Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM GEMAR MEMBACA

MENULIS TEKS BIOGRAFI TOKOH ORANG TUA

Disusun oleh:
MUHAMMAD DELY MARIO
NISN:0062224000
KELAS : XI IPS 1

KEMENTRIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 (MODEL) LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KEGIATAN GEMAR MEMBACA
MENULIS TEKS BIOGRAFI TOKOH ORANG TUA
“SANG IDOLA”

Disusun oleh:

NAMA: MUHAMMAD DELY MARIO

KELAS: XI IPS 1

NISN: 0062224000

DISAHKAN OLEH :

Lubuklinggau, November 2022

Kepala Sekolah Guru Pembimbing

TASLIM. S,Pd,M.SI ERMALA SARI


NIP.197912052005011007 NIP.1987012320201220009

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya bisa
menyelesaikan tugas menulis teks biografi tokoh orang tua ini dengan tepat waktu dan tanpa ada kendala
apapun. Teks biografi ini dibuat sebagai tugas semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 di MAN 1 (Model)
Lubuklinggau. Teks biografi ini dapat selesai karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 (Model) Lubuklinggau, bapak Taslim,S.Pd,M.Si yang
telah mengadakan program gemar membaca ini. Dengan adanya program ini, siswa/siswi MAN 1
(Model) Lubuklinggau diharapkan dapat meningkatkan semangat siswa-siswi MAN 1 (Model)
Lubuklinggau.
2. Guru pembimbing saya, ibu Ermala Sari, S.Pd yang telah menyumbangkan waktu, tenaga,
dan pikirannya dalam membantu penulis untuk pembuatan teks biografi ini.
3. Kedua orang tua saya yang telah membantu saya baik dalam hal materi maupun dorongan
semangat kepada saya untuk mengerjakan teks biografi ini.
4. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
TEKS BIOGRAFI “SANG IDOLA” ............................................................................................... 1

iii
“SANG IDOLA”

Ayah saya bernama Junaidi lahir di Lubuklinggau pada tanggal 20 Agustus 1976. Ayah beliau
bernama Daroni dan ibu beliau bernama Marjani. Dan Ayah tinggal bersama keluarganya di daerah
Lubukkupang. Saat sekolah dahulu beliau pergi ke sekolah dengan berjalan kaki menempuh jarak 2 KM
Meskipun jauh beliau tetap menjalaninya dengan suka hati dahulu saat duduk di bangku SMP beliau
mempunyai hobi membuat berbagai kerajinan tangan seperti mengukir sabuk yang terbuat dari kulit
mungkir kayu untuk gantungan baju dan sebagainya.
Beliau mempunyai cita-cita menjadi seorang insinyur karena terinspirasi oleh sang kakak yang
pada waktu itu kuliah di jurusan teknik sipil prestasi beliau cukup memuaskan saat SMA beliau hobi
dalam bidang elektronik dan bermain alat musik alat musik yang beliau kuasai adalah gitar.
Pada sebelum kelulusan SMA ibu beliau jatuh sakit, dan akhirnya meninggal tepat 2 hari sebelum
kelulusan. Itu menjadi luka yang sangat dalam bagi beliau. Tak lama semenjak meninggalnya ibu beliau,
ayah beliau menikah lagi dengan perempuan yang hampir sebaya dengannya.
Setelah lulus SMA beliau melanjutkan pendidikannya ke Institut Teknologi Bandung Fakultas
Teknik Sipil dan perencanaan jurusan Teknik Sipil beliau sangat senang ketika cita-citanya menjadi
Insinyur dapat terwujud kan beliau belajar dengan sangat giat.
Setelah tiga tahun kuliah beliau masuk ke jurusan struktur, disana diajarkan tentang bagaimana
menghitung dan mendesain struktur suatu bangunan. Sebelum lulus beliau harus melakukan kerja praktek
dengan bekerja di kontraktor sebagai pelaksana pembangunan gedung perusahaan umum telekomunikasi
di Palembang menjelang akhir masa kuliahnya beliau berkenalan dengan ibu saya yang bernama Nelly,
beliau kenal dengan Ibu saya melalui adik beliau yang merupakan salah satu dari teman ibu saya akhirnya
mereka berkomitmen untuk menjalin sebuah hubungan.
Setelah lulus kuliah beliau melamar di berbagai perusahaan sekitar lima perusahaan akhirnya
beliau diterima di salah satu perusahaan di Palembang. Jadi, terpaksa beliau harus merantau kesana.
beliau ditugaskan di proyek rehabilitasi saluran irigasi kertapati di Palembang sebagai engineer yang
bertugas menghitung biaya proyek. Seminggu sekali beliau pergi ke tempat proyek aktivitas yang

1
melelahkan itu beliau jalani sekitar dua tahun setelah beliau selesai dari proyek tersebut, beliau diterima
di salah satu PT di Palembang dan menetap di perumahan perusahaan tersebut.
Beliau diterima di bagian biru rancang-bangun sebagai engineer dan tugas mendesain struktur
bangunan untuk proyek pembangunan. Saat beliau masih bekerja di biro rancang-bangun beliau menikahi
Ibu saya Nelly di Lubuklinggau, beliau kembali ke Lubuklinggau hanya untuk menikahi dan selanjutnya
beliau akan kembali ke Palembang. Setelah menikah Ibu saya ikut tinggal di Palembang bersama ayah
saya. Lalu pada tahun 2006, lahir saya atau Putra pertama ayah dan ibu saya bernama Muhammad Dely
Mario.
Pada tahun 2007 ayah saya pindah ke dinas jestec divisi konstruksi sebagai kepala bagian yang
tugasnya melaksanakan pemeliharaan kawasan seperti jalan Saluran pagar dan sebagainya. Setiap minggu
diadakan kontrol keadaan kawasan Palembang. Selain itu beliau juga mendapatkan permintaan perbaikan
dari biro pada awal tahun 2007.
Kemudian pada tahun 2009 nama divisi konstruksi berubah nama menjadi biro pelayanan jasa
dengan lingkup pekerjaan jasa sipil dan mencibir tugas jasa sipil dan jasa-jasa lainnya sewa-menyewa dan
perbaikan peralatan. Beliau yang mengurusinya sampai saat itu beliau masih bekerja menjadi manajer
biro pelayanan jasa beliau dengan senang hati menerima permintaan perbaikan dari pihak-pihak yang
terkait beliau sangat tekun dalam menjalankan tugasnya.
Pada tahun 2012 tepat nya saya masuk sekolah dasar, beliau di pindahkan pekerjaannya di
Lubuklinggau. Jadi kami menyewa rumah di daerah megang ujung. Dan pada saat itu juga beliau mulai
membangun rumah. kami menempati rumah kami pada tahun berikutnya hingga saat ini. Rumah kami
berada di jalan nangka .dulu disana masih sangat sepi tapi sekarang rumah-rumah sudah banyak sekali.
Saya Masuk sekolah dasar di dekat rumah saya yaitu SD Negeri 48 Lubuklinggau disana saya bisa
dibilang siswa yang berprestasi, saya selalu juara kelas dan saya sangat bangga melihat orang tua saya
bangga kepada saya.
Namun pada kelas 6 saya mendapat peringkat kedua jadi saya agak sedikit kecewa tapi ayah saya
memberikan motivasi yang sangat berarti bagi saya. Setelah kelulusan sekolah dasar saya Masuk ke MTS
Negeri 1 Lubuklinggau, saya masuk kesana melalui jalur prestasi.
Pada awalnya saya bingung mau milih sekolah yang bagus. Tapi ayah saya menyarankan saya
agar masuk kesana jadi saya menuruti nya dan pada akhirnya saya betah bersekolah disana. Di MTS saya
tidak begitu berprestasi dan saya tidak lagi juara kelas dan hal ini membuat saya sedih tapi bersekolah
disana bukan lah hal yang buruk. Disana juga saya mendapat kan banyak pelajaran dan teman-teman yang
baik.
Pada akhir kelas delapan, dunia sedang diguncang dengan virus corona. Itu membuat sekolah
kami jadi daring. Dan itu juga memberikan dampak yang sangat besar dalam kehidupan keluarga kami.

2
Perusahaan tempat ayah saya mengalami kebangkrutan jadi ayah saya tidak memiliki pekerjaan. Itu
membuat Ekonomi keluarga kami sangat terpuruk. Semenjak kejadian itu kami hanya bergantung pada
warung kelontong dirumah kami. Namun itu tidak bertahan lama warung kami pun juga mengalami
kebangkrutan.namun ayah saya mempunyai tabungan yang cukup. Jadi beliau membeli sebuah mobil
untuk dijadikannya sumber uang yaitu dengan cara menjadi supir. Tapi dengan adanya mobil itu sangat
membantu kami untuk menyambung hidup.
Pada setahun masa pandemi ayah beliau jatuh sakit yang cukup parah. Ayah beliau terkena
penyakit Prostat yang menyebabkan ayah beliau tidak bisa berjalan sehingga hanya bisa tidur di atas
kasur. Sekitar 6 bulan jatuh sakit ayah beliau menghembuskan nafas terakhir.
Pada kelulusan MTS, saya selalu memikirkan ayah saya. saya selalu berpikir apakah beliau
sanggup untuk membiayai sekolah saya dan saya mulai bertanya kepada ibu saya. Tak lama semenjak
saya bertanya kepada ibu saya, ayah saya berkata "kamu harus sekolah nak ,ayah ingin melihatmu
sukses". Dari kata-kata ayah saya itu, saya mulai berpikir untuk belajar lebih giat lagi dan saya
memutuskan untuk masuk ke salah satu sekolah terbaik di Lubuklinggau yaitu MADRASAH ALIYAH
Negeri 1 (Model) Lubuklinggau. Semenjak sekolah di sini ayah saya selalu mengingatkan saya jangan
pernah lupa belajar dan jangan pernah santai sekolah disana.
Jadi menurut saya beliau adalah adalah idola saya beliau adalah sosok ayah yang sangat penyabar.
Beliau jarang sekali marah beliau marah jika anak-anaknya sudah melakukan kesalahan yang fatal. Beliau
mempunyai hobi bermain badminton kegiatan tersebut sering beliau lakukan di akhir minggu dan beliau
pintar dalam menjalankan matematika dan itu diturunkan kepada anak-anaknya kecerdasan beliau sering
memotivasi saya agar bisa menjadi seperti beliau, selain itu beliau juga orang yang taat agama saya
pernah melihat beliau bangun di malam hari dan melakukan salat malam itu semakin memotivasi saya
agar bisa menjadi lebih baik lagi. Ada sebuah mimpi yang ingin sekali saya gapai yaitu harus bisa
melebihi ayah saya.
Ketika kita lahir ayah adalah orang yang paling bahagia selain Ibu. Kita bagaikan penghibur dan
penyemangat dikala dia merasa lelah, akan semua pekerjaan dikantor. Ayah selalu mengajak kita
berbicara ketika kita masih bayi, dia juga yang menggenggam tangan ini dengan begitu erat ketika kita
baru belajar berjalan. Dia selalu berdoa dan berharap agar kita menjadi anak yang terbaik untuk keluarga.
Selain sosok ibu, ayah saya adalah sosok yang memiliki jasa besar pada kehidupan anaknya.
Berkat kerja keras dari ayah, maka keluarga saya pun mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, sosok ayah saya juga sering kali dijadikan sebagai panutan oleh anak-anaknya.
Memiliki ayah yang bertanggung jawab, serta mengajarkan kebijaksanaa dalam hidup tentu adalah
hal yang menguntungkan bagi saya. Ungkapan kasih sayang pun perlu sekali-kali diungkapkan kepada
sosok ayah dan tidak hanya ibu saja.

3
4

Anda mungkin juga menyukai