Anda di halaman 1dari 23

FISIOLOGI TUMBUHAN

NUTRISI MINERAL

OLEH KELOMPOK 2

RAHMA APRIDIATI (2130106044)


SUSANTI (2130106055)
ULFA SAPUTRI (2130106057)
ZAHRA RAMADHANI (2130106062)

DOSEN PENGAMPU:
DWI RINI KURNIA FITRI M.Si

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
BATUSANGKAR
2023/1445H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Komposisi Kimia Tumbuhan..........................................................................................2
B. Makro dan Mikro Nutrien...............................................................................................4
C. Transport Mineral Secara Aktif dan Pasif.......................................................................6
D. Fungsi Mineral dan Gejala Defisiensi.............................................................................7
E. Ayat Al-Qur’an..............................................................................................................17
BAB III PENUTUP................................................................................................................19
A. Kesimpulan...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya
nutrisi mineral tidak tersedia, tumbuhan tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik, sedangkan pada konsentrasi optimum, tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang
dengan sangat baik. Konsentrasi nutrisi mineral yang terlalu tinggi dapat mempunyai
efek negatif bagi tumbuhan dan dapat menyebabkan abnormalitas pada tumbuhan atau
menyebabkan kematian (Nurfadilah, 2013).
Nutrisi dan media tanam yang berbeda memberikan hasil yang berbeda pada
pertumbuhan dan hasil tanaman. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman meliputi unsur
hara makro dan mikro. Media dan nutrisi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil tanaman. Setiap mineral memiliki gejala defisiensi yang
berbeda-beda bergantung pada jenisnya, padahal jenis mineral yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sangat banyak (Rahmawati & Hizqiyah, 2017).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah dalam
pembuatan makalah tentang Nutrisi Mineral yaitu sebagai berikut.
1. Apa saja komponen kimia tumbuhan
2. Apa saja makro dan mikro nutrien
3. Bagaimana mekanisme transport mineral secara aktif dan pasif
4. Apa saja fungsi mineral dan gejala defisiensi
5. Apa ayat yang menjelaskan mengenai nutrisi mineral
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dijelaskan bahwa tujuan
penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Merinci komposisi kimia tumbuhan
2. Menunjukkan makro dan mikro nutrien
3. Merici transport mineral secara aktif dan pasif
4. Menjelaskan fungsi mineral dan gejala defisiensi
5. Menunjukkan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komposisi Kimia Tumbuhan
Tumbuhan menggabung unsur-unsur tersebut dengan berbagai cara untuk
menghasilkan beberapa kelompok senyawa sebagai hasil dari metabolisme yaitu
keseluruhan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup. Senyawa yang terdapat
pada tumbuhan secara sederhana dibedakan menjadi metabolit primer dan metabolit
skunder. Metabolit primer terdapat pada semua tumbuhan dan mempunyai peranan
tertentu dalam metabolisme. Metabolit skunder umumnya terdapat dalam jumlah
terbatas dan peranannya belum jelas. Empat kelompok utama metabolit primer yaitu
Karbohidrat, Protein, Asam nukleat dan Lipida. Kemudian ada tiga kelompok utama
metabolit sekunder pada tumbuhan yaitu Alkaloid, Terpenoid dan Fenolik.
Berikut merupakan kandungan dari metabolit primer.
1. Karbohidrat
Karbohidrat disusun dari unsur-unsur C, H dan O dengan perbandingan 1:2:1
(CH2 O). Karbohidrat berperan sebagai senyawa penyusun, cadangan energi bagi
proses kehidupan dan bahan dasar bagi senyawa lain. Gula dan tepung termasuk
dalam golongan karbohidrat. Karbohidrat terdapat pada serat dan kayu.
Karbohidrat merupakan senyawa organik yang paling banyak. ditemukan pada
tumbuhan. Karbohidrat yang terdiri dari satu monomer disebutmonosakarida
sedangkan polimer dari karbohidrat disebut polisakarida.
a. Monosakarida adalah karbohidrat sederhana. Monosakarida yang dibentuk dari
rantai karbon yang terikat dengan atom hidrogen dan oksigen, contohnya
glukosa C6H12O6. Monosakarida yang mempunyai 6 atom C disebut heksosa,
contohnya glukosa dan fruktosa. Monosakarida yang mempunyai 5 atom C
disebut pentosa contohnya ribosa, dioksiribosa. Monosakarida dapat ditemukan
dalam bentuk rantai atau cincin, walaupun bentuk cincin lebih umum.
b. Disakarida adalah senyawa karbohidrat yang terbentuk dari ikatan dua
monosakarida. Sukrosa adalah disakarida yang dibentuk dari gabungan glukosa
dan fruktosa. Sukrosa adalah bentuk gula yang banyak ditransportasi ke seluruh
tumbuhan. Maltosa dibentuk dari gabungan dua glukosa.
c. Polisakarida adalah polimer dari monosakarida. Polisakarida yang umum
terdapat pada tumbuhan adalah tepung dan selulosa. Keduanya merupakan
polimer dari glukosa. Tepung adalah polimer dari alpa glukosa. Tepung

2
mempunyai dua bentuk yaitu amilum dan amilopektin. Tepung merupakan
cadangan energi utama pada tumbuhan. Selulosa adalah polimer dari beta
glukosa. Selulosa membentuk rantai lurus yang disebut mikrofibril dan terdapat
pada dinding sel. Selain kuat, selulosa juga elestis dan fleksibel. Sangat jarang
ditemukan pada organisme selain tumbuhan. Selulosa merupakan penyusun
utama struktur tumbuhan seperti kayu dan serat. Glikogen adalah polimer dari
alpa glukosa yang bercabang-cabang. Glikogen sebagai cadangan polisakarida
banyak terdapat pada manusia dan fungi.
2. Protein
Protein merupakan polimer dari nitrogen yang mengandung senyawa yang
disebut asam amino. Protein berfungsi sebagai senyawa struktural dan sebagai
enzim. Terdapat 20 macam asam amino esensial pada tumbuhan. Protein juga
berperan dalam beberapa fungsi penting seperti, dalam transportasi, penyusun
struktur, regulator, bahan cadangan.
3. Lipida
Lipid mencakup lemak, minyak, senyawa mirip lemak, beberapa vitamin dan
steroid. Lipida merupakan sumber energi utama dan senyawa senyawa struktural
bagi makhluk hidup. Juga berperan sebagai vitamin dan penghambat kehilangan
air. Lemak berbentuk padat pada suhu ruang, sedangkan minyak berbentuk cair.
a. Trigliserida terbentuk dari tiga asam lemak yang terikat pada sebuah molekul
gliserol. Minyak pada biji merupakan sumber energi yang digunakan pada saat
perkecambahan.
b. FosfoLipida terbentuk dari ikatan dua asam lemak pada gugus fosfat yang
mempunyai gugus kepala. FosfoLipida sangat penting karena membentuk
membran sel.
c. Lilin adalah campuran komplek dari asam lemak terikat pada rantai panjang
alkohol. Lilin lebih padat dan kedap air dari lemak lainnya. Kutin adalah lilin
yang tedapat pada tumbuhan dan sebagai komponen utama kutikula yang
menutupi permukaan daun, bunga, buah dan batang sebagai penghalang air dan
OPT. Lilin juga ada pada suberin yaitu senyawa kedap air yang terdapat
padasel gabus dan dinding sel dari endodermis (Advinda, 2018).

3
Berikut merupakan kandungan dari metabolit sekunder.
1. Alkaloid paling sedikit ada 10.000 macam alkaloid yang telah diisolasi dari
tumbuhan.
2. Terpenoid adalah polimer dari isoprena yaitu suatu hidrokarbon dengan lima atom
karbon. Isoprena dipancarkan oleh daun sehingga menyebabkan kabut menyelimuti
hutan pada hari yang panas. Monoterpen mencakup beberapa minyak penting
seperti menthol yang memberikan aroma khas pada tanaman. Senyawa ini sering
dihasilkan pada jaringan luar pada permukaan tanaman. Karotenoid adalah
golongan terpenoid yang mencakup pigmen seperti betakaroten dan lycopen yang
menyebabkan warna merah pada tomat.
3. Fenolik adalah senyawa benzena yang mengikat gugus OH. Beberapa fenolik
berperan sebagai pelindung dari sinar UV, senyawa anti mikroba, senyawa anti
herbivora, dan anti oksidan. Flavonoid adalah pigmen penting ditemukan pada
epidermis kebanyakan tumbuhan. Salah satu golongan flavonoid adalah
anthosianin yaitu pigmen yang larut dalam air yang memberikan warna merah,
pink, dan ungu pada tumbuhan. Tannin adalah senyawa yang memberikan rasa
pahit pada tumbuhan sehingga terlindung dari herbivora. Lignin adalah fenolik
penting yang dihasilkan oleh jaringan vaskular untuk memberikan kekuatan
struktural (Oktavia & Sutoyo, 2021)
B. Makro dan Mikro Nutrien
Nutrisi yang diperlukan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
unsur makro atau makronutrien dan unsur mikro atau mikronutrien.
1. Makronutrien
Makronutrien adalah unsur-unsur di alam yang diperlukan tumbuhan dengan
jumlah yang relatif lebih banyak (misalnya: Karbon, Hidrogen, Oksigen, Kalium,
Fosfat, Magnesium, Sulfur, Kalsium) (Vertygo, 2021)
Nutrisi esensial yang terdapat pada tumbuhan dalam konsentrasi besar (1
hingga 10 mg/gram bahan kering) disebut makro nutrien, dan mikronutrien atau
trace element bahan kimia yang terdapat dalam konsentrasi rendah pada tumbuhan
(kurang dari 0,1 mg per gram dari bahan kering. Contoh makronutrien adalah
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K),
Belerang (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg). Sedangkan mikronutrien contohnya
Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B),
4
Klor (CI), Natrium (Na), Kobal (Co), dan Silikon (Si). Makronutrien karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O) mencapai 98% dari total berat segar tumbuhan.
Nutrisi struktural ini biasanya diperoleh dari udara dan air.
(Wahidah & Achmad, 2020)
.
Unsur hara makro terdiri atas C, H, O, N, P, K, Ca Mg dan S dan unsur hara
mikro yaitu Mn, Cu, Fe, Mo, Zn, B sesuai kebutuhan yang telah tersedia di dalam
larutan nutrisi untuk pertumbuhan dan kualitas tanaman (Wasonowati et al., 2013).
2. Mikronutrien
Mikronutrien atau elemen lain yang diakui yang memain- kan peran penting di
beberapa tumbuhan. Ini termasuk nat- rium (Na), selenium (Se), dan silikon (Si).
Sodium sangat pen- ting untuk konsentrasi karbon pada tumbuhan C4 (rumput). Di
tumbuhan lain, kelebihan natrium bisa menimbulkan masalah. Selenium beracun
bagi sebagian besar tumbuhan tetapi tumbuhan tertentu mengakumulasi selenium
sebagai pertahanan terhadap predasi. Pada rumput laut, selenium berfungsi sebagai
nutrisi esensial. Silikon, karena perannya yang diakui dalam nutrisi tumbuhan,
terutama dalam kondisi "stres", telah disebut sebagai elemen fungsional, nutrisi
yang bermanfaat, atau nut- risi semu esensial. (Baiq Farhatul Wahidah, 2020)
Mikronutrien hanya diperlukan tumbuhan dengan jumlah yang relatif lebih
sedikit (misalnya: Boron, Chlorin, Mangan, Molibdenum, Nikel, Zink)
(Vertygo, 2021)
.
Nutrien harus dijaga ketersediaannya dalam tubuh tumbuhan agar tetap dalam
kondisi seimbang. Bila semua nutrien ini terdapat dalam kondisi berlebihan atau
eksesif, maka akan dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan dan menurunkan
produktivitasnya. Kelebihan dari salah satu nutrien juga akan menyebabkan
sulitnya tumbuhan menyerap nutrien lainnya. Misalnya, terlalu banyak tumbuhan
mengambil nitrogen akan menyebabkan tumbuhan tersebut sulit untuk menyerap
kalium. Sebaliknya, apabila nutrien terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit
maka tumbuhan dikatakan mengalami gejala defisiensi. Beberapa contoh nutrien
pada tumbuhan beserta gejala defisiensinya dapat dilihat pada Tabel berikut.

5
C. Transport Mineral Secara Aktif dan Pasif
Mineral merupakan penentu utama pertumbuhan dan kesuburan tanaman di
alam dan pertanian. Tumbuhan membutuhkan 17 unsur penting untuk menyelesaikan
siklus hidupnya. Menipisnya unsur-unsur tersebut menyebabkan berbagai gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Tumbuhan menyerap 14 dari 17 unsur tanah:
nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), belerang (S), kalsium (Ca), magnesium (Mg),
besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), molibdenum (Mo), boron (B),
klorida (Cl) dan nikel (Ni).
1. Transpot aktif Mekanisme pengangkutan unsur hara ke tumbuhan ini terjadi
dengan bantuan energi metabolisme sel tumbuhan. Proses ini bergantung pada
pergerakan ion dari sel luar ke sel dalam dan sebaliknya. Ada beberapa metode
yang digunakan untuk mengangkut mineral ke tanaman yaitu:
a. Difusi Ahli fisiologi tumbuhan membuktikan bahwa permukaan akar tumbuhan
memiliki konsentrasi yang lebih rendah. Agregator tanah juga menggabungkan
beberapa unsur hara bermuatan positif seperti Ca++, K+, dan Mg++. Selain itu,
permukaan agregator tanah memiliki konsentrasi yang lebih tinggi. Oleh karena
itu ion-ion ini berpindah ke akar melalui proses difusi. Penyerapan ion mineral
melawan gradien konsentrasi memainkan peran penting dalam tanaman.
2. Transpor pasif Metode nutrisi ini berlangsung tanpa gangguan penyerapan
langsung energi metabolik.

6
a. Transportasi Floem Selain dua metode penting tersebut, ada juga metode lain
yang membantu mengangkut makanan dan mineral dari daun ke bagian
tanaman lainnya. Setelah sintesis makanan di daun, dibutuhkan untuk
berpindah ke sel lain melalui jaringan Floem. Transportasi ini terjadi dari
sumber ke tongkat. Selain itu, pergerakan transpor floem bersifat dua arah.
Misalnya, di awal musim semi, makanan berpindah dari akar ke tunas baru
dengan arah ke atas. Mineral yang diserap oleh akar berpindah ke daun melalui
banyak pembuluh seperti pipa. (Lestari & Susantini, 2020).
D. Fungsi Mineral dan Gejala Defisiensi
Mineral makro contohnya seperti kalsium, kalium, magnesium, fosfor,
natrium, dan klorida. Mineral mikro contohnya zat besi, zat tembaga, zinc, yodium,
selenium, mangan, fluor, kronium, molibdenum, dan sulfur. Tanaman dalam
pertumbuhan dan produksinya membutuhkan makanan seperti halnya makhluk yang
lain.
Selama proses siklus hidupnya, setidaknya ada enam belas unsur hara esensial
yang dibutuhkan dengan tiga elemen berasal dari atmosfer dan tanah yaitu karbon,
hidrogen dan oksigen sedangkan sisanya yaitu nitrogen, fosfor, kalium, kalsium,
magnesium, belerang, besi, seng, mangan, tembaga, boron, molibdenum, dan klorin
berasal dari mineralisasi tanah dan bahan organik tanah atau melalui penambahan dari
pupuk organik dan anorganik.
Kebutuhan unsur hara pada setiap jenis tanaman adalah unik dengan tingkat
optimal kisaran nutrisi dan tingkat kebutuhan minimum yang berbeda-beda. Tanaman
akan mengalami gejala defisiensi apabila unsur hara berada pada tingkat
minimumnya, sedangkan apabila unsur hara diberikan dalam jumlah berlebih
menyebabkan toksisitas ditandai dengan pertumbuhan dan produksi yang tidak
normal. Oleh karena itu, jumlah dan kesimbangan unsur hara dalam tanah sangat
perlu sekali dijaga misalnya dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan.
Fungsi Mineral
1. Nitrogen
Nitrogen adalah unsur hara yang memiliki penyebaran paling luas. Kandungan
N di atmosfer mencapai 3,8 x 1015. Pada tanaman, unsur N dijumpai dalam
bentuk anorganik maupun organik dan menyerapnya dalam bentuk nitrat (NO3- )
dan amonium (NH4+), senyawa-senyawa amino dan protein (bahan organik).
Unsur amonium (NH4+) adalah unsur yang paling banyak diserap tanaman

7
sehingga N total berkorelasi lebih erat dengan ammonium (NH4+) dibandingkan
yang lainnya. Adapun peran dari unsur hara N bagi tanaman yaitu:
a. Membentuk asam amino yang berperan sebagai bahan pembentukan protein
apabila secara biologis bergabung dengan C, H, O dan S. Protein yang
dihasilkan nantinya memiliki berbagai fungsi bagi tumbuhan misalnya sebagai
pendukung, mengangkut substansi lain, pengkoordinasi aktivitas organisme,
perespon sel terhadap rangsangan, pergerakan, perlindungan terhadap hama
dan penyakit, mempercepat reaksi-reaksi kimiawi secara selektif. Selain itu,
asam amino juga berperan dalam pembentukan protoplasma dan pembelahan
sel sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang.
b. Nitrogen berperan dalam semua reaksi enzimatis dalam tanaman karena semua
enzim tumbuhan berasal dari protein.
c. Nitrogen merupakan salah satu unsur penyusun klorofil yang menjadi agen
utama dari kloroplas. Klorofil a dan klorofil b pada tumbuhan tingkat tinggi
merupakan pigmen utama fotosintetik yang berperan guna menyerap cahaya
violet, biru, merah dan memantulkan cahaya hijau oleh karena itu kandungan
klorofil pada daun tanaman akan memengaruhi reaksi fotosintesis dan apabila
reaksi fotosintesis tidak maksimal maka akan berdampak pula terhadap
senyawa karbohidrat yang dihasilkan.
d. Nitrogen merupakan komponen dari beberapa vitamin yang nantinya
dihasilkan oleh tanaman untuk dikonsumsi oleh manusia.
e. Pada tanaman sayuran daun dan tanaman berbiji, N berperan dalam
peningkatan kualitas dan kuantitas dari bahan kering yang dihasilkan dan
kandungan protein di dalamnya.
2. Fosfor
Fosfor secara umum berada di kulit bumi dengan konsentrasi 0,1% atau setara
dengan 2 ton/ha dengan bentuk yang paling banyak adalah apatit batuan beku dan
bahan induk tanah. Kedua bentuk ini menyebabkan P tidak tersedia secara
langsung bagi tanaman. Sumber P juga berasal dari proses mineralisasi P- organik
yang mengimobilisasikan P dari larutan tanah dan hewan serta sisa-sisa tanaman
melalui proses dekomposisi dengan kandungan 1% dimana guna menghasilkan 10
kg P dibutuhkan 1 ton bahan organik tanah yang telah melewati proses
dekomposisi dengan nisbah C/N rasio 10 ammonium (NH4+) Unsur P-tersedia
lebih cepat menjadi tidak tersedia dibandingkan N dikarenakan terikat oleh kation

8
tanah atau terfiksasi pada permukaan positif koloid tanah. Adapun peranan dari
unsur P sebagai berikut:
a. Peran utama P dalam proses fotosintesis dan respirasi adalah dalam proses
penyimpanan dan transfer energi sebagai ADP (Adenosin difosfat) dan ATP
(Adenosin trifosfat) serta DPN (Nukleotida difosopiridin) dan TPN (Nukleotida
trifosopiridin) sehingga unsur P berperan vital dalam penyediaan energi
kimiawi yang terlibat dalam produksi panas, cahaya dan gerak.
b. Sebagai salah satu aktivator dari enzim, unsur P berperan dalam mengatur
reaksi enzimatis misalnya dalam proses sintesis amilosa lewat peran enzim
fosforilase glukosan.
c. Unsur P merupakan komponen utama dari bagian struktur RNA (Ribonucleic
acid) dan DNA (Deoxyribonucleic acid) yang berisi informasi materi genetik
dari suatu tanaman. DNA bertanggung jawab dalam mentransfer dan
menyimpan informasi genetika dalam jangka waktu yang panjang, sedangkan
RNA secara langsung berperan dalam mengkode asam amino yang bertindak
sebagai pembawa pesan antara DNA dan ribosom untuk membuat protein. Pada
beberapa organisme primitif RNA digunakan untuk mengirimkan informasi
genetika dan mungkin merupakan molekul yang menyimpan cetak biru
genetika.
d. Unsur P berperan penting dalam mengurangi kejadian suatu penyakit pada
beberapa tanaman dan juga ditemukan berperan dalam meningkatkan kualitas
tanaman tertentu.
e. Unsur P lebih banyak dibutuhkan pada bagian yang memiliki aktivitas
metabolisme yang tinggi dan pembelahan sel yang cepat seperti di pucuk dan
ujung akar, saat inisiasi bunga, dan pembentukan, perkembangan dan
pematangan biji dan buah. Oleh karena itu, kekurangan unsur ini menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi lambat, lemah dan
terhambat dengan gejala awal yang tampak adanya perubahan warna daun yang
lebih gelap pada daun yang lebih tua karena unsur ini relatif mobile pada
tumbuhan.
3. Kalium
Unsur hara K merupakan unsur hara kedua yang paling banyak diserap oleh
tanaman setelah unsur hara N. K dalam larutan tanah merupakan hasil suplai dari
pelarutan mineral-mineral K (Feldspar, mika, liat), K tertukar yang berasal dari

9
koloid tanah dan berasal dari mineralisasi bahan organik/pupuk. Kandungan K
dalam kerak bumi mencapai 2,6% sedangkan untuk bahan duk dan tanah muda
mengandung 2-2,5% K atau setara dengan 40-50 ton K/ha. Unsur hara diserap
tanaman dalam bentuk K+ melalui proses difusi, aliran massa dan intersepsi akar
dengan rata-rata unsur ini Menyusun 1,0% bagian tanaman. Adapun fungsi dari
unsur K yaitu:
a. Penyusun utama komponen tanaman seperti protoplasma, lemak dan selulosa.
b. Berperan dalam metabolisme karbohidrat (pembentukan, pemecahan dan
translokasi pati) dengan mempertahankan keseimbangan muatan listrik di
tempat produksi ATP dan K berperan dalam mentranslokasikan fotosintesis
(Gula) untuk pertumbuhan tanaman atau penyimpanan dalam buah-buahan atau
akar. Selain itu, K bersama dengan unsur nitrogen juga berperan dalam sintesis
protein.
c. Pengaturan pemanfaatan dan penyerapan dari unsur hara lain.
d. Menetralisir asam-asam organik penting.
e. Aktivitas berbagai jenis enzim (katalisator).
f. Pengaturan dalam membuka dan menutupnya stomata sehingga tanaman dapat
menyesuaikan diri untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan K juga
berpengaruh dengan hal-hal lain yang berkaitan dengan penggunaan air.
g. Unsur ini juga berperan dalam menurunkan efek kelebihan dari pemberian
unsur hara N sehingga tanaman tidak terlalu rentan terhadap serangan hama
dan penyakit, rapuh dan mudah rontok pada bagian daun, cabang batang, bunga
dan buah.
4. Kalsium Kalsium (Ca) merupakan kation divalen yang diserap tanaman dari tanah
dalam bentuk ion kalsium (Ca2+). Kalsium sebagian besar berasal dari sumber
geologis pelapukan material tanah dan merupakan ion utama dalam pertukaran
kation tanah. Unsur ini terakumulasi pada daun yang lebih tua dan dapat
mengaktifkan enzim tertentu untuk memainkan peran penting dalam mengatur
aktivitas metabolisme. Unsur kalsium dibutuhkan oleh jaringan meristematik dan
diferensiasi. Fungsi unsur kalsium yaitu:
a. Kalsium merupakan penyusun struktur dinding sel dan transduksi sinyal pada
tumbuhan, sehingga tanaman yang kekurangan kalsium akan menunjukkan
terhambatnya pertumbuhan tunas, daun muda dan ujung akar.

10
b. Membantu dalam stabilitas dan plastisitasnya membran dengan
mempertahankan integritas sel dan membran permeabilitas serta pemeliharaan
struktur kromosom. Kalsium juga berperan dalam membran plasma sebagai
second messenger. Kalsium diperlukan untuk sintesis dinding sel baru,
khususnya untuk lamella tengah. Pada lamella tengah kalsium membentuk
ikatan elektrostatik dengan komponen organik (menggabungkan
poligalakturonat dengan gugus RCOO-).
c. Sebagai kofaktor beberapa enzim yang terkait dengan hidrolisis ATP dan
fosfolipid.
d. Bertindak sebagai agen detoksifikasi dengan menetralkan asam organik pada
tumbuhan, karena pada umumnya sangat jarang tanaman tumbuh pada tanah
yang kekurangan kalsium. Namun kalsium dapat dibatasi ketersediaannya pada
tanaman yang tumbuh di pH rendah, hal ini dilakukan karena banyak logam
tersedia pada tanah pH rendah (contoh aluminium) yang bersifat racun apabila
berlebihan diserap oleh tanaman. Peran kalsium pada proses adaptasi
lingkungan berkaitan erat dengan kerja calmodulin. Beberapa kenampakan
proses fotomorfogenesis yang berkaitan dengan mekanisme adaptasi tanaman
terhadap cekaman lingkungan seperti perubahan potensial membran, gerakan
daun, perluasan daun, dan sintesis pigmen, yang kesemuanya melibatkan
proses induksi dan sintesis enzim melalui kerja fitokrom.
e. Secara tidak langsung Ca membantu meningkatkan produktivitas panen dengan
mengurangi keasaman tanah.
5. Sulfur
Sulfur/belerang (S) adalah komponen struktural amino acid, protein, enzim
dan vitamin yang sangat penting untuk menghasilkan klorofil. Belerang berasal
dari pelapukan bahan tanah induk/produk samping pembakaran bahan bakar fosil
yang menghasilkan gas mengandung belerang hidrogen sulfida dan belerang
dioksida, kemudian gas ini diubah menjadi asam sulfat dari hujan asam. Unsur ini
dapat ditemukan pada protein dan enzim yang mengatur fotosintesis dan fiksasi
nitrogen. Tanaman umumnya menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO42-). Pupuk
sulfur merupakan solusi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sulfur pada
tanaman. Kandungan sulfur pada lahan pertanian di daerah humid dan semi humid
sekitar 100 hingga 500 mg kg-1 atau 0,01 hingga 0,05% S, sedangkan pada tanah

11
di daerah tropis kandungan S rendah dikarenakan rendahnya kandungan bahan
organik Sulfur memiliki fungsi di antaranya:
a. Sulfur merupakan penyusun asam-asam amino esensial (sistin, sistein,
methionin). Asam amino ini kemudian banyak perperan dalam pembentukan
klorofil tanaman dan sintesis protein serta pembentukan struktur tanaman.
Selain itu, sulfur juga berperan membentuk ikatan disulfida antara rantai
polipeptida yang berperan dalam pentuan rasa untuk banyak sayuran dan
merupakan salah satu penyusun koenzim A dan hormone biotin serta thiamin
yang dalam proses metabolisme karbohidrat. Dari total S yang ada pada
tumbuhan, sepertiga hingga setengahnya harus tersedia sebagai SO4 agar
pertumbuhan tanaman mencapai optimal. Ion SO4 harus ada di tempat reduksi
pada tingkat yang memadai untuk reduksi dan asimilasinya. Selain itu, ion SO4
juga bersama dengan sejumlah kation dan anion berperan agar sel dan
membrane berfungsi dengan baik dalam jaringan tanaman. Ion SO4 yang
terkait dengan metabolit organik memberikan kelarutan yang lebih besar karena
sifat hidrofiliknya.
b. Membantu stabilisasi struktur protein, S dalam protein terikat menjadi sistein (-
C-SH), metionin (-CS-CH3) dan sistin (-CSSC-).
c. Membantu produksi benih dan bentuk bintil.
6. Magnesium
Magnesium (Mg) adalah kation divalent namun berbeda dengan kalsium yang
sumber utamanya dari pelapukan bahan induk dalam tanah dan sebagian umum
ditemukan dari kompleks pertukaran kation dalam tanah. Magnesium diserap
tanaman dalam bentuk Mg2+ divalent. Unsur ini cukup melimpah dan bergerak
sebagai ion terlarut untuk countering penting berbagai anion organic dan
anorganik. Kemiripan unsur MG dan Ca adalah divalensi dan kemampuan
membentuk ikatan kimia yang agak stabil, tetapi umumnya ikatan Ca lebih ulet
daripada Mg. Mg dalam klorofil terkait dengan N dari empat kelompok porfirin
melalui ikatan kovalen parsial dan menyumbang sekitar 15-20% dari total Mg pada
tanaman. Adapun fungsi magnesium ialah:
a. Penyusun utama struktur utama klorofil dan terlibat dalam sintesis asam
nukleat. Karena magnesium ialah komponen penting penyusun klorofil, maka
tanaman yang kekurangan magnesium sering menunjukkan gejala klorosis.

12
Gejala klorosis cenderung muncul pertama pada jaringan dewasa karena
magnesium dapat ditranslokasikan di dalam tanaman.
b. Magnesium merupakan komponen penstabil ribosom pada tumbuhan, yang
digunakan untuk pembentukan pembentukan buah dan kacang serta penting
untuk perkecambahan biji.
c. Membantu pergerakan gula dalam tanaman.
d. Mendukung penyerapan dan translokasi fosfor dan activator alosterik lebih dari
300 enzim.
7. Besi
Besi dalam kerak bumi ada sekitar 5% dan diserap tanaman dalam bentuk ion
ferri (Fe3+) dari ion ferro (Fe2+) yang dioksidasi secara reversibel selama transfer
elektron. Beberapa Fe hadir dalam bentuk terlarut dan beberapa terikat oleh
membrane. Kadar Fe dalam tanah sekitar 0,7-55%, sedangkan dalam tanaman
sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas/sitoplasma. Dalam kloroplas Fe di
ferodoksin hadir dalam bentuk divalent dan trivalent. Kebutuhan Fe tanaman
sebanding dengan kebutuhan Mn, tanaman yang kekurangan unsur ini akan
mengalami pucat warna daun kemudian menguning dan pembuluh darah
membesar. Secara umum fungsi dari unsur besi adalah:
a. Membantu sintesis DNA, respirasi dan fotosintesis
b. Pemelihara struktur dan fungsi kloroplas
c. Activator enzim katalase, peroksidase
d. Transfer elektron
e. Membantu perkembangan meristem ujung akar
8. Mangan
Mangan (Mn) terkandung pada batuan primer yang tersusun oleh mineral
sekunder berbahan ferro-magnesian, seperti pirolusit, redokrosit, braunit, rhodonite
dan manganit. Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 200-300 ppm yang terbentuk
dari pelapukan batuan. Mangan diserap tanaman dalam bentuk ion Mn2+, kadar
ion ini tergantung pada reaksi oksidasi-reduksi yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti pH, bahan organic, aktivitas mikroorganisme dan kelembaban tanah.
Defisiensi unsur ini pada tanaman menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan
pembentukan tunas baru, bercak keabuan hingga kecoklatan pada tanaman serealia
dan menghambat pertumbuhan akar. Secara umum fungsi dari unsur mangan
adalah sebagai berikut:

13
a. Kofaktor aktivasi enzimatik/inhibitor jika Mn pada konsentrasi tinggi
b. Pengontrol biosintesis lignin dan suberin, fenol dan fotosintesis
c. Penyusun ribosom dan mengaktifkan polymerase
d. Membantu pembentukan keratin, riboflavin dan asam askorbat
e. Membantu produksi oksigen selama fotosintesis karena sebagai pemisah antara
air dan oksigen
f. Sebagai pengatur beberapa sistem oksidasi dan reduksi
g. Berpartisipasi pada proses fotolisis dalam fotosistem II
h. Mengaktifkan indole acetic acid oxidase, yang kemudian mengoksidasi indole
acetic acid pada tanaman.
9. Zink
Seng diserap tanaman dalam bentuk Zn2+ yang merupakan hasil dari
pelapukan mineral dan penyusun 0,002% tanaman. Zn dalam tanah tersedia sekitar
antara 16-300 ppm. Seng merupakan kofaktor fungsional dari sejumlah besar
enzim. Jumlah seng yang dibutuhkan dalam 1 siklus pertumbuhan tanaman
sebanding dengan jumlah mangan. Apabila tanaman kekurangan unsur ini maka
akan mengalami klorosis, tanaman kerdil, ruas batang memendek dan daun
mengecil. Fungsi dari Seng secara umum yaitu:
a. Ikut berperan dalam biosintesis asam indol asetat, sintesis protein dan sintesis
protein
b. Sebagai pembentuk hormone tumbuh
c. Berperan dalam pematangan biji-bijian
d. Activator beberapa enzim seperti enolase, aldolase, asam oksalat,
dekarboksilase, lesitinase, dll.
e. Berperan dalam biosintesis auksin dan pemanjangan sel serta ruas batang
10. Tembaga
Tembaga merupakan unsur penyusun 0,0006% tanaman, Cu diserap tanaman
dalam bentuk kation Cu2+ dan dapat diserap dalam bentuk senyawa kompleks
organic, seperti Cu-EDTA dan Cu-DTPA. Tembaga terbentuk dari pelapukan
mineral, beberapa mineral yang mengandung unsur ini adalah kalkosit, kalkopirit,
tenorit, krisokola, kovelit, kuprit, malakit dan brokantit. Cu dalam tanaman banyak
terdapat dalam kloroplas dan diikat oleh plastosianin. Tanaman yang kekurangan
unsur ini mengalami gangguan pada pembungaan dan pembuahan, warna daun

14
muda menguning dan tumbuh kerdil, daun layu, pucuk mengering serta batang dan
tangkai daun lemah. Memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Activator enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat- fenolase
dan laktase
b. Membantu metabolisme karbohidrat dan protein
c. Membantu perkembangan tanaman tahap generatif.

11. Boron
Boron merupakan unsur yang berasal dari formalin (golongan mineral),
apabila terlapuk akan menghasilkan ion borat (BO3). Pola ketersediaan B mirip
dengan P, yaitu maksimum pada pH 8,75. Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk
asam borat (H3BO3) atau ion borat (H4BO72-, H2BO3-, HBO32-, BO33-). Boron
menyusun sekitar 0,002% tanaman. Adapun fungsi boron adalah:
a. Membantu metabolisme karbohidrat dan translokasi gula ke membran
b. Membantu proses fisiologis tanaman seperti perkembangan akar, pembungaan,
perkecambahan serbuk sari, pembuahan, dan pembentukan buah serta biji
c. Membantu prose sintesis karbohidrat, sintesis asam nukleat dan pergerakan
hormon.
12. Molibdenum
Molybdenum ialah komponen struktural dari enzim nitrogenase dan nitrat
reductase. Mo menyusun 0,00001% tanaman yang diserap tanaman dalam bentuk
MoO42-. Molibdenum dalam tanah berasal dari pelapukan mineral yang
terakumulasi dalam bahan organic/diabsorbsi oleh fraksi liat bermuatan positif,
contohnya liat oksida, kaolinit, gibsit dan geothit. Ketersediaan Mo dalam tanah
sebesar 0,2-36 ppm. Tanaman yang kekurangan unsur ini akan mengalami daun
yang menggulung dan Berwarna hijau pucat dan tanaman tumbuh abnormal.
Fungsi dari Mo ialah:
a. Sebagai pembentuk protein.
b. Dapat meningkatkan pengikatan nitrogen oleh bakteri simbiotik. Mo
dibutuhkan tanaman sebagai komponen dalam sistem enzim utama, yaitu
nitrogenasi pada legume yang berperan dalam fiksasi N2 bebas dan enzim
nitrat reductase. Kedua ion tersebut terlibat dalam konversi nitrat menjadi
amonium.
13. Klor

15
Klor merupakan unsur yang menyusun 0,01% tanaman dan diserap oleh
tanaman dalam bentuk ion Cl-. Ketersediaan anion Cl- cukup melimpah namun
hanya digunakan sedikit oleh tanaman, hal ini karena adanya penguapan dari laut
ke atmosfer yang kemudian terlarut dalam air hujan. Tanaman yang kekurangan
unsur ini akan mengalami klorosis pada daun muda, akar tidak dapat tumbuh
memanjang, brozing dan layu. Adapun fungsi klor pada tanaman adalah:

a. Activator sistem produksi O2 pada proses fotosintesis


b. Membantu meningkatkan tekanan osmotic sel, regulasi stomata dan
peningkatan hidrasi jaringan tanaman
c. Membantu menentukan konsentrasi zat terlarut dan keseimbangan anion-
kation dalam sel (Purba et al., 2021).
Gejala Defisiensi
Sumber utama makro dan mikronutrien pada tanaman berasal dari media
tanam, sehingga ketika media tanam, dalam hal ini tanah mengalami kekurangan
(defisiensi) ataupun kelebihan (toksisitas) unsur hara tertentu akan memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Umumnya, tanaman mengalami defisiensi
unsur hara karena ketersediaan unsur hara tersebut di dalam tanah rendah. Namun
keberadaan unsur hara dalam jumlah yang banyak di dalam tanah tidak dapat
menjamin tanaman terhindar dari kondisi defisiensi nutrisi, karena kondisi defisiensi
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan dapat dipengaruhi oleh cekaman biotik
maupun abiotik, misalnya kondisi tanah, misalnya pH tanah yang terlalu rendah
(asam), kondisi pertumbuhan tanaman, dan infeksi penyakit.
Kondisi defisiensi unsur hara juga dapat terjadi karena terjadi toksisitas unsur
hara esensial tertentu ataupun unsur-unsur hara non esensial yang bisa menjadi
inhibitor untuk penyerapan suatu unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman.
Tanaman secara umum akan menunjukkan gejala jika mengalami masalah unsur hara
yang merupakan respon tanaman akibat gangguan proses fisiologis. Umumnya gejala
yang timbul berupa perubahan morfologi yang tidak normal seperti pertumbuhan yang
melambat, perubahan bentuk dan warna daun. Oleh karena itu, gejala kelainan nutrisi
bisa menjadi panduan untuk mengidentifikasi defisiensi ataupun toksisitas unsur hara
pada tanaman karena gejala yang terlihat pada tanaman ketika mengalami masalah
nutrisi erat kaitannya dengan peranan unsur hara tersebut bagi tanaman.

16
Kekurangan ataupun tidak tersedianya unsur hara esensial bagi tanaman akan
menyebabkan munculnya gejala defisiensi pada tanaman yang bisa dilihat secara
visual. Umumnya indikasi awal terjadinya defisiensi unsur hara dapat diamati dengan
jelas pada daun tanaman, baik daun muda (daun baru) maupun daun tua (daun
dewasa).
Defisiensi unsur hara akibat unsur hara yang immobile ataupun kurang mobile
seperti seng, besi, boron, tembaga, mangan, kalsium, belerang dan klorin pertama kali
akan muncul pada daun muda. Sedangkan untuk unsur hara yang mobile seperti
kalium, nitrogen, magnesium dan fosfor, gejala defisiensi pertama kali akan teramati
pada daun yang lebih tua. Sehingga hal ini bisa menjadi langkah awal dalam
menentukan jenis defisiensi unsur hara yang dialami oleh tumbuhan secara visual,
dengan melihat daun yang mengalami gejala defisiensi unsur hara yaitu daun muda
atau daun tua (Armita et al., 2022).
E. Ayat Al-Qur’an
Ayat Al-Qur’a yang berkaitan dengan materi yaitu surah Al-A’raf ayat 58.

‫َو اْلَبَلُد الَّطِّيُب َيْخ ُرُج َنَباُتُه ِبِإْذ ِن َر ِّبِهۖ َو اَّلِذ ي َخ ُبَث اَل َيْخ ُرُج ِإاَّل َنِكًداۚ َك َٰذ ِلَك‬
‫ُنَص ِّر ُف اآْل َياِت ِلَقْو ٍم َيْشُك ُروَن‬
Artinya:
“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan
tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah
Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur”.
Dalam QS. Al Araf Ayat 58 Maksud “tanah yang baik” di ayat tersebut adalah
tanah yang subur. Dimana tanah tersebut secara sains terdapat berbagai komponen
yang terkandung dalam tanah tersebut. Tanah yang baik akan berfungsi sebagai media
tanaman untuk tumbuh. Sebagai contoh sebelumnya adalah tanaman bayam yang
tumbuh dengan baik (segar) karena media (tanah) yang ditempatinya juga baik
(subur).
Hal tersebut tentu dengan izin Allah Swt. yang mengatur seluruh alam ini.
Karena ada juga tanaman yang justru tidak dapat tumbuh di tanah yang memeiliki
banyak unsur hara karena beberapa faktor. Sementara tanaman yang tumbuh subur
dengan izin Allah sudah dapat kita ketahui adalah tanaman yang memiliki berbagai
bagian yang berfungsi secara baik seperti akar untuk menyerap air dan mineral dalam
tanah yang subur. Sesuai dengan yang ada di QS. Al-A’raf ayat 58, tanaman akan

17
tumbuh subur jika tanahnya baik yaitu memiliki unsur yang mendukung pertumbuhan
tanaman.
Unsur hara yang terdapat dalam tanah salah satunya berasal dari hujan yang
diturunkan dari langit. Air hujan akan menjaga kelembapan tanah dan membuat tanah
menjadi baik untuk pertumbuhan tanaman. Dari sini jelas ada hubungan antara ilmu
sains dan ilmu agama. Dari sisi agama (Al-Qur’an) yang sudah pasti kebenarannya,
ayat tersebut tentu bagi orang awam masih berpikir secara global bahwa tanah
memiliki pengaruh dalam pertumbuhan tanaman. Adanya ilmu sains akan
menjelaskan kita detail keilmuan dari dua sisi yang berbeda. Sains menjelaskan secara
detail tentang tanah yang subur. Salah satu cara untuk mendapatkan tanah yang subur
adalah dengan cara menjaga lingkungan yang ada. Dengan memelihara lingkungan,
disana pula akan ada tanah yang baik (subur) dan tanaman yang mampu tumbuh
dengan baik. Hal itu merupakan salah satu cara bagi kita mensyukuri atas apa yang
Allah berikan. Sesuai dengan salah satu cabang ilmu sains fisika lingkungan yang
menyerukan kepada kita untuk bisa menjaga lingkungan dimana kita tinggal. Karena
itu adalah salah satu tugas dari kita sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi ini.
Bisa jadi tanah yang subur itu merupakan sumber rezeki yang halal untuk
dimanfaatkan melihat kebutuhan manusia yang selalu bergantung pada alam
(Zuhaida & Kurniawan, 2018)
.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuhan membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Komposisi Kimia Tumbuhan ada empat kelompok utama metabolit primer yaitu
Karbohidrat, Protein, Asam nukleat dan Lipida. Kemudian ada tiga kelompok utama
metabolit sekunder pada tumbuhan yaitu Alkaloid, Terpenoid dan Fenolik. Nutrisi
yang diperlukan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: unsur makro atau
makronutrien dan unsur mikro atau mikronutrien.
Mineral merupakan penentu utama pertumbuhan dan kesuburan tanaman.
Tumbuhan membutuhkan 17 unsur penting untuk menyelesaikan siklus hidupnya,
dengan begitu dibutuhkan Transport Mineral Secara Aktif dan Pasif. Mineral
memiliki fungsi yang banyak untuk tumbuhan, serta memiliki arti penting bagi
tumbuhan. Tanaman akan mengalami gejala defisiensi apabila unsur hara berada
pada tingkat minimumnya, sedangkan apabila unsur hara diberikan dalam jumlah
berlebih menyebabkan toksisitas ditandai dengan pertumbuhan dan produksi
yang tidak normal.

19
DAFTAR PUSTAKA
Advinda, L. (2018). Dasar- Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta. Deepublish Publisher.
Armita, D., Wahdaniyah, Hafsan, & Al Amanah, H. (2022). DIAGNOSIS VISUAL MASALAH
UNSUR HARA ESENSIAL PADA BERBAGAI JENIS TANAMAN. Jurnal Teknosains:
Media Informasi Sains Dan Teknologi, 16(1), 139–150.
Lestari, A., & Susantini, E. (2020). PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES MISKONSEPSI
MENGGUNAKAN FOUR-TIER TEST PADA MATERI TRANSPOR MEMBRAN. Jurnal
BIOEDU, 9(3), 131–139.
Nurfadilah, S. (2013). PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BIBIT Rhynchostylis retusa
L. (Bl.) (ORCHIDACEAE) PADA KONSENTRASI FOSFOR (P) BERBEDA The Growth
and Development of Rhynchostylis retusa L. (Bl.) Seedlings on Different Phosphor (P)
Concentrate. In Buletin Kebun Raya (Vol. 16, Issue 1).
Oktavia, F. D., & Sutoyo, S. (2021). SKRINING FITOKIMIA, KANDUNGAN FLAVONOID
TOTAL, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL TUMBUHAN
Selaginella doederleinii. Jurnal Kimia Riset, 6(2), 141–153.
Purba, T., Ningsih, H., Purwaningsih, & dkk. (2021). Tanah dan Nutrisi Tanaman. Medan.
Yayasan Kita Menulis.
Rahmawati, A., & Hizqiyah, I. Y. N. (2017). Implementasi Model Pembelajaran Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Defisiensi Nutrisi Tumbuhan pada Mahasiswa
Pendidikan Biologi Universitas Pasundan. Jurnal Biosfer, 2(1).
Vertygo, S. (2021). BIOLOGI DASAR II UNTUK TEKNOLOGI PAKAN TERNAK. Aceh. Syiah
Kuala University.
Wahidah, B. F., & Achmad, C. A. (2020). Ilmu Hara. Semarang. CV. ALINEA MEDIA
DIPANTARA.

20
Wasonowati, C., Suryawati, S., & Rahmawati, A. (2013). RESPON DUA VARIETAS TANAMAN
SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP MACAM NUTRISI PADA SISTEM
HIDROPONIK. Jurnal AGROVIGOR, 6(1).
Zuhaida, A., & Kurniawan, W. (2018). DESKRIPSI SAINTIFIK PENGARUH TANAH PADA
PERTUMBUHAN TANAMAN: Studi Terhadap QS. Al A’raf Ayat 58. Thabiea : Journal
of Natural Science Teaching, 01(02), 61–69.
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Thabiea

21

Anda mungkin juga menyukai