah ibadah agama lain ataupun guru yang tulangpunggung pelaksanaan pembelajaran
menganut agama lain. Sumber pengetahuan sebagai sekolah yang bercirikan Islam. Di

58
Educandum: Volume 4 Nomor 1 Juni 2018

MA Muhammadiyah Kalobo bahkan tidak Hal-hal yang menyangkut


ada guru agama Islam (Bahasa Arab, pelaksanaan ibadah dan kemudahan
Akidah Akhlak, Fiqih, Alquran, dan Sejarah melaksankannya sebagian besar siswa tidak
Kebudayaan Islam). Untuk mengantisipasi mengalami kesulitan, karena selain diberi
persoalan tersebut terpaksa guru yang kebebasan untuk melaksanakan ibadah, juga
mengampuh mata pelajaran lain didukung oleh program sekolah/madrasah
memberikan pembelajaran agama dengan yang mengharuskan melaksanakan kegiatan
menggunakan buku pelajaran agama yang agama sebelum pembelajaran dimulai,
dikeluarkan oleh Kementerian Agama. seperti berdoa, mengucap salam, dan
Untuk mengantisipasi pemenuhan membaca kitab suci. Begitupun pelaksanaan
pembelajaran agama, siswa mencari ibadah atau penggunaan simbol-simbol
tambahan materi pengetahuan agama keagamaan di lingkungan tempat tinggal,
melalui media pemberitaan seperti surat siswa tidak mengalami kesulitan karena
kabar, radio, TV, dan media sosial. Televisi tingginya sikap bertoleransi diantara
menjadi media yang paling banyak dipilih penganut agama.
oleh siswa, karena siaran televisi Hanya aspek pendukung yang
menjangkau mulai dari perkotaan sampai berhubungan dengan kegiatan di sekolah
pedesaan. Tidak seperti media sosial yang yang jarang diikuti oleh siswa. Hal ini
hanya banyak menjangkau siswa yang disebabkan karena sekolah tidak mempunyai
berada di perkotaan karena permasalah program-program kegiatan yang
sinyal telekomunasi atau sinyal internet berhubungan dengan kesiswaan. Hanya
yang susah didapatkan di daerah pedesaan. beberapa sekolah saja yang melaksanakan
Meskipun ada juga siswa yang sama sekali kegiatan kesiswaan yaitu SMA negeri 1
tidak menambah materi pengetahuan agama Raja Ampat dan SMA Negeri 1 Kabupaten
melalui media. Sorong.

Hubungan Pertalian Variabel (Korelasi)


Cinta Tanah
Variabel (x.y) Kejujuran Tanggung jawab Toleransi
Air

Lingkungan Sekolah Pearson Correlation .298** .388** -.006 .327**


Sig. (2-tailed) .002 .000 .951 .000
N 110 110 110 110
** **
Lingkungan Pearson Correlation .387 .557 -.063 .329**
Keluarga Sig. (2-tailed) .000 .000 .515 .000
N 110 110 110 110
* *
Lingkungan Tempat Pearson Correlation .217 .220 .095 .348**
Tinggal Sig. (2-tailed) .023 .021 .321 .000
N 110 110 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hubungan korelasi ini dilakukan Dari hasil analisis tabulasi angket


untuk melihat pengaruh lingkungan sekolah, dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
lingkungan keluarga, dan lingkungan tempat 16 dengan sub correlation dapat diartikan
tinggal sebagai aspek pendukung integritas bahwa nilai signifikan dibawah 0.05
terhadap kejujuran, tanggungjawab, menunjukkan adanya korelasi atau pertalian
toleransi, dan cinta tanah air. antar dua variabel.

59
Asnandar Abubakar

Dan sebaliknya, apabila nilai signifikan di masyarakat. Seperti menggiatkan gotong


atas 0.05 maka dapat diartikan tidak royong, saling membantu tetangga yang
mempunyai korelasi. Hasil analisis membutuhkan pertolongan, mengadakan
menunjukkan bahwa lingkungan sekolah, kegiatan-kegiatan keagamaan dan
keluarga, dan tempat tinggal berkolerasi kebangsaan secara bersama-sama, ataupun
dengan aspek kejujuran, tanggungjawab, mengadakan perlombaan-perlombaan di
dan cinta tanah air. Hanya aspek toleransi lingkungan warga.
yang tidak berkolerasi dengan ketiga aspek
lingkungan pendukung. PENUTUP
Lingkungan sekolah dapat Penguatan integritas pada siswa
mempengaruhi kejujuran, tanggungjawab, diharapkan dapat menumbuhkan
dan cinta tanah air siswa karena di sekolah kepercayaan pada siswa dalam menempuh
selain menerima pembelajaran agama yang pendidikan di tempat belajar, menumbuhkan
berhubungan dengan aspek-aspek tersebut karakter kepemimpinan yang kuat dalam
juga banyak terdapat simbol-simbol tentang mengatur diri sendiri ataupun teman-teman
kejujuran, cinta tanah air, dan untuk bertindak sesuai dengan aturan atau
tanggungjawab. Seperti jagalah kebersihan, norma-norma sekolah, sehingga dapat
jujurlah dalam bersikap dan bertindak, memberikan prestasi diri atau sekolah yang
hormati guru dan temanmu, hargailah waktu bermuara pada kesuksesan dan keberhasilan.
yang ada. Juga pelaksanaan kegiatan- Integritas siswa secara umum di
kegiatan keagamaan dan kebangsaan yang pedesaan atau di pedalamaan sedikit lebih
diprogram oleh sekolah yang melibatkan terlihat dibanding siswa di perkotaan karena
langsung siswa (sebagai pelaksana). adanya pengaruh lingkungan yang alami
Lingkungan keluarga juga sehingga selalu siap melakukan aktivitas
berpengaruh positif terhadap aspek pekerjaan sehari-hari, mempunyai rasa
kujujuran, tanggungjawab, dan cinta tanah solidaritas yang tinggi yang dapat
air karena keluarga adalah tempat berinteraksi secara baik dan didukung sikap
menimbah ilmu yang alami selain di kerjasama yang masih tinggi dalam tolong
sekolah. Keluarga memberikan pembiasaan- menolong atau membantu sesama.
pembiasaan yang baik dalam berinteraksi Integritas kejujuran masih bisa
sesuai dengan nilai-nilai agama. Orang tua ditingkatkan dengan jalan memberikan
juga selalu memberikan arahan yang baik pembiasaan-pembiasaan prilaku yang baik
dalam bersikap atau berprilaku. Karena biar kepada siswa, menanamkan nilai-nilai
bagaimanapun orang tua selalu berusaha agama pada sisi afeksi siswa secara terus
memberikan pendidikan yang terbaik bagi menerus agar dapat terpatri pada sikap dan
anak-anaknya. Beberapa orang tua siswa perilaku siswa. Nilai-nilai agama akan
yang sempat diwawancarai oleh peneliti memperkuat akhlak dan moral siswa.
memberikan pendapat bahwa keluarga Olehnya guru perlu juga memiliki modal
adalah tempat protektif dan penetralisir prilaku dan sikap yang terpuji dihadapan
peserta didik terhadap perbuatan-perbuatan siswa dan masyarakat.
yang tidak terpuji, yang tidak sesuai dengan Integritas tanggungjawab dapat
norma-norma kesusilaan. Orang tua sangat ditingkatkan dengan menumbuhkan
mengharapkan guru memberikan kepercayaan kepada peserta didik. Salah
pembiasaan karakter-karater yang baik. satunya memberikan penghargaan dan
Lingkungan tempat tinggal motivasi peserta didik terhadap hasil kerja
berpengaruh baik terhadap aspek kejujuran, baik nilai ujian ataupun capaian tugas-tugas
tanggungjawab, dan cinta tanah air karena di pelajaran yang diberikan. Orang tua dan
lingkungan tempat tinggal memberikan guru memberikan motivasi kepada peserta
contoh-contoh yang baik kepada peserta didik bahwa tidak ada peserta didik yang
didik dalam berinteraksi sosial di

60
Educandum: Volume 4 Nomor 1 Juni 2018

tidak memiliki keunggulan, masing-masing bangsa yang akan menentukan cita-cita


mempunyai prestasi pada bidang tertentu. bangsa dan negara. Dengan integritas yang
Integrasi toleransi dapat dikuatkan kuat yang dimiliki oleh peserta didik maka
melalui kebijakan pemerintah daerah untuk dapat membangun bangsa sendiri tanpa
mengajak masyarakat menghormati simbol- bergantung kepada negara lain.
simbol keagamaan suatu daerah tertentu.
Seperti di Kabupaten Manokwari sebagai UCAPAN TERIMA KASIH
daerah pekabaran Injil pertama di tanah Penelitian ini dilakukan secara nasional dan
Papua, harus diberikan kebebasan kegiatan dilaksanakan atas kerjasama Puslitbang
keagamaan dengan tetap memperhatikan Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan
kebebasan penganut agama lain selain Litbang dan Diklat Kementerian Agama R.I
agama Kristen. Pemerintah Daerah dengan Balai Litbang Agama Makassar.
Manokwari tetap harus memperhatikan Olehnya peneliti menghaturkan terimakasih
penyediaan tempat ibadah agama lain agar kepada Bapak Kepala Puslitbang Pendidikan
tidak timbul kecemburuan religiusitas. Agama dan Keagamaan dan juga kepada
Integritas cinta tanah air yang sudah Bapak Kepala Balai Litbang Agama
tinggi dapat dipertahankan, salah satunya Makassar atas kesempatan yang diberikan
dengan melakukan pemerataan untuk melaksanakan penelitian. Terimakasih
pembangunan baik pendidikan, infrastruktur juga kepada rekan-rekan peneliti atas
maupun sarana-sarana umum dan sosial kesediaan waktu untuk berdiskusi dan
lainnya secara merata di setiap daerah agar memberikan masukan terkait substansi
tidak terjadi ketimpangan sosial yang dapat penelitian. Dan penghargaan yang setinggi-
menimbulkan disintegrasi bangsa. tingginya kepada peneliti Puslitbang Penda
Pemanfaatan sumber daya alam dan potensi sebagai koordinator dan penanggungjawab
daerah harus dilakukan secara maksimal penelitian ini, atas arahan dan
dengan mengajak ikut serta dalam bimbingannya.
pengelolah agar masyarakat memiliki rasa
tanggungjawab. Contoh Kabupaten Raja Daftar Pustaka
Ampat yang sudah terkenal akan wisata
Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter:
bahari baik oleh wisatawan domestik
Strategi Membangun Karakter
maupun wisatawan mancanegara.
Bangsa Berperadaban. Yogyakarta:
Pengelolaannya harus berdaya guna dengan
Pustaka Pelajar.
mengajak masyarakat untuk turut serta
menyediakan transportasi laut yang murah Barnard, A. Schurink, W, De Beer, M.
sehingga masyarakat lokal dapat menikmati (2008). A conceptual framework of
keindahan alamnya. integrity. Journal of Industrial
Perlu pengangkatan guru agama pada Psychology. 34 (2), 40 – 49.
semua jenjang pendidikan secara umum di Diunduh dari
Papua Barat. Dan juga pelatihan-pelatihan :http://www.sajip.co.za
bagi guru-guru terkait dengan penguatan David G. Gularnic. 1959. Webster‟s World
moral dan akhlak sebagai tenaga pendidik. Dictionary of American Language.
Agar guru-guru tersebut ketika terjun New York: The World Publishing
ditengah-tengah kelas tidak terlalu Company.
mengalami kesulitan dalam memberikan
pembelajaran terkait aspek penguatan moral Dian Eka Pratiwi Dkk. 2017.
dan akhlak. Pengembangan Warog Sebagai
Perlunya sosialisasi-sosialisasi yang Media Pendidikan Karakter Cinta
bersentuhan pemberian motivasi kepada Tanah Air Pada Anak Usia Dini
peserta didik. Seperti slogan bahwa peserta Prosiding Seminar Nasional PPKN
didik sekarang adalah generasi penerus

61
Asnandar Abubakar

IIIUniversitas Muhammadiyah Mustari,M. 2011, Nilai


Ponorogo. Karakter.Yogyakarta: LaksBang
Hisam Sam.2017. Integritas, Pengertian; Saiful Mujani. 2007.Muslim Demokrat:
Fungsi, Tujuan, Manfaat, dan Ciri. Islam, Budaya Demokrasi, dan
http: Partisipasi Politik di Indonesia
//www.dosenpendidikan.com/integr Pasca-Orde Baru. Jakarta:
itas-pengertian-fungsi-tujuan- Gramedia Pustaka Utama.
manfaat-ciri/. Diunduh Tanggal: 28 Supena, Asep.2018. Makalah Survei
Maret 2018. integritas Siswa. Disampaikan di
J.P. Chaplin. 2006. Kamus Lengkap Puslitbang Pendidikan Agama dan
Psikologi. RajaGrafindo Persada. Keagamaan tanggal 26 Januari
Jakarta. 2018.
Kementrian Pendidikan Nasional.2011. Tim Peneliti, 2018. Desain Operasional
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Penelitian Indeks Integritas Siswa.
Karakter. Jakarta: Badan Puslitbang Pendidikan Agama dan
Penelitiaan dan Pengembangan, Keagamaan Badan Litbang dan
PusatKurikulum dan Perbukuan. Diklat Kementerian Agama
Republik Indonesia.
Munir Baalbaki.(1993). Al-Mawrid A
Modern English-Arabic Dictionary.
Beirut: Dar El-Ilm Lil-Malayen.

62

Anda mungkin juga menyukai