Anda di halaman 1dari 4

Nama : Agung Wijaksono

Nim : 2110511039

Soal

1. Siapa yang berhak mengajukan gugatan dalam pengadilan tata usaha negara ?
2. Obyek PTUN apa saja ?
3. Sifat keputusan pejabat TUN apa saja ?
4. Apa saja fungsi pengadilan Tata Usaha Negara ?
5. Buatlah analisis putusan PTUN berdasarkan teori-teori tsb !

Jawaban

1. Menurut pasal 53 ayat 1 UU No.5 tahun 1986, yang intinya pihak yang dapat
mengajukan gugatan ke PTUN adalah seorang atau badan hukum perdata. Badan
hukum perdata disini meliputi PT, Yayasan, CV dan lain-lain. Dalam konteks ini
maka suatu organisasi /LSM asalkan berbentuk badan hukum perdata dan memenuhi
persyaratan. Atau dapat diwakili oleh kuasa hukum atau orang yang berprofesi
sebagai advokat.
2. Berdasarkan ketentuan pasal 53 ayat 1 jo Pasal 1 angka 4 jo Pasal 3 UU No.5 Tahun
1986, Obyek PTUN berupa sengketa tata usaha negara antara lain :
a. Pasal 1 angka 3 Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis
yang dikeluarkan oleh badan atay pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan
hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, bersifat konkret, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum
bagi seseorang atau badan hukum perdata.
b. Pasal 3 UU No.5 tahun 1986, antara lain Apabila badan atau pejabat Tata Usaha
Negara tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya,
maka hal tersebut disamakan dengan keputusan Tata Usaha Negara. Apabila suatu
badan tidak mengeluarkan keputusan yang dimohonkan sedangkan jangka waktu
sebagaimana ditentukan perundang-undangan yang dimaksud telah lewat, maka
badan tersebut dianggap telah menolak mengeluarkan keputusan yang dimaksud.
3. Sifat keputusan pejabat TUN ada 3 yakni Individual, Konkret dan Final
Individual berarti tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal
yang dituju. Konkret berarti obyek yang diputuskan dalam KPTUN itu tidak abstrak,
tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan. Final berarti sudah definitif dan
karenanya dapat menimbulkan akibat hukum.

4. Fungsi PTUN meliputi :

 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakim dan
pegawai lainnya
 Menyelenggarakan sebagian kekuasaan negara dibidang kehakiman.
 Melakukan pembinaan pejabat struktural dan fungsional serta pegawai lainnya,
baik menyangkut administrasi, teknis,yustisial maupun administrasi umum.
5. Disini saya akan melakukan analisis terhadap Putusan PTUN Medan Nomor
80/G/2022/PTUN.MDN tanggal 21 Desember 2022
A. Subyeknya disini meliputi penggugat dan tergugat, yakni Penggugat : Gereja
Methodist Indonesia Wiayah I diwakili oleh Kristi Wilson Sinurat, S.Th .
Tergugat : Kepala kantor pertanahan Kabupaten Labuhan Batu. Sementara itu
Objek Sengketa dalam gugatan ini adalah tentang Pertanahan terkait
penerbitan Sertifikat Hak Milik Nomor : 311/Kelurahan Aek Kota Batu
tanggal 21 Desember 2001 Surat Ukur Nomor : 35/AKB/2001 tanggal 26
November 2001 seluas 1.098 Meter Persegi atas nama Julia Manurung.
Sudah jelas termpang yang berhak melakukan gugatan dalam sengketa ini
adalah Kristi Wilson Sinurat, S.Th. dimana ia merupakan salah satu
perwakilan dari Gereja Methodist Indonesia Wilayah 1.
B. Sifat Keputusan PTUN yakni Individual berarti tidak ditujukan untuk umum,
tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju. Konkret berarti obyek
yang diputuskan dalam KPTUN itu tidak abstrak, tetapi berwujud, tertentu
atau dapat ditentukan. Final berarti sudah definitif dan karenanya dapat
menimbulkan akibat hukum.

C. KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA :

1. Bahwa objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat tersebut adalah objek
sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana yang ditentukan Pasal 1 angka 9 dan
Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata
Usaha Negara (selanjutnya disebut ‘UU No. 51 Tahun 2009’) dengan
perluasan makna di Pasal 87 UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (selanjutnya disebut ‘UU No. 30 Tahun 2014’).

2. Bahwa Pasal 1 angka 9 UU No. 51 Tahun 2009 berbunyi “Keputusan Tata


Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan
atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bersifat
konkret, individual, dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
atau badan hukum perdata”;

3. Bahwa Pasal 1 angka 10 UU No. 51 Tahun 2009 berbunyi “Sengketa Tata


Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara
antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha
negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”;

D. Tenggang Waktu Pengajuan Gugatan dan Upaya Administratif :

Pada tanggal 7 April 2022 penggugat baru mengetahui adanya sertifikat hak
milik Nomor : 311/Kelurahan Aek Kota Batu Tanggal 21 Desember 2001 Surat
Ukur Nomor : 35/AKB/2001 tanggal 26 Nopember 2001 seluas 1.098 M 2.
Penggugat mengetahui Obyek sengketa pada tanggal 7 April 2022 berdasarkan
surat pernyataan dari Markus Herry Winarto selaku pendeta pimpinan jemaat
GMI Patmos Aek Kota Batu. Lalu, Penggugat telah melakukan upaya
administratif terhadap Tergugat melalui Surat Nomor 202/P-SRTF/BP/VI/2022
tanggal 7 Juni 2022 perihal mohon pembatalan SHM No.311 an. Julia Manurung,
Surat Nomor : 217/P-SRTF/BP/VI/2022 tanggal 16 Juni 2022 perihal : mohon
pembatalan SHM No. 311 an. Julia Manurung dan Surat Nomor :
218/PSRTF/BP/VI/2022 perihal : mohon pembatalan SHM No. 311 an. Julia
Manurung. Dari sini dapat dijabarkan bahwa penggugat mendaftarkan Gugatan a
quo pada tanggal5 Juli 2022. Dengan demikian gugatan ini diajuka masih dalam
tenggang waktu yang ditentukan pada pasal 55 UU No. 5 Tahun 1986.
E. Pengadilan Tata Usaha Negara Medan tidak berwenang mengadili :

bahwa sebuah keputusan PTUN dapat digugat apabila didasarkan alasan alasan
dalam pasal 53 ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang No. 9 tahun 2004 yakni:
Keputusan TUN yang digugat bertentangan dngan peraturan perundang-undangan
dan bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik. Jadi Materi
gugatan Penggugat adalah Sertifikat Hak Milik Nomor 311/Aek Kota Batu atas
nama Julia Manurung. Oleh karena Penggugat mengklaim tanah seluas 1.098 m²
yang telah diterbitkan Sertipikatnya oleh Tergugat atas nama Tergugat II
Intervensi i.c. JULIA MANURUNG, sebelum menguji keabsahan Surat
Keputusan Tata Usaha Negara a quo maka terlebih dahulu harus dibuktikan
terlebih dahulu siapa pemilik obyek sengketa dan apakah benar obyek tanah
sebagaimana dimaksud Penggugat adalah obyek tanah yang sama yang saat ini
telah diterbitkan obyek sengketa a quo, yang mana hal ini merupakan sengketa
perdata yang menjadi kewenangan mutlak Pengadilan Negeri.

Anda mungkin juga menyukai