Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KEDISIPLINAN SISWA BERDASARKAN KETAATAN TERHADAP TATA

TERTIB SEKOLAH

Farida Nurreni, Nurhadi, dan Okta Hadi Nurcahyono


Universitas Sebelas Maret, Surakarta Indonesia
Email: faridanurreniii91@gmail.com

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini menganalisis bagaimana berjalannya tata tertib sekolah yang
menghasilkan kedisiplinan siswa SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Jawa Tengah. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mendapatkan data berupa angka yang
dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi etnografi pendidikan. Subjek penelitian-
nya yaitu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang hubungan masya-
rakat, dan siswa kelas 10, 11 dan 12. Pemilihan subjek penelitian melalui teknik random sampling.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengungkap bentuk dari tata tertib sekolah beserta sanksi
yang diberikan atas pelanggaran yang dilakukan, analisis terhadap kedisiplinan siswa melalui banyak
atau sedikitnya pelanggaran terhadap beberapa kriteria tata tertib, dan analisis terhadap pemahaman
serta harapan siswa terhadap kedisiplinan sekolah. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa telah
berisiplin dalam menaati tata tertib sekolah, yang dibuktikan dengan rendahnya persentase pelang-
garan yang dilakukan siswa, sekolah telah menerapkan sistem poin dalam pelaksanaan tata tertib
sekolah, diberikannya sosialisasi mengenai tata tertib sekolah, hanya sedikit siswa yang melakukan
pelanggaran cukup berat, dan siswa memahami makna disiplin sehingga dapat menerapkan tata ter-
tib sekolah dengan baik.

Kata Kunci: kedisiplinan, membolos, siswa, terlambat

ANALYSIS OF STUDENT DISCIPLINE BASED ON COMPLIANCE WITH SCHOOL RULES

Abstract : The purpose of this study is to analyze how the school’s rules and regulations result in the
discipline of the students of State High School of Kebakkramat, Karanganyar, Central Java. The study
was conducted using quantitative approach to obtain the data in the form of numbers which were
analyzed using qualitative approach with educational ethnography study. The research subjects were
vice-principals of student affairs, vice-principals in public relations, and students in grades 10, 11 and
12. The research subjects were selected using random sampling techniques. The research instruments
is used to reveal the form of school rules and regulations along with sanctions given for commiting
violations, the analysis of student discipline through many or less violations towards some criteria of
school regulations and the analysis of students' understanding and expectations of school discipline.
The results showed that students have ever been disciplined in obeying school rules, as evidenced by
the low percentage of violations committed by students, the schools had implemented a point system
in the implementation of school rules, the students had been given socialization about school regula-
tions, only a few students who committed serious violations, and students understood the meaning of
discipline so that they can apply it well.

Keywords: dicipline, play truant, student, late

PENDAHULUAN ngembangkan kepribadian yang positif


Menegakkan kedisiplinan merupa- dan mampu memperoleh prestasi yang
kan sebuah langkah yang diciptakan se- memuaskan. Proses pendidikan dipenga-
kolah untuk membentuk karakteristik sis- ruhi oleh kedisiplinan siswa. Kedisiplinan
wa. Cara yang dilakukan sekolah yaitu de- memungkinkan adanya ketercapaian tuju-
ngan mengeluarkan tata tertib terhadap an pendidikan yang optimal dengan ada-
siswa dan guru dengan harapan agar siswa nya keteraturan dan ketertiban dalam se-
yang terbiasa disiplin akan mampu me- tiap kegiatan pembelajaran (Fauzi, 2019).

209
21

Orang tua memiliki pengaruh yang pengaruhi secara signifikan kedisiplinan


cukup kuat terhadap kedisiplinan seorang siswa (Pamuji & Prasojo, 2013).
siswa, karena pendidikan paling awal ber- Suasana yang kondusif dalam sebuah
asal dari keluarga. Kedisiplinan seorang kelas akan memberikan pengaruh yang
siswa tidak dapat diukur berdasarkan latar besar terhadap prestasi belajar siswa. Je-
belakang pekerjaan orang tua, sekalipun pang merupakan negara dengan tingkat
latar belakang pekerjaan orang tua adalah ketertiban tertinggi dengan persentase
dari bidang militer. Pengaruh paling kuat hingga 93%, sedangkan Indonesia menem-
terhadap kedisiplinan siswa yaitu orang pati peringkat ke-19 dengan persentase
tua yang senantiasa membuat anak merasa hingga 79%. Thailand merupakan salah
nyaman sehingga memiliki kemauan untuk satu negara di Asia Tenggara dengan per-
selalu bercerita dan menyampaikan penda- sentase ketertiban hingga 86% dan berada
patnya kepada orang tua, patuh, dan me- diperingkat ke-8. Negara yang berada pada
naati peraturan yang berlaku di keluarga urutan ke-2 terbawah yaitu Yunani dan
serta menaati norma yang ada dikeluarga Argentina dengan persentase 62%. Oleh
(Wicaksono, 2014). karena itu, nilai rata-rata ketertiban di ber-
Peran kepala sekolah, guru, hingga bagai negara melalui sebuah studi pen-
budaya sekolah menjadi salah satu faktor didikan PISA mengalami kenaikan hingga
pendukung kedisiplinan siswa. Kepala se- 72% (detikhealt, 2011).
kolah dengan gaya kepimpinan tranforma- Michel Faucoult menjelaskan dalam
sional dengan salah satu indikasinya yaitu bukunya yang berjudul Sosiologi Pendidikan
signifikan terhadap kedisiplinan siswa me- (Pengetahuan, Kekuasaan, Disiplin, Hukuman,
nunjukkan tinggi rendahnya kepemim- dan Seksualitas) bahwa disiplin itu mengo-
pinan transformasional kepala sekolah di- reksi dan mendidik, agar teknik disiplin
ikuti pula dengan tinggi rendahnya kedisi- efektif, tubuh menjadi objek utama yang
plinan siswa. Motivasi kerja guru yang diatur (Martono, 2014). Manusia adalah
tinggi memiliki pengaruh yang cukup ting- bagian dari mekanisme kuasa, sehingga
gi terhadap kedisiplinan siswa ditinjau dari melalui kesadaran tersebut diharapkan la-
segi siswa ketika terinspirasi dengan peri- hirnya kesanggupan untuk menggunakan
laku guru, misalnya ketika guru berperi- kuasa secara baik yang bermanfaat bagi
laku disiplin maka siswa akan termotivasi kepentingan orang banyak. Kuasa di dalam
untuk melakukan hal yang sama. Guru- diri seseorang sering kali tidak disadari
guru dengan motivasi tinggi akan tampak olehnya, namun hal tersebut belum di-
ketika guru memiliki minat dan dedikasi terima keberadaannya dalam suatu relasi
yang tinggi terhadap pekerjaan, motivasi kuasa. Ketidaksadaran tersebut menjadi-
untuk senantiasa berprestasi, dan memiliki kan sistem dan tindakan yang represif
fokus yang cukup tinggi terhadap siswa. (Mustofa, 2017). Mekanisme pendisiplinan
Budaya sekolah yang memberikan penga- melalui berbagai tahapan mulai dari peng-
ruh terhadap kedisiplinan siswa merupa- amatan, normalisasi, ujian atau pemeriksa-
kan budaya sekolah yang kondusif dengan an, dan dihubungkan dengan ganjaran
memiliki lingkungan yang bersih, tata ter- ataupun hukuman yang diberikan ('Aini,
tib yang ditaati warga sekolah, dan nilai- 2019). Oleh sebab itu, aturan yang ada
nilai yang dianut bersama sehingga mem- menjadi penggerak kedisiplinan siswa di-
anggap mengikat dan cenderung mengatur

Analisis Kedisiplinan Siswa Berdasarkan Ketaatan terhadap Tata Tertib


21

setiap ruang gerak siswa. Sudah seharus- METODE


nya siswa diberi ruang untuk bebas ber- Penelitian dilakukan di SMA Negeri
ekspresi dan menjalankan kegiatannya se- Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah.
lain kegiatan belajar. Data kuantitatif dikumpulkan dengan pe-
Dalam sebuah data dari UNICEF di- nelitian survei yang melibatkan 140 siswa.
jelaskan bahwa di beberapa negara masih Mereka adalah siswa kelas 10, 11 dan 12.
terdapat kekerasan dalam mendisiplinkan Cara pengumpulan data menggunakan in-
peserta didik (Fauzi, 2017). Indonesia me- strumen melalui google form yang disebar-
rupakan negara yang sudah tidak lagi me- kan secara acak.
nanamkan kedisiplinan dengan kekerasan. Data kualitatif dikumpulkan dengan
Beberapa negara di antaranya yang masih cara wawancara mendalam. Informan yang
menerapkan konsep penegakan kedisiplin- diwawancarai yaitu: (1) Dua guru yang
an dengan kekerasan yaitu Korea, Malay- sekaligus menjabat Wakil Kepala Sekolah
sia, Meksiko, dan Afrika Tengah, yang pe- Bidang Kesiswaan dan Wakil Kepala Se-
negakan kedisiplinan dengan kekerasan kolah Bidang Humas. Keduanya dipilih ka-
tersebut terakhir dilakukan pada tahun rena wakil kepala sekolah bidang kesiswa-
2018 (UNICEF, 2019). an mengetahui secara keseluruhan terha-
Kedisplinan siswa dapat dipelihara dap permasalahan siswa di sekolah. Wakil
melalui peran penting sanksi dan hukum- kepala sekolah bidang humas memiliki
an. Siswa akan semakin takut melanggar peran sebagai jembatan antara orang tua
peraturan sekolah hingga perilaku tidak siswa dan siswa disekolah. Keduanya ber-
disiplin akan berkurang apabila terdapat peran dalam seluruh kegiatan siswa, baik
sanksi dan hukuman. Baik atau buruk ke- kegiatan akademis maupun non akademis.
disiplinan siswa dipengaruhi oleh berat (2) Para siswa yang dipilih dengan cara
atau ringannya sanksi yang diberikan (Az- random sampling (pemilihan secara acak),
har, 2018). Sanksi dan hukuman yang di- yang akhirnya terpilih 15 siswa yang men-
berikan hendaknya tidak terlalu ringan jadi informan dalam penelitian ini.
atau tidak terlalu berat. Sanksi dan hukum- Analisis data yang digunakan yaitu
an yang diberikan juga harus logis dan analisis induktif. Selain data berupa wa-
sesuai dengan tindakan indisipliner siswa. wancara, data yang dikumpulkan juga
Dari beberapa hasil pebelitian yang menggunakan dokumentasi berupa foto,
sudah dipaparkan di atas, perlu dikaji lebih hasil dari pesan whatsapp dengan siswa,
dalam tentang makna kedisiplinan yang dan rekaman suara.
dijelaskan Michel Foucault. Disiplin me- Langkah yang dilakukan selanjutnya
rupakan sebuah kuasa tubuh dan dianggap yaitu reduksi data dengan menyeleksi
sebagai kontrol dalam tubuh seseorang, hasil wawancara, lalu dilakukan display
sehingga seseorang dapat patuh dan taat data dengan memaparkan hasil data la-
terhadap peraturan. Dalam tulisan ini, di- pangan dengan mendeskripsikannya,
siplin difokuskan kepada kedisiplinan sis- yang pada akhirnya diperoleh beberapa
wa SMA Negeri Kebakkramat Karang- simpulan. Peneliti juga memastikan data
anyar Jawa Tengah dengan kriteria ter- yang diperoleh merupakan data yang va-
tentu, yakni ketaan siswa terhadap tata ter- lid, sehingga dilakukan uji validitas data
tib yang dibuat oleh sekolah. dengan teknik triangulasi data.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 2, Oktober


21

HASIL DAN PEMBAHASAN melakukan modifikasi terhadap kendaraan


Peneliti memperoleh data tentang ke- yang dikendarai siswa ke sekolah dengan
disiplinan yang ditujukan kepada seluruh menggunakan knalpot yang menganggu
siswa sejumlah 140 siswa di SMA Negeri Ke- lingkungan sekolah dan sekitarnya.
bakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah. Beri- Hasil rata-rata analisis kedisiplinan sis-
kut hasil survey dengan metode pengisian wa sudah cukup disiplin yang didasarkan
angket melalui google form yang telah diisi pada setiap pelanggaran yang ada tidak lebih
oleh 140 siswa dapat dilihat pada Gambar 1. dari 50% siswa yang mengisi angket
melakukan pelanggaran. Hal ini berarti
Hasil Survei Kedisiplinan Siswa
SMA Negeri Kebakkramat (dalam bentuk persen)
kedisiplinan di sekolah sudah diterapkan
dengan baik oleh siswa melalui ketaatannya
36,70%
29,50%
terhadap tata tertib sekolah, namun perlu
27,30%
diperbaiki melalui kebiasaan sehari-hari dan
17,30% pengawasan oleh guru dan orang tua siswa.
11,50%
Siswa SMA Negeri Kebakkramat mayoritas
4,30% 4,30%5,80%
2,90%1,40% sudah menaati tata tertib sekolah dengan
baik dan menjadi siswa disiplin memberikan
beberapa alasan kedisiplinan tertanam dalam
diri siswa.
Terdapat 4 poin pelanggaran kedisi-
plinan yang memiliki polling paling tinggi di
antara pelanggaran yang lain, yaitu mem-
Gambar 1. Hasil Survei Kedisiplinan
bolos, terlambat, merusak sarana atau pra-
Siswa SMAN Kebakkramat
sarana sekolah, dan keluar kelas tanpa ijin
Analisis hasil keseluruhan dari data dari guru saat pembelajaran berlangsung.
survei yang telah terkumpul dapat dijabar- Terlambat menjadi pelanggaran terbesar
kan secara lebih terperinci tentang kedisiplin- yang dilakukan siswa. Terdapat 36,70% siswa
an siswa terhadap tata tertib sekolah yang di- terlambat, namun tidak semua siswa yang
observasi sebagai berikut. Pertama, kedisiplin- terlambat melakukan pelanggaran tersebut
an tidak berjalan sesuai dengan peraturan se- berulang-ulang. Siswa terlambat dikarenakan
kolah dengan pelanggaran dominan, yakni: tidak disengaja atau disengaja, beberapa hal
siswa sengaja membolos, siswa datang ter- keterlambatan siswa karena tidak sengaja
lambat, siswa keluar kelas tanpa ijin guru, yaitu ketika perjalanan ke sekolah mengalami
atau BK/BP, siswa tidak menggunakan atri- ban motor yang dikendarai siswa bocor (Wa-
but seragam sekolah yang rapi dan sesuai wancara dengan IL); siswa harus mengurus
dengan aturan sekolah, dan siswa tidak men- tilang dari polisi saat perjalanan ke sekolah
jaga atau belum memiliki kesadaran untuk (wawancara dengan IL); siswa merasa ka-
membersihkan lingkungan sekolah. Kedua, rena rumahnya dekat dengan sekolah maka
kedisiplinan tidak berjalan sesuai dengan tidak memperhitungkan waktu perjalanan ke
peraturan sekolah berdasarkan faktor lain, sekolah (wawancara dengan RA); atau jalan
yaitu: merokok atau membawa rokok di ling- menuju sekolah pada pagi hari macet (Wa-
kungan sekolah, memiliki atau mengedarkan wancara dengan IL). Tetapi, ada juga siswa
konten pornografi, merusak sarana dan pra- yang sengaja terlambat karena suatu alasan,
sarana sekolah, berkelahi di sekolah, dan yaitu bangun kesiangan karena pada
malam

Analisis Kedisiplinan Siswa Berdasarkan Ketaatan terhadap Tata Tertib


21

hari siswa begadang dengan bermain ber- yang sudah menjadi tempat “langganannya”
sama teman-temannya bahkan hingga dini untuk membolos, seperti di kos teman; di
hari, sehingga siswa sulit untuk bangun pagi warung dekat sekolah atau di kafe-kafe yang
(Wawancara dengan ZD). Siswa sengaja ter- jauh dari sekolah, membolos untuk sebagian
lambat tanpa alasan apa pun, hanya ingin siswa sudah direncanakan dengan membawa
terlambat saja (wawancara dengan LS). Hal baju ganti di dalam tas (wawancara dengan
ini terjadi kepada siswa yang hanya ingin ZD). Bahkan ada siswa yang sengaja mem-
mencapai kepuasan batin dengan sengaja bolos karena sebenarnya terpaksa bersekolah
tidak disiplin di sekolah. di SMA Negeri Kebakkramat (wawancara
Terlambat menjadi pelanggaran paling dengan IL), yang merupakan sekolah pilihan
banyak, karena hukumannya sekedar melalui orang tua.
peringatan lisan dan menuliskan di buku tata Siswa memilih untuk membolos dan
tertib sekolah, lalu siswa dipersilahkan lang- melakukan kenakalan yang lain agar orang
sung untuk kembali ke kelas (wawancara tua dipanggil ke sekolah sehingga siswa
dengan PA, PI, GT). Namun. bentuk keter- dapat mengajukan pengunduran diri dari
lambatan siswa tidak hanya itu. Ada juga sekolah. Sebab lainnya yaitu sikap guru yang
bentuk keterlambatan lain, yaitu setelah isti- suka memojokkann beberapa siswa. Hal ini
rahat, kantin yang ramai menyebabkan siswa dikarenakan siswa yang sering mengikuti
lama mendapatkan makanan atau karena perlombaan khususnya di bidang olahraga
siswa membutuhkan waktu yang lama ketika sering tidak mengikuti pembelajaran yang
makan (Wawancara dengan IL). menyebabkan hubungan siswa dengan be-
Terdapat 29,50% siswa yang membolos berapa guru tidak baik sehingga siswa me-
dengan berbagai alasan. Sebagian besar siswa milih untuk menghindar ketika harus ber-
yang membolos dilakukan bersama-sama temu atau mengikuti pembelajaran guru ter-
bahkan hingga beberapa kelas membolos ber- sebut (wawancara dengan BA, ZD). Mem-
sama-sama (wawancara dengan PT). Paling bolos pernah dilakukan oleh para siswa dari
sedikit siswa pernah membolos adalah 1 kali beberapa kelas dalam waktu bersamaan,
dan paling banyak hingga 11 kali dalam 1 yaitu pada saat keesokan harinya para siswa
semester (wawancara dengan ZD). Alasan akan ada kegiatan keluar sekolah (wawan-
siswa memilih membolos karena keinginan- cara dengan AL, PT, GT, AJ, DI). Para siswa
nya sendiri (wawancara dengan ZD); malas pada beberapa kelas tersebut memilih untuk
untuk mengikuti pelajaran di kelas (Wawan- membolos karena pada jam terakhir tidak
cara dengan LS); tidak menyukai cara guru akan ada pelajaran kembali.
menyampaikan pelajaran (wawancara de- Terdapat 17,30% siswa yang merusak
ngan BR); lupa mengirimkan surat ijin (wa- sarana dan prasarana sekolah. Sebagian besar
wancara dengan DK, IL); dan mengikuti te- siswa yang merusak sarana dan prasarana
man untuk membolos (wawancara dengan sekolah melakukannya tanpa sengaja. Meru-
PT, GT, AJ, DI). sak sarana dan prasarana yang dilakukan di
Membolos juga dipilih siswa karena antaranya adalah merusak buku pinjaman
ingin mencari penghasilan sendiri dengan dari sekolah (wawancara dengan FA); meng-
menjadi tukang ojek online (wawancara de- hilangkan buku dari sekolah (wawancara
ngan ZD). Hal tersebut tidak sepenuhnya dengan FA); mencoret kursi dan meja meng-
diketahui oleh orang tua siswa (wawancara gunakan tip-ex (wawancara dengan IS, AN,
dengan ZD). Siswa membolos di lokasi-lokasi SA, JA); merusak alat kebersihan (wawancara

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 2, Oktober


21

dengan TA); merusak papan tulis atau be- Kebiasaan ini dilakukan oleh siswa karena
berapa barang yang ada di kelas (wawancara siswa bosan di dalam kelas atau karena jam
dengan ZD); merusak buku yang dimaksud kosong (wawancara dengan SA, SL). Siswa
tidak dilakukan secara sengaja oleh siswa memilih untuk berada di kantin, perpusta-
(wawancara dengan FA); siswa hanya men- kaan atau masjid untuk melakukan kegiatan
coret beberapa halaman ketika menggunakan yang tidak bisa dilakukan di kelas, misalnya
buku tersebut namun ternyata tidak dapat makan, bermain game, atau tidur (wawan-
dihapus oleh siswa, kerusakan lain yaitu cara dengan SA, SL). Sebagian besar siswa
beberapa halaman buku terlepas (wawancara melakukannya saat ada jam kosong, namun
dengan FA). Menghilangkan buku pinjaman diberikan tugas oleh guru. Siswa meninggal-
sekolah ini dilakukan beberapa siswa karena kan kelas tanpa menghiraukan tugas yang
kebiasaan meninggalkan buku di loker meja diberikan. Sebagian besar siswa juga me-
siswa, saling meminjamkan buku dengan lakukannya saat guru berada di kelas. Bosan
siswa lain atau menyimpan buku sembarang- menjadi alasan siswa meninggalkan pelajaran
an ketika di rumah (wawancara dengan FA). dari guru tersebut (wawancara dengan LS).
Mencoret kursi dan meja kelas menggunakan Kebiasaan meninggalkan kelas saat
tip-ex dilakukan sebagian besar siswa dengan pelajaran juga dilakukan dengan alasan ke-
alasan karena siswa bosan ketika jam kosong, giatan organisasi atau ekstrakurikuler seko-
siswa bosan dengan pembelajaran di kelas lah (wawancara dengan PT, BA). Alasan ini
atau hanya ingin meninggalkan jejak saat sering kali bisa menimbulkan permasalahan
menjadi siswa di kelas tersebut (wawancara antara beberapa guru dan para siswa yang
dengan IS, AN, SA, JA). Merusak alat keber- ikut organisasi atau siswa yang ikut kegiatan
sihan dilakukan tidak sengaja oleh siswa ekstrakurikuler, khususnya perlombaan ter-
karena beberapa alat tersebut sebelumnya tentu (wawancara dengan PT, BA).
sudah rusak sehingga ketika digunakan oleh
Beberapa guru kurang menyukai ke-
siswa menjadi lebih parah (wawancara de-
giatan yang dilakukan saat pembelajaran ber-
ngan TA). Merusak sarana dan prasarana
langsung, sehingga sering kali guru melam-
kelas yang paling parah seperti siswa menon-
piaskan perasaannya dengan memojokkan
jok papan tulis kelas hingga rusak (wawan-
beberapa siswa yang sering keluar kelas saat
cara dengan ZD); siswa memecahkan figura
pelajaran berlangsung. Kebiasaan keluar ke-
untuk memasang tata tertib sekolah hingga
las yang paling parah dilakukan siswa saat
merusak layar LCD sampai terlepas (wawan-
jeda semester. Sebenarnya kegiatan yang di-
cara dengan JA).
lakukan siswa yaitu perlombaan antarkelas,
Yang menjadi perhatian yaitu bahwa namun siswa tidak diijinkan keluar karena
beberapa kesalahan tersebut kurang dihirau- sekolah menganggap kegiatan tersebut me-
kan oleh sekolah. Sekolah hanya memberi rupakan bagian dari kegiatan pembelajaran.
sanksi untuk mengganti buku yang rusak Siswa keluar kelas dengan melompat pagar
dan hilang atau peringatan kepada seluruh sekolah lalu pergi menuju tempat biasanya
siswa untuk tidak melakukan pelanggaran siswa nongkrong, namun perilaku tersebut
tersebut tanpa adanya sanksi yang membuat diketahui oleh Polisi Keamanan Sekolah dan
siswa jera. langsung dilaporkan kepada guru BP/BK
Terdapat 27,30% siswa yang mening- dan mendapatkan tindakan langsung dari
galkan kelas ketika pelajaran berlangsung staf wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
tanpa ijin guru pengajar, guru BP/BK.

Analisis Kedisiplinan Siswa Berdasarkan Ketaatan terhadap Tata Tertib


21

lalu orang tua siswa dipanggil ke sekolah tersebut adalah ketika perjalanan ke sekolah
(Wawancara dengan ZD). ban motor yang dikendarai siswa bocor; sis-
Beberapa bentuk pelanggaran yang wa merasa karena rumahnya dekat dengan
ada juga mendapatkan sanksi yang berbeda- sekolah sehingga tidak memperhitungkan
beda. Bentuk pemberian sanksi di antaranya waktu perjalanan ke sekolah; atau jalan me-
yaitu diberikan poin sesuai pelanggaran yang nuju sekolah pada pagi hari macet. Selanjut-
di- lakukan (wawancara dengan IL); nya yang kedua, siswa sengaja terlambat
diberikan peringatan berupa pembinaan karena suatu alasan, yaitu bangun kesiangan
(wawancara dengan IL); diminta untuk karena pada malam hari siswa begadang
mengganti buku yang rusah atau hilang dengan bermain bersama teman-temannya.
(wawancara dengan FA); dan adanya Selain itu, yang ketiga siswa sengaja terlam-
ancaman drop out (wawan- cara dengan ZD). bat tanpa alasan apa pun. Dalam hal ini
Disiplin hadir bukan karena paksaan siswa merasa hanya ingin terlambat saja Hal
dari orang lain atau pelaksanaan atas kehen- ini yang terjadi kepada siswa yang hanya
dak orang lain. Hal ini dikarenakan tubuh ingin mencapai kepuasan batin dengan
bukanlah relasi dominasi. Disiplin dapat sengaja tidak disiplin di sekolah. Terlambat
diartikan sebagai kekuasaan individu terha- menjadi pelanggaran yang paling banyak
dap tubuhnya sendiri, yang dikaitkan de- dilakukan karena hukuman untuk siswa
ngan seni melatih tubuh manusia, yaitu ma- yang terlambat hanya berupa peringatan
nusia melatih, mengembangkan, dan mem- lisan dan menulis di buku tata tertib sekolah,
buat tubuhnya sendiri menjadi terampil. lalu siswa diper- silahkan langsung untuk
Disiplin diartikan sebagai proses mengubah kembali ke kelas.
diri individu agar berperilaku sesuai yang Berdasarkan penelitian sebelumnya,
diharapkan masyarakat. Disiplin tidak hanya yang dilakukan oleh Fazry, Asrori, & Astuti
perihal sesuatu yang diluruskan dengan hu- (2017) terlambat tidak hanya dilakukan ke-
kuman. Norma digunakan sebagai tolok tika memasuki jam pertama saja, akan tetapi
ukur kedisiplinan seseorang (Martono, 2014). juga pada jam pelajaran tertentu atau setelah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan jam istirahat, penyebab siswa terlambat ma-
oleh Faharuddin & Khusumadewi (2017) suk kelas setelah jam istirahat atau jam pe-
terlambat menjadi pelanggaran yang banyak lajaran tertentu antara lain karena siswa
dilakukan siswa. Alasan terlambat tersebut merasa tidak nyaman di dalam kelas, tidak
dikarenakan siswa tidak menyukai beberapa menyukai beberapa guru, malas belajar,
mata pelajaran disekolah terlebih mata pe- hubungan dengan keluarga, dan kurangnya
lajaran itu jatuh di jam pertama, saling me- komunikasi dengan guru mata pelajaran.
nunggu teman dengan berkumpul di suatu Ada beberapa hal lain yang menjadi penye-
tempat yang dijanjikan, dan siswa sengaja bab siswa terlambat masuk kelas di jam pe-
terlambat agar mendapat hukuman sehingga lajaran atau setelah istirahat yaitu kantin se-
memotong jam pelajaran di kelas. Namun, kolah yang sedikit, dengan jumlah siswa
setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, yang mencapai 1000 orang menyebabkan sis-
dapat diketahui secara lebih luas bahwa pada wa harus mengantri untuk mendapatkan ma-
dasarnya alasan siswa terlambat bukan ha- kanan yang menyebabkan siswa harus meng-
nya itu saja. Alasan lain antara lain, yang per- antri untuk mendapatkan jatah makannya di
tama siswa terlambat juga dilatarbelakangi jam akhir istirahat menuju masuk kelas, se-
karena unsur ketidaksengajaan, beberapa hingga menyebabkan siswa terlambat setelah
hal jam istirahat, siswa makan terlalu lama

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 2, Oktober


21
ketika

Analisis Kedisiplinan Siswa Berdasarkan Ketaatan terhadap Tata Tertib


21

jam istirahat, siswa berkumpul bersama keadaan keluarga yang kurang harmonis
teman-teman kelas yang lain, atau bolak- yang menjadikan anak kurang nyaman de-
balik toilet menjelang masuk kelas. ngan keadaan di rumah, sehingga anak me-
Disampaikan oleh Izazakia & Sari milih pergi dari rumah bahkan hingga larut
(2017) bahwa perilaku membolos di antara- malam yang keesokan harinya membuat sis-
nya berupa tidak hadir ke sekolah dengan wa tidak ingin hadir ke sekolah. Hubungan
tidak memberikan surat ijin, keluar kelas anak dengan situasi sekolah juga menjadi
tanpa ijin guru saat pelajaran berlangsung, penyebab siswa membolos, karena beberapa
atau meninggalkan sekolah dengan alasan- hal di antaranya ada guru yang tidak di-
alasan yang sengaja dibuat-buat. Berbeda senangi. Teman sebaya memberikan penga-
dengan pendapat yang disampaikan oleh ruh siswa membolos sekolah, karena teman
Izazakia, pada penelitian ini disampaikan sebaya menjadi seseorang mampu dijadikan
bahwa beberapa bentuk tipe membolos ter- contoh atau panutan bagi temannya yang
sebut tidak sepenuhnya dilakukan dengan lain. Hal ini menimbulkan trend untuk ka-
sengaja oleh siswa. Terdapat alasan siswa ter- langan tertentu yang menyebabkan sese-
paksa harus membolos yaitu karena surat ijin orang akan diterima di kelompok tertentu
siswa di bawanya ketika keesokan harinya ketika mampu menyesuikan dengan kebiasa-
siswa sudah kembali masuk sekolah, se- an di kelompok tersebut (Yuniarti & Rahma-
hingga pada hari saat siswa tidak hadir di- wati, 2014). Hal ini sejalan dengan hal me-
anggap membolos. milih teman, yang pasti akan disesuaikan de-
Suwanda mengemukakan faktor-faktor ngan kebiasaan siswa. Interaksi dengan siswa
yang menyebabkan siswa membolos, di an- yang memiliki kebiasaan sama menyebabkan
taranya keinginan dari siswa sendiri, sikap siswa sering memilih untuk membolos de-
dan hubungan siswa dengan orang tua, hu- ngan teman-teman yang memiliki kebiasaan
bungan anak dengan situasi di sekolah, dan sama.
pengaruh teman (Suwanda, 2016). Faktor Berbagai pihak akan mengalami ke-
yang lahir dari keinginan siswa sendiri di rugian dan harus bertanggung jawab atas
antaranya siswa ingin memenuhi kepuasan perilaku membolos siswa ini, karena akan
batin. Keinginan tersebut muncul dengan merugikan dan menjadi masalah baru (Des-
sendirinya bahkan tanpa alasan tertentu. tiana, Basar, & Humaedi, 2016). Ketika siswa
Orang tua memiliki pengaruh yang besar sudah sering membolos, maka hal ini juga
terhadap pilihan siswa dalam menentukan menjadi masalah bagi orang tua, sebab orang
pendidikan lanjutannya. Pola asuh orang tua tua yang harus mempertanggungjawabkan
salah satunya yaitu pola asuh yang otoriter dengan cara orang tua dipanggil ke sekolah
yang menyebabkan anak kurang bebas untuk atau ketika hal tersebut sudah mencapai
berpendapat dan menentukan pilihannya batas kredit poin siswa yang semakin banyak
(Yuniarti & Rahmawati, 2014). Pilihan orang maka siswa akan terancam dikeluarkan dari
tua yang dipaksakan menyebabkan siswa sekolah. Sudah ada beberapa siswa yang ha-
merasa tidak nyaman dengan pilihan ter- rus menanggung ancaman tersebut. Selain
sebut sehingga siswa sering membolos ka- itu, siswa yang sering membuat masalah me-
rena tidak ingin melanjutkan pendidikan milih untuk mengundurkan diri dan memilih
yang dipilihkan orang tua dengan melaku- pindah ke sekolah pilihannya.
kan berbagai pelanggaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Bobby
Sebab lain dari siswa membolos yaitu Laventus (2015) menemukan bahwa kerusak-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 2, Oktober


21

an pada sarana pembelajaran dapat meng- berpengaruh ketika siswa merasa jera ter-
ganggu pembelajaran siswa di sekolah. Ke- hadap sanksi yang diberikan karena sebagian
rusakan tersebut disebabkan karena sarana besar hanya berubah setelah mendapatkan
dan prasarana yang tidak terpelihara dengan sanksi saja, selebihnya siswa akan meng-
baik. Sejalan dengan penelitian ini, sekolah ulangi perbuatan yang sama (Sholeh, H, & P,
telah mengupayakan sarana dan prasarana 2019). Pemberian sanksi ini hendaknya di-
pembelajaran siswa secara maksimal dengan berikan dengan tegas sehingga siswa akan
pengadaan yang memadai, misalnya meja merasa diberikan jera dan tidak mengulangi
kursi yang dicat rapi, layar LCD yang baik, perbuatannya kembali. Sanksi juga diberikan
pajangan di kelas yang menarik siswa, dan tidak dalam bentuk ancaman yang menye-
alat tulis guru. Pengadaan tersebut dilakukan babkan siswa akan terbiasa dengan ancaman
untuk mendukung pembelajaran yang mak- dan akan merasa hal tersebut bukan sesuatu
simal di kelas, meskipun masih ada beberapa yang penting. Terlebih lagi, jika sanksi di-
siswa yang tidak memperhatikan dan men- anggap terlalu ringan siswa memilih untuk
jaga sarana dan prasarana yang ada. Bentuk melakukan pelanggaran.
pengrusakan yang lain yaitu siswa mencoret Pembinaan kedisiplinan di sekolah di-
meja tempat belajar dengan tip-ex yang akan lakukan melalui berbagai bentuk, di antara-
sulit dihilangkan, siswa memukul papan tu- nya melalui guru dengan memberikan te-
lis, menghilangkan atau merusak buku pin- ladan kepada siswa, guru memberi motivasi
jaman dari sekolah, dan merusak layar LCD untuk siswa, guru mengawasi perilaku siswa
pembelajaran siswa. Bosan dan tidak sengaja di sekolah, dan pemberian sanksi untuk sis-
menjadi alasan utama siswa melakukan ke- wa (Rosesti, 2014). Sejalan dengan ini, SMA
giatan yang akhirnnya merusak sarana dan Negeri Kebakkramat sudah melakukan pem-
prasarana sekolah. Namun, sekolah dengan binaan kedisiplinan siswa dengan baik. Guru,
maksimal tetap mengupayakan agar seluruh karyawan, dan kepala sekolah selalu mem-
sarana dan prasarana yang ada dapat tetap berikan teladan yang baik kepada siswa de-
baik melalui perbaikan secara berkala. ngan tidak terlambat, menggunakan pakaian
Cara memberikan sanksi kepada siswa yang rapi dan sesuai jadwal, mengajar tepat
yang tidak disiplin yaitu dengan memberikan waktu, dan teladan baik lainnya untuk siswa.
teguran secara lisan langsung pada saat siswa Motivasi cukup baik diberikan kepada siswa
melakukan kesalahan, memberikan peng- melalui wakil kepala sekolah bidang kesis-
arahan, membuat surat atau perjanjian, me- waan dengan memberikan dukungan untuk
manggil siswa beserta orang tua, dan pem- kegiatan siswa baik akademik maupun non-
berian sanksi berupa skors atau dropout akademik sehingga siswa harus disiplin un-
(Arsaf, 2016). Ada beberapa bentuk pem- tuk memperlancar kegiatannya. Pihak seko-
berian sanksi yang bisa digunakan untuk lah juga memberikan pengawasan kepada
mendisiplinkan siswa yaitu pemberian kredit setiap perilaku siswa melalui sosialisasi yang
poin yang telah disampaikan pada sosialisasi dilakukan setiap ajaran baru, guru yang
dan dicantumkan dalam buku tata tertib sis- mengajar dikelas juga menjadi media peng-
wa. Hukuman berupa bimbingan oleh staf awas siswa, selain itu tim kesiswaan dan
kesiswaan sekolah juga dilakukan ketika guru BP/BK juga melakukan pengawasan
selesai upacara bendera dilakukan. terhadap siswa terutama yang namanya ter-
Sanksi merupakan hal yang mem- catat memiliki banyak kredit poin di sekolah.
pengaruhi kedisiplinan siswa. Sanksi akan Selanjutnya sekolah juga memberikan sanksi

Analisis Kedisiplinan Siswa Berdasarkan Ketaatan terhadap Tata Tertib


21

berupa pemberian kredit poin, apabila kredit masi khususnya keluarga besar SMA Ne-
poin mencapai jumlah tertentu maka akan geri Kebakkramat, Dr. rer. nat. Nurhadi,
diberi sanksi sesuai jumlah kredit poin ter- S.Ant., M.Hum. dan Bapak Okta Hadi Nur-
sebut. cahyono, S.Pd., M.Si., M.A., selaku pem-
bimbing penulisan artikel serta berbagai
SIMPULAN pihak yang telah membantu.
Kedisiplinan yang diterapkan di
SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar DAFTAR PUSTAKA
melahirkan siswa yang mematuhi tata ter-
tib sekolah. Hanya sebagian kecil dari tata Aini, D. D. N. (2019) "Gerakan disiplin
tertib yang tidak ditaati siswa, khususnya sekolah" (Analisis praktik pendisiplinan
peraturan yang bersifat ringan, misalnya siswa di SMP Negeri 11 Madiun dalam
membolos, terlambat masuk, merusak sa- perspektif disiplin tubuh dan hukuman
rana dan prasarana sekolah, atau keluar Michel Foucault). Undergraduate (S1)
kelas tanpa ijin. Hal ini hanya sedikit pe- thesis, IAIN Ponorogo. Retrieved
ngaruhnya terhadap proses akademik sis- from http://etheses.iainponorogo.-
wa. Ada beberapa tata tertib yang sifatnya ac.id/7276/.
berat dan tidak ditaati oleh beberapa siswa
saja, misalnya merokok dan memodifikasi Arsaf, N.A. (2016). Faktor penyebab pe-
kendaraannya. langgaran tata tertib (Studi pada sis-
Beberapa alasan tindakan indisipliner wa di SMA Negeri 18 Makassar). Jur-
yang dilakukan siswa secara tidak sengaja nal Sosialisasi, 3(1), 1–5. DOI: https:-
maupun disengaja membuktikan bahwa //doi.org/10.26858/sosialisasi.v3i1.2
siswa memahami makna disiplin dan ber- 347.
usaha mengikuti alur kedisiplinan yang
Azhar, I. (2018). Pengaruh penggunaan
diterapkan sekolah dengan baik. Melalui
absensi sidik jari (fingerprint) dan
adanya staf khusus dari bidang kesiswaan,
pemberian hukuman (punishment)
siswa diajarkan untuk berperilaku disiplin.
terhadap kedisiplinan siswa. Darajat:
Sekolah senantiasa memberikan motivasi
Jurnal PAI, 1(2), 120–132.
untuk mencapai prestasi yang baik yang
salah satunya adalah dengan menjadi sis- Destiana, N., Basar, G. G. K., & Humaedi,
wa yang disiplin dan taat akan adanya S. (2016). Hubungan Cara mengasuh
peraturan sekolah. Dengan cara ini pada oleh orang tua terhadap perilaku
akhirnya siswa dengan sendirinya menik- membolos pelajar SMA. Prosiding Pe-
mati dengan adanya tata tertib sekolah. nelitian dan Pengabdian Kepada Masya-
Pemberian sanksi kepada siswa tanpa ada- rakat, 3(1), 72–74. DOI: https://-
nya kekerasan telah diterapkan sekolah. doi.org/10.24198/jppm.v3i1.13630.
Sanksi yang diberikan berupa peringatan
langsung, pembinaan, dan pemberian poin. detikhealt. (2011). Perilaku pelajar di Je-
pang paling tertib, Indonesia urutan
UCAPAN TERIMA KASIH ke-19. Retrieved May 17, 2020, from
Ucapan terima kasih disampaikan ke- https://health.detik.com/berita-de-
pada seluruh responden penelitian, nara- tikhealth/d-1646306/perilaku-pela-
sumber yang bersedia memberikan infor- jar-di-jepang-paling-tertib-indonesia-
urutan-ke-19.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 2, Oktober


22

Faharuddin, B. & Khusumadewi, A. (2017). pengelolaan sarana dan prasarana


Penerapan konseling kelompok cog- pembelajaran di SMP Negeri Keca-
nitive restructuring untuk mengurangi matan Lubukllinggau Timur Kota
perilaku siswa terlambat masuk se- Lubuklingau. Jurnal Bahana Manaje-
kolah SMP Negeri 1 Campurdarat men Pendidikan, 3(2), 923–1265. DOI
Tulungagung. Jurnal BK Unesa, 7(2), : https://doi.org/10.24036/bmp.v3i2
1–7. Retrieved from https://jurnal- .5228.
mahasiswa.unesa.ac.id/index.php/ju
rnal-bk-unesa/article/view/18981. Martono, N. (2014). Sosiologi pendidikan
Michel Foucault: Pengetahuan, kekuasa-
Fauzi, F. (2019). Gaya kepemimpinan de- an, disiplin, hukuman, dan seksualitas.
mokratis kepala sekolah dan ke- Jakarta: Rajawali Pers.
disiplinan siswa. Darajat: Jurnal PAI,
2(1), 26–33. Retrieved from https:- Mustopa, M. (2017). Pembentukan akhlak
//ejournal.iai-tabah.ac.id/index.- Islami dalam berbagai perspektif. Jur-
php/Darajat/article/view/330. nal YAQZHAN: Analisis Filsafat, Aga-
ma dan Kemanusiaan, 3(1). DOI: 10.-
Fauzi, I. (2017). Dinamika kekerasan antara 24235/jy.v3i1.2126.
guru dan siswa studi fenomenologi
tentang resistensi antara perlindung- Nitasari, N. I. & Suwanda, I. M. (2016). Fak-
an guru dan perlindungan anak. Tar- tor-faktor yang mendorong siswa
biyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, 10- SMA Al - Islam Krian membolos se-
(2), 158-287. Retrieved from https://- kolah. Kajian Moral Dan Kewarga-
ejournal.iaisyarifuddin.ac.id/index.p negaraan, 4(3), 1963–1977. Retrieved
hp/tarbiyatuna/article/view/259. from https://jurnalmahasiswa.-
unesa.ac.id/index.php/30/article/vi
Fazry, S., Asrori, M., & Astuti, I. (2017). ew/17238/15675.
Studi Kasus Siswa Terlambat Meng-
ikuti Pelajaran Sosiologi Kelas XI Pamuji, R. E. & Prasojo, L. D. (2013). Penga-
SMAN 9 Pontianak Tahun 2017. Jur- ruh kepemimpinan transformasional
nal Pendidikan Dan Pembelajaran Kha- kepala sekolah, motivasi kerja guru,
tulistiwa, 7(4), 1–11. Retrieved from dan budaya sekolah terhadap kedi-
https://jurnal.untan.ac.id/index.php siplinan siswa di Kabupaten Bantul.
/jpdpb/article/view/25348. Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendi-
dikan, 1(1), 109–121. DOI: https://-
Izazakia, I. & Sari, K. (2017). Hubungan so- doi.org/10.21831/amp.v1i1.2334.
cial bond dengan perilaku membolos
pada siswa Sekolah Menengah Atas Rosesti, W. (2014). Pembinaan disiplin sis-
Negeri (SMAN) di Kota Banda Aceh. wa Sekolah Menengah Atas Negeri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM), 2(2), Kecamatan Koto Baru Kabupaten
1038–1056. Retrieved from http://- Dharmasraya. Jurnal Bahana Manaje-
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP/article men Pendidikan, 2(1), 772–780. DOI
/view/2678. : https://doi.org/10.24036/bmp.v2i1
.3824.
Laventus, B. (2015). Persepsi guru terhadap
Sholeh, A., H, D. E., & P, S. A. (2019).

Analisis Kedisiplinan Siswa Berdasarkan Ketaatan terhadap Tata Tertib


22

Bentuk ketegasan dalam proses pem- Wicaksono, D. A. (2014). Kedisplinan siswa


belajaran dampak sanksi terhadap ditinjau dari dukungan sosial dan
kedisiplinan siswa di SDN Kaliwiru pola asuh otoriter orang tua pada sis-
Semarang. JANACITTA: Journal of wa yang berlatar belakang berbeda
Primary and Children’s Education, 2(2), (TNI dan Non-TNI). Widya Warta,
1–11. DOI: http://dx.doi.org/10.3- 38(1), 132-141.
5473/jnctt.v2i2.257.
Yuniarti, R. & Rahmawati, E. I. (2014). Pe-
UNICEF. (2019). Violent discipline data- ngaruh pemberian layanan bimbing-
base. Retrieved from data.unicef.org an dan konseling terhadap perilaku
website: https://data.unicef.org/- membolos pada siswa. Insight: Jurnal
topic/child-protection/violence/vio- Pemikiran dan Penelitian Psikologi,
lent-discipline/. 10(2), 126–142. DOI: https://doi.org-
/10.32528/ins.v10i2.297.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 2, Oktober

Anda mungkin juga menyukai