Anda di halaman 1dari 2

Ontologi dan Peradaban

dr. Stephanie Renni Anindita, Sp.FM


NIM : 23C20029

Ontologi adalah salah satu cabang ilmu filsafat yang mendalami eksistensi dan realitas. Ontologi
adalah salah satu komponen utama penyangga tubuh pengetahuan yang menekankan tentang
‘apa’, selain epistemologi (yang lebih menekankan pada bagaimana) dan aksiologi (yang lebih
menekankan pada untuk apa suatu ilmu pengetahuan). Ontologi mempelajari tentang bagaimana
sesuatu ada serta hubungan antara entitas / objek di dunia. Ontologi selalu bertanya tentang apa
yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang nyata serta bagaimana kita dapat mengklasifikasikan,
menggambarkan dan memahami sesuatu.
Ontologi dan peradaban manusia memiliki hubungan yang erat. Melalui pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat ontologis, manusia dapat mengembangkan kerangka pemikiran tentang
apa yang nyata serta bagiamana setiap entitas / objek saling berkaitan di dunia. Di masa ancient
time ontologi berkaitan erat dengan pemikiran para filsuf saat itu. Sebagai contoh, Plato yang
membahas konsep “ide” atau “gagasan” sebagai suatu entitas abstrak yang dinilai lebih tinggi
dibandingkan dengan dunia fisik.
Ontologi merupakan dasar yang kuat dalam pemikiran para filsuf. Pemikiran-
pemikiran ini membentuk dasar bagi berbagai system pemikiran dan pandangan dunia di masa
lalu. Ontologi merupakan bagian yang penting dalam sejarah pemikiran manusia. Meskipun pada
masa yang disebut dengan The Dark Age atau Zaman Kegelapan dimana terjadi penurunan
aktivitas intelektual, perkembangan ilmiah dan perkembangan budaya secara signifikan.
The Dark Age dimulai setelah keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat runtuh (pada
abad kelima hingga abad ke 11 Masehi). Fokus utama masyarakat pada saat itu khususnya di
Eropa adalah untuk bertahan dari serangan suku-suku barbar. Meskipun demikian bukan berarti
ontologi ‘lenyap’. Di beberapa daerah seperti Timur Tengah dan Asia kegiatan ilmiah, filosofis
dan ontologis tetap berjalan. Ontologi tetap ada dan tterus mengalami perkembangan.
Memasuki zaman modern, ontologi semakin terlibat dalam peradaban. Contohnya
pada ilmu pengetahuan dan teknologi, konsep ontologis membentuk dasar bagi banyak ilmu
pengetahuan seperti Biologi dan Fisika. Ontologi juga berperan besar dalam pengembangan
sisem informasi dan kecerdasan artifisial. Dalam budaya dan masyarakat, pemikiran ontologis
juga berkontribusi dalam pandangan terkait hak asasi manusia, keadilan dan isu-isu sosial.
Ontologi juga menjadi salah satu dasar untuk mengendalikan perkembangan ilmu pengetahuan,
agar tidak melampaui etika dan moral manusia.
Pada zaman postmodern, pemikiran ontologis lebih menekankan pada kritisi terhadap
adanya satu kebenaran objektif dan keteraturan yang sebelumnya mendominasi
pemikiranmodern. Pemikiran post modern tidak selalu merujuk pada satu pandangan tertentu.
Terdapat berbagai perspektif dan penekanan dalam pemikiran postmodern, dengan kontribusi
dari banyak filsuf. Ontologi di zaman postmodern senantiasa mengeksplorasi cara-cara baru
dalam memahami realitas.
Ontologi senantiasa mempengaruhi cara manusia memahami perkembangan
peradaban. Ontologi akan terus berkembang dalam ilmu pengetahuan, budaya dan berbagai
aspek kehidupan manusia. Ontologi merupakan cabang filsafat yang terus-menerus berkembang
dan tidak bisa dipisahkan dari peradaban manusia.

Anda mungkin juga menyukai