Anda di halaman 1dari 29

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

SURVEY MAWAS DIRI ( SMD )

I. PENDAHULUAN
Survey Mawas Diri merupakan kegiatan survey yang dilakukan oleh Kader Desa
dalam upaya meningkatkan peran aktif masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan dengan kegiatan dari oleh dan untuk masyarakat sendiri. Bertujuan meningkatkan
pengetahuan, merencanakan, memecahkan masalah, mengembangkan potensi masyarakat
secara gotong-royong dan kemitraan dalam mendorong kemandirian masyarakat.
Kader dan tokoh masyarakat merupakan bagian dari kelompok potensial yang ada di
masyarakat mempunyai peran dan tugas yang cukup penting dalam penggerakan dan
pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, menyangkut upaya
kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak , pemasyarakatan dan lain-lain.

II. TUJUAN
Meningkatkan kinerja dan kegiatan kader desa dalam upaya mengembangkan
desa siaga agar berkesinambungan dan mandiri melalui SMD sehingga teridentifikasi
permasalahan kesehatan maupun potensi desa yang ada, sebagai upaya pemecahan serta
bentuk intervensi.

III. KEGIATAN POKOK dan RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Survey Mawas Diri 1. Petugas menentukan sasaran SMD.
2. Petugas membuat rencana jadwal SMD.
3. Petugas menyusun / menyiapkan materi SMD Petugas
melakukan koordinasi dengan bidan desa setempat.
4. Petugas mendatangi desa binaan.
5. Petugas bertemu dengan pihak terkait (Desa dan Ketua
FKD)
6. Petugas menjelaskan tujuan.
7. Petugas menjelaskan materi yang belum jelas.
8. Petugas bersama Ketua FKD menentukan kader yang
melaksanakan survey.
9. Petugas melaksanakan koordinasi dengan Ketua FKD
kapan materi SMD diselesaikan.

IV. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Petugas menentukan sasaran SMD.
2. Petugas membuat rencana jadwal SMD.
3. Petugas menyusun / menyiapkan materi SMD Petugas melakukan koordinasi dengan
bidan desa setempat.
4. Petugas mendatangi desa binaan.
5. Petugas bertemu dengan pihak terkait (Kepala Desa dan Ketua FKD) melalui forum
pertemuan.
6. Petugas menjelaskan tujuan.
7. Petugas menjelaskan materi yang belum jelas.
8. Petugas bersama Ketua FKD menentukan kader yang melaksanakan survey.
9. Petugas melaksanakan koordinasi dengan Ketua FKD kapan materi SMD diselesaikan.
10. Kader kesehatan melakukan survey ke masyarakat.

V. SASARAN

1
Pertemuan Survey Mawas Diri adalah Tim SMD Desa Siaga di desa sebanyak 5
orang terdiri dari Kepala Desa, Perangkat desa, Toma, Toga, Bidan desa, dan Kader
kesehatan.

VI. WAKTU DAN TEMPAT

Bulan
No Kegiatan Tempat Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 SMD Desa Ketupat
2 SMD Desa Jungkat
3 SMD Desa Kropoh
4 SMD Desa Karangnangka
5 SMD Desa Alasmalang
6 SMD Desa Poteran
7 MMD Desa Brakas
8 MMD Desa Tonduk
9 MMD Desa Gua-Gua

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Tercapainya survey mawas diri (SMD) sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan,
kemudian dilanjutkan dengan melakukan survey oleh kader kesehatan.

VIII. PELAKSANA KEGIATAN


Petugas Promkes UPT Puskesmas Batealit, Ketua FKD, dan Kader kesehatan.

IX. PENUTUP
Demikian panduan ini disusun untuk dapat dipakai untuk sebagai acuan untuk melakukan
“Survey Mawas Diri” di UPT Puskesmas Batealit sehingga tujuan dan hasilnya dapat
diharapakan dapat dicapai

Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Batealit

H. Hermanto, S.Kep
NIP.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

I. PENDAHULUAN
Upaya pemberdayaan masyarakat dan lintas sektoral terkait merupakan upaya
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat secara sistimatis agar
mempunyai daya kekuatan sehingga masyarakat mampu mengembangkan diri yang akhirnya
mampu mandiri.
Stakeholder dan tokoh masyarakat merupakan bagian dari kelompok potensial yang
ada di masyarakat yaitu mempunyai peran dan tugas yang cukup penting dalam penggerakan

2
dan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pembangunan kesehatan agar berperilaku
hidup bersih dan sehat.

II. TUJUAN
Agar memperoleh kesepakatan dalan penentuan prioritas masalah sekaligus
merencanakan kegiatan intervensi berdasarkan potensi yang dimiliki.

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 MMD 1. Persiapan
Sebelum MMD dilaksanakan, perlu diadakan persiapan yang
neliputi :
a. Pendekatan Kepala Desa
1) Memimpin MMD dengan menjelaskan acaranya
2) Mengkoordinasikan dengan ketua FKD
3) Mempersiapkan tempat penyelenggaraan MMD.
b. FKD Melaksanakan :
1) Memaparkan hasil survey mawas diri dan petugas
puskesmas mendampingi jalannya MMD
2) Mendiskusikan hasil survey mawas diri
3) Mengumpulkan masukan dari peserta
MMD/masyarakat
4) Memperoleh masalah-masalah yang muncul dari
survey mawas diri
5) Memprioritaskan masalah
6) Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja
triwulan lintas sektor
7) Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan
instruksi / surat-surat yang berhubungan dengan peran
serta masyarakat yang berkaitan dengan sektor
kesehatan
8) Penugasan sekertaris FKD untuk menulis hasil

IV. TAHAPAN KEGIATAN MMD


Sehubungan dengan survey mawas diri yang telah dilaksanakan maka musyawarah
masyarakat desa merupakan tindak lanjut untuk memperoleh prioritas masalah beserta
pemecehan masalahnya.
Penyelenggaraan dilakukan oleh Petugas Promosi kesehatan sebagai fasiliator,
Kepala Desa, Ketua FKD dan anggota FKD. musyawarah masyarakat desa dilaksankan
sebagai berikut :
1. Masukan
a. Laporan hasil survey mawas diri
b. Laporan rekapitulasi hasil survey mawas diri
c. Adanya masalah dan faktor penyebab
2. Proses
a. Analisis hambatan dan masalah dari survey mawas diri
b. Analisis penyebab masalah dari survey mawas diri
c. Menentukan prioritas masalah
d. Merumuskan cara penyelesaian masalah
e. Menentukan tindak lanjut penyelesaian masalah
3. Keluaran
a. Rencana kegiatan FKD
b. Kesepakatan bersama

3
V. SASARAN
Sasaran pertemuan adalah Tim Desa Siaga di desa terdiri dari FKD, perangkat desa,
Toma, Toga, Kader PKK dan Pendampingan oleh petugas dari Puskesmas.

VI. WAKTU dan TEMPAT

Bulan Ket
No Kegiatan Tempat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 MMD Desa Ketupat
2 MMD Desa Juungkat
3 MMD Desa Kropoh
4 MMD Desa Karangnangka
5 MMD Desa Alasmalang
6 MMD Desa Poteran
7 MMD Desa Brakas
8 MMD Desa Tonduk
9 MMD Desa Gua-Gua

VII. EVALUASI KEGIATAN


Diharapkan Stakeholder dan masyarakat peduli tentang program-program kesehatan
dan memberikan solusi akan permasalahan di masyarakat.
Adapun hasil yang didapat dalam pertemuan MMD yaitu:
1. Presensi
2. Notulen
3. Pemaparan hasil SMD
4. Pembahasan faktor resiko dan prioritas masalah
5. Membuat rencana tindak lanjut

VIII. PELAKSANA KEIGATAN


Petugas Promosi Kesehatan UPT Puskesmas Batealit, Ketua FKD, dan Kader kesehatan.

IX. PENUTUP
Demikian kerangka acuan MMD dibuat sebagai pedoman kegiatan penggerakan
dan pemberdayaan masyarakat Desa Siaga di Desa.

Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Batealit

H. Hermanto, S.Kep
NIP.

4
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBINAAN DESA SIAGA AKTIF

I. PENDAHULUAN
Masa kejayaan pembangunan kesehatan masyarakat desa era tahun 80-an hendak
diulang dan dibangkitkan kembali melalui gerakan pengembanan dan pembinaan desa sianga
yang sudah dimulai pada tahun 2006 yaitu dengan ditetapkannya keputusan menteri kesehatan
No.564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang pedoman pelaksaan pengembangan desa siaga. Namun
demian banyak diaantaranya yang belum berhasil menciptakan desa siaga atau kelurahan
keluarga yang sesungguhnya yang disebut sebagai desa siaga aktif atau keluarga siaga aktif.
Hal ini dapat dipahami karena pengembangan dan pembinaan desa dan kelurahan siaga yang
menganut konsep pemberdayaan masyarakat memang memerlukan suatu proses.
Desa dan kelurahan siaga aktif adalah bentuk pengembangan dari desa/kelurahan
siaga yang telah ada. Desa dan kelurahan siaga aktif apabila telah memiliki 3 (tiga) komponin
yakni : (1). Pelayanan kesehatan dasar, (2). Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan
UKBM dan mendorong upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan
penanggulangan bencana serta penyhatan lingkungan, (3). Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).
Atas dasar pertimbangan tersebut diatas dirasa perlu untuk melaksanakan revitalisasi
terhadap program pengembangan desa/kelurahan siaga guna mengakselerasi pencapaian target
desa siaga aktif pada tahun 2015. Sebagaimana diketahui perkeskes
no.741/Menkes/Per/VIII/2008 tentang dan Kepmenkes No.878/Menkes/SK/IX/2008 tentang
petunjuk tekhnis standar pelayanan minimal (SPM) Bidan Kesehatan di Kabupaten/ kota
menetapkan bahwa pada tahun 2015 sebanyak 80% desa telah menjadi desa siaga aktif dalam
target tersebut jua tercakup kelurahan siaga aktif.

5
UU RI Nomer 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah mengamanatkan adanya
urusan pemerintah yang menjadi urusan wajib pemerintah Provinsi, pemerintah kab/kota.
Salah satu dari antaranya urusan wajib tersebut adalah penanganan bidang kesehatan denan
demikian jelas bahwa pengembangan desa/ kelurahan siaga aktif merupakan salah satu urusan
wajib yang harus diselengarakan oleh pemerintah kab/kota . oleh karena itu pemerintah
kab/kota harus berperan aktif dalam proses pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan
siaga aktif.

II. LATAR BELAKANG


Untuk di kabupaten sumenep sendiri khususnya di kecamatan kota, desa/kelurahan
dicanankan semua desa/kelurahan menjadi kelurahan siaga aktif. Peran aktif dalam
pengembangan kelurahan siaga aktif tersebut bukan hanya tangung jawab pemerintah namun
pihak-pihan lain yaitu organisasi kemasyarakatan, dunia uasaha serta mengambil keputusan
dan pemangku kepentingan lain, besar perannya dalam mendukun keberhasilan pembangunan
kesehatan masyarakat desa/kelurahan.
Pada tahun 2016 wilayah kerja UPT Puskesmas Batealit secara kelembagaan baru
terbentuk desa/kelurahan siaga aktif, desa/kelurahan dengan diterbitkannya SK forum
desa/kelurahan dan SK Ponkeses/Poskeskel dan diharapkan pada tahun 2018 semua
desa/kelurahan menjadi desa/kelurahan siaga aktif.
Dalam mencapai kelurahan siaga aktif tentunya harus ada upaya-upaya atau kegiatan
yang harus dilakukan berdasarkan pedoman tahapan perkembangan desa/kelurahan siaga aktif.

III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Percepatan terwujudnya masyarakat desa an kelurahan yang peduli, tanggap dan mamapu
mengenali, mencegah serta mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara
mandiri, sehinga derajat kesehatannya meningkat.
2. Tujuan khusus
a. Mengembanakan kebijakan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif ditingkat
pemerintah desa/kelurahan.
b. Meningkatkan komitmen dan kerjasama semua pemangku kepentingan baik ditingkat
kecamatan desa dan kelurahan untuk pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.
c. Meningkatkan UKBM yang dapat melaksanakan survailens berbasis masyarakat.
d. Meninkatkan ketersediaan sumber daya manusia, dana, maupun sumber daya lain yang
berasal dari pemerintah, masyarakat, swasta/dunia usaha untuk pengembangan
desa/kelurahan siaga aktif.
e. Meningkatkan perilaku hiup bersih dan sehat (PHBS) dirumah tangga di desa atau
kelurahan.

IV. TATA NILAI


1. Senyum
Semua karyawan UPT Puskesmas Batealit wajib mengekpresikan senyum dalam
memberikan pelayanan setiap hari, antara lain dengan cara :
a. Selalu tersenyum dan lakukan kontak mata yang baik
b. Ekspresi yang menunjukkan ketertarikan
c. Volume suara, intonasi suara dan kecepatan berbicara yang sesuai
2. Ramah
Semua karyawan UPT Puskesmas Batealit wajib berperilaku ramah, antara lain dengan
cara :

6
a. Menyapa denan sikap dan tutr kata yan baik, ramah, sopan dan bersahabat
b. Melayani dengan tetap berpikiran positif an tidak mudah marah
c. Menciptakan suasana yang menyenangkan dengan sikap simpatik, sopan santun dan
ramah tamah
3. Sigap
Semua karyawan puskemas Raas turut serta melaksanakan pelayan yan sigap, dengan
cara:
a. Selalu cepat dalam memberikan pelayanan
b. Berharap dalam menjalankan tugas

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pembinaan forum desa/kelurahan siaga aktif
2. Advokasi tingkat desa/kecamatan
3. SMD dan MMD

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Pertemuan yang dilaksanakan melalui pertemuan/tatap muka

VII. SASARAN DAN PROGRAM


1. Individu an keluarga
a. Setiap individu dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar baik di
ponkesdes, polindes maupun puskesmas
b. Mempraktekkan PHBS menuju keluarga atau Rumah tangga yang sehat
c. Berperan aktif dalam upaya keiatan kesehatan
2. Sarana kesehatan (ponkesdes dan polindes)
a. Masing-masin sarana kesehatan memberikan pelayanan kesehatan
b. Mewujutkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan yang sehat
3. Organisasi masyarakat/organisasi profesi/LSM dan dunia usaha
a. Mendalang potensi untuk mengembangkan desa/kelurahan siaga aktif
b. Bergotong royong untuk mewujudkan keluarga siaga aktif
c. Menciptakan suasana yang kondusif untuk menukung kegiatan kesehatan
4. Lembaga pemerintah
a. Peduli dan mendukung upaya kesehatan, terutama membentuk forum kelurahan dan
secara rutin mengadakan pertemuan
b. Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan
c. Dampaknya dibidang kesehata

VIII. JADWAL PELAKSAAN KEGIATAN

Bulan ke
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pembinaan Anggora
forum desa forum
Advokasi tkt Anggota
desa forum, aparat
Kader dan
SMD
masyarakat
Anggota
MMD forum/poskes
kel

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN AN PELAPORAN


Evaluasi terhadat pelaksanaan jadwal kegiatan akan dilakukan setiap H+1, dan
sebagai pelaksananya adalah ketua tim pembinaan.

7
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan terdiri dari sebab tertundanya kegiatan dan
RTL (rencana tindak lanjut) –nya, dibuat setiap H+2 dan ditujukan kepada koordinator UKM
dan kepala puskesmas.

X. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan serta dokumentasi kegiatan, serta pelaporan kegiatan akan disampaikan
kepada PJ program dan kepala puskesmas. Evaluasi kegiatan akan dilaksanakan dan
dilaporkan setiap tanggal 30 setelah pelaksanaan pembinaan.

Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Batealit

H. Hermanto, S.Kep
NIP.

KERANGKA ACUAN KERJA


PEMANTAPAN DAN PENINGKATAN TAMAN POSYANDU

I. PENDAHULUAN
Posyandu adalah salah satu jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang paling bermasyarakat, yang mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan

8
angka kematian bayi. Posyandu diselenggarakan oleh kader yang dilatih dibidang kesehatan
yang berasal dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dibantu oleh tenaga
kesehatan yang bertujuan :
a. untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, anak balita, ibu dan pasangan usia subur.
c. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan agar dapat
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan
kebutuhan dan kemauannya.

II. LATAR BELAKANG


Posyandu merupakan bentuk peran serta masyarakat di bidang kesehatan yang
dikelola oleh kader dengan sasaran seluruh anggota masyarakat. Dalam perkembangannya
dalam meningkatkan kualitas posyandu, kegiatannya di integrasikan dengan program
pengembangan anak usia dini (PAUD) dan bina keluarga balita (BKB) yang disebut sebagai
taman posyandu.
Disamping melaksanakan tugas-tugas pokok di posyandu, kegiatan kader di taman
posyandu juga di fokuskan pada deteksi dini tumbuh kumbang balita.
Kader sebagai pelaksana kegiatan ditaman posyandu perlu terlebih dulu memahami
tentang petunjuk tekhnis ditaman posyandu dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan
kader dalam melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita. Dalam upaya untuk
meningkatkan pemahaman pengetahuan dan kemampuan kader di taman posyandu dalam
melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita perlu dilakukan pertemuan refreshing kader.

III. TUJUAN
a. Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang kegiatan taman posyandu

b. Tujuan khusus
 Meningkatkan pemahaman kader posyandu tentang taman posyandu
 Meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang deteksi dini tumbuh kembang
balita.
 Meningkatkan kemampuan kader posyandu dalam melaksanakan deteksi dini tumbuh
kembang balita

IV. MATERI
a. Taman posyandu
b. Deteksi dini tumbuh kembang balita

V. SASARAN
a. Balita 0-5 tahun yang menjadi sasaran posyandu sebelumnya.
b. Ibu balita 0-5 tahun yang menjadi sasaran posyandu sebelumnya.
c. Kader posyandu

VI. TEMPAT PELAKSANAAN TAMAN POSYANDU


Taman posyandu bisa dilakukan dengan model pelayanan lengkap terintegrasi satu
atap atau dengan pelayanan lengkap terintegrasi tidak satu atap.
Pelaksanaan posyandu dilakukan menetap di satu tempat di rumah warga, balai
RT/RW/Desa atau rumah posyandu. Tempat untuk pelaksanaan PAUD dapat menggunakan

9
fasilitas Desa, fasilitas umum, sekolah atau bangunan yang tersedia dan memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Bertempat di lokasi strategis
b. Kondisi bangunan cukup layak, aman dan nyaman bagi anak
c. Memiliki ruangan yang cukup untuk kegiatan
d. Memiliki halaman untuk bermain
e. Tersedia MCK yang dapat di akses oleh anak-anak/orang tua
f. Tersedia sanitasi air bersih
g. Penerangan dan ventilasi udara cukup
h. Bebas polusi dan suara bising

VII. WAKTU PELAKSANAAN TAMAN POSYANDU


Taman posyandu dilaksanakan dengan jadwal yang ditentukan sendiri oleh pelaksana
dan masyarakat sesuai kesepakatan, namun pengaturan jadwal layanan perlu dilakukan
mengingat terbatasnya tempat dan jumlah kader yang ada.
Secara umum pelaksanaan masing-masing layanan adalah sebagai berikut :

NO Jenis kegiatan jan feb mar apr mei jun jul agus sep okt nov des
1 Pemantapan dan
peningkatan
taman posyandu

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Tercapainya pemantapan dan peningkatan taman posyandu sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemantapan dan peningkatan
taman posyandu oleh kader kesehatan.

IX. PELAKSANA KEGIATAN


Petugas Promkes UPT Puskesmas Batealit dan Kader kesehatan.

X. PENUTUP
Demikian panduan ini disusun untuk dapat dipakai sebagai acuan untuk melakukan
“pemantapan dan peningkatan taman posyandu” di tiap-tiap desa masing-masing sehingga
tujuan dan hasilnya dapat diharapakan dapat dicapai.

Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Batealit

H. Hermanto, S.Kep
NIP.

10
KERANGKA ACUAN KERJA
SURVEY PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

I. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan
dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. (Permenkes nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011).
Derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tapi yang lebih
dominan adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyrakat. Upaya untuk mengubah
perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui
program pembinaan Perilaku hidup Bersih dan sehat (PHBS).
Perilaku hidup Bersih dan sehat mempunyai beberapa tatanan, karena tatanan PHBS
saling berhubungan. Tatanan PHBS meliputi PHBS Tatanan rumah tangga, tatanan institusi
pendidikan, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat umum.

II. LATAR BELAKANG


Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal, pada hakikatnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kondisi lingkungan, perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan dan genetika. (H.L Blum).
Dari hasil Riskesdes 2007, diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baru mencapai 38.7%, sedangkan Kementerian
Kesehatan mentargetkan rumah tangga yang ber PHBS pada tahun 2014 yaitu 70%.
(permenkes no. 2269/Menkes/Per/XI/2011). Untuk mencapai target tersebut, maka
diperlukan tindakan yang nyata baik dari masyarakat, pemerintah desa, kecamatan maupun
petugas puskesmas serta pemerintah daerah.
Pembinaan PHBS merupakan bagian dari pengembangan desa siaga dan kelurahan
siaga aktif. Ini tertuang pada Keputusan menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010

11
tentang Pedoman umum Pengembangan Desa dan Kelurahan siaga aktif. Di dalamnya
menyatakan bahwa masyarakat di Desa Siaga Aktif wajib melaksanakan PHBS. Maka dari
itu salah satu dalam tahapan pengembangan Desa Siaga Aktif adalah Persentase rumah
tangga di desa yang mendapat pembinaan PHBS.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan,
serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan
dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang
dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktifitas organism atau mahluk hidup yang bersangkutan.(Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :
a. Nilai
b. Sikap
c. Pendidikan/Pengetahuan

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemapuan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baik di tatanan rumah tangga, tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tempat pegelolaan makanan/minuman, sarana
kesehatan, dan tempat-tempat umum.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran permasalahan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas
Batealit.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam ber PHBS, baik di tatanan rumah
tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tempat pegelolaan
makanan/minuman, sarana kesehatan, dan tempat-tempat umum.
3. Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada masyarakat di tatanan rumah
tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tempat pegelolaan
makanan/minuman, sarana kesehatan, dan tempat-tempat umum.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Survey PHBS tatanan - Menentukan jadwal survey PHBS
Rumah tangga - Mengkoordinasikan pendataan PHBS tatanan rumah
tangga dengan kader PHBS
- Memberikan formulir kuesioner PHBS dan stiker PHBS ke
kader
- Kader PHBS melaksanakan pengumpulan data dengan cara
mengunjungi rumah tangga di tiap wilayahnya
- Kader PHBS melaksanakan survey PHBS dengan cara
wawancara dan observasi rumah/ lingkungan
- Kader PHBS mencatat hasil survey/ wawancara dengan
responden ke dalam formulir kuesioner PHBS
- Kader PHBS menempelkan stiker PHBS sesuai hasil
wawancara
- Kader PHBS mengumpulkan hasil wawancara kemudian
memberikan hasil survey ke petugas promkes
- Petugas melakukan rekapitulasi hasil survey dengan
tabulasi

12
- Petugas mendapatkan urutan permasalahan dari data
tabulasi

2 Survey PHBS tatanan - Membuat jadwal pelaksanaan survey


institusi pendidikan - Membuat formulir PHBS institusi pendidikan
- Melaksanakan wawancara ke institusi pendidikan sesuai
jadwal
- Mencatat hasil wawancara dengan teliti
- Melakukan rekapitulasi hasil wawancara dengan tabulasi
- Mendapatkan urutan permasalahan dari data tabulasi
3 Survey PHBS tatanan - Membuat jadwal pelaksanaan survey
tempat kerja - Membuat formulir PHBS institusi tempat kerja
- Melaksanakan wawancara ke institusi tempat kerja sesuai
jadwal
- Mencatat hasil wawancara dengan teliti
- Melakukan rekapitulasi hasil wawancara dengan tabulasi
- Mendapatkan urutan permasalahan dari data tabulasi
4 Survey PHBS tempat - Membuat jadwal pelaksanaan survey
pengelolaan - Membuat formulir PHBS tempat pengelolaan
makanan/minuman makanan/minuman
- Melaksanakan wawancara ke tempat pengelolaan
makanan/minuman sesuai jadwal
- Mencatat hasil wawancara dengan teliti
- Melakukan rekapitulasi hasil wawancara dengan tabulasi
- Mendapatkan urutan permasalahan dari data tabulasi
5 Survey PHBS sarana - Membuat jadwal pelaksanaan survey
kesehatan - Membuat formulir PHBS sarana kesehatan
- Melaksanakan wawancara ke sarana kesehatan sesuai
jadwal
- Mencatat hasil wawancara dengan teliti
- Melakukan rekapitulasi hasil wawancara dengan tabulasi
- Mendapatkan urutan permasalahan dari data tabulasi
5 Survey PHBS tatanan - Membuat jadwal pelaksanaan survey
tempat umum - Membuat formulir PHBS institusi tempat umum
- Melaksanakan wawancara ke institusi tempat umum sesuai
jadwal
- Mencatat hasil wawancara dengan teliti
- Melakukan rekapitulasi hasil wawancara dengan tabulasi
- Mendapatkan urutan permasalahan dari data tabulasi

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Membuat jadwal kegiatan
2. Mengkoordinasikan dengan kader PHBS, khusus PHBS rumah tangga
3. Memberikan formulir PHBS, khusus PHBS rumah tangga
4. Melakukan survey PHBS dengan cara wawancara
5. Mencatat hasil wawancara
6. Melakukan rekapitulasi hasil wawancara dengan tabulasi
7. Mendapatkan urutan permasalahan dari tabulasi

VI. SASARAN
1. Survey PHBS tatanan rumah tangga yaitu masyarakat desa wilayah Puskesmas
Raas
2. Survey PHBS tatanan institusi pendidikan yaitu sekolah wilayah Puskesmas Raas
3. Survey PHBS tatanan tempat kerja yaitu tempat kerja wilayah Puskesmas Raas
4. Survey PHBS tempat pengelolaan makanan/minuman yaitu tempat/warung makan
wilayah Puskesmas Raas
5. Survey PHBS sarana kesehatan yaitu puskesmas, PKD, Pustu, Posyandu dan
institusi kesehatan lain wilayah Puskesmas Raas
6. Survey PHBS tatanan tempat umum yaitu tempat umum wilayah Puskesmas Raas

13
VII. WAKTU DAN TEMPAT

Bulan
No Kegiatan Tempat Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Survey PHBS tatanan 9 desa
rumah tangga
2 Survey PHBS tatanan 10 SD/MI, 5
institusi pendidikan SMP/MTS, 5
SMA/MA
3 Survey PHBS tatanan 5 tempat kerja
tempat kerja
4 Survey PHBS tempat 5 tempat
pengelolaan makan
makanan/minuman
5 Survey PHBS sarana 5 institusi
kesehatan kesehatan
6 Survey PHBS tempat 5 masjid dan 5
umum musholla

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Tercapainya hasil PHBS sesuai dengan sampel yang telah ditentukan serta hasil
survey di lakukan tindak lanjut di masing-masing tatanan.

IX. PELAKSANA KEGIATAN


Petugas Promkes UPT Puskesmas Batealit, Kader PHBS

X. PENUTUP
Demikian panduan ini disusun untuk dapat dipakai untuk sebagai acuan untuk
melakukan “Survey PHBS” dibeberapa tatanan di Puskesmas Raas sehingga tujuan
dan hasilnya dapat diharapakan dapat dicapai.

Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala Puskesmas Raas

H. Hermanto, S.Kep
NIP.

KERANGKA ACUAN KERJA


PEMANTAUAN RESIKO TINGGI

I. PENDAHULUAN

14
Menurut sensus tahun 2010 jumlah lansia adalah 18,1 juta jiwa. Usia harapan hidup
di Indonesia meningkat dari 68,6 tahun (2004) menjadi 69,8 tahun (2010) menurut BPS. Pada
tahun 2014 berdasarkan data susenas mencapai 20,24 juta jiwa (8,03% dari total penduduk).
Indonesia termasuk 5 besar dengan jumlah lansia terbanyak di dunia. Lansia dengan kondisi
sehat di Indonesia tidak sampai 2 persen dari total populasi lansia. Kebanyakan lansia
menderita penyakit sendi, hipertensi, katarak, stroke,jantung,gangguan mental emosional,dan
diabetes.
Pembinaan kesehatan lansia merupaka salah satu kegiatan yang terus menerus
digalakan untuk mewujudkan lansia sejahtera,bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan
keluarga dan masyarakat sekitarnya, hal ini merupakan suatu upaya menghadapi peningkatan
status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia yang memberikan dampak pada peningkatan
usia harapan hidup bangsa.

II. LATAR BELAKANG


Lansia merupakan seorang dewasa sehat yang mengalami proses perubahan menjadi
seorang yang lemah dan renta yang di akibatkan karena berkurangnya sebagian besar
cadangan sistem fisiologis, dan meningkatkan kerentanan terhadap berbagai penyakit dan
kematian. Menurut data dari biro pusat statistik (2012), di Indonesia jumlah penduduk 60
tahun ke atas (lanjut usia) menurut kab/kota dengan keadaan kesehatan cukup sebesar
15.454.360, dengan keadaan kesehatan baik 39 %, keadaan kesehatan cukup besar 43 % dan
dengan keadaan kesehatan kurang sebesar 18 %. Sejak tahun 2010 penyakit tidak menular
menjadi penyebab terbesar kematian dan kecatatan stroke, kecelakaan, jantung,
kanker,diabetes). Tanpa upaya yang kuat tren penyakit tidak menular ke depan masih terjadi.

III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meningkatkan status kesehatan dan kualitas kehidupan lansia agar dapat
menikmati masa tua yang sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi diri sendiri,
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan lingkungannya.
2. Tujuan khusus
a. Menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kebugaranlansia baik secara fisik maupun
spikis
b. Menjalin tali silaturrahmi para lansia di wilayah sendiri
c. Menjaga ke stabilan psikologi dan psikososial para lansia

IV. PESERTA/SASARAN
Pra lansia dan lansia di wilayah puskesmas kec. Raas
V. NARA SUMBER
 Petugas puskesmas kec. Raas
 Petugas kesehatan di desa

VI. METODE
1. Health education/penyuluhan
2. Tanya jawab
3. Pemeriksaan rutin

VII. MEDIA
1. Buku registrasi 1 buah

15
2. Kartu status kesehatan lansia
3. Kartu menuju sehat (KMS) lansia
4. Spigmomamometer
5. Stetoskop
6. Alat timbang badan
7. Alat pengukur tinggi badan
8. Senter

VIII. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


1. Tempat: posyandu lansia di tiap-tiap desa
2. Waktu:

IX. PENYELENGGARAAN
1. Mengisi dagtar hadir
2. Penyuluhan tentang hipertensi
3. Tanya jawab
4. Pemeriksaan kesehatan rutin
5. Memberikan PMT
6. Penutup

X. PEMBIAYAAN
Dana bantuan operasional kesehatan
1. Transport petugas : 1 orang x 9 desa x 30.000 x 12 kali = Rp 3.240.000
2. Konsumsi :..........
3. Pengadaan bener :..........

XI. HASIL
Dengan adanya penyuluhan dan pemeriksaan ini diharapkan dapat menambah
antusiasme pra lansia dan lansia untuk datang ke posyandu serta meningkatnya
pengetahuan lansia tentang kesehatannya sehingga dapat tercipta kemandirian dan
peningkatan kesehatan lansia di kec. Raas

Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala Puskesmas Raas

H. Hermanto, S.Kep
NIP.

16
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMERIKSAAN BERKALA

I. PENDAHULUAN
Puskesmas Raas sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat memiliki program
kegiatan yang harus dilaksanakan. Kegiatan di Puskesmas Raas dijalankan untuk
mewujudkan visi yang ditetapkan. Sebagaimana dijabarkan dalam misi Puskesmas yaitu:
memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan, dan menjadi pusat informasi kesehatan,
maka kegiatan yang dilakukan perlu kerangka acuan, komunikasi lintas sektor yang baik
sehingga dihasilkan pelayanan yang bermutu berbasis keselamatan pasien dan
sasaran program. Kerangka acuan ini, akan mengatur tekhnis pelaksanaan, sasaran,
jadwal, petan lintas sektor dan lintas program serta cara monitoring evaluasi kegiatan. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan harus dilakukan sesuai tata nilai Puskesmas yaitu: Bertaqwa,
Disiplin, Tanggung Jawab, Jujur, Ikhlas dan Ramah Tamah.
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut serta
memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar berdampak
positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam
menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya pembangunan di luar bidang
kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan dan perilaku sehat. Upaya
pelayanan yang diselenggarakan meliputi :
Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan p
reventif, dengan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersamamasyar
akat yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.

17
1. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan rehabilitatif
dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan
danrujukan ( Depkes RI, 2007)
fungsi dari Puskesmas adalah:
a. Serbagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka kemampuan
untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh pada seluruh lapisan masyarakat
diwilayah kerjanya.

B. LATAR BELAKANG

Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) bertujuan untuk meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat sekolah melalui tiga kegiatan pokok yaitu pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah. Program UKS merupakan upaya
strategis untuk menanamkan sikap dan membentuk pola hidup serta perilaku hidup bersih
sehat pada anak sekolah sebagai sasaran program. Melalui upaya tersebut yang merupakan
program investasi, diharapkan di masa mendatang ketika mereka dewasa maka secara
spontanitas akan melaksanakan pola hidup bersih dan sehat yang akan peningkatkan kualitas
SDM dan pembangunan kesehatan. Program pemeriksaan kesehatan berkala pada anak usia
sekolah di utamakan sebagai upaya peningkatan kesehatan (promotif), upaya pencegahan
penyakit (preventif) dan pengobatan (kuratif) bila ditemukan anak yang sakit. Semua upaya
ini dilakukan pada anak usia sekolah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA..
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan, selain jumlahnya yang besar (30%) dari jumlah penduduk, mereka juga
merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Dari beberapa
penelitian diketahui bahwa sebagian anak sekolah masih mengalami masalah gizi yang
cukup serius, dan prevalensi kecacingan pada cukup tinggi, serta kesehatan gigi dan
kesehatan indera penglihatan dan pendengaran masih ditemukan. Melihat permasalahan
diatas, pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya peningkatan kesehatan dalam
bentuk promotif dan preventif. Upaya preventif antara lain kegiatan penjaringan kesehatan
berkala untuk peserta didik.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum :
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal
2. tujuan khusus :
a. Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik.
b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik
maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program pembinaan kesehatan
sekolah.
c. Memanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pro
gram pembinaan peserta didik.

18
LANDASAN HUKUM :
1. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
3. UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. PP No.65 tahun 2005 tentang pedoman penyusunan SPM
5. PP No.38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah
6. SKB 4 menttri No. 26 tahun 2003 tentang pembinaan dan pengembangan UKS
7. SK menkes No. 1457 tahun 2003 tentang standar pelayanan minimal bidang
pelayanan kesehatan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL :


Kebijakan operasional :
1. Penjaringan kesehatan peserta didik merupakan bagian dari pelayanan dasar
kesehatan sebagaiurusan wajib pemerintahan daerah.
2. Pemeriksaan berkala dilakukan 1 tahun sekali pada bulan januari-juni terhadap
seluruh murid SD-SMP-SMA sederajat.
Strategi operasional :
1. Pendanaan kegiatan penjaringan kesehatan peserta didik dibiayai oleh
anggaran kabupaten-kota
2. Kegiatan penjaringan kesehatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk
memenuhi persyaratan standar minimal pelayanan bidang kesehatan dalam
program UKS.
3. Penjaringan kesehatan peserta didik dilakukan oleh suatu tim penjaringan
kesehatan di bawahkoordinasi puskesmas

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


KegiatanKegiatan pokok: Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan
yangmeliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, Penyimpangan mental emosional, serta kesega
ran jasmani. Rangkaian pemerikasaan tersebut seharusnya dilaksanakan seluruhnya, namun
dalam pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah setempat.
Rincian kegiatan :
1. Pemeriksaan keadaan Umum
Penilaian keadaan umum peserta didik untuk menilai keadaan fisik secara umum.
2. Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui tekanan darah, denyut nadi dan mengetahui
secara dini kelainan jantung.
3. Penilaian status gizi
Untuk mengetahui adanya kelainan kurang energi protein, vitamin A, anemia gizi besi dan
yodium (GAXY)
4. Pemeriksaan gigi dan mulut
Untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan menentukan
prioritas sasaran.
5. Pemerikasaan indera ( Penglihatan dan pendengaran)

19
mengetahui tajam penglihatan dan pendengan serta kelainan organic pada anak dalam
upaya pencegahan
6. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboran yang dilakukan adalah pemeriksaan faeces pada anak untuk
mengetahuaiada tidaknya infeksi cacing.
7. Pengukuran kesegaran jasmani
Untuk mengukur dan menentukan kesanggupan atau kemampuan tubuh untuk
melakukankegiatan sehari hari.
8. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan - masalah mental emosional, agar
dapatsegera dilakukan tindakan intervesi.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Dalam melaksanakan kegiatan penjaringan kesehatan berkala seluruh murid
SD/SMP/SMA sederajat Puskesmas Raas membentuk tim dengan susunan sebagai berikut :
Ketua tim : ........
Wakil :....
Anggota :.......

F. SASARAN
Sasaran kegiatan : seluruh peserta didik SD/SMP/SMA sederajat

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Nama Bulan
Sasaran
kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12
Pemeriksaan Seluruhmurid SD/M1
berkala
Seluruhmurid S M P / M T s
Seluruh murid SMASederajat

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan terhadap jadwal kegiatan akan dilakukan pada bulan....dan sebagai
pelaksananya adalah pengelola program UKS.
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan terdiri dari sebab tertundanya kegiatan dan RTL
(Rencana tindak lanjut)-nya. Dibuat pada bulan....... dan di tujukan kepada kepala puskesmas

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan serta dokumentasi kegiatan, serta pelaporan kegiatan akan di sampaikan kepada
koordinator UKM dan kepala puskesmas. Evaluasi kegiatan akan dilaksanakan dan
dilaporkan pada tanggal...........

20
Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala Puskesmas Raas

H. Hermanto, S.Kep
NIP.

KERANGKA ACUAN
PENJARINGAN KESEHATAN ANAK SEKOLAH
(SD/MI, SMP/MTs DAN SMA/SMK/MA)

I. LATAR BELAKANG
1. Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah (UKS/M) merupakan wadah untuk berbagai program
seperti Gizi, Kesehatan Reproduksi, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA, Pengendalian
Penyakit, Penyehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, pengobatan sederhana, dan lain-
lain. Wadah ini menjadi penting dan strategis karena pelaksanaan program melalui UKS/M
jauh lebih efektif dan efisien serta berdaya ungkit lebih besar.
2. Anak usia sekolah yang berusia 6-21 tahun berjumlah sepertiga dari total penduduk
Indonesia dan 70% di antaranya ada di sekolah. Anak usia sekolah merupakan sasaran yang
strategis untuk pelaksanaan program kesehatan karena selain jumlahnya yang besar, mereka
juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik.
3. Masalah kesehatan yang dialami anak sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak
SD/MI biasanya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sedangkan anak
sekolah SMP/MTs dan SMA/SMK/MA umumnya berkaitan dengan perilaku berisiko.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian anak sekolah mengalami masalah
kesehatan berupa Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI), Anemia, Obesitas, Kecacingan, gangguan kesehatan gigi dan mulut serta dan
kelainan refraksi.
4. Pelayanan kesehatan pada anak sekolah melalui Program UKS/M dilaksanakan dengan
mengedepankan upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif, antara
lain dengan melaksanakan penjaringan kesehatan anak sekolah yang dilakukan terhadap
anak yang baru masuk sekolah (siswa kelas 1) dari tingkat dasar (SD/MI) dan lanjutan
(SMP/MTs dan SMA/MA/SMK).
5. Salah satu sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 adalah meningkatnya status kesehatan dan gizi anak. Sebagai penjabarannya,
Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019,
tercantum di dalamnya sasaran Program Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak antara lain
meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi
seluruh masyarakat. Indikator pembinaan perbaikan gizi masyarakat salah satunya adalah

21
pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja puteri dengan target sebesar 30% pada
tahun 2019.
6. Kegiatan penjaringan kesehatan siswa ini bisa dikaitkan dengan pendistribusian TTD untuk
remaja puteri di SMP/MTs dan SMA/MA/SMK (jika Puskesmas mempunyai ketersediaan
TTD yang didanai JKN).
7. Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah selain untuk mengetahui secara dini masalah-
masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk
mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk memperoleh data atau informasi dalam
menilai perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun untuk dijadikan pertimbangan
dalam menyusun perencanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan UKS/M.

II. DASAR
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
c. Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Menteri Kesehatan RI,
Menteri Agama RI, dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 6/ X/ PB/ 2014 tentang
Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah.
d. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah, diterbitkan oleh Dit Bina
Kesehatan Anak, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Kementerian Kesehatan RI
e. Permenkes RI Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
f. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI tahun 2015 – 2019
g. Surat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Nomor 443.33/519/3 tanggal 31
Januari 2017 perihal Dukungan dalam Rangka Kampanye dan Introduksi Imunisasi
Measles Rubella (MR) Tahun 2017
h. Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI Nomor HK.03.03/V/0595/2016 tentang
Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Puteri dan Wanita Usia Subur.

III. TUJUAN
a. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal
b. Khusus
1. Permasalahan kesehatan peserta didik terdeteksi secara dini.
2. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik,
maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program pembinaan
kesehatan sekolah.
3. Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
program pembinaan peserta didik.
4. Siswa puteri mendapatkan TTD
5. Semua siswa mendapatkan imunisasi MR

IV. SASARAN

22
Sasaran usia pendidikan dasar (peserta didik Kelas 1 SD/MI dan Kelas 7 SMP/MTs) dan
Kelas 10 SMA/SMK/MA baik negeri maupun swasta.

V. SUMBER DANA
Bantuan Operasional Kesehatan Tahun 2017 sejumlah Rp 4.320.000,00 (empat juta tiga ratus
dua puluh ribu rupiah) dengan rincian :

1. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas 1 :


Bantuan transport petugas (2 org x 49 sekolah x Rp
30.000,00) .................................................... Rp 2.940.000,00
2. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas 7 & 10
Bantuan transport petugas (4 org x 23 sekolah x Rp
60.000,00) .................................................................. Rp 1.380.000,00

VI. PELAKSANAAN PENJARINGAN


a. Persiapan
Melalui rapat persiapan tim di tingkat puskesmas dan berkoordinasi dengan TP UKS/M
Kecamatan untuk :
1) pendataan jumlah sekolah dan jumlah siswa baru.
2) Pemberitahuan ke sekolah-sekolah di wilayah kerja.
3) Pembentukan tim penjaringan kesehatan siswa (Pengelola Program UKS/M dan
program terkait). Tim penjaringan SD/MI sebanyak 2 (dua) orang, sedangkan tim
penjaringan SMP/ MTs dan SMA/MA/SMK sebanyak 4 (empat) orang.
4) Menyiapkan formulir informed consent (formulir dan kuisioner penjaringan)

b. Pelaksanaan
Penjaringan kesehatan dilaksanakan oleh Tim Penjaringan dari Puskesmas dan Kepala
Puskesmas sebagai penanggungjawab kegiatan. Penjaringan kesehatan merupakan
serangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, penyimpangan
mental emosional serta kesegaran jasmani, yaitu :
0. Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit, kuku)
1. Penilaian status gizi (melalui pengukuran antropometri)
2. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
3. Pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran)
4. Pemeriksaan laboratorium (untuk anemia dan kecacingan)
5. Pengukuran kesegaran jasmani
6. Deteksi dini penyimpangan mental emosional tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
juga dilakukan skrining melalui kuisioner
7. Intelegensia
8. Status imunisasi
9. Kesehatan reproduksi
Rangkaian pemeriksaan kesehatan seharusnya dilaksanakan seluruhnya, tetapi dalam
pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi setempat.

23
Pelaksanaan tindak lanjut hasil penjaringan kesehatan meliputi :
1) Pemberian TTD untuk remaja putri di SMP/MTS dan SMA/MA/SMK
2) Imunisasi MR untuk semua siswa kelas 7-9
3) rujukan jika diperlukan
4) KIE
c. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan bulan Agustus-November 2017. Pelaksanaan bisa mengacu pada
buku Juknis penjaringan kesehatan anak sekolah dasar dan lanjutan.
d. Target
Target siswa yg dijaring :
1) SD/MI 100%
2) SMP/MTs 100%
3) SMA/MA/SMK 50%

VII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dalam kegiatan penjaringan ini bertujuan untuk memperoleh data
kesehatan peserta didik berdasarkan hasil pemeriksaan yang dapat memberi petunjuk
tentang kelainan yang mempunyai indikasi mengganggu proses belajar, prevalensinya
tinggi serta dapat menyebabkan cacat fisik, mental dan sosial. Setelah hasil kegiatan dicatat
kemudian direkap dalam format khusus laporan penjaringan selanjutnya dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten.

VIII. PENG-SPJ-AN
Kegiatan dilengkapi dengan berkas-berkas meliputi :
1. Kuitansi transport petugas
2. Tanda terima transport petugas
3. Surat tugas
4. Laporan hasil kegiatan (nama kegiatan, hari/tanggal, tempat, laporan narasi berupa
jumlah siswa yang ada, jumlah siswa yang diperiksa, item pemeriksaan apa saja,
penyuluhan tentang apa, respon siswa/ sekolah, jalannya kegiatan, kendala) disertai RTL
5. Lampiran (Kerangka Acuan, Pemberitahuan untuk sekolah/ madrasah, Rekapitulasi hasil
penjaringan kesehatan sesuai format, Foto kegiatan)

Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala Puskesmas Raas

H. Hermanto, S.Kep
NIP.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

24
POSYANDU LANSIA

I. PENDAHULUAN
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan . Umur manusia
sebagai mahluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal sekitar 6 (enam) kali
masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun, sama dengan 120 tahun. Proses menjadi tua
disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari 3 fase yaitu, fase progresif, fase stabil, dan
fase regresif. Dalam fase regresif mekanisme lebih kearah kemunduran yang dimulai dalam
sel, komponen terkecil dari dalam tubuh manusia. Proses ini berlangsung secara alamiah,
terus menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokemis pada jaringan tubuh dan akhirnya akan mempengaruhi
fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan.

II. LATAR BELAKANG


1. Salah satu indikator keberhasilan pembaangunan kesehatan adalah meningkat usia
harapan hidup, meningkatnya usia harapan hidup berdampak terhadap meningkatnya
populasi lansia.
2. Umumnya permasalahan lansia menyangkut masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan
budaya.
3. Proses penuaan terkait dengan meningkatnya penyakit degeneratif, untuk pengobatan
perlu waktu lama dan biaya tinggi .

III. TUJUAN UMUM


1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif masyarakat dalam rangka derajat
kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaan.
2. Tujuan khusus
 Meningkatnya kemampu1an para usia lanjut untuk mengenali masalah kesehatan
dirinya sendiri dan bertindak untuk mengatasi masalah tersebut sebatas kemampuan
yang ada dan meminta pertolongan keluarga atau petugas jika diperlukan.
 Meningkatnya kemampuan dan peran serta keluarga dalam mengenali masalah
kesehatan usia lanjut dan bertindak untuk membantu mengatasinya.
 Meningkatnya jumlah dan peran institusi khusus/panti-panti dalam pembinaan para
usia lanjut.
 Meningkatnya kelompok peduli dalam pembinaan usia lanjut
 Meningkatnya kemampuan petugas dalam pembinaan kesehatan usia lanjut seta
pengembangan peran keluarga,institusi khusus serta kelompok peduli dalam kesehatan
usia lanjut

IV. KEGIATAN POKOK


1. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat dalam grafik IMT.
2. Pengukuran tekanan darah serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
3. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(dibetes meilitus).
4. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni dalam detesi awal adanya
penyakit ginjal.

25
5. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir-butir diatas.
6. Penyuluhan kesehatan,biasa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah atau konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan
yang dihadapi oleh individu dan kelompok usia lanjut.
7. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas oleh kelompok usia lanjut yang tidak
datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat. Selain itu banyak juga
posyandu lansia yang mengadakan kegiatan tambahan seperti senam lansia, pengajian,
membuat kerajinan ataupun kegiatan silaturrahmi antar lansia. Kegiatan seperti ini
tergantung dari kreasi kader posyandu yang bertujuan untuk membuat lansia beraktivitas
kembali dan berdisiplin diri.

V. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Meja I : pendaftaran mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut.


Lansia yang sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.
2. Meja II : kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah.
3. Meja III : pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat) kader melakukan pencatatan di
KMS lansia meliputi : Indeks Masa Tubuh , tekanan darah , berat badan,dan tinggi badan
4. Meja IV : penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan
tambahan
5. Meja V : pelayanan medis oleh tenaga profesional yaitu petugas dari Puskesmas /
kesehatan.

VI. SASARAN PROGRAM LANSIA


3. Pra lansia :Usia 45 th s/d 59 tahun
4. lansia lebih sama 60 tahun
5. Target 60% dari sasaran

VII. JADWAL PELAkSANAAN KEGIATAN

Nama Bulan Penanggung


NO. Kelurahan
posyandu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jawab
1 Ketupat Ketupat 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Boinem
2. Jungkat Jungkat 11 11 12 11 11 11 11 11 13 11 12 13 Boinem
3. Kropoh Kropoh 12 15 15 7 9 8 12 8 7 12 8 6 Boinem
4. Karangnangka Karangnangka 13 16 14 12 12 9 13 9 8 13 9 7 Boinem
5. Alasmalang Alasmalang 14 17 16 13 17 13 14 16 14 17 15 8 Boinem
6. Poteran Poteran 18 18 17 14 16 14 18 15 15 18 14 14 Boinem
7. Brakas Brakas 19 22 21 18 18 15 19 18 19 19 16 15 Boinem
8. Tonduk Tonduk 20 23 22 19 19 18 20 22 20 20 17 17 Boinem
9 Gua-Gua Gua-Gua 21 24 23 20 23 20 21 23 21 22 21 19 Boinem

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi tiap tribulan untuk melihat apakah kegiatan sesuai jadwal

IX. PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan di posyandu dengan menggunakan regester dan di lapoorkan tiap bulan ke
dinas kesehatan.

26
Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala Puskesmas Raas

H. Hermanto, S.Kep
NIP.

27
KRANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN USIA SEKOLAH
DOKTER KECIL

28
Rp. 4. 320.000
(Empat juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) Dengan rincian sebagai berikut:

1. Transport Petugas 2 Orang X 72 Sekolah X Rp. 30.000 X 1 Kali Rp. 4. 320.000

29

Anda mungkin juga menyukai