Kerangka Acuan Kegiatan Kak Baru Diedit Booosss
Kerangka Acuan Kegiatan Kak Baru Diedit Booosss
I. PENDAHULUAN
Survey Mawas Diri merupakan kegiatan survey yang dilakukan oleh Kader Desa
dalam upaya meningkatkan peran aktif masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan dengan kegiatan dari oleh dan untuk masyarakat sendiri. Bertujuan meningkatkan
pengetahuan, merencanakan, memecahkan masalah, mengembangkan potensi masyarakat
secara gotong-royong dan kemitraan dalam mendorong kemandirian masyarakat.
Kader dan tokoh masyarakat merupakan bagian dari kelompok potensial yang ada di
masyarakat mempunyai peran dan tugas yang cukup penting dalam penggerakan dan
pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, menyangkut upaya
kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak , pemasyarakatan dan lain-lain.
II. TUJUAN
Meningkatkan kinerja dan kegiatan kader desa dalam upaya mengembangkan
desa siaga agar berkesinambungan dan mandiri melalui SMD sehingga teridentifikasi
permasalahan kesehatan maupun potensi desa yang ada, sebagai upaya pemecahan serta
bentuk intervensi.
V. SASARAN
1
Pertemuan Survey Mawas Diri adalah Tim SMD Desa Siaga di desa sebanyak 5
orang terdiri dari Kepala Desa, Perangkat desa, Toma, Toga, Bidan desa, dan Kader
kesehatan.
Bulan
No Kegiatan Tempat Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 SMD Desa Ketupat
2 SMD Desa Jungkat
3 SMD Desa Kropoh
4 SMD Desa Karangnangka
5 SMD Desa Alasmalang
6 SMD Desa Poteran
7 MMD Desa Brakas
8 MMD Desa Tonduk
9 MMD Desa Gua-Gua
IX. PENUTUP
Demikian panduan ini disusun untuk dapat dipakai untuk sebagai acuan untuk melakukan
“Survey Mawas Diri” di UPT Puskesmas Batealit sehingga tujuan dan hasilnya dapat
diharapakan dapat dicapai
Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Batealit
H. Hermanto, S.Kep
NIP.
I. PENDAHULUAN
Upaya pemberdayaan masyarakat dan lintas sektoral terkait merupakan upaya
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat secara sistimatis agar
mempunyai daya kekuatan sehingga masyarakat mampu mengembangkan diri yang akhirnya
mampu mandiri.
Stakeholder dan tokoh masyarakat merupakan bagian dari kelompok potensial yang
ada di masyarakat yaitu mempunyai peran dan tugas yang cukup penting dalam penggerakan
2
dan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pembangunan kesehatan agar berperilaku
hidup bersih dan sehat.
II. TUJUAN
Agar memperoleh kesepakatan dalan penentuan prioritas masalah sekaligus
merencanakan kegiatan intervensi berdasarkan potensi yang dimiliki.
3
V. SASARAN
Sasaran pertemuan adalah Tim Desa Siaga di desa terdiri dari FKD, perangkat desa,
Toma, Toga, Kader PKK dan Pendampingan oleh petugas dari Puskesmas.
Bulan Ket
No Kegiatan Tempat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 MMD Desa Ketupat
2 MMD Desa Juungkat
3 MMD Desa Kropoh
4 MMD Desa Karangnangka
5 MMD Desa Alasmalang
6 MMD Desa Poteran
7 MMD Desa Brakas
8 MMD Desa Tonduk
9 MMD Desa Gua-Gua
IX. PENUTUP
Demikian kerangka acuan MMD dibuat sebagai pedoman kegiatan penggerakan
dan pemberdayaan masyarakat Desa Siaga di Desa.
Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Batealit
H. Hermanto, S.Kep
NIP.
4
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBINAAN DESA SIAGA AKTIF
I. PENDAHULUAN
Masa kejayaan pembangunan kesehatan masyarakat desa era tahun 80-an hendak
diulang dan dibangkitkan kembali melalui gerakan pengembanan dan pembinaan desa sianga
yang sudah dimulai pada tahun 2006 yaitu dengan ditetapkannya keputusan menteri kesehatan
No.564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang pedoman pelaksaan pengembangan desa siaga. Namun
demian banyak diaantaranya yang belum berhasil menciptakan desa siaga atau kelurahan
keluarga yang sesungguhnya yang disebut sebagai desa siaga aktif atau keluarga siaga aktif.
Hal ini dapat dipahami karena pengembangan dan pembinaan desa dan kelurahan siaga yang
menganut konsep pemberdayaan masyarakat memang memerlukan suatu proses.
Desa dan kelurahan siaga aktif adalah bentuk pengembangan dari desa/kelurahan
siaga yang telah ada. Desa dan kelurahan siaga aktif apabila telah memiliki 3 (tiga) komponin
yakni : (1). Pelayanan kesehatan dasar, (2). Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan
UKBM dan mendorong upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan
penanggulangan bencana serta penyhatan lingkungan, (3). Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).
Atas dasar pertimbangan tersebut diatas dirasa perlu untuk melaksanakan revitalisasi
terhadap program pengembangan desa/kelurahan siaga guna mengakselerasi pencapaian target
desa siaga aktif pada tahun 2015. Sebagaimana diketahui perkeskes
no.741/Menkes/Per/VIII/2008 tentang dan Kepmenkes No.878/Menkes/SK/IX/2008 tentang
petunjuk tekhnis standar pelayanan minimal (SPM) Bidan Kesehatan di Kabupaten/ kota
menetapkan bahwa pada tahun 2015 sebanyak 80% desa telah menjadi desa siaga aktif dalam
target tersebut jua tercakup kelurahan siaga aktif.
5
UU RI Nomer 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah mengamanatkan adanya
urusan pemerintah yang menjadi urusan wajib pemerintah Provinsi, pemerintah kab/kota.
Salah satu dari antaranya urusan wajib tersebut adalah penanganan bidang kesehatan denan
demikian jelas bahwa pengembangan desa/ kelurahan siaga aktif merupakan salah satu urusan
wajib yang harus diselengarakan oleh pemerintah kab/kota . oleh karena itu pemerintah
kab/kota harus berperan aktif dalam proses pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan
siaga aktif.
III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Percepatan terwujudnya masyarakat desa an kelurahan yang peduli, tanggap dan mamapu
mengenali, mencegah serta mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara
mandiri, sehinga derajat kesehatannya meningkat.
2. Tujuan khusus
a. Mengembanakan kebijakan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif ditingkat
pemerintah desa/kelurahan.
b. Meningkatkan komitmen dan kerjasama semua pemangku kepentingan baik ditingkat
kecamatan desa dan kelurahan untuk pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.
c. Meningkatkan UKBM yang dapat melaksanakan survailens berbasis masyarakat.
d. Meninkatkan ketersediaan sumber daya manusia, dana, maupun sumber daya lain yang
berasal dari pemerintah, masyarakat, swasta/dunia usaha untuk pengembangan
desa/kelurahan siaga aktif.
e. Meningkatkan perilaku hiup bersih dan sehat (PHBS) dirumah tangga di desa atau
kelurahan.
6
a. Menyapa denan sikap dan tutr kata yan baik, ramah, sopan dan bersahabat
b. Melayani dengan tetap berpikiran positif an tidak mudah marah
c. Menciptakan suasana yang menyenangkan dengan sikap simpatik, sopan santun dan
ramah tamah
3. Sigap
Semua karyawan puskemas Raas turut serta melaksanakan pelayan yan sigap, dengan
cara:
a. Selalu cepat dalam memberikan pelayanan
b. Berharap dalam menjalankan tugas
Bulan ke
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pembinaan Anggora
forum desa forum
Advokasi tkt Anggota
desa forum, aparat
Kader dan
SMD
masyarakat
Anggota
MMD forum/poskes
kel
7
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan terdiri dari sebab tertundanya kegiatan dan
RTL (rencana tindak lanjut) –nya, dibuat setiap H+2 dan ditujukan kepada koordinator UKM
dan kepala puskesmas.
Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Batealit
H. Hermanto, S.Kep
NIP.
I. PENDAHULUAN
Posyandu adalah salah satu jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang paling bermasyarakat, yang mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan
8
angka kematian bayi. Posyandu diselenggarakan oleh kader yang dilatih dibidang kesehatan
yang berasal dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dibantu oleh tenaga
kesehatan yang bertujuan :
a. untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, anak balita, ibu dan pasangan usia subur.
c. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan agar dapat
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan
kebutuhan dan kemauannya.
III. TUJUAN
a. Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang kegiatan taman posyandu
b. Tujuan khusus
Meningkatkan pemahaman kader posyandu tentang taman posyandu
Meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang deteksi dini tumbuh kembang
balita.
Meningkatkan kemampuan kader posyandu dalam melaksanakan deteksi dini tumbuh
kembang balita
IV. MATERI
a. Taman posyandu
b. Deteksi dini tumbuh kembang balita
V. SASARAN
a. Balita 0-5 tahun yang menjadi sasaran posyandu sebelumnya.
b. Ibu balita 0-5 tahun yang menjadi sasaran posyandu sebelumnya.
c. Kader posyandu
9
fasilitas Desa, fasilitas umum, sekolah atau bangunan yang tersedia dan memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Bertempat di lokasi strategis
b. Kondisi bangunan cukup layak, aman dan nyaman bagi anak
c. Memiliki ruangan yang cukup untuk kegiatan
d. Memiliki halaman untuk bermain
e. Tersedia MCK yang dapat di akses oleh anak-anak/orang tua
f. Tersedia sanitasi air bersih
g. Penerangan dan ventilasi udara cukup
h. Bebas polusi dan suara bising
NO Jenis kegiatan jan feb mar apr mei jun jul agus sep okt nov des
1 Pemantapan dan
peningkatan
taman posyandu
X. PENUTUP
Demikian panduan ini disusun untuk dapat dipakai sebagai acuan untuk melakukan
“pemantapan dan peningkatan taman posyandu” di tiap-tiap desa masing-masing sehingga
tujuan dan hasilnya dapat diharapakan dapat dicapai.
Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Batealit
H. Hermanto, S.Kep
NIP.
10
KERANGKA ACUAN KERJA
SURVEY PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
I. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan
dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. (Permenkes nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011).
Derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tapi yang lebih
dominan adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyrakat. Upaya untuk mengubah
perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui
program pembinaan Perilaku hidup Bersih dan sehat (PHBS).
Perilaku hidup Bersih dan sehat mempunyai beberapa tatanan, karena tatanan PHBS
saling berhubungan. Tatanan PHBS meliputi PHBS Tatanan rumah tangga, tatanan institusi
pendidikan, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat umum.
11
tentang Pedoman umum Pengembangan Desa dan Kelurahan siaga aktif. Di dalamnya
menyatakan bahwa masyarakat di Desa Siaga Aktif wajib melaksanakan PHBS. Maka dari
itu salah satu dalam tahapan pengembangan Desa Siaga Aktif adalah Persentase rumah
tangga di desa yang mendapat pembinaan PHBS.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan,
serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan
dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang
dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktifitas organism atau mahluk hidup yang bersangkutan.(Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :
a. Nilai
b. Sikap
c. Pendidikan/Pengetahuan
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemapuan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baik di tatanan rumah tangga, tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tempat pegelolaan makanan/minuman, sarana
kesehatan, dan tempat-tempat umum.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran permasalahan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas
Batealit.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam ber PHBS, baik di tatanan rumah
tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tempat pegelolaan
makanan/minuman, sarana kesehatan, dan tempat-tempat umum.
3. Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada masyarakat di tatanan rumah
tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tempat pegelolaan
makanan/minuman, sarana kesehatan, dan tempat-tempat umum.
12
- Petugas mendapatkan urutan permasalahan dari data
tabulasi
VI. SASARAN
1. Survey PHBS tatanan rumah tangga yaitu masyarakat desa wilayah Puskesmas
Raas
2. Survey PHBS tatanan institusi pendidikan yaitu sekolah wilayah Puskesmas Raas
3. Survey PHBS tatanan tempat kerja yaitu tempat kerja wilayah Puskesmas Raas
4. Survey PHBS tempat pengelolaan makanan/minuman yaitu tempat/warung makan
wilayah Puskesmas Raas
5. Survey PHBS sarana kesehatan yaitu puskesmas, PKD, Pustu, Posyandu dan
institusi kesehatan lain wilayah Puskesmas Raas
6. Survey PHBS tatanan tempat umum yaitu tempat umum wilayah Puskesmas Raas
13
VII. WAKTU DAN TEMPAT
Bulan
No Kegiatan Tempat Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Survey PHBS tatanan 9 desa
rumah tangga
2 Survey PHBS tatanan 10 SD/MI, 5
institusi pendidikan SMP/MTS, 5
SMA/MA
3 Survey PHBS tatanan 5 tempat kerja
tempat kerja
4 Survey PHBS tempat 5 tempat
pengelolaan makan
makanan/minuman
5 Survey PHBS sarana 5 institusi
kesehatan kesehatan
6 Survey PHBS tempat 5 masjid dan 5
umum musholla
X. PENUTUP
Demikian panduan ini disusun untuk dapat dipakai untuk sebagai acuan untuk
melakukan “Survey PHBS” dibeberapa tatanan di Puskesmas Raas sehingga tujuan
dan hasilnya dapat diharapakan dapat dicapai.
Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala Puskesmas Raas
H. Hermanto, S.Kep
NIP.
I. PENDAHULUAN
14
Menurut sensus tahun 2010 jumlah lansia adalah 18,1 juta jiwa. Usia harapan hidup
di Indonesia meningkat dari 68,6 tahun (2004) menjadi 69,8 tahun (2010) menurut BPS. Pada
tahun 2014 berdasarkan data susenas mencapai 20,24 juta jiwa (8,03% dari total penduduk).
Indonesia termasuk 5 besar dengan jumlah lansia terbanyak di dunia. Lansia dengan kondisi
sehat di Indonesia tidak sampai 2 persen dari total populasi lansia. Kebanyakan lansia
menderita penyakit sendi, hipertensi, katarak, stroke,jantung,gangguan mental emosional,dan
diabetes.
Pembinaan kesehatan lansia merupaka salah satu kegiatan yang terus menerus
digalakan untuk mewujudkan lansia sejahtera,bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan
keluarga dan masyarakat sekitarnya, hal ini merupakan suatu upaya menghadapi peningkatan
status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia yang memberikan dampak pada peningkatan
usia harapan hidup bangsa.
III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meningkatkan status kesehatan dan kualitas kehidupan lansia agar dapat
menikmati masa tua yang sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi diri sendiri,
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan lingkungannya.
2. Tujuan khusus
a. Menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kebugaranlansia baik secara fisik maupun
spikis
b. Menjalin tali silaturrahmi para lansia di wilayah sendiri
c. Menjaga ke stabilan psikologi dan psikososial para lansia
IV. PESERTA/SASARAN
Pra lansia dan lansia di wilayah puskesmas kec. Raas
V. NARA SUMBER
Petugas puskesmas kec. Raas
Petugas kesehatan di desa
VI. METODE
1. Health education/penyuluhan
2. Tanya jawab
3. Pemeriksaan rutin
VII. MEDIA
1. Buku registrasi 1 buah
15
2. Kartu status kesehatan lansia
3. Kartu menuju sehat (KMS) lansia
4. Spigmomamometer
5. Stetoskop
6. Alat timbang badan
7. Alat pengukur tinggi badan
8. Senter
IX. PENYELENGGARAAN
1. Mengisi dagtar hadir
2. Penyuluhan tentang hipertensi
3. Tanya jawab
4. Pemeriksaan kesehatan rutin
5. Memberikan PMT
6. Penutup
X. PEMBIAYAAN
Dana bantuan operasional kesehatan
1. Transport petugas : 1 orang x 9 desa x 30.000 x 12 kali = Rp 3.240.000
2. Konsumsi :..........
3. Pengadaan bener :..........
XI. HASIL
Dengan adanya penyuluhan dan pemeriksaan ini diharapkan dapat menambah
antusiasme pra lansia dan lansia untuk datang ke posyandu serta meningkatnya
pengetahuan lansia tentang kesehatannya sehingga dapat tercipta kemandirian dan
peningkatan kesehatan lansia di kec. Raas
Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala Puskesmas Raas
H. Hermanto, S.Kep
NIP.
16
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMERIKSAAN BERKALA
I. PENDAHULUAN
Puskesmas Raas sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat memiliki program
kegiatan yang harus dilaksanakan. Kegiatan di Puskesmas Raas dijalankan untuk
mewujudkan visi yang ditetapkan. Sebagaimana dijabarkan dalam misi Puskesmas yaitu:
memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan, dan menjadi pusat informasi kesehatan,
maka kegiatan yang dilakukan perlu kerangka acuan, komunikasi lintas sektor yang baik
sehingga dihasilkan pelayanan yang bermutu berbasis keselamatan pasien dan
sasaran program. Kerangka acuan ini, akan mengatur tekhnis pelaksanaan, sasaran,
jadwal, petan lintas sektor dan lintas program serta cara monitoring evaluasi kegiatan. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan harus dilakukan sesuai tata nilai Puskesmas yaitu: Bertaqwa,
Disiplin, Tanggung Jawab, Jujur, Ikhlas dan Ramah Tamah.
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut serta
memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar berdampak
positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam
menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya pembangunan di luar bidang
kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan dan perilaku sehat. Upaya
pelayanan yang diselenggarakan meliputi :
Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan p
reventif, dengan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersamamasyar
akat yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
17
1. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan rehabilitatif
dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan
danrujukan ( Depkes RI, 2007)
fungsi dari Puskesmas adalah:
a. Serbagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka kemampuan
untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh pada seluruh lapisan masyarakat
diwilayah kerjanya.
B. LATAR BELAKANG
18
LANDASAN HUKUM :
1. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
3. UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. PP No.65 tahun 2005 tentang pedoman penyusunan SPM
5. PP No.38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah
6. SKB 4 menttri No. 26 tahun 2003 tentang pembinaan dan pengembangan UKS
7. SK menkes No. 1457 tahun 2003 tentang standar pelayanan minimal bidang
pelayanan kesehatan
19
mengetahui tajam penglihatan dan pendengan serta kelainan organic pada anak dalam
upaya pencegahan
6. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboran yang dilakukan adalah pemeriksaan faeces pada anak untuk
mengetahuaiada tidaknya infeksi cacing.
7. Pengukuran kesegaran jasmani
Untuk mengukur dan menentukan kesanggupan atau kemampuan tubuh untuk
melakukankegiatan sehari hari.
8. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan - masalah mental emosional, agar
dapatsegera dilakukan tindakan intervesi.
F. SASARAN
Sasaran kegiatan : seluruh peserta didik SD/SMP/SMA sederajat
20
Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala Puskesmas Raas
H. Hermanto, S.Kep
NIP.
KERANGKA ACUAN
PENJARINGAN KESEHATAN ANAK SEKOLAH
(SD/MI, SMP/MTs DAN SMA/SMK/MA)
I. LATAR BELAKANG
1. Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah (UKS/M) merupakan wadah untuk berbagai program
seperti Gizi, Kesehatan Reproduksi, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA, Pengendalian
Penyakit, Penyehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, pengobatan sederhana, dan lain-
lain. Wadah ini menjadi penting dan strategis karena pelaksanaan program melalui UKS/M
jauh lebih efektif dan efisien serta berdaya ungkit lebih besar.
2. Anak usia sekolah yang berusia 6-21 tahun berjumlah sepertiga dari total penduduk
Indonesia dan 70% di antaranya ada di sekolah. Anak usia sekolah merupakan sasaran yang
strategis untuk pelaksanaan program kesehatan karena selain jumlahnya yang besar, mereka
juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik.
3. Masalah kesehatan yang dialami anak sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak
SD/MI biasanya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sedangkan anak
sekolah SMP/MTs dan SMA/SMK/MA umumnya berkaitan dengan perilaku berisiko.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian anak sekolah mengalami masalah
kesehatan berupa Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI), Anemia, Obesitas, Kecacingan, gangguan kesehatan gigi dan mulut serta dan
kelainan refraksi.
4. Pelayanan kesehatan pada anak sekolah melalui Program UKS/M dilaksanakan dengan
mengedepankan upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif, antara
lain dengan melaksanakan penjaringan kesehatan anak sekolah yang dilakukan terhadap
anak yang baru masuk sekolah (siswa kelas 1) dari tingkat dasar (SD/MI) dan lanjutan
(SMP/MTs dan SMA/MA/SMK).
5. Salah satu sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 adalah meningkatnya status kesehatan dan gizi anak. Sebagai penjabarannya,
Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019,
tercantum di dalamnya sasaran Program Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak antara lain
meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi
seluruh masyarakat. Indikator pembinaan perbaikan gizi masyarakat salah satunya adalah
21
pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja puteri dengan target sebesar 30% pada
tahun 2019.
6. Kegiatan penjaringan kesehatan siswa ini bisa dikaitkan dengan pendistribusian TTD untuk
remaja puteri di SMP/MTs dan SMA/MA/SMK (jika Puskesmas mempunyai ketersediaan
TTD yang didanai JKN).
7. Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah selain untuk mengetahui secara dini masalah-
masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk
mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk memperoleh data atau informasi dalam
menilai perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun untuk dijadikan pertimbangan
dalam menyusun perencanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan UKS/M.
II. DASAR
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
c. Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Menteri Kesehatan RI,
Menteri Agama RI, dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 6/ X/ PB/ 2014 tentang
Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah.
d. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah, diterbitkan oleh Dit Bina
Kesehatan Anak, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Kementerian Kesehatan RI
e. Permenkes RI Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
f. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI tahun 2015 – 2019
g. Surat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Nomor 443.33/519/3 tanggal 31
Januari 2017 perihal Dukungan dalam Rangka Kampanye dan Introduksi Imunisasi
Measles Rubella (MR) Tahun 2017
h. Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI Nomor HK.03.03/V/0595/2016 tentang
Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Puteri dan Wanita Usia Subur.
III. TUJUAN
a. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal
b. Khusus
1. Permasalahan kesehatan peserta didik terdeteksi secara dini.
2. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik,
maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program pembinaan
kesehatan sekolah.
3. Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
program pembinaan peserta didik.
4. Siswa puteri mendapatkan TTD
5. Semua siswa mendapatkan imunisasi MR
IV. SASARAN
22
Sasaran usia pendidikan dasar (peserta didik Kelas 1 SD/MI dan Kelas 7 SMP/MTs) dan
Kelas 10 SMA/SMK/MA baik negeri maupun swasta.
V. SUMBER DANA
Bantuan Operasional Kesehatan Tahun 2017 sejumlah Rp 4.320.000,00 (empat juta tiga ratus
dua puluh ribu rupiah) dengan rincian :
b. Pelaksanaan
Penjaringan kesehatan dilaksanakan oleh Tim Penjaringan dari Puskesmas dan Kepala
Puskesmas sebagai penanggungjawab kegiatan. Penjaringan kesehatan merupakan
serangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, penyimpangan
mental emosional serta kesegaran jasmani, yaitu :
0. Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit, kuku)
1. Penilaian status gizi (melalui pengukuran antropometri)
2. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
3. Pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran)
4. Pemeriksaan laboratorium (untuk anemia dan kecacingan)
5. Pengukuran kesegaran jasmani
6. Deteksi dini penyimpangan mental emosional tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
juga dilakukan skrining melalui kuisioner
7. Intelegensia
8. Status imunisasi
9. Kesehatan reproduksi
Rangkaian pemeriksaan kesehatan seharusnya dilaksanakan seluruhnya, tetapi dalam
pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi setempat.
23
Pelaksanaan tindak lanjut hasil penjaringan kesehatan meliputi :
1) Pemberian TTD untuk remaja putri di SMP/MTS dan SMA/MA/SMK
2) Imunisasi MR untuk semua siswa kelas 7-9
3) rujukan jika diperlukan
4) KIE
c. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan bulan Agustus-November 2017. Pelaksanaan bisa mengacu pada
buku Juknis penjaringan kesehatan anak sekolah dasar dan lanjutan.
d. Target
Target siswa yg dijaring :
1) SD/MI 100%
2) SMP/MTs 100%
3) SMA/MA/SMK 50%
VIII. PENG-SPJ-AN
Kegiatan dilengkapi dengan berkas-berkas meliputi :
1. Kuitansi transport petugas
2. Tanda terima transport petugas
3. Surat tugas
4. Laporan hasil kegiatan (nama kegiatan, hari/tanggal, tempat, laporan narasi berupa
jumlah siswa yang ada, jumlah siswa yang diperiksa, item pemeriksaan apa saja,
penyuluhan tentang apa, respon siswa/ sekolah, jalannya kegiatan, kendala) disertai RTL
5. Lampiran (Kerangka Acuan, Pemberitahuan untuk sekolah/ madrasah, Rekapitulasi hasil
penjaringan kesehatan sesuai format, Foto kegiatan)
Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala Puskesmas Raas
H. Hermanto, S.Kep
NIP.
24
POSYANDU LANSIA
I. PENDAHULUAN
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan . Umur manusia
sebagai mahluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal sekitar 6 (enam) kali
masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun, sama dengan 120 tahun. Proses menjadi tua
disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari 3 fase yaitu, fase progresif, fase stabil, dan
fase regresif. Dalam fase regresif mekanisme lebih kearah kemunduran yang dimulai dalam
sel, komponen terkecil dari dalam tubuh manusia. Proses ini berlangsung secara alamiah,
terus menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokemis pada jaringan tubuh dan akhirnya akan mempengaruhi
fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan.
25
5. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir-butir diatas.
6. Penyuluhan kesehatan,biasa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah atau konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan
yang dihadapi oleh individu dan kelompok usia lanjut.
7. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas oleh kelompok usia lanjut yang tidak
datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat. Selain itu banyak juga
posyandu lansia yang mengadakan kegiatan tambahan seperti senam lansia, pengajian,
membuat kerajinan ataupun kegiatan silaturrahmi antar lansia. Kegiatan seperti ini
tergantung dari kreasi kader posyandu yang bertujuan untuk membuat lansia beraktivitas
kembali dan berdisiplin diri.
V. PELAKSANAAN KEGIATAN
26
Raas, .........................................2017
Mengetahui
Kepala Puskesmas Raas
H. Hermanto, S.Kep
NIP.
27
KRANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN USIA SEKOLAH
DOKTER KECIL
28
Rp. 4. 320.000
(Empat juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) Dengan rincian sebagai berikut:
29