Anda di halaman 1dari 8

EKOLOGI TUMBUHAN

POPULASI

DISUSUN OLEH:
SUSANTI (2130106055)

DOSEN PENGAMPU:
Dr.DWI RINI KURNIA FITRI, M.Si

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
SUMATERA BARAT
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Populasi Lokal ................................................................................................................ 2
B. Kerapatan atau kepadatan populasi ................................................................................. 2
C. Pola Penyebaran Individu ............................................................................................... 3
D. Susunan Individu ............................................................................................................ 3
E. Masa Hidup ..................................................................................................................... 3
F. Kurva Kehidupan ............................................................................................................ 4
G. Alokasi sumber-sumber kehidupan................................................................................. 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 5
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 6

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan
makluk hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk
hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang
sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup
tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup
yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya.
Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-batas ruang lingkup
kajian ekologi terlebih dahulu perlu dipahami bagaimana sistem kehidupan di muka ini
tersusun dari sistem kehidupan terbesar (biosfer) sampai ke dalam sistem kehidupan
terkecil. Antara makhluk hidup satu dengan yang lain akan selalu terjadi interaksi.
Ekosistem tersusun atas komponen-komponen yang saling berinteraksi satu dengan
yang lainnya. Komponen itu membentuk satuan-satuan organism kehidupan Antara
individu yang satu dengan lainnya dalam satu daerah akan membentuk populasi.
Selanjutnya, antara populasi yang satu dengan yang lainnya dalam satu daerah akan terjadi
interaksi membentuk komunitas.
B. Rumusan Masalah
1.Apa itu yang dimaksud dengan populasi lokal
2.Apa itu kerapatan dan kepadatan populasi
3.Bagaimana dengan pola penyebaran individu
4.Bagaimana dengan susunan individu
5.Apa yang dimaksud dengan masa hidup
6.Bagaimana kurva kehidupan
7.Apa yang dimaksud dengan alokasi sumber-sumber kehidupan
C. Tujuan
1.Mampu menjelaskan populasi lokal
2.Mampu menejelaskan kerapatan dan kepadatan populasi
3.Mampu menjelaskan pola penyebaran individu
4.Mempu menejelaskan susunan individu
5.Mampu menjelaskan masa hidup
6.Mampu menjelaskan kurva kehidupan
7.Mampu menejelaskan alokasi sumber-sumber kehidupan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Populasi Lokal
Populasi merupakan suatu kelompok individu dari spesies yang sama yang
menempati suatu area tertentu dan pada waktu tertentu (Michael, 1995). Menurut
Browzer dan Zar (1977) populasi adalah kumpulan dari individu individu sejenis yang
hidup pada suatu area dan memiliki cici-ciri struktur tertentu yang tidak ditemukan
pada individu individu penyusunnya. Populasi juga diartikan sebagai kumpulan
organisme dengan sejumlah karakteristik umum, ditemukan pada suatu area yang
sama, tidak terdapat penghalang yang mencegah individu anggota untuk mengadakan
kawin silang atau interbreeding secara bebas atau dengan yang lainnya ketika individu
heteroseksual ditemukan bersama.
Populasi hewan dan tumbuhan sangat bervariasi dalam proporsi individu
berumur muda dan tua. Unit waktu, seperti minggu, bulan atau tahun digunakan untuk
menentukan umur atau dapat juga ditentukan dengan kelas kelas umur secara
kualitatif seperti tetasan, muda, agak dewasa, dan dewasa. Untuk tumbuhan biasanya
digunakan tingkat pertumbuhan pohon untuk untuk membagi tingkat hidup, seperti
semai, sapihan, tiang, dan pohon. Proporsi individu pada kelompok kelompok umur
yang berbeda secara kolektif dinamakan dengan struktur umur atau struktur populasi
secara vertikal.
Struktur umur populasi ditunjukan oleh proporsi setiap distribusi umur atau
tingkat pertumbuhan yang berbeda pada waktu tertentu. Untuk penyebutan lainnya
dikenal dengan struktur populasi. Menurut Barbour dkk (1987) menyatakan bahwa di
alam tumbuhan tidak tersebar begitu saja. Perbedaan kondisi lingkungan, ketersediaan
daya dukung atau sumber daya untuk bertahan hidup, ekosistem dan gangguan yang
muncul hanyalah beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah populasi dan pola
penyebarannya. Kondisi lingkungan yang berbeda tidak cuma mengubah penyebaran
dan keberadaan suatu species tumbuhan saja tetapi juga tingkat pertumbuhan
kesuburan, kelebatan, percabangan, sebaran daun, jangkauan akar dan ukuran
individu sendiri (Agus Yadi dkk,2015:22-26).
B. Kerapatan atau kepadatan populasi
Menurut Syafei (1994) Besarnya suatu populasi di suatu kawasan tertentu
biasanya dinyatakan dalam suatu peristilahan kerapatan atau kepadatan populasi.
Menurut Odum (1998) kerapatan populasi adalah besarnya populasi dalam
hubungannya dengan satuan ruang. Pada M. Arsyad, Kerapatan dan Pola Distribusi
umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu, atau biomass populasi per satuan areal
atau volume. Menurut Syafei (1994) perubahan populasi sangat ditentukan oleh
berbagai faktor yaitu kelahiran atau regenerasi, kematian, perpindahan masuk, dan
perpindahan keluar.
Natalitas adalah kemampuan yang merupakan sifat dari suatu populasi untuk
bertambah. Laju kelahiran setara dengan kelahiran. Natalitas ini dapat berupa
kelahiran, menetesnya telur, pembuahan atau timbulnya individu oleh pembelahan sel.
Mortalitas adalah kematian individu-individu di dalam populasi. Hal ini kurang lebih
merupakan kebalikan daripada natalitas. Laju mortalitas setara dengan kematian.
Seperti halnya natalitas, motalitas dapat dinyatakan sebagai individu yang mati dalam
kurun waktu tertentu (Odum, 1998).

2
C. Pola Penyebaran Individu
Penyebaran atau distribusi individu dalam suatu populasi bisa bermacam-
macam. Pada umunya memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu: penyebaran secara
acak, penyebaran merata dan penyebaran berkelompok.
1.Penyebaran secara acak jarang terdapat di alam. Penyebaran semacam ini biasanya
terjadi apabila faktor lingkungannya sangat seragam untuk seluruh daerah dimana
populasi berada, selain itu tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari organisma
tersebut.
2.Penyebaran secara merata umum terdapat pada tumbuhan. Penyebaran semacam ini
terjadi apabila ada persaingan yang kuat di antara individu-individu dalam populasi
tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan untuk mendaptkan nutrisi dan ruang.
3.Penyebaran secara berkelompok adalah yang paling umum terdapat di alam,
terutama untuk hewan. Pengelompokan ini terutama disebabkan oleh berbagai hal:
a. Respons dari organisma terhadap perbedaan habitat secara lokal
b.Respons dari organisma terhadap perubahan cuaca musiman Akibat dari cara atau
proses reporduksi/regenerasi.
D. Susunan Individu
Susunan individu dalam populasi dapat dikaji berdasarkan skala waktu yang
meliputi kelahiran, kematian, laju reproduksi dan masa hidup (umur). Ilmu yang
mempelajarinya disebut Demography. Tiap individu dalam populasi memiliki sifat-
sifat tersendiri dalam laju kelahiran, kelompok umur dan rata-rata masa hidup. Tidak
seperti hewan yang berhenti tumbuh setelah dewasa, tumbuhan perennial memiliki
meristem primer dan sekunder yang secara teoritis.
E. Masa Hidup
Ada lima karakteristik masa hidup tumbuhan dan masing-masing karakteristik
ini berhubungan dengan bentuk hidupnya, yaitu tumbuhan annual, biannual,
herbaceus perennial, sufrutescent shrub dan woody perennial.
Tumbuhan annual hidup selama satu tahun atau kurang. Rata-rata hidup
mereka adalah 1-8 bulan, bergantung pada spesies dan lingkungannya (spesies gurun
mungkin dapat melengkapi daur hidupnya selama 8 bulan setahun atau 1 bulan pada
daur berikutnya tergantung pda curah hujan). Tetapi ada tumbuhan annual yang
sangat singkat daur hidupnya seperti Boerrhavia repens dari Gurun Sahara, dimana
masa hidup dari biji kemudian jadi biji lagi hanya 10 hari.
Tumbuhan annual biasanya termasuk golongan herba yaitu golongan yang
kehilangan meristem sekunder untuk memproduksi jaringan kayu. Mereka mati
setelah menghasilkan biji. Hal ini dapat disebabkan oleh kehabisan nutrisi, perubahan
hormon atau ketidakmampuan jaringan nonkayu untuk tegak pada lingkungan yang
tidak nyaman setelah masa pertumbuhan.
Tumbuhan biannual hidup selama 2 tahun, juga merupakan herbaceus. Tahun
pertama adalah masa pertumbuhan vegetatif dan reproduksi terjadi pada tahun kedua
kemudian diikuti kematian 7 tumbuhan. Di bawah kondisi pertumbuhan yang miskin
masa vegetatif dapat lebih panjang dari satu tahu.

3
F. Kurva Kehidupan
Jika kita mengamati individu-individu dalam populasi dari mulai lahir sampai
mati maka kita dapat menggambarkannya dalam 3 tipe kurva berdasarkan tiap
pertambahan umur.
1.Tipe I populasi sedikit mati pada masa muda dan sebaliknya banyak mati pada saat
dewasa dengan masa hidup yang pendek.
2.Tipe II populasi memiliki kematian yang konstan pada semua tingkat umur.
3.Tipe III populasi memiliki kematian yang tinggi pada masa muda. Individu sedikit
yang dapat hidup mencapai dewasa memiliki resiko kematian yang rendah dan
melanjutkan kehidupan yang lama.
G. Alokasi sumber-sumber kehidupan
Spesies tumbuhan memiliki pola alokasi sumber-sumber kehidupan yang
membuatnya tetap bertahan dari kepunahan. Pola-pola ini telah dihasilkan dan
diperhalus melalui seleksi alam. Pola alokasi sumber-sumber dari tiap spesies
sebagian ditentukan oleh nichenya. Organisme memiliki sejumlah energi dan waktu
yang terbatas untuk melengkapi siklus hidupnya. Waktunya sendiri tidak dialokasikan
tetapi penting dalam perolehan energi fotosintetik dan dalam pemanfaatan energi
untuk pemeliharaan. Sebagian dari total energi yang tersedia digunakan untuk tiap
aktivitas dalam siklus kehidupan untuk akar, batang, daun, bunga, benih atau buah
dan sebagian untuk pertumbuhan, pemeliharaan atau untuk pertahanan dari herbivor.

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Populasi merupakan sekelompok organisma dari spesies yang sama yang
menempati suatu ruang tertentu, dan mampu melakukan persilangan diantaranya
dengan menghasilkan keturunan yang fertil. Dengan demikian hubungan antara
organisma satu dengan organisma lainnya dalam populasi dapat melalui dua jalan
yaitu hubungan genetika dan hubungan ekologi. Dalam situasi tertentu sekelompok
individu ada kemungkinan secara genetika terisolasi, persilangan hanya
memungkinkan terjadi diantara anggota kelompok itu sendiri. Kelompok organisma-
organisma yang terisolasi tersebut biasanya disebut ”Populasi lokal”. Populasi lokal
adalah merupakan unit dasar dalam proses evolusi, pertukaran gena terjadi secara
terus-menerus dalam waktu yang relatif lama shingga terjadi struktur gena yang
khusus untuk kelompok tersebut dan akan berbeda dengan struktur gena populasi
lokal lainnya meski untuk species yang sama. Hal ini dikarenakan adanya seleksi
alami yang beroperasi terhadapnya, sehingga menghasilkan individu-individu dengan
susunan gena yang memberi kemungkinan untuk bertahan terhadap lingkungan lokal,
dan akan berkembang dalam jumlah yang semakin banyak jika dibandingkan dengan
individu-individu yang tidak tahan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Ahyuni, M., Izmiarti dan Afrizal. 2014. Kepadatan Populasi dan Distribusi Ukuran
Kerang Contradens sp. di Perairan Tanjung Mutiara Danau Singkarak, Sumatera
Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas. 3(3): 168-174.

Desmukh I. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ismail, Agus Yadi dkk. 2015. Populasi dan Sebaran Serta Karakteristik Habitat Huru
Sintok (cinnamomum sintocBI) di Resort Cilimus Taman Nasional Gunung
Ciremai. Jurnal Kehutanan dan Lingkungan, Vol 9(2):22-26

Nurdin, J. 2009. Ekologi Populasi dan Siklus Reproduksi: jakarta

Odum, E.P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi, Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Suin, N. M. 2002. Ekologi Populasi. Universitas Andalas. Padang

Anda mungkin juga menyukai