Anda di halaman 1dari 13

EKOLOGI TUMBUHAN

SUKSESI

DISUSUN OLEH:
SUSANTI (2130106055)

DOSEN PENGAMPU:
Dr.DWI RINI KURNIA FITRI, M.Si

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
SUMATERA BARAT
2022
DAFTAR ISI

i
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ruang lingkup dalam ilmu ekologi salah satunya yaitu membahas tentang
ekosistem. Ekosistem yang ada di alam tidaklah diam atau yang sering disebut statis,
melainkan ekosistem tumbuh dari komunitas yang sederhana menuju ke komunitas
yang kompleks sehingga ekosistem bersifat dinamis. Pertumbuhan ini biasanya dapat
terjadi karena adanya suatu perubahan pada ekosistem. Salah satunya yaitu akan
mengakibatkan terbentuknya suksesi. Suksesi merupakan sebuah proses perubahan
pada suatu komunitas tumbuhan menjadi komunitas tumbuhan lain yang berbeda.
Sutomo (2009) menyatakan bahwa suksesi ekologi merupakan proses perubahan suatu
komponen-komponen spesies dalam suatu komunitas selama selang waktu tertentu.
Suksesi merupakan aspek berharga dalam ilmu ekologi dan restorasi.
Suksesi terbentuk lantaran adanya suatu modifikasi fisik pada komunitas.
Proses suksesi merupakan proses alami dari perubahan komposisi tumbuhan yang
sifatnya komulatif, berjalan searah dalam jangka waktu tertentu dan daerah tertentu
untuk menuju kondisi yang stabil. Proses suksesi pada suatu tanaman dikendalikan oleh
hukum alam dan akan berakhir pada kondisi puncak atau disebut stadia klimaks yang
secara dinamis sudah seimbang dengan lingkungannya (Iin, dkk.2020).
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan penyebab utama perubahan ekosistem
2. Jelaskan pengertian, dasar suksesi dan jenis suksesi
3. Bagaimana pendekatan kajian suksesi
4. Bagaimana proses suksesi
5. Jelaskan suksesi progresif dan suksesi regresif
6. Jelaskan kategori keadaan terjadinya suksesi
7. Bagaimana suksesi vegetasi
8. Jelaskan tentang teori klimaks
C. Tujuan
1. Mengetahui penyebab utama perubahan ekosistem
2. Mengetahui pengertian, dasar suksesi dan jenis ekosistem
3. Memahami pendekatan kajian suksesi
4. Memahami poses suksesi.
5. Mengetahui suksesi progresif dan suksesi regresif
6. Memahami kategori keadaan terjadinya suksesi
7. Mengetahui tentang suksesi vegetasi
8. Memahami tentang teori klimaks

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Penyebab Utama Perubahan Ekosistem


Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan
lingkungan di sekitarnya. Ekosistem terbentuk oleh komponen-komponen penyusunnya
yang terbagi menjadi dua yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik
yaitu komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup yang terdiri atas produsen,
konsumen, dan pengurai. Sedangkan komponen abiotik yaitu komponen lingkungan yang
terdiri atas benda mati. Komponen abiotik terdiri atas tanah, air, suhu, udara, kelembapan,
dan cahaya matahari.
Keseimbangan ekosistem dapat terwujud jika jumlah komponen biotik dan
abiotik seimbang. Penyebab terganggunya ekosistem dibedakan menjadi dua yakni faktor
alami dan manusia. Faktor alami yang menyebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem adalah bencana alam. Bencana alam seperti letusan gunung berapi, banjir, tanah
longsor, kebakaran hutan, badai, dan tsunami dapat mengakibatkan terputusnya rantai
makanan. Bencana alam tersebut terjadi secara alami dan tidak disebabkan oleh kegiatan
manusia. Sementara faktor manusia yang mengganggu keseimbangan ekosistem
diantaranya adalah penebangan hutan, pembakaran hutan, perburuan liar, penggunaan
pupuk buatan yang berlebih serta pencemaran lingkungan.
B. Pengertian, Dasar Suksesi dan Jenis Suksesi
1. `Pengertian Suksesi Secara Umum
Suksesi ekologi adalah suatu konsep yang mendasar dalam ekologi, yang
merujuk pada perubahan-perubahan berangkai dalam struktur dan komposisi suatu
komunitas ekologi yang dapat diramalkan. Suksesi dapat terinisiasi oleh
terbentuknya formasi baru suatu habitat yang sebelumnya tidak dihuni oleh mahluk
hidup ataupun oleh adanya gangguan terhadap komunitas hayati yang telah ada
sebelumnya oleh kebakaran, badai, maupun penebangan hutan. Kasus yang pertama
sering disebut juga sebagai suksesi primer, sedangkan kasus kedua disebut sebagai
suksesi sekunder.
Dengan demikian suksesi ekologi adalah suatu proses perubahan komponen-
komponen spesies suatu komunitas selama selang waktu tertentu. Menyusul adanya
sebuah gangguan, suatu ekosistem biasanya akan berkembang dari mulai tingkat
organisasi sederhana (misalnya beberapa spesies dominan) hingga ke komunitas
yang lebih kompleks (banyak spesies yang interdependen) selama beberapa
generasi (Sutomo, 2009).
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk
komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Jenis-jenis suksesi yaitu
suksesi primer dan suksesi sekunder. Tahapan suksesi dalam suksesi sekunder
antara lain: Fase Permulaan, Fase Awal/Muda, Fase Dewasa dan Fase klimaks.
Faktor yang Mempengaruhi Proses Suksesi antara lain: Luas komunitas asal yang
rusak karena gangguan, Jenis-jenis tumbuhan yang terrdapat di sekitar komunitas
yang terganggu, Kehadiran pemencar benih (serangga, burung, hewan-hewan
lainnya, Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran
biji, spora, dan benih serta curah hujan, Jenis substrat baru yang terbentuk dan Sifat-

2
sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi. Pergantian Jenis
dalam Proses Suksesi dapat dibagi ke dalam dua kelompok utama, yaitu kelompok
oportunis dan kelompok lainnya adalah kelompok keseimbangan (Ervina
Mukharomah,2020:79).
2. Dasar Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk
komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain.
suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju
ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik
dalam komunitas atau ekosistem. Pengertian suksesi adalah proses perubahan
ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur
dan stabil. Proses suksesi akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai
keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat
dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga mampu kestabilan internalnya
(Onrizal, 2009).
Suksesi merupakan suatu proses perubahan dalam komunitas yang
berlangsung menuju kesatu arah secara teratur, lebih lanjut dikatakan bahwa suksesi
ini tidak lebih dari pengertian jenis yang oportunis (jenis-jenis pionir) oleh jenis-
jenis yang lebih mantap dan dapat menyesuaikan secara lebih baik dengan
lingkungannya. Selama suksesi berlangsung hingga tercapai keseimbangan dinamis
dengan lingkungannya, terjadi pergantian-pergantian masyarakat tumbuhan hingga
terbentuk masyarakat yang disebut klimaks (Susanto, 2002).
3. Jenis-Jenis Suksesi
Menurut wanggai (2009) suksesi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
suksesi primer dan suksesi sekunder.
a. Suksesi primer
Suksesi primer adalah perkembangan tumbuhan secara gradual pada
suatu daerah yang sama sekali belum ada vegetasi hingga mencapai
keseimbangan atau klimaks. Suksesi ini dikenal dengan suksesi autogenik
karena muncul pada kondisi dengan faktor-faktor lingkungan yang dominan
mempengaruhi pertumbuhan individu dalam komunitas tumbuh-tumbuhan
tersebut.
b. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder ini muncul pada daerah yang sebelumnya ada vegetasi,
baik sebagian maupun hampir seluruhnya telah rusak. Suksesi ini dikenal dengan
istilah alogenik (allogenik sucsesion) karena berbagai faktor secara terpisah
mempengaruhi tiap individu tumbuhan dan habitatnya sehingga turut
mempengaruhi perubahan dalam perkembangan komunitas vegetasi tersebut
secara keseluruhan (misalnya kebakaran, perladangan, larva gunung berapi, atau
serangan hama dan penyakit secara periodik
C. Pendekatan Kajian Suksesi
Sejalan dengan perkembangan dari ekologi umumnya maka dalam kajian
suksesi ini pun mengalami perkembangan dan dapat di bagi dua periode pendekatan,
yaitu pendekatan secara lama atau tradisional di satu fihak dan pendekatan yang di

3
tujukan untuk melengkapi atati mengoreksi pendekatan lama berdasarkan konsep-
konsep ekosistem yang mendasarinya di pihak lain
1. Pendekatan Kajian Suksesi Lama/Tradisional Teori suksesi pola pendekatan lama di
dasarkan pada beberapa pemikiran yaitu:
a. Suksesi adalah suatu proses perkembangan komunitas yang teratur dan meliputi
perubahan komposisi jenis dan fungsi ekosistem melalui waktu tertentu, suksesi
merupakan proses yang progresip dan dapat di perkirakan.
b. Fase awal dari suksesi struktur komunitas serhanan dan di kuasai oleh tumbuhan
berumur pendek sere breikutnya menjadi lebih progresif lebih kompleks dan di
kuasai oleh tumbuhan berumur panjang.
c. Suksesi berkulminasi dalam komunitas klimaks yang paling besar paling efisien
dan komunitas paling kompleks dari habitat yang mendukungnya komunitas
klimaksadalah stabil dan mandiri.
d. Suksesi dari habitat yang berbeda dapat mengarah pada komunitas klimaks yang
sama. Pemikiran ini di sebut kesamaan akhir "equifinality" jadi baik hidroseres
maupun xeroseres akan berkembang menjadi komunitas klimaks berupa hutan
e. Faktor penting yang berpengaruh terhadap bentuk komunitas klimaks adalah
iklim cowles dan elements berpendapat bahwa untuk setiap daerah iklim akan
mempunyai satu bentuk komunitas klimaks pendapat ini disebut teori
monoklimaks.
2.Pola Pendekatan Suksesi Modern
Akhir-akhir ini timbul suatu pemikiran bahwa dalam kajian suksesi harus di
perhitungkan pula segala aspek dari ekosistem untuk menggambarkan perubahan
struktur dan fungsi ekosistem suksesi ini.
a. Pola aliran energi. Selama suksesi mencapai klimaks pola energi dalam ekosistem
berubah secara mendasar perubahan ini di refleksikan dalam besaran standing crop
dalam sistem
1) Selama fase seral awal masukan energi ke ekosistem lebih besar dari yang hilang
tumbuhan dan hewan komunitasnya berkembang mengakumulasi energi sebagai
biomasa. Beberapa standing crop atau tegakan yang ada meningkat selama suksesi
2) Ketika komunitas klimaks di kembangkan maka steady state tercapai. dalam
keadaan ini masukan energi ke ekosistem sama dengan energi yang hilang hasilnya
perubahan tegakan adalah kecil.aliran energi melalui sistempada fase klimaks
adalah maksimum.
3) Bila ekosistem terganggu oleh factor luar, misalnya kebakaran energi yang hilang
mugkin lebih besar dari masukan energi. Dalam hal ini besaran tegakan dalam
sistem menurun.
4) Akumulasi energi sebagai biomasa selama suksesi palingbesar dalam ekosistem
daratan, tumbuhan terbesar membentuk komunitas klimaks tegakkan berada dalam
maksimumnya meskipun ada sedikit fluktuasi. Di ekosistem perairan terutama laut,
komuntias kliamkas mungkin di nyatakan oleh fitiplankton, ukurannya yang kecil
berarti standing creopnya relatif rendah/ kecil mungkin akumulasi dalam ekosistem
rendah tetapi laju metabolism tinggi sehingga memungkinkanuntuk mempunyai
produktivitas kotor yang tinggi.

4
b. Produktivitas. Produktivitas kotor dari ekosistem meningkat selama suksesi
hingga mencapai klimaks. Peningkatan ini sebanding dengan keadaan standing
cropnya. (Leksono, 2007).
D. Proses Suksesi
Proses pergantian antar tingkat dalam suksesi primer untuk mencapai
klimaks, dapat membutuhkan waktu puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun. Sedangkan
waktu yang dibutuhkan suksesi sekunder lebih cepat dibandingkan dengan suksesi
primer. Tingkat perubahan komunitas berlangsung dalam periode pendek dengan
perkembangan yang cepat, hal ini disebabkan habitat (tanah dan air) sudah terbentuk
untuk menyokong pertumbuhan vegetasi. Proses yang terjadi selama proses suksesi
dapat diringkaskan sebagai berikut:
1. Perkembangan sifat substrat atau tanah yang progresif, misalnya terjadinya
pertam-bahan kandungan bahan organik sejalan dengan perkembangan
komunitas yang semakin kompleks dengan komposisi jenis yang lebih
beraneka ragam daripada sebelumnya.
2. Semakin kompleksnya struktur komunitas. peningkatan kepadatan, dan
tingginya tumbuhan, sehingga dalam komunitas terbentuk stratifikasi.
3. Peningkatan produktifitas sejalan dengan perkembangan komunitas dan
perkembangan tanah.
4. Peningkatan jumlah jenis sampai pada tahap tertentu dari suksesi.
5. Peningkatan pemanfaatan sumber daya lingkungan sesuai dengan
peningkatan jumlah jenis.
6. Perubahan iklim mikro sesuai dengan perubahan komposisi jenis bentuk
hidup (life form) tumbuhan dan struktur komunitas.
7. Komunitas berkembang menjadi lebih kompleks.
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara
alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh
organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada.
Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin
kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang
rumput dengan sengaja.
Menurut Whitaker (1975), selama proses suksesi berlangsung terjadi beberapa
macam perubahan, yaitu:
1. Adanya perkembangan sifat tanah, misalnya pertambahan kandungan bahan
organik sejalan dengan perkembangan komunitas yang semakin kompleks
dengan komposisi spesies tumbuhan yang lebih beraneka ragam
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
2. Adanya peningkatan jumlah spesies organisme dalam proses suksesi
komunitas.
3. Adanya pergantian iklim yang sesuai dengan spesies yang hidup didaerah
tertentu.
4. Adanya perkembangan komunitas menjadi lebih kompleks dan membentuk
komunitas akhir yang disebut klimaks.

5
Karakteristik suksesi menurut Odum (1971) antara lain:
1. Suksesi merupakan suatu proses dari perkembangan komunitas yang
meliputi perubahan di dalam struktur jenis dan metabolisme komunitas
yang searah dengan waktu.
2. Suksesi merupakan proses induksi komunitas dan organisme yang
meneruskan perubahan lingkungan fisik. Perubahan dalam lingkungan fisik
menentukan pola dan dasar dari suksesi dalam habitat.
3. Suksesi berperan penting untuk pembentukan stabilitas komunitas dengan
biomassa maksimum, keanekaragaman jenis dan penggunaan semua
kemungkinan tempat hidup.

Clemets (1916 dalam Gopal dan Bhardwaj, 1979) telah mengemukakan sebab dan
proses yang terlibat dalam suksesi antara lain nudasi, invasi, kompetisi dan reaksi, serta
stabilitas dan klimaks. Masing-masing proses diuraikan satu persatu sebagai berikut.

1. Nudasi
Suksesi dimulai dengan terjadinya gangguan terhadap komunitas tumbuhan
seperti daerah gundul. Pada prinsipnya, semua aktifitas baik yang dilakukan
oleh manusia maupun yang terjadi secara alam dapat mengakibatkan timbulnya
daerah gundul, daerah terbuka atau tidak bervegetasi. Proses pembentukan atau
terjadinya daerah gundul atau daerah terbuka, baik disebabkan oleh aktifitas
manusia maupun oleh aktifitas manusia maupun oleh aktifitas alam disebut
nudasi.
2. Invasi
Invasi adalah datangnya bakal kehidupan berbagai spesies organisme dari
suatu daerah ke daerah yang baru dan menetap didaerah baru, Bakal kehidupan
yang dimaksudkan di atas dapat berupa buah. biji, spora, telur, larva, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini, tumbuhan pada umumnya merupakan organisme
pioner (invaders) yang pertama kali ada pada beberapa daerah, sedangkan
hewan mencakup herbivora, karnivora, maupun parasit hidupnya bergantung
kepada tumbuhan yang berfungsi sebagai sumber makanan maupun sebagai
habitat hewan tersebut.
3. Kompetisi dan reaksi
Individu suatu spesies organisme cenderung meningkat jumlahnya karena
proses pertumbuhan dan perkembangbiakan. Mereka semua akan bergabung
dalam satu wilayah sebagai habitat, sehingga antar organisme dalam satu
wilayah tersebut akan mengalami peristiwa-peristiwa alamiah, misalnya
persaingan, pemangsaan, parasitisme, komensalisme. amensalisme, dan
simbiose diantara mereka. Persaingan akan terus terjadi dalam spesies- spesies
lainnya yang datang kedalam daerah tersebut, demikian juga peristiwa lainnya
seperti pemangsaan, parasitisme, dan lain-lain akan terus terjadi. Dengan
demikian, setiap organisme yang hidup dan tumbuh diwilayah suksesi akan
selalu berusaha menyesuaikan diri dan memodifikasi lingkungan daerah
tersebut agar mereka dapat bertahan hidup. Penyesuaian diri dan upaya
organisme memodifikasi lingkungan merupakan salah satu hal penting dalam

6
proses suksesi. Modifikasi lingkungan oleh organisme berjalan sedemikian
rupa sehingga lingkungan tersebut menjadi sangat cocok dengannya, dan
sebaliknya lingkungan akan menjadi semakin kurang baik bagi spesies
organisme lain yang akan hadir berikutnya.
Jika ternyata lingkungan membuat lebih baik bagi banyak speies lain yang baru
masuk kedalam wilayah tersebut, maka spesies-spesies itu akan bersaing dengan
spesies penghuni sebelumnya.setalah keseimbangan baru pada komunitas tercapai,
spesies organisme yang ada paling awal menjadi sub dominan atau bahkan menjadi
tersingkir dan lenyap, sehingga spesies yang mampu bersaing akan bertahan sampai
akhirnya menjadi spesies dominan (spesies yang berkuasa atau yang terbanyak).
1. Stabilitas dan Klimaks
Tingkatan terakhir dari proses suksesi dicapai ketika komunitas tersebut stabil.
Kestabilan komunitas ditentukan oleh keserasian hubungan diantara organisme dalam
komunitas, serta struktur komunitas yang tidak berubah. Kestabilan yang dimaksud
adalah kestabilan dalam keseimbangan dinamis dengan lingkungannya. Dalam
kondisi seperti itu. fisiognomi komunitas tetap sama, perubahan-perubahan kecil
akibat persaingan antar organisme tetap terjadi, demikian pula perubahan densitas
maupun fenologi spesies secara individu terjadi terus menerus. Namun perubahan itu
tidak mempengaruhi struktur komunitasnya.
E. Suksesi Progresif dan Suksesi Regresif
Perubahan komunitas tumbuhan atau vegetasi yang dikemukakan di atas
menggambarkan bertambahnya suatu daerah oleh berbagai jenis tumbuhan yang hidup di
atasnya. Proses suksesi senantiasa mengarah kepada anggota komunitas yang semakin
tambah dan menjadi lebih besar kompleksitasnya, dan juga dalam pertambahan biomas
serta habitat menjadi semakin lembab. Tipe suksesi ini disebut suksesi Progresif.
Perubahan vegetasi dapat pula mengarah pada penurunan jumlah jenis
tumbuhan, penurunan kompleksitas struktur komunitas tumbuhan. Hal ini terjadi biasanya
akibat penurunan kadar zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi habitat. Perubahan
komunitas tumbuhan mengarah ke yang lebih sederhana ini disebut suksesi retrogresif atau
suksesi regresif. Adapun yang dimaksud dengan suksesi Retrogresif adalah arahnya
kebalikan dari pada suksesi progresif, yaitu komunitas menjadi lebih sederhana, dengan
jumlah jenis yang lebih sedikit, dan habitat berubah menjadi lebih basah atau lebih kering.
Beberapa suksesi retrogresif adalah allogenik.
Kategori Keadaan Terjadinya Suksesi
Suksesi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu suksesi primer dan suksesi
sekunder.
1. Suksesi primer terjadi karena komunitas asal terganggu, yang mana komunitas tersebut
dapat hilang secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru.
Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami seperti gunung melutus, tanah longsor
dan lain sebagainya. Gangguan tersebut juga dapat terjadi karena perbuatan manusia
seperti penambangan batubara, minyak bumi dan timah (Maknun, Djohar, 2017: 114).
2. Suksesi sekunder juga terjadi karena adanya gangguan, namun tidak merusak secara
total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan
kehidupan masih ada. Contoh gangguan tersebut yaitu pembakaran padang rumput
dengan sengaja atau land clearing dan penebangan (Gunawan, Hendra, 2015).

7
Terjadinya suatu suksesi dapat dimulai dengan adanya lahan gundul yang
kemudian muncul komunitas perintis (berupa lumut kerak dan alga), kemudian tumbuh
lumut daun dan paku-pakuan. Tahap berikutnya yaitu munculnya rumput-rumputan
sehingga dalam perkembangan berikunya tumbuh perdu dan pohon (berupa padang
belukar dan hutan) yang biasnya disebut dengan komunitas klimaks (Isnaniarti,
Ekyastuti & Ekamawanti, 2017). Prinsip suksesi merupakan adanya serangkaian
perubahan tempat tumbuh. Perubahan ini terjadi secara berangsur-angsur dari
komunitas sederhana hingga kompleks (Nuzulah, Purwanto & Bacri, 2016).
D. Suksesi Vegetasi
Suksesi vegetasi merupakan suatu proses alami yang terjadi pada suatu
ekosistem. Proses suksesi dimulai dari perkembangan tanaman perintis yang berkembang
tergantikan secara gradual olehvegetasi sejati dengan kanopi yang jelas hingga menjadi
vegetasi berkayu keras. Perkmbangan tersebut dapat terjadi akibat adanya kompetisi dan
penyesuaian dengan lingkuangan yang ada. Selain perubahan secara vertikal, perubahan
juga memungkinkan terjadi secara horizontal dimana vegetasi menyebar dan merembet
menuju area yang memiliki daya dukung yang sesuai. Kelas yang menunjukkan perubahan
horizontal ini cukup jelas untuk dibedakan dan dipetakan. Kerapatan vegetasi dapat
dijadikan salah satu variabel pengganti untuk pembedaan kelas dalam proses suksesi
vegetasi (Prihantarto, 2020).
E. Teori Klimaks
Teori tradisional menyatakan bahwa suksesi ekologi mengarah ke suatu
komunitas akhir yang stabil yaitu klimaks. Fasa klimaks ini mempunyai sifat-sifat tertentu
dan yang yang terpenting adalah:
1. Klimaks merupakan sistem yang stabil dalam keseimbangannya antara lingkungan
biologis dengan lingkungan non biologisnya.
2. Komposisi jenis pada fasa klimaks relative tetap atau tidak berubah.
3. Pada fasa klimaks tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dari bahan organik
sehingga tidak ada perubahan yang tidak berarti.
4. Fase klimaks dapat mengatur diri sendiri atau mandiri.
Pembentukkan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya
komposisinya bercirikan spesies yang dominan. Berdasarkan pengaruh musim terhadap
bentuknya komunitas klimaks, terdapat dua teori sebagai berikut:
1. Teori monoklimaks
Penganut paham monoklimaks penutupan bahwa pada suatu daerah iklim
hanya ada 1 macam klimaks. Disini, iklim merupakan faktor tertentu dalam peraturan
komunitas klimaks, meskipun faktor faktor selain iklim juga punya peran dalam
menentukan struktur komunitas akhir. Mengingat tipe vegetasinya hanya bergantung
pada iklim, maka komunitas atau ekosistem akhirnya dikatakan mencapai klimaks
iklim atau iklim klimaks (Vickery. 1984). Selain faktor iklim meskipun tidak dominan
juga dapat menyebabkan terbentuknya komunitas atau ekosistem akhir yang
bervariasi, misalnya sebagai berikut:
a. Puncaknya adalah kondisi komunitas akhir yang terjadi bila perkembangan
vegetasi berhenti dibawah tingat klimaks sebagai akibat faktor bukan iklim.
b. Proklimaks adalah pembentukan klimaks menyimpang ke keadaanyang kurang
baik.

8
c. Postklimaks adalah pembentukan klimaks menyimpang ke keadaan yang lebih
baik.
d. Disklimaks adalah kondisi komunitas akhir yang tidak mampu berkembang lagi
ke arah klimaks akibat adanya beberapa gangguan sekunder yang terus menerus
menimpa komunitas tersebut.

2. Teori Poliklimaks
Penganut paham poliklimaks penarikan bahwa tidak hanya faktor iklim yang
menumbuhkan klimaks, tetapi selain faktor iklim seperti tanah dan fisiografi juga
dapat menumbuhkan klimaks. Karena itu, menurut paham poliklimaks, ada beberapa
macam klimaks sesuai dengan faktor yang dominan dalam mempengaruhi
terbentuknya tipe vegetasi atau struktur komunitas akhir, misalnya klimaks iklim,
klimaks edafis dan klimaks fisiografi. Menurut Vickery (1984), hutan hujan tropis
merupakan contoh dari klimaks iklim sedangkan hutan mangrove merupakan contoh
dari klimaks edafis.
Proses terjadinya suksesi ada dua macam, yaitu suksesi primer dan sekunder.
Suksesi primer bermula dari suatu habitat yang tidak bervegetasi sebelumnya,
sedangkan suksesisekunder bermula dari suatu habitat yang tadi sudah ditumbuhi
vegetasi yang kemudian terjadi kerusakan yang disebabkan oleh adanya gangguan
seperti bencana alam (kebakaran, banjir, longsor, gunung meletus) atau kerusakan
karena adanya perladangan, vegetasinya rusak dan musnah dikemas oleh jenis
tumbuhan baru yang sesuai dengan keadaan tempat terbuka.
Menurut Socrianegara dan Indrawan (1988), suksesi primer merupakan
perkembangan vegetasi mulai dari habitat yang tidak bervegetasi hingga mencapai
masyarakat yang stabil atau klimaks, sedangkan suksesi sekunder terjadi apabila
klimaks atau suksesi yang normal terganggu atau rusak. Jika gangguan atau kerusakan
yang terjadi tidak hebat, maka suksesi detik dapat mencapai klimaks semula, tetapi
apabila kerusakan yang terjadi cukup berat, sehingga kondisi klimaks tidak mungkin
lagi tercapai maka terbentuklah apa yang disebut disklimaks
3. Hipotesis Informasi
Hipotesis ini dikemukakan oleh Odum dan merupakan teori sebagai jalan
tengah antara teori monoklimaks dan teori poliklimaks. Odum berpendangan bahwa
suatu komunitas baik hewan maupun vegetasi selalu memerlukan energi dan
informasi dan pada waktu yang tepat menghasilkan energi dan informasi. Suatu sistem
berkembang, pada permulaannya memerlukan tenaga dan informasi sehingga disebut
sistemtersubsidi. Pada suatu saat setelah dewasa akan menghasilkan energi dan
informasi. Sistem ini dikatakan mencapai klimaks bila perbandingan masukan dan
keluaran energi dan informasi sama dengan satu. Artinya hasil energi dan informasi
sama besarnyar dengan masukan energi dan informasi.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa ekosistem
adalah hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan lingkungan di sekitarnya.
Ekosistem terbentuk oleh komponen-komponen penyusunnya yang terbagi menjadi dua
yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Suksesi ekologi adalah suatu konsep
yang mendasar dalam ekologi, yang merujuk pada perubahan-perubahan berangkai
dalam struktur dan komposisi suatu komunitas ekologi yang dapat diramalkan. Suksesi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi
vegetasi merupakan suatu proses alami yang terjadi pada suatu ekosistem. Proses
suksesi dimulai dari perkembangan tanaman perintis yang berkembang tergantikan
secara gradual olehvegetasi sejati dengan kanopi yang jelas hingga menjadi vegetasi
berkayu keras. Teori tradisional menyatakan bahwa suksesi ekologi mengarah ke suatu
komunitas akhir yang stabil yaitu klimaks.
B. Saran
Dalam melakukan melakukan penyusunana makalah ini, kami masih banyak
melakukan kesalahan-kesalahan baik itu dari segi penulisan maupun dari segi isi,
sehingga kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari teman-
teman terutama dosen pengampu mata kuliah zoologi invertebrata hal ini demi
kesempurnaan makalah yang kami susun. Dan semoga makalah kita ini bisa bermanfaat
bagi kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Iin Uswatun Hasanah, dkk. 2020. Memahami Suksesi dari Sudut Pandang yang Berbeda:
“Studi Kasus pada Rumah Kosong”. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol 1(2).
Leksono, A.S. 2007. Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Malang: Bayumedia.
Made Saka Wijaya, I. 2021. Struktur dan Komposisi Vegetasi pada Suksesi di
Muara Sunga
Mukhamaroh, Ervina. 2020. Konsep Dasar Ekologi. Bandung: Bening Media Publishing
Nuzulah, S. Nurin. Purwanto. Bacri, Syamsul. 2016. Kajian Dinamika Suksesi Vegetasi Di
Kawasan Terdampak Erupsi Gunung Api Berbasis Data Penginderaan Jauh Tahun
2013-2016. Jurnal Media Komunikasi Geografi. Vol. 17. No. 1.
Sutanto, Agus. 2002. Suksesi Vegetasi Jenis Pohon dan Tumbuhan Bawah Pasca Letusan
Gunung Galunggung. Tasikmalaya: IPB Press.
Sutomo. 2009. Kondisi Vegetasi Dan Panduan Inisiasi Restorasi Ekosistem Hutan Di Bekas
Areal Kebakaran Bukit Pohen Cagar Alam Batukahu Bali (Suatu Kajian Pustaka).
Jurnal Biologi. Vol. 13 (2) : 45 – 50.
Vickery, A. 1984. Ekologi Hutan Indonesia. Yogyakarta: UGM Press.
Whitaker, R.H. 1975. Communities and Ecosystem. New York: Macmillan Publ
Wikan Jaya Prihantarto dan Wenang Anurogo, 2020. Suksesi Vegetasi di Gunung Merapi
Menggunakan Celular Automata Dengan Referensi Tertentu Pada Model Rantai
Markovian Untuk Pemodelan Terintegrasi Sistem Sosial Lingkungan. Indonesian
Journal of Conservation. Vol 9 (1).

11

Anda mungkin juga menyukai