Anda di halaman 1dari 3

Pembentukan Emulsi

Dasar Theori:

Emulsi adalah sistem yang banyak terdapat dalam kehidupan kita sehari-hari, mulai dari bahan
makanan sederhana seperti susu dan mentega, hingga produk perawatan pribadi seperti salep,
kosmetik, dan perlengkapan mandi, atau produk industry seperti cat atau bhan kimia pertanian,
dan produk yang terlihat dalam proses, misalnya dari industry minyak dan gas. Menurut definisi
IUPAC , emulsi adalah suatu sistem fluida koloid dengan tetesan cairannya terdispersi ke dalam
cairan lain, sehingga kedua cauran tersebut pada dasarnya tidak dapat bercampur. Emulsi
merupakan suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika dengan kandungan paling sedikit
dua fase cair yang tidak dapat bercampur, satu diantaranya didispersikan sebagai globula dalam
fase cair lain. Ketidakstabilan kedua fase ini dapat dikendalikan menggunakan suatu zat
pengemulsi disebut juga emulsifier atau emulgator. Terdapat beberapa jenis emulsi, mulai dari
yang sederhana hingga kompleks. Sistem emulsi minyak dalam air adalah sistem emulsi dengan
minyak sebagai fase terdispersi dan air sebagai fase pendispersi. Emulsi tersebut dapat
ditemukan dalam beberapa bahan pangan yaitu mayonnaise, susu, krim dan adonan roti.
Berkebalikan dengan emulsi air dalam minyak atau water in oil adalah emulsi dengan air sebagai
fase terdispersi dan minyak sebagai fase pendispersi. Jenis emulsi ini dapat ditemukan dalam
produk margarin dan mentega

Pembentukan emulsi adalah suatu proses di mana dua zat yang biasanya tidak bercampur, seperti
minyak dan air, dapat dicampur menjadi satu fase yang homogen. Sabun sering digunakan untuk
memfasilitasi pembentukan emulsi, dan eksperimen ini bertujuan untuk mengamati dan
menjelaskan bagaimana campuran air, sabun, dan minyak menghasilkan emulsi. Lipid adalah
sekelompok senyawa heterogeny meliputi lemak, minyak steroid, malam (wax), yang berkaitan
lebih karena sifat fisiknya daripada sifat kimianya. Sifat umumnya berupa tidak larut dalam air,
larit dalam pelarut non-polar. Lemak (fat) adalah salah satu contoh lipid sederhana, yang
nantinua akan dicernah di dalam usus dan Sebagian besar disimpang pada jaringana adiposa
sebagai insulator panas di jarungan subkutan. Karena lipid tidam mampu larut di dalam air,
masalah cara pengangkutan lipid dalam plasma darah yang berbadan dasar air, dipecahkan
dengan cara menggabungkan lipid nonpolar (trigliserol dan ester kolesteril) dengan lipik
amfipatik (fosfolipid dan kolestrol) serta protrein untuk menghasilkan lipoprotein yang dapat
bercampur dengan air. Lipid utama dalam makanan adalah trigliserol dan dalam jumlah yang
sedikit yaitu fosfolipid, keduanya bersifat hidrofobik (tidak dapat larut dalam air ) dan harus
dihidrolisis dan diemulsikan menjadi butiran yang sangat halus sebelum diserap. Hidrolisis
trgliserol dimulai dari lipase mulut dan lambung yang menyerang ikatan ester sn-3 yang
membentuk 1,2 diasilgliserol dan dalam asam lemak bebar serta mempermudah proses
emulsifikasi

No Sampel Sebelum dikocok Sesudah dikocok


1 Minyak + Air
2 Minyak + Sabun

No Sampel Sebelum dikocok Sesudah dikocok


1 Blue Band + Air
2 Blue Band + Sabun

Pembahasan:

jenis pelarut yang digunakan untuk melarutkan zat terlarut yang merupakan lipid atau lemak
yaitu minyak dan blue band mampu memengaruhi hasil akhir dari emulsifikasi dari lipid. Dapat
diamati dengan kasat mata, pelarut air dan sabun memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
lipid. Hal ini tentu didasari dengan sifat sifat kimiawi yang dimiliki masing-masing senyawa.
Dapat terlihat pada kedua jenis- minyak dan blueband zat yang menjadi variabel bebad dalam
eksperimen yang dikakukan, hanya beberapa reaksi saja yang menjadi sebuah emulsi. Pada
percobaan ini

Perbedaan jenis ikatan intraseluler dalam senyawa pada eksperimen bukan merupakan jenis
ikatan yang sama. Hal ini tentu menjadi alasan mengapa pada percobaan ini, peneliti tidak ingin
zat pada eksperimen terlarut.

Pada percobaan pertama yaitu air dan minyak , dapat terlihat kedua reaktan tersebut berada
pada 2 fasa yang berbeda yaitu cair dan aqueos pada keadaan sebelum dikocok. hal ini,
disebabkan akibat perbedaan densitas dari reaktan tersebut
Kesimpulan:

Pembuatan emulsi berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam


kedokteran. Pembuatan emulsi dapat berguna pada sintesis obat maupun suplemen.
Penggunaan reaktan penting dalam sintesis emulsi karena didasari oleh sifat kimiawinya.
Dengan menggunakan reaktan yang dapat larut ataupun bereaksi, produk yang dihadilkan
bukan merupakan suatu emulsi.

Pengetahuan mengenai menghindari transmisi patogen seperti virus maupun bakteri. Hal ini
ddidasari oleh molekul penyusun membran dari patogen ini,

Tidak disarankan

Anda mungkin juga menyukai