Anda di halaman 1dari 3

Nama : Diana Romauli Tanggo Ledeng Mandala

NPP : 31.0772

Kelas : G-1

TEORI KEPEMIMPINAN IDOLA

Salah satu pemimpin idola saya ada Presiden Barack Hussein Obama II, Beliau adalah
seorang politikus Amerika yang menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44dan Ia
merupakan orang Afrika Amerika pertama yang menempati jabatan tersebut. Sebelumnya, mari
kita pelajari teori kepemimpinan menurut para ahli. Teori Kepemimpinan dari berbagai ilmuan
adalah sebagai berikut :

1. Menurut Wahjosumidjo (1987:11)

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang
berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan
kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin
yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu
sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut,
dan situasi.

2. Menurut Moejiono (2002)

Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena
pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan
pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang
leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai
sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

3. Menurut Fiedler (1967)

Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang


menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama
untuk mencapai tujuan.

4. Menurut Ott (1996)

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya
seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain.
Tokoh Pemimpin Idola Saya adalah : Barack H. Obama

Seorang pebisnis memang tidak hanya dituntut memiliki kecerdasan intelektual tapi juga
dituntut untuk mempunyai kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional inilah yang kemudian
dimiliki oleh seorang tokoh besar bernama Barack Obama. Mantan presiden Amerika Serikat ini
memang sangat fenomenal. Tentu besarnya nama Barack Obama tidak muncul dengan
sendirinya. Salah satu hal yang sangat mencolok dari pria kelahiran 4 Agustus 1961 ini adalah
dari segi kepemimpinannya. Dengan skill kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional
(EQ) yang dimilikinya, Barack Obama pun mampu melakukan hal-hal yang memukau seperti
membuat keputusan yang cerdas, berinteraksi dengan rekan-rekannya hingga mengajak orang
lain untuk ikut dalam visinya. Kondisi perekonomian Amerika Serikat sangat dipengaruhi oleh
krisis ekonomi yang tidak hanya menggoyahkan perekonomian di Amerika tetapi juga
perekonomian dunia. Obama dianggap cukup representatif untuk memperjuangkan nasib
rakyatnya.

Amerika Serikat menyatakan bahwa selama delapan tahun kepemimpinannya Obama


menerapkan tiga jenis gaya kepemimpinan : transformational-charismatic, cross-cultural, dan
contingency situasional leadership.

1. Transformational-Charismatic

Sebelum terpilih, Obama menyedot perhatian rakyat Amerika dan dunia sebagai orang yang
memiliki kharisma alamiah. Seorang pemimpin kharismatis umumnya mampu menarik perhatian
masyarakat dengan cara aneh yang sulit untuk dijelaskan tetapi ia mampu membawa
pendukungnya untuk menyelesaikan suatu misi yang besar. Seorang kharismatis dapat menjadi
transformational leader jika dapat melegalisasikan suatu perubahan permanen pada masyarakat
yang mengikuti visinya.

Pada periode pertama kepemimpinannya, Obama meminta dukungan terhadap visinya dengan
menunjukkan potensi untuk membuat perubahan besar baik pada urusan dalam negeri maupun
luar negeri. Cara paling cepat untuk menilai keberhasilan seorang pemimpin menurut Lisa,
adalah ini: getting things done. Mantan presiden Barack Obama telah memperlihatkan
kepiawaiannya dalam menghadapi berbagai kontroversi namun berhasil mengatasi masalah-
masalah yang ada.

2. Cross- Cultural-Global Leadership

Obama memformulasikan (membuat dengan hati-hati) pendekatan lintas-budaya kepada


dunia, memikirkan tidak hanya kepentingan AS tapi juga kepentingan bangsa-bangsa lain juga.
Enam bulan pertama memegang jabatan, Obama pergi ke luar negeri lebih banyak dibandingkan
dengan mantan-mantan presiden AS sebelumnya dan memberi perhatian pada aturan atau budaya
di mana dia berada.

Setelah tahun pertama, upaya Presiden Obama untuk membangun hubungan lebih
menyenangkan dengan Timur Tengah, Cina, dan Rusia, disambut dunia dengan pemberian
Hadiah Nobel Perdamaian. Dalam lawatan tahun berikutnya, Obama sering menegur pejabat
departemen luar negeri yang tidak patuh pada kebijakannya. Namun Obama masih tetap
memperlihatkan perhatian pada budaya negara lain, semisal bagaimana ia mengucapkan salam di
negara kecil seperti Kamboja, untuk memperlihatkan rasa hormatnya pada kepala negara
setempat. Di akhir masa jabatannya, ia berkunjung ke Vietnam di mana ia menyempatkan makan
di restaurant di pinggir jalan kecil, untuk memperlihatkan sikap bersahaja.

3. Contingency Leadership

Selama empat tahun pertama jabatannya, Obama tidak hanya mempertontonkan kepekaan
budaya dan kepemimpinan transformasional , ia menanggapi berbagai situasi dengan
menggunakan berbagai tipe model kepemimpinan. Pada situasi lain ia mempraktikkan
contingency leadership. Ketika berkunjung ke luar negeri ia bersikap ingin memperbaiki
hubungan yang pernah memburuk, merendah, dan mau mendengarkan sebelum berbicara.

Kalau sudah menyangkut nilai-nilai dan prinsip, ia tidak takut pada impeachment (pemecatan)
dan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan meskipun banyak orang berpikir hal itu salah. Di
tengah membaranya masalah ekonomi dan luar negeri, Obama bekerja keras merampungkan apa
yang ia janjikan. Ia paham bahwa satu detik saja ia lengah, maka itu akan berarti hilangnya
pekerjaan atau bahkan hilangnya rumah bagi sekelompok masyarakat yang tidak mampu.
Terlepas apakah seseorang setuju atau tidak yang ia lakukan, Obama tidak malu menghadapi
tantangan yang menghadangnya selama menjabat sebagai presiden.

Barack Obama menunjukan empat ciri khas kepemimpinannya.

1. Clear and consistent policy goals

2. Tartical Intelligence (Kepintaran taktis)

3. Learn from history

4. Political Will (Kemauan politik)

Anda mungkin juga menyukai