Anda di halaman 1dari 3

Sinar mentari memancarkan cahaya dari balik jendela hotel, menandakan fajar sudah

mulai menyingsing. Aku bangun dari sajadah tempat aku bersujud memohon kepada Sang

pencipta, teringat akan janji wawancara dengan salah satu finalis FLS2N bidang lomba Desain

Poster. Setelah mencari tahu dengan berselancar di internet tentang beberapa orang para para

finalis FLS2N, akupun memutuskan untuk memilih seorang finalis dari Palembang sebagai

narasumberku hari ini.

Setelah bersiap-siap dan merasa semua yang kubutuhkan sudah lengkap, akupun mulai

melangkah menuju tempat janji kami bertemu, tempat yang sudah ditentukan via chat WA tadi

malam yang kudapat nomornya dari grup finalis FLS2N. Tanpa terasa ternyata langkah kakiku

telah sampai ketempat yang kutuju di sudut lift dekat restoran lantai lima. Dengan jantung yang

berdebar aku menjumpai pria yang baru kukenal, tidak lupa dirikupun memperkenalkan diri dan

bertanya lebih jauh tentang dirinya.

Banyu Biru Kusuma begitulah namanya, pria yang ramah dan terbuka ini ternyata

memiliki segudang perestasi dari kecil. Awal saya mengenal dunia melukis dimulai sejak saya

duduk dibangku SD, pada saat itu saya diajak oleh mama saya untuk ikut lomba melukis dan

Alhamdulillah saya mendapatkan juara, dari situlah saya mulai menyukai melukis dan menekuni

bidang ini hingga saat ini.” ujar pria anak kedua dari dua bersaudara ini.

Bakat melukis yang dipelajari secara otodidak telah berhasil mengantarkan Banyu

mengikuti Lomba Gambar Bercerita pada FLS2N tingkat nasional jenjang SD. pada saat itu ia

sedang duduk dibangku SD kelas VI dan mendapatkan juara harapan pertama, ada tiga tema

yang diberikan juri, Banyu memilih tema “Aku dan Teman-teman Membantu Bencana Alam”.
“Saya memilih tema tersebut karena pada saat itu terjadi bencana alam berupa gempa

bumi yang menimpa masyarakat Lombok, itulah sebabnya saya memilih tema tersebut sebagai

bentuk rasa peduli terhadap warga pulau Lombok, pada saat itu saya melukiskan orang-orang

yang membantu sekolah, memberikan bantuan, memberikan makanan, orang yang sedang

membangun rumah yang roboh, membantu tim SAR, dan mengevakuasi korban”, ungkapnya.

Saat covid melanda di Indonesia pada tahun 2019, Banyu juga termasuk salah satu

orang yang terkena covid dari jutaan orang lainnya. ‘’sewaktu saya terkena covid saya merasa

sangat frustasi karena pada masa itu saya tidak bisa melakukan aktivitas apapun, berbagai

macam perlombaan yang saya ikuti pada tahun itu dengan terpaksa harus dibatalkan membuat

semangat saya sangat menurun’’, ujar pria yang mempunyai hobi melukis, main gitar, dan

basket.

Anak dari pasangan guru kesenian Tri Rahayu dan Luki Tamtomo ini juga pernah

berhasil meraih juara tiga nasional di ajang lomba melukis Kartini dan tiga wanita hebat di

Indonesia tingkat SMP/sederajat se-Indonesia. Lomba yang digelar oleh Museum Basoeki

Abdullah dan Kemendikbud RI yang diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia.

Lomba ini dilaksanakan secara virtual dengan mengirimkan karya dan video proses

melukis pada saat perlombaan ini Banyu mengalami hal yang tidak mudah, saat mengikuti

perlombaan pria berdarah Palembang ini sedang dilanda sakit, hingga ia kesulitan untuk

berkosentrasi ketika perlombaan, namun ia berhasil melewati rintangan tersebut dengan

mendapatkan juara tiga.

Pada tahun 2021 Banyu juga berhasil menjadi peserta lomba FLS2N tingkat nasional

bidang Desain Poster jenjang SMP. Namun banyu masih kurang beruntung karena pada saat itu
Banyu tidak mendapatkan juara, namun itu semua tidaklah membuat Banyu berkecil hati, bahkan

Banyu lebih giat melatih bakatnya dalam mendesain dan melukis hingga tahun ini ia pun kembali

menjadi finalis FLS2N tingkat nasional dengan jenjang yang berbeda.

Tidak hanya melukis Banyu ternyata juga mahir dalam bidang ekonomi. Terbukti beliau

mendapatkan juara satu lomba olimpiade ekonomi yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI.

Lomba yang diikuti oleh peserta dari berbagai daerah ini membuktikan bahwa Banyu adalah

seseorang sosok yang tidak hanya mampu dibidang non akademik namun beliau juga mampu

dalam bidang akademik.

Anda mungkin juga menyukai