RPL2 23012090 Wahyu Nur Anisya Tugas 1
RPL2 23012090 Wahyu Nur Anisya Tugas 1
DISUSUN OLEH :
WAHYU NUR ANISYA
NIM 23012090
KATA PENGANTAR
Penulis
lOMoARcPSD|30642129
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................
2.1 Sejarah Banjir di DKI Jakarta ..............................................................
2.2 Penyebab terjadinya Banjir di Ibu Kota.............................................9
2.3 Kondisi Banjir di Ibu Kota Setiap Tahunnya.....................................10
2.4 Solusi Pemerintah Untuk Mengatasi Banjir di Jakarta.......................11
2.5 Solusi yang Bisa Kita Lakukan Untuk Mengatasi Banjir...................13
BAB III PENUTUP......................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
Latar Belakang
Gempa bumi Lombok
Juli 2018 adalah sebuah
gempa darat berkekuatan
6,4 Mw
yang melanda Pulau
Lombok, Indonesia pada
tanggal 29 Juli 2018,
pukul 06.47
WITA. Pusat gempa
berada di 47 km timur
laut Kota Mataram, Nusa
Tenggara
Barat dengan kedalaman
lOMoARcPSD|30642129
24 km. Guncangan
gempa bumi dirasakan
di seluruh
wilayah Pulau Lombok,
Pulau Bali, dan Pulau
Sumbawa.
Gempa ini merupakan
rangkaian gempa awal
sebelum gempa
bermagnitudo lebih
besar mengguncang
Lombok pada 5 Agustus
2018.
Gempa bumi ini
berpusat di darat di
dekat Gunung Rinjani
lOMoARcPSD|30642129
wilayah Kabupaten
Lombok Timur. Dengan
memperhatikan lokasinya
dan kedalaman hiposenter,
maka
gempa bumi ini
merupakan jenis
gempabumi dangkal
akibat aktivitas Sesar Naik
Flores (Flores Back Arc
Thrust). Hasil analisis
mekanisme sumber
menunjukkan
gempa ini, dibangkitkan
oleh deformasi batuan
dengan mekanisme
lOMoARcPSD|30642129
pergerakan
naik (thrust fault)
Guncangan gempa bumi
ini dilaporkan telah
dirasakan di seluruh
Pulau
Lombok, Pulau Bali dan
Pulau Sumbawa.
Guncangan gempa bumi
terkuat berada di
seluruh wilayah Pulau
Lombok terutama
Kabupaten Lombok
Timur, Sumbawa
Barat serta Sumbawa
Besar berupa guncangan
lOMoARcPSD|30642129
Latar Belakang
Gempa bumi Lombok
Juli 2018 adalah sebuah
gempa darat berkekuatan
6,4 Mw
yang melanda Pulau
Lombok, Indonesia pada
tanggal 29 Juli 2018,
pukul 06.47
WITA. Pusat gempa
berada di 47 km timur
laut Kota Mataram, Nusa
Tenggara
Barat dengan kedalaman
24 km. Guncangan
gempa bumi dirasakan
lOMoARcPSD|30642129
di seluruh
wilayah Pulau Lombok,
Pulau Bali, dan Pulau
Sumbawa.
Gempa ini merupakan
rangkaian gempa awal
sebelum gempa
bermagnitudo lebih
besar mengguncang
Lombok pada 5 Agustus
2018.
Gempa bumi ini
berpusat di darat di
dekat Gunung Rinjani
wilayah Kabupaten
Lombok Timur. Dengan
lOMoARcPSD|30642129
memperhatikan lokasinya
dan kedalaman hiposenter,
maka
gempa bumi ini
merupakan jenis
gempabumi dangkal
akibat aktivitas Sesar Naik
Flores (Flores Back Arc
Thrust). Hasil analisis
mekanisme sumber
menunjukkan
gempa ini, dibangkitkan
oleh deformasi batuan
dengan mekanisme
pergerakan
naik (thrust fault)
lOMoARcPSD|30642129
Daerah Khusus Ibu kota Jakarta meliputi 662 km2 wilayah daratan
dan 6,977 km2 wilayah lautan. Jakarta terletak di daratan yang datar, rata-
rata 7 meter (23 ft) di atas permukaan laut yang mana 40% wilayah
Jakarta, terutama daerah utara, berada di bawah permukaan laut,
sedangkan bagian selatan relatif berbukit-bukit.
1. Banjir Tahun 1996 Banjir besar terjadi pada tahun 1996 yang mana
5,000 hektar lahan terendam banjir.
2. Banjir tahun 2007
Banjir besar juga terjadi pada tahun 2007, Banjir disebabkan oleh
berkurangnya wilayah penadah hujan khususnya daerah Jonggol,
Bogor dan Puncak, Bogor yang banyak lahannya telah dialih fungsikan
menjadi perumahan, hotel, villa hingga pertokoan. Kerugian dari
kerusakan infrastruktur dan pendapatan negara setidaknya 5.2 triliun
rupiah (572 juta dolar AS) dan setidaknya 190.000 orang jatuh sakit
akibat banjir yang
berhubungan dengan penyakit. Sekitar 70% lahan di Jakarta
terendam banjir dengan air setinggi empat meter di sebagian wilayah
kota.
3. Banjir tahun 2013
tinggi sejak Desember 2012, sistem drainase yang buruk, dan jebolnya
berbagai tanggul di wilayah Jakarta, banjir ini juga disebabkan
meningkatnya volume 13 sungai yang melintasi Jakarta.
Sebab utama banjir ini adalah kiriman air dari Bogor, khususnya
daerah Jonggol, Bogor dan Puncak, Bogor sebagai daerah sumber air
terbesar se-Jabodetabek, yang pada waktu itu dilanda curah hujan
tinggi. Banjir terjadi setelah adanya peringatan dini dari bendung
Katulampa.
Dan yang terakhir curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari
2014 dengan curah hujan 284.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa banjir yang
terjadi pada tahun 2014 dapat dikatakan banjir yang parah. Curah
hujan yang tinggi dan tempat pengungsian yang jauh dari kata cukup
lOMoARcPSD|30642129
untuk daerah perkotaan Jakarta, yang dimana lahan hijau akan dapat
mengganti fungsi hutan sehingga resapan di daerah yang terkena
banjir pun akan bertambah. Hal – hal seperti ini pastinya harus
didukung dengan kesadaran yang ada dalam diri masyarakatnya.
lOMoARcPSD|30642129
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu agar kirannya
makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya dan menjadi penambah
pengetahuan sehingga menjadi salah satu pedoman atau pokok
pembahan materi dalam proses belajar mengajar. Mengingat
ketidaksempurnaan setiap insan yang mengerjakan dalam hal
penulisan, penulis memohon kritik dan saran yang membangun untuk
pembelajaran selanjutnya.
lOMoARcPSD|30642129
DAFTAR PUSTAKA
https://m.merdeka.com/jakarta/upaya-gubernur-anies-
tanggulangi-banjir- jakarta.html
https://news.detik.com/berita/d-6018304/daftar-titik-banjir-di-jakarta-
melanda- 13-rt-3-kk-ngungsi/amp
https://pantaubanjir.jakarta.go.id/data-banjir-lintas-tahun
https://www.republika.co.id/berita/rc0jp6330/jadi-penyebab-banjir-
kali-induk-
di-kramat-jati-dinormalisasi
https://www.greeners.co/berita/drainase-jakarta-belum-mampu-
menampung- volume-air-ekstrem/
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/sains/read/
2021/11/09/12000 0623/cara-mencegah-banjir
Publishing, Tempo. (2020). Ahok-Anies : Tentang Cara Mengatasi
Banjir di Jakarta. Jakarta : Tempo Publishing
Based on Governor Decree in 2007, No. 171. taken from Statistics DKI
Jakarta Provincial Office, Jakarta in Figures, 2008, BPS,
Province of DKI Jakarta
"The Tides: Efforts Never End to Repel an Invading Sea". Jakarta
Globe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-17. Diakses
tanggal 15 November 2015.
"Key to Jakarta's floods: Basin flood management". The Jakarta Post.
22 March 2008. Diakses tanggal 14 March 2011.
. Asiaviews. Diakses tanggal 27 April 2010.
"Floods in DKI Jakarta Province, updated 19 February 2007 Emergency
Situation Report No. 6". ReliefWeb. 19 February 2007.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-10. Diakses
tanggal 2017-12-19.
1996 Global Register of Major Flood Events". Dartmouth Flood
Observatory. Dartmouth College. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2016-05-05. Diakses tanggal 2017-12-19.
lOMoARcPSD|30642129