Anda di halaman 1dari 10

Tugas Metalurgi Ekstraksi

Nama : Muhammad Rafa Athallah


NPM : 2106729064
Kelas : Metalurgi Ekstraksi - 01
Tugas : Resume Video

Green and Sustainable Metallurgy

INTRODUCTION
Sustainable metallurgical science and engineering adalah bidang dinamis dan inovatif
yang bertujuan untuk merevolusi cara kita mengekstraksi, memproses, dan memanfaatkan
logam sambil meminimalkan dampak lingkungan dan melestarikan sumber daya berharga
untuk generasi mendatang. Ketika permintaan logam global terus meningkat, didorong oleh
kemajuan teknologi dan pertumbuhan industri, terdapat peningkatan kesadaran akan perlunya
transisi menuju praktik yang lebih berkelanjutan dalam sektor metalurgi.

Secara tradisional, proses metalurgi dikaitkan dengan konsumsi energi yang


signifikan, emisi gas rumah kaca, dan menipisnya sumber daya tak terbarukan. Namun,
paradigma ini berubah ketika para peneliti, insinyur, dan industri berkolaborasi untuk
mengembangkan dan menerapkan pendekatan yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan
bertanggung jawab secara sosial. Ilmu dan teknik metalurgi berkelanjutan mengintegrasikan
prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu seperti ilmu material, kimia, ilmu lingkungan, dan
ekonomi untuk merancang metode yang selaras dengan keseimbangan ekologi, kesejahteraan
masyarakat, dan kelayakan ekonomi.

Dalam konteks berikutnya, sustainabilitas langsung merujuk pada dampak-dampak


yang terjadi secara langsung sebagai hasil dari tindakan atau proses tertentu, biasanya dalam
konteks lingkungan, sosial, atau ekonomi. Sedangkan, sustainabilitas tidak langsung merujuk
pada dampak-dampak yang muncul sebagai akibat dari interaksi yang kompleks antara
berbagai faktor, termasuk tindakan atau proses yang mungkin tidak secara langsung terlihat
terkait dengan dampak tersebut. Adapun contoh dampak sustainabilitas langsung dan tidak
langsung yang didapat dari video tersebut adalah:
Example for direct sustainability effects
● CO2-reduced production (H2 Injection into a blast furnace)
● Electrification using ‘green’ power sources (electrolysis)
● Recycling (scrap sorting, recycling-oriented alloys)
● Process efficiency (near-net shape manufacturing)

Example for indirect sustainability effects


● Weight reduction in transportation at higher safety (AHSS, 7xxx)
● Product longevity (corrosion, hydrogen, fatigue resistance)
● Damage tolerance & repairability (microstructure design)
● Improved energy conversion & higher efficiency (FeAl, superalloys)
● Lower electrical resistivity, lower magnetic losses (hard magnets, Al, FeSi)
● Energy harvesting: thermoelectrics, solar cell absorbers (Heusler, perovskites)

CONTENT
Definisi sustainabilitas didefinisikan sebagai “meet the needs of the present generation
without compromising the ability of future generations to meet their own needs”
(brundtland-Report: world commission on environment and Development, United Nations,
1987) dan sebagai “Concerns whole cycle of a product construction i.e from raw material
acquisition, through planning, design, construction and use, to final demolition and waste
management” (B. Rossi, 2012)

Science dan engineering memegang peran sentral dalam mewujudkan prinsip-prinsip


keberlanjutan. Ilmu memberikan dasar pengetahuan yang mendalam tentang interaksi
kompleks antara manusia dan lingkungan, memungkinkan kita memahami dampak dari
tindakan kita. Di sisi lain, rekayasa berperan dalam merancang solusi nyata untuk tantangan
yang dihadapi dunia saat ini. Melalui desain inovatif, pengembangan teknologi ramah
lingkungan, optimalisasi proses, dan pengelolaan sumber daya, rekayasa membantu
menghadirkan solusi praktis yang dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan,
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, dan memajukan kesejahteraan sosial.
Dengan bekerja bersama, ilmu dan rekayasa membentuk fondasi untuk perubahan positif
menuju masa depan yang berkelanjutan.
Adapun society memiliki peran yang krusial dalam mencapai keberlanjutan.
Kesadaran, partisipasi, dan tindakan individu dan kelompok dalam masyarakat menjadi
kekuatan pendorong utama untuk perubahan positif. Dengan mengubah perilaku konsumsi
menjadi lebih berkelanjutan, mendukung upaya pelestarian lingkungan, dan mempromosikan
tanggung jawab sosial, masyarakat berkontribusi pada penciptaan lingkungan yang lebih baik
bagi generasi mendatang. Dalam upaya bersama dengan ilmu dan rekayasa, masyarakat dapat
membentuk budaya yang mendorong inovasi, kolaborasi, dan kesadaran akan dampak setiap
tindakan terhadap keseimbangan ekologi, sosial, dan ekonomi.

Aspect of sustainability and interlinkage:


● System science
● Soft boundary conditions
● Quantify effects
● Unintended Consequences
● Effect leakage
● Change management
● Commercial profit

How Can We Quantify Sustainability in Materials Science?


Life Cycle Assessment (LCA) adalah suatu metode sistematis yang digunakan untuk
mengevaluasi dampak lingkungan dari suatu produk, proses, atau aktivitas dari awal produksi
hingga akhir umur pakai atau pembuangan. Tujuan utama dari LCA adalah untuk memahami
secara holistik bagaimana suatu produk atau aktivitas berinteraksi dengan lingkungannya
sepanjang seluruh siklus hidupnya. Sedangkan, Life Cycle Inventory (LCI) adalah langkah
pertama dalam analisis Evaluasi Siklus Hidup (Life Cycle Assessment/LCA). LCI melibatkan
pengumpulan, dokumentasi, dan pengorganisasian data kuantitatif tentang semua masukan
dan keluaran yang terkait dengan suatu produk, proses, atau aktivitas selama seluruh siklus
hidupnya.

Typical LCA output in three categories:


● Resource Consumption
● Emission inventory
● Impact assessment

1. Resource Consumption :
● Input Bahan Baku dan Energi: LCA memberikan informasi tentang kuantitas
dan jenis bahan mentah, sumber energi, dan sumber daya lain yang dikonsumsi
pada setiap tahap siklus hidup produk atau sistem. Ini mencakup data tentang
ekstraksi, manufaktur, transportasi, dan pembuangan material dan energi.
● Penggunaan Air: LCA juga dapat mencakup data konsumsi air pada berbagai
tahapan siklus hidup, terutama di industri di mana air merupakan sumber daya
penting, seperti pertanian atau manufaktur.
● Penggunaan Lahan: Dalam beberapa kasus, LCA mempertimbangkan
penggunaan lahan, khususnya di bidang pertanian dan kehutanan, dimana
penggunaan sumber daya lahan dapat berdampak pada ekosistem dan
keanekaragaman hayati.

2. Emission inventory :
● Emisi Gas Rumah Kaca: LCA mengukur emisi gas rumah kaca, seperti karbon
dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O), yang terkait
dengan siklus hidup produk atau sistem. Ini termasuk emisi dari produksi
energi, manufaktur, transportasi, dan pembuangan.
● Polutan Udara: LCA juga dapat mendokumentasikan emisi polutan udara
seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), partikel, dan senyawa
organik yang mudah menguap (VOC), yang dapat berdampak buruk pada
kualitas udara dan kesehatan manusia.
● Polutan Air: Beberapa LCA menilai pelepasan polutan ke badan air, seperti
logam berat, bahan kimia, dan nutrisi, yang dapat berdampak pada ekosistem
perairan dan kualitas air.
● Timbulnya Limbah: LCA biasanya melacak timbulan limbah padat, cair, dan
berbahaya sepanjang siklus hidup, termasuk limbah yang dikirim ke tempat
pembuangan sampah, insinerasi, atau fasilitas daur ulang.

3. Impact assessment:
● Dampak Kesehatan Manusia: LCA sering kali menilai potensi dampak
terhadap kesehatan manusia, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti
paparan polutan udara dan air, risiko kesehatan kerja, dan dampak ekstraksi
sumber daya.
● Dampak Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati: LCA mengevaluasi potensi
kerusakan terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati, termasuk
kerusakan habitat, hilangnya spesies, dan konsekuensi ekologis lainnya.
● Perubahan Iklim: LCA menghitung jejak karbon suatu produk atau sistem,
memberikan wawasan mengenai kontribusinya terhadap pemanasan global dan
perubahan iklim.
● Penipisan Sumber Daya: Pendekatan ini menilai penipisan sumber daya alam,
seperti mineral, bahan bakar fosil, dan air, dan memperkirakan potensi
konsekuensi dari kelangkaan sumber daya.
● Dampak Kumulatif dan Marginal: LCA juga dapat menganalisis dampak
kumulatif dan marjinal, dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang
dan bertahap dari produk atau sistem terhadap lingkungan dan masyarakat.

Unintended consequences
All consequences considered
● H2O is a greenhouse gas too
● Water splitting is energy intense, has low efficiency and requires huge amounts of
electrical energy
● Using H2 as reductant makes only sense when it is produced using green electricity
(which is not needed elsewhere). The hydrogen currently used in industry is not green
(gray H2)
● Catalyst materials are expensive and cause waste
● Blast furnace are closed down and slabs are imported (carbon leakage)

Embodied energy - thermodynamics


Example: Hematite (Fe2O3) reduction:

Thermodynamics: minimum energy for reduction to Fe is 6.1 MJ/kg (free energy of oxidation
of iron to this oxide). This energy could in principle, be recovered by re-oxidizing the iron
under controlled conditions (minimum thermodynamically “embodied” or stored). However,
the measured energy to make iron (the actually embodied energy) is 18 MJ/Kg, i.e. it has a
conversion efficiency of 33%
Environmental effects of metallurgy
1. Ekstraksi dan Penambangan Sumber Daya:

○ Perusakan Habitat: Aktivitas pertambangan, terutama penambangan terbuka


dan penambangan terbuka, dapat mengakibatkan rusaknya habitat alami,
termasuk hutan, lahan basah, dan ekosistem, sehingga mengakibatkan
hilangnya satwa liar.
○ Polusi Air: Operasi penambangan dapat melepaskan polutan ke badan air di
sekitarnya, seperti logam berat, asam, dan sedimen, yang dapat membahayakan
kehidupan akuatik dan menurunkan kualitas air.

2. Pengolahan Bijih:

○ Konsumsi Energi: Pengolahan bijih melibatkan operasi intensif energi seperti


penghancuran, penggilingan, dan peleburan, yang dapat menghasilkan emisi
gas rumah kaca yang signifikan jika bahan bakar fosil digunakan sebagai
energi.
○ Penggunaan Bahan Kimia: Beberapa proses metalurgi melibatkan penggunaan
bahan kimia, yang dapat menyebabkan pelepasan zat berbahaya ke lingkungan
jika tidak dikelola dengan baik.

3. Produksi Logam:

○ Emisi Udara: Proses produksi logam, seperti peleburan dan pemurnian,


melepaskan polutan ke atmosfer, termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen
oksida (NOx), dan partikel, sehingga berkontribusi terhadap polusi udara dan
hujan asam.
○ Emisi Gas Rumah Kaca: Proses suhu tinggi dalam metalurgi, khususnya
produksi baja dan aluminium, dapat mengeluarkan karbon dioksida (CO2)
dalam jumlah besar, yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan
perubahan iklim.
○ Penggunaan Air: Produksi logam mungkin memerlukan air dalam jumlah
besar, yang dapat membebani sumber daya air setempat, khususnya di daerah
kering.

4. Generasi limbah:

○ Limbah Padat: Proses metalurgi menghasilkan berbagai limbah padat,


termasuk terak, debu, dan residu lainnya, yang memerlukan pembuangan atau
daur ulang dengan benar.
○ Limbah Berbahaya: Beberapa proses metalurgi menghasilkan bahan limbah
berbahaya yang memerlukan pengelolaan khusus untuk mencegah kontaminasi
tanah dan air.

5. Manajemen Akhir Kehidupan:

○ Daur ulang: Dampak metalurgi terhadap lingkungan dapat dikurangi melalui


daur ulang, sehingga mengurangi kebutuhan ekstraksi bahan mentah dan
proses intensif energi.
○ Tempat Pembuangan Akhir: Pembuangan logam bekas di tempat pembuangan
sampah dapat menyebabkan kontaminasi tanah, dan jika tidak dikelola dengan
baik, lama kelamaan dapat melepaskan logam ke lingkungan.

6. Kemajuan Teknologi dan Praktik Berkelanjutan:

○ Pengurangan Dampak Lingkungan: Penelitian dan pengembangan yang sedang


berlangsung di bidang metalurgi bertujuan untuk mengurangi dampak
lingkungan melalui proses yang lebih bersih dan efisien, pemulihan energi, dan
minimalisasi limbah.
○ Metalurgi Hijau: Konsep "metalurgi hijau" berfokus pada pengembangan
proses metalurgi ramah lingkungan yang menggunakan sumber energi
terbarukan, mengurangi emisi, dan meminimalkan konsumsi sumber daya.

Population and market growth


Huge system changes
● Sustainable production and CO2 reduction
● Green energy replaces fossil energy
● Electrification of transport and industry
● Digitalisation and artificial intelligence

Urban mining: current status


Urban mining adalah konsep yang mengacu pada praktik mendaur ulang dan
mendapatkan bahan berharga dari limbah elektronik (e-waste), limbah konstruksi, dan limbah
industri lainnya yang terdapat di lingkungan perkotaan. Praktik ini bertujuan untuk
mengurangi kebutuhan akan ekstraksi sumber daya alam yang berharga, seperti logam dan
mineral, dengan memanfaatkan sumber daya yang telah ada di dalam kota. Urban mining
dapat mencakup pemulihan logam seperti emas, perak, tembaga, dan aluminium, serta bahan
lainnya yang memiliki nilai ekonomi dan lingkungan. Berikut merupakan status Urban
Mining Saat Ini:

● Peningkatan Kesadaran: Kesadaran akan pentingnya urban mining dan dampak


positifnya terhadap lingkungan semakin meningkat. Banyak negara dan organisasi
yang mulai mempromosikan praktik urban mining sebagai langkah penting dalam
mengatasi masalah limbah elektronik dan mengurangi eksploitasi sumber daya alam.
● Teknologi Pengolahan: Teknologi untuk mengolah limbah elektronik dan mendaur
ulangnya terus berkembang. Proses pemulihan logam mulia dan berharga dari
elektronik bekas menjadi semakin efisien, termasuk penggunaan metode seperti
ekstraksi solvent dan proses pirometalurgi.
● Peraturan dan Kebijakan: Banyak negara telah mengeluarkan regulasi yang mengatur
pengelolaan limbah elektronik dan praktik urban mining. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi dampak negatif limbah elektronik terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia serta mempromosikan praktik-praktik yang lebih berkelanjutan.
● Industri Daur Ulang: Industri daur ulang terus berkembang dan berperan penting
dalam mendukung praktik urban mining. Pabrik-pabrik daur ulang elektronik dan
fasilitas pemrosesan limbah menjadi semakin umum, memungkinkan pemulihan
bahan berharga dari limbah elektronik.
● Pendanaan Riset: Penelitian tentang teknologi dan praktik urban mining mendapatkan
pendanaan yang lebih besar, terutama karena kesadaran akan sumber daya yang
semakin langka dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh penambangan
tradisional. Pemerintah, lembaga nirlaba, dan perusahaan swasta semakin berinvestasi
dalam riset dan pengembangan di bidang ini.
● Hambatan-hambatan: Meskipun ada kemajuan, praktik urban mining masih
menghadapi beberapa hambatan. Salah satunya adalah tantangan teknis dalam
memproses limbah elektronik yang kompleks dan mengandung berbagai bahan kimia
berbahaya. Selain itu, ada masalah regulasi, pendanaan yang cukup, dan kesadaran
masyarakat yang masih perlu ditingkatkan

CONCLUSION

Green and Sustainable Metallurgy mewakili perubahan mendasar dalam cara logam
diproduksi, diproses, dan dimanfaatkan, dengan fokus kuat pada meminimalkan dampak
lingkungan dan mendorong keberlanjutan jangka panjang. Dalam metalurgi berkelanjutan,
teknologi inovatif dan ramah lingkungan diterapkan untuk mengurangi konsumsi sumber
daya, penggunaan energi, dan emisi di seluruh siklus hidup produksi logam. Pendekatan ini
menekankan daur ulang, prinsip ekonomi sirkular, dan penggunaan sumber energi terbarukan
untuk mengurangi dampak lingkungan dari industri.

Green Metallurgy, di sisi lain, mengacu pada logam yang bersumber dan diproses dengan
dampak lingkungan minimal. Logam-logam ini sering kali dicirikan oleh metode ekstraksi
yang bertanggung jawab, teknik pemrosesan yang efisien, dan pengurangan emisi selama
produksi. Penggunaan logam hijau di berbagai industri berkontribusi terhadap praktik ramah
lingkungan dan bertanggung jawab sosial.

Kesimpulannya, Green and Sustainable Metallurgy bertujuan untuk menyelaraskan industri


logam dengan tujuan keberlanjutan yang lebih luas dengan meminimalkan kerusakan
ekologis, melestarikan sumber daya, dan mendorong praktik yang bertanggung jawab dalam
produksi dan penggunaan logam. Konsep-konsep ini sangat penting dalam mengatasi
tantangan lingkungan dan memajukan industri metalurgi yang lebih berkelanjutan dan
bertanggung jawab.

REFERENCE
● Metallurgy Guru: Sustainable Metallurgy and Green Metals - A Green Metallurgy
Introduction - https://www.youtube.com/watch?v=1kihsaLSxv0&t=1241s

Anda mungkin juga menyukai