Anda di halaman 1dari 13

Nama : Indah Wulandari

NPM : 201172028
Angkatan : 72
Mata Kuliah : Kepemimpinan
Dosen : Dr. Andala Rama Putra B., S.E., MA. Ec.
KEPEMIMPINAN

1
Kepemimpinan adalah sebuah kekuatan atau kemampuan yang ada di dalam diri seseorang. Sikap
kepemimpinan tersebut digunakan ketika memimpin.

Salah satu pengaruh yang ditimbulkan dati sikap kepemimpinan tersebut adalah dapat mempengaruhi
seseorang. Pengaruh yang diberikan ini dimaksudkan di dalam sebuah pekerjaan atau organisasi. Hal itu
dikarenakan umumnya sikap kepemimpinan dibutuhkan seseorang dalam memimpin sebuah pekerjaan
2
atau organisasi.

Tujuan dari sikap kepemimpinan tersebut adalah untuk mencapai sebuah target atau goal. Baik di bidang
pekerjaan atau sebuah organisasi, selalu ada target yang ingin di capai. Target-target yang sudah diten-
tukan tersebut dapat terlaksana karena adanya sikap kepemimpinan.

3
Kepemimpinan adalah sikap yang ada di dalam seorang pemimpin. Sedangkan pemimpin adalah seseo-
rang yang sudah diberi kepercayaan. Kepercayaan tersebut digunakan untuk menjadi sebuah kepala
atau ketua di dalam perusahaan atau organisasi.

4
01. Soekarno
Gaya kepemimpinan yang diterapkan Ir.Soekarno bertujuan pada
moral dan etika ideologi sebagai dasar negara dan partai, sehingga
menjadikan beliau orang yang sangat konsisten dan fanatik. Dapat
terlihat diakhir kepemimpinannya yang mendapatkan kesempatan
menjadi panutan dan inpirator pergerakan kemerdekaan dari
bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan melepas ketergan-
tungan dari negara-negara barat (Amerika dan Eropa). Selain itu, Ir.
Soekarno menjadi tokoh nasionalis dan anti-kolonialisme pertama
yang pertama, baik di dalam negeri maupun untuk lingkup Asia,
meliputi negeri-negeri seperti India, Cina, Vietnam, dan lainnya
02. Steve Jobs
Kesuksesan Steve Jobs tersebut dalam memipin Apple Inc, tidak terlepas dari karakter-
istik kepemimpinannya yang unik. Karakteristik kepemimpinan dari Steve Jobs, yaitu:
• Visioner
• Customer-Driven
• Micromanager yang Kharismatik (Otokratis)
• Fokus
• Sifat Reality Distortion Field
• High Controlling
Kelemahan dari sifat Jobs ini yaitu tidak cukup membantu dalam mengidentifikasi
pemimpin yang efektif, karena penjelasan yang semata-mata berdasarkan sifat dan
mengesampingkan interaksi antara pemimpin dengan anggota kelompoknya yang
merupakan faktor situasional. Maka dari itu, karena adanya kesalah pahaman antara
Steve Jobs dengan para pekerja membuat saham Apple pada saat itu menurun dan
membuatnya mengundurkan diri. Namun dia akan tetap menjabat di perusahaan Apple
sebagai ketua dewan perusahaan.
03. Adolf Hitler
Adolf Hitler (1889–1945), pemimpin Partai Nazi Jerman, merupakan
salah satu diktator paling kuat dan terkenal di abad ke-20. Hitler
mengambil kekuasaan dengan memanfaatkan kesengsaraan
ekonomi, ketidakpuasan rakyat, dan pertikaian politik untuk
mengambil alih kekuasaan mutlak di Jerman mulai tahun 1933. In-
vasi Jerman ke Polandia pada tahun 1939 juga menjadi alasan mele-
tusnya Perang Dunia II, dan pada tahun 1941 pasukan Nazi telah
menduduki sebagian besar Eropa. Selama berkuasa, ia dikenal se-
bagai pemimpin yang kejam. Bahkan, ia disebut-sebut bertanggung
jawab atas pembunuhan sekitar 6 juta orang Yahudi bersama kor-
ban Holocaust lainnya. Setelah gelombang perang berbalik
melawannya, Hitler bunuh diri di bungker di Berlin pada April 1945.
04. Napoleon Bonaparte
Napoleon Bonaparte atau yang juga dikenal sebagai Napoleon I
(1769–1821) adalah salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah
Barat. Selama hidupnya, ia menduduki beberapa posisi penting
dalam pemerintahan Prancis, seperti jenderal Prancis, konsul Per-
tama, dan kaisar Prancis. Menurut laman Britannica, reformasi
Napoleon meninggalkan banyak bekas abadi pada institusi Prancis
dan sebagian besar Eropa barat. Dia merevolusi organisasi dan
pelatihan militer, menemukan Kode Napoleon, prototipe dari kode
hukum sipil, dan menata ulang sistem pendidikan menjadi lebih
baik. Saking besarnya pengaruh yang diberikan Napoleon Bona-
parte, ia dihormati di mana pun berada selama hidupnya.
05. Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi menganut gaya kepemimpinan karismatik yang
ditunjukan dengan adanya pengaruh ajaran Satya dan Ahimsa yang
kuat terhadap rakyat India. Gandhi mampu menghubungkan visi
kelompok dengan nilai-nilai, cita-cita dan aspirasi rakyat India. Ke-
mampuannya itu didukung oleh communication skill yang ia miliki.
Cara komunikasi yang pertama adalah menyampaikan sebuah visi
dengan cara yang menarik. Ia memiliki visi "Menegakan kebenaran
tanpa kekerasan". Berdasarkan visi tersebut, Gandhi cenderung
memiliki aya kepemimpinan karismatik visioner. Ia memiliki pan-
dangan jauh kedepan untuk bangsanya. Pemimpin visioner bi-
asanya memiliki visi yang kuat dan tekad yang kuat pula.
06. Elon Musk
Gaya kepemimpinan Elon Musk menyerupai empat strategi biasa
Digunakan oleh para pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan
transformasional. Yaitu dimana pemimpinnya mengajak dan men-
dorong karyawan untuk berpartisipasi dan berperan aktif dalam
gerakan perubahan. Pemimpin transformasional mempunyai
karisma tersendiri karena bisa diakumulasikan hubungan emosional
yang baik dan hubungan yang jelas dengan karyawan serta visi dan
misi yang meyakinkan untuk masa depan. Biasanya pemimpin
transformasional dia juga adalah orang yang kontroversial.
07. Mao Zedong / Mao Tse Tung
Abraham Lincoln yang dikenal sebagai bapak
Mao demokrasi juga memiliki
Zedong berpegang padagaya kepemimpinan
pendirian yang teguh, selalu menjun-
jung yang revolusioner.
tinggi kepentingan Pengalaman, keberanian,
rakyat pekerja kalangan bawah dan
dan karismatik
mengerti yang begitu
dengan sangat dihormati
jelas bahwa kaummampu
proletar dan kaum tani
memberikan
miskin kebebasan kekuatan
adalah satu-satunya kepada para budak.
yang mampu meregenerasi
Padadan
Tiongkok masa kepemimpinan
dengan demikianIaberkontribusi
mampu mendap-pada gerakan revolu-
atkan
sioner persetujuan
dunia. Mao Zedong darimenolak
House ofperubahan
Representa-apa pun yang mem-
buat tives untuk mengubah
komunisme bergantung konstitusi yang berkai-
pada gerakan borjuis (kaum menen-
tanatas).
gah ke dengan pembebasan
Sementara padaperbudakan serta ke-
saat yang sama ia juga menentang
setaraan. Hal
sektarianisme ini sejalan
terhadap dengan konsep
perbedaan idelologi yang menghalangi
kepemimpinan
pembangunan global yang menganggap
negaranya.
pemimpin mampu membangun kepercayaan
untuk mengubah struktur organisasi.
08. Abraham Licoln
Abraham Lincoln yang dikenal sebagai bapak demokrasi juga memi-
liki gaya kepemimpinan yang revolusioner. Pengalaman, keberanian,
dan karismatik yang begitu dihormati mampu memberikan kebe-
basan kepada para budak. Pada masa kepemimpinan Ia mampu
mendapatkan persetujuan dari House of Representatives untuk
mengubah konstitusi yang berkaitan dengan pembebasan perbu-
dakan serta kesetaraan. Hal ini sejalan dengan konsep kepemimp-
inan global yang menganggap pemimpin mampu membangun
kepercayaan untuk mengubah struktur organisasi.
09. Nelson Mandela
Nelson Mandela (1918–2013) adalah presiden kulit hitam pertama
di Afrika Selatan yang memimpin dari tahun 1994 hingga 1999. Ia
juga merupakan seorang aktivis hak-hak sosial, politisi, dermawan,
dan pernah memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun
1993, mengutip Biography. Kisah hidupnya cukup rumit dan
menarik. Ia pernah terlibat dalam gerakan anti-apartheid di usia 20-
an dan bergabung dengan Kongres Nasional Afrika pada tahun
1942. Selama 20 tahun, ia aktif mengarahkan kampanye per-
lawanan damai dan tanpa kekerasan terhadap pemerintah Afrika
Selatan dan kebijakan rasisnya. Sejak tahun 1962, Mandela meng-
habiskan 27 tahun di penjara dengan tuduhan pelanggaran politik.
Namun, setelah keluar dari penjara, ia justru terpilih menjadi presi-
den dan menjadi salah satu pemimpin yang mendunia.
10. Bill Gates
Bill Gates menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif. Gaya
kepemimpinan partisipatif merupakan gaya kemepemimpinan yang
memberikan kepercayaan penuh kepada pegawianya untuk aktif
dalam menyampaikaan masukan, saran atau hal lainnya. Tentu saja
gaya kepemimpinan ini hanya dilakukan oleh pemimpin yang memi-
liki rasa percaya yang tinggi terhadap pegawainya. Hal tersebut ia
lakukan, karena menurutnya dengan partisipatif dapat membuka
jalan untuk pegawainya berperan secara aktif, ketika pegawai
mampu berperan secara aktif tentu saja pegawai tersebut dapat
memberikan masukan. Sehingga masukan tersebut dijadikan seba-
gai bahan pengembangan suatu perusahaan. Dengan adanya ma-
sukan dari pegawainya membuat Bill Gate percaya bahwa perusa-
haan akan terus berkembang ketika mendapatkan masukan dari
pegawai-pegawainya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai