Anda di halaman 1dari 11

BAB VI

POLIGON YANG KONGRUEN DAN KEMAMPUAN KOGNISI ANALISIS


Capaian Pembelajaran:
Mahasiswa dapat memahami dan memiliki kemampuan logika kognisi analisis dalam
menentukan segitiga yang kongruen.

A. Definisi Poligon dan Perkawanan

1. Poligon

Definisi 24:
Poligon adalah gabungan himpunan titik-titik {P 1, P2, …, Pn-1, Pn} dengan himpunan ruas garis
{ P1 P 2 , P2 P 3, …, Pn−1 P n, Pn P1} sehingga jika setiap dua ruas garis tersebut
berpotongan, titik potongnya adalah salah satu anggota himpunan titik dan bukan titik yang
lain.

C
A B

Poligon Konkaf Poligon Konveks Bukan Poligon

Poligon adalah kurva tertutup sederhana. Untuk lebih khususnya, pengertian


poligon dapat dilihat dari ukuran besar sudut bagian dalam poligon. Jika ukuran semua
besar sudut dalam sebuah poligon tidak lebih dari 180, maka poligon tersebut dinamakan
poligon konveks (bangun B), akan tetapi jika ada salah satu dari ukuran sudut dalam
poligon lebih dari 180, maka poligon tersebut dinamakan poligon konkaf (bangun A).
Adapun poligon-poligon yang digunakan dalam pembelajaran geometri Euclid adalah
poligon konveks.
Kurva tertutup tidak sederhana (bangun C), walau tampak seperti poligon, tetapi
pada poligon tidak boleh terdapat sisi yang saling berpotongan. Jika hal ini terjadi, maka
bangun tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai poligon atau bukan poligon.

2. Perkawanan Pada Poligon

A B P Q

D C R S

Jika ABCD  PRSQ (dibaca bangun ABCD berkawan dengan PRSQ) maka titik-titik
sudut A  P, B  R, C  S dan D  Q.
Selanjutnya untuk ruas garis: AB↔ PR, BC ↔ RS , CD ↔ SQ, dan DA ↔QP
dan sudut A  P, C  S, Q  D dan B  R.
Dengan atau tanpa gambar poligon yang dimaksud, tetapi jika perkawanan dua poligon
diketahui, maka tetap dapat ditentukan perkawanan antara titik-titik sudut, ruas garis (atau
sisi-sisinya) dan sudut-sudutnya, seperti contoh berikut ini:
Diketahui perkawanan dua segitiga: ABC  PQR maka dapat ditentukan
perkawanan antara titik-titik sudutnya; A  P, B  Q, dan C  R, perkawanan
antara sisi-sisinya; AB↔ PQ, BC ↔QR , danCA ↔ RP , serta perkawanan
antar sudut-sudutnya; A  P, B  Q, C  R.

Berikut adalah definisi tentang perkawanan antara sudut-sudut pada poligon dan sis-sisi
pada poligon.

Definisi 25A:
Sudut yang berkawan dari perkawanan dua poligon adalah dua sudut yang titik sudutnya
adalah pasangan titik yang berkawan dalam perkawanan antara titik-titik sudut dari dua
poligon.

Definisi 25B:
Sisi yang berkawan dari perkawanan dua poligon adalah dua sisi yang titik-titik ujungnya
adalah pasangan titik yang berkawan dalam perkawanan antara titik-titik sudut dari dua
poligon.

B. Poligon yang Kongruen

Definisi 26: [definisi poligon yang kongruen]


Poligon yang kongruen adalah dua poligon yang memiliki perkawanan satu-satu antara
titik-titik sudutnya sehingga: 1. semua sisi yang berkawan kongruen, dan
2. semua sudut yang berkawan kongruen.

Definisi 27:
Sebuah segitiga adalah poligon yang memiliki tiga sisi.

C. Postulat Segitiga Kongruen

Postulat 12: [postulat SDS]


Jika pada dua segitiga terdapat perkawanan antara titik sudutnya, dua sisi dan sudut apit
pada segitiga pertama kongruen dengan dua sisi dan sudut apit yang berkawan pada
segitiga kedua, maka dua segitiga tersebut kongruen.
A T S

B C P
Jika AB ≅ PT , A ≅ P, dan AC ≅ PS , maka  ABC ≅  PTS
Postulat 13: [postulat DSD]
Jika pada dua segitiga terdapat perkawanan antara titik sudutnya, sebuah sisi dan dua sudut
pada sisi tersebut pada segitiga pertama kongruen dengan sebuah sisi dan dua sudut yang
berkawan pada segitiga kedua, maka dua segitiga tersebut kongruen.
Jika A ≅ P, AC ≅ PS dan C ≅ S, maka  ABC ≅  PTS

D. Kemampuan Kognisi Analisis


Kemampuan kognisi analisis adalah kemampuan mengurai masalah menjadi
bagian-bagian yang diketahui. Pada kognisi analisis digunakan penalaran deduktif dengan
menggunakan logika A→ B, dengan diartikan sebagai “B hanya jika A”.
Oleh karena itu dalam setiap melakukan analisis harus bertolak dari atau selalu
dimulai dari masalah yang akan dibuktikan, baru bergerak mundur hingga kembali kepada
apa yang harus diketahui.

Contoh:
K U

L V
o o
M W

Diketahui : LM ≅ VW dan KM ≅ UW
Buktikan : KLM  UVW

Karena harus membuktikan KLM  UVW, maka dilakukan analisis sebagai berikut:

Analisis : KLM  UVW dapat terjadi hanya jika memenuhi postulat SDS atau DSD
Sintesis : Karena yang diketahui hanya LM ≅ VW dan KM ≅ UW maka
Analisis : KLM  UVW terjadi hanya jika memenuhi postulat SDS dan sudut yang
harus kongruen adalah M  W
Contoh:
1. Buktikan: ∆ABD  ∆ACD
A

= =
B ||| ||| C
D

Analisis : ∆ABD  ∆ACD dapat terjadi hanya jika memenuhi postulat SDS atau DSD
Sintesis : Karena yang diketahui hanya BD ≅ CD dan AB ≅ AC maka
Analisis : ∆ABD  ∆ACD terjadi hanya jika memenuhi postulat SDS dan sudut yang
harus kongruen adalah B  C

2. Buktikan: ABC  AED


A

o o
B // // E
C D
Analisis : ABC  AED dapat terjadi hanya jika memenuhi postulat SDS atau DSD
Sintesis : Karena yang diketahui hanya CB ≅ DE dan ACB  ADE, maka

Ada 2 (dua) analisis yang mungkin dapat dibuat, yaitu:


Analisis 1 : ABC  AED terjadi hanya jika memenuhi postulat SDS dan sisi yang
harus kongruen adalah AC ≅ AD
Analisis 2 : ABC  AED terjadi hanya jika memenuhi postulat DSD dan sudut yang
harus kongruen adalah B  E
1. Aplikasi Menggunakan Postulat SDS dan DSD
Berikut ini adalah contoh-contoh soal aplikatif dalam pembuktian segitiga yang kongruen
dengan menggunakan Postulat SDS atau Postulat DSD.

Contoh:
A
1.

1 M C Diketahui: M titik tengah BC


E B 2 F
1  2
Buktikan: ABM  DCM

Kognisi Analisis:
1) ABM  DCM hanya jika memenuhi postulat SDS atau DSD
2) ABM  DCM ada, karena 1  2, diketahui
3) BM ≅ CM ada, karena M titik tengah BC , diketahui
4) Dengan AMB bertolak belakang DMC, maka dapat digunakan postulat DSD

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. 1  2 1. Diketahui
2. EBM dan FCM adalah 2. Diketahui
sudut lurus
3. 1 bersuplemen ABM 3. Lawan Definisi
2 bersuplemen DCM Dua sudut saling bersuplemen adalah dua
sudut yang jumlah ukurannya adalah ukuran
sudut lurus.
4. ABM  DCM 4. Dalil
Jika dua sudut bersuplemen dengan dua sudut
yang kongruen, maka dua sudut tersebut
kongruen.
5. Diketahui
5. M titik tengah BC
6. Definisi
6. BM ≅ CM Titik tengah ruas garis adalah titik yang
memisahkan ruas garis menjadi dua ruas garis
yang kongruen.
7. Lawan Definisi
7. AMB bertolak belakang
Sudut bertolak belakang adalah sudut yang
dengan DMC dibentuk oleh dua pasang sinar yang
berlawanan.
8. Dalil
8. AMB  DMC Jika dua sudut adalah sudut bertolak belakang,
maka dua sudut tersebut kongruen.
9. Postulat DSD
9. ABM  DCM
Terbukti!

2.
A
Diketahui: 1  2
3  4

AC bisektor BAD
1 2
B D AB ≅ AD
3 4 Buktikan: ABC  ADC

Kognisi Analisis:
1) ABC  ADC hanya jika memenuhi postulat SDS atau DSD
2) ABC  ADC ada, karena 1  2 dan 3  4, diketahui
3) BAC  DAC ada, karena ⃗
AC bisektor BAD, diketahui
4) Dengan ada AB ≅ AD , maka dapat digunakan postulat DSD

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. 1  2 1. Diketahui
3  4
2. ABC  ADC 2. Postulat
Postulat penjumlahan untuk sudut
⃗ 3. Diketahui
3. AC bisektor BAD
4. Definisi
4. BAC  DAC
Bisektor sudut adalah sinar yang titik
pangkalnya adalah titik sudut tersebut dan
dengan sisi-sisi sudut tersebut membentuk
dua sudut yang kongruen.
5. Diketahui
5. AB ≅ AD
6. Postulat DSD
6. ABC  ADC
Terbukti!

2. Pembuktian Melalui Segitiga yang Kongruen

Contoh-contoh soal berikut ini adalah soal yang selalu melalui pembuktian segitiga
kongruen menggunakan Postulat SDS atau Postulat DSD untuk mendapatkan kesimpulan
akhir.

Contoh:
1.
A F Diketahui:: 1 ≅ 2
3 ≅ 4

1 3 4 2 BD ≅ EC
P Q
B C D E
Kognisi Analisis:
1) AC ≅ FD hanya jika ABC  FED
2) ABC  FED hanya jika memenuhi postulat DSD atau SDS
3) ABC  FED ada, karena 1 ≅ 2, diketahui
4) BC ≅ ED ada, karena BD ≅ EC , diketahui
5) Dengan ada 3 ≅ 4, maka dapat digunakan postulat DSD

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. 1 ≅ 2 1. Diketahui
2. PBC dan QED adalah 2. Diketahui
sudut lurus
3. 1 bersuplemen ABC 3. Lawan Ddefinisi
2 bersuplemen FED Dua sudut yang saling bersuplemen adalah
dua sudut yang jumlah ukurannya adalah
ukuran sudut lurus.
4. Dalil
4. ABC  FED
Jika dua sudut bersuplemen dengan dua sudut
yang kongruen, maka dua sudut tersebut
kongruen.
5. Diketahi
5. BD ≅ EC 6. Postulat sifat refleksi untuk ruas garis
6. CD ≅ DC 7. Postulat pengurangan untuk ruas garis
7. BC ≅ ED 8. Diketahui
9. Postulat DSD
8. 3 ≅ 4 10. Definisi poligon yang kongruean
9. ABC ≅ FED
10. AC ≅ FD
Terbukti!

2.
A
Diketahui: DB ≅ BF
D E EC ≅ CF
F titik tengah BC
∠ B ≅∠C
B C Buktikan: DF ≅ EF
F
Kognisi Analisis:
1) DF ≅ EF hanya jika ΔDBF ≅ ΔECF
2) ΔDBF ≅ ΔECF hanya jika memenuhi postulat DSD atau SDS
3) BF ≅ CF ada, karena F titik tengah BC , diketahui
4) DB ≅ EC ada, karena DB ≅ BF dan EC ≅ CF , diketahui
5) Dengan ada ∠ B ≅ ∠ C , maka dapat digunakan postulat SDS

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. F titik tengah BC 1. Dikatahui
2. Definisi
2. BF ≅ CF Titik tengah ruas garis adalah titik yang
memisahkan ruas garis menjadi dua ruas
garis yang kongruen.
3. Diketahui
3. DB ≅ BF dan EC ≅ CF 4. Dalil
Jika dua ruas garis kongruen dengan dua
4. DB ≅ EC ruas garis yang kongruen, maka dua ruas
garis tersebut kongruen.
5. Diketahui
6. Postulat SDS
5. ∠ B ≅∠C 7. Definisi poligon yang kongruen
6. ΔDBF ≅ ΔECF
7. DF ≅ EF
Terbukti!

3. A D Diketahui: ´
AB⊥ ´ dan AD
BC ´
´ ´
DC ⊥ BC dan AD ´
E titik tengah B C
B C DEB  AEC
E
Buktikan: EAD  EDA
Kognisi analisis :
1) EAD  EDA hanya jika BAD  CDA dan BAE  CDE
2) BAE  CDE hanya jika ABE  DCE
3) ABE  DCE hanya jika memenuhi postulat SDS atau DSD
´
4) B  C dan BAD  CDA ada, karena AB⊥ BC´ dan AD´ dan DC
´ ⊥ BC
´
dan ´ , diketahui
AD
5) B E ≅ CE ada, kaena E titik tengah B C, diketahui
6) AEB  DEC ada, karena DEB  AEC, maka dapat digunakan postulat DSD
Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ´
AB⊥ BC´ dan AD
´ 1. Diketahui
´ ´
DC ⊥ BC dan ´
AD 2. Definisi
2. B dan C siku-siku
Pernyataan Alasan
BAD & CDA siku-siku Dua garis yang saling tegak lurus adalah dua
garis yang berpotongan dan membentuk
sudut siku-siku.
3. B  C 3. Dalil
BAD  CDA Jika dua sudut adalah sudut siku-siku, maka
dua sudut tersebut kongruen.
4. E titik tengah B C 4. Diketahui
5. B E ≅ CE 5. Definisi
Titik tengah ruas garis adalah titik yang
memisahkan ruas garis menjadi dua ruas
garis yang kongruen.
6. DEB  AEC 6. Diketahui
7. DEA  AED 7. Postulat sifat refleksi untuk sudut
8. AEB  DEC 8. Postulat pengurangan untuk sudut
9. ABE  DCE 9. Postulat DSD
10. BAE  CDE 10. Definisi poligon yang kongruen
11. Postulat pengurangan untuk sudut
11. EAD  EDA
Terbukti!
3. Segitiga yang Saling Tumpangtindih

Soal-soal dengan segitiga yang saling tumpangtindih memiliki tingkat kesulitan yang lebih
tinggi dibanding dengan soal-soal sebelumnya. Ketelitian dan kejelian melihat bangun-
bangun bidang yang overlapping dituntut untuk dikuasai agar dapat menyelesaikan soal
yang dimaksud.
5
Contoh:
1. 4
A D
5 6 Diketahui: 3  4
1  2
2
Buktikan: 5  6
1 3 4
E B C F 6

Kognisi Analisis:
3
1) 5 ≅ 6 hanya jika ABC ≅ DCB
2) ABC ≅ DCB hanya jika memenuhi postulat SDS atau DSD
3) ABC ≅ DCB ada, karena 1 ≅ 2, diketahui
4) Dengan ada 3 ≅ 4 dan B C ≅ C B, maka dapat digunakan postulat DSD

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. 1  2 1. Diketahui
2. ∠EBC dan ∠FCB sudut 2. Diketahui
lurus
3. 1 bersuplemen ABC 3. Lawan Definisi
2 bersuplemen DCB Dua sudut yang saling bersuplemen adalah
dua sudut yang jumlah ukurannya adalah
ukuran sudut lurus.
4. ABC  DCB 4. Dalil
Jika dua sudut bersuplemen dengan dua sudut
yang kongruen, maka dua sudut tersebut
kongruen.
5. B C ≅ C B 5. Postulat sifat refleksi untuk ruas garis
6. Diketahui
6. 3  4
7. Postulat DSD
7. ABC  DCB
8. Definisi poligon yang kongruen
8. 5  6
Terbukti!

2. A
2 Diketahui:
E
1 AC ≅ AE
B C AB ≅ AD
D
Kognisi Analisis:
1) B C ≅ DE hanya jika ABC ≅ ADE
2) ABC ≅ ADE hanya jika memenuhi postulat SDS atau DSD
3) BAC ≅ DAE ada, karena 1 ≅ 2, diketahui
4) Dengan ada AC ≅ AE dan AB ≅ AD , maka dapat digunakan postulat SDS
Bukti:
Pernyataan Alasan
1. 1 ≅ 2 1. Diketahui
2. Postulat sifat refleksi untuk sudut
2. DAC ≅ DAC
3. Postulat penjumlahan untuk sudut
3. BAC ≅ DAE 4. Diketahui
4. AC ≅ AE
AB ≅ AD 5. Postulat SDS
6. Definisi poligon yang kongruen
5. ABC ≅ ADE
6. B C ≅ DE
Terbukti!

LATIHAN

1.
A 0 E
— Buktikan: ∆CDB  ∆AEB
B

0
D C

2.
A
x
=
D B
=
x
C
Buktikan: ΔADB  ΔCDB

3.
A D
Diketahui : AB ≅ DC
BE ≅ CF
B  C
Buktikan: Δ ABF  Δ DCE
B C
E F

4.
A

Diketahui: BE ≅ BC
2
E ´
AB⊥ ´
CD
1  2
1 Buktikan: Δ ABC  Δ DBE
D B C

A
5.

Dikatahui: F titik tengah BC


D E B  C
EFB  DFC
Buktikan: DF ≅ EF

B C
F

6.
A D
Dikatahui: 1  2
´ ⊥ AB
BC ´
´ ´
BC ⊥ CD
1 2
B C
Buktikan: DB ≅ AC

7.
A

F E
Diketahui: FD ≅ EC
EC´ ⊥ CD ´
´ ⊥ CD
FD ´
´
AB⊥ CD ´
B titik tengah CD
Buktikan: ´ bisektor EBF
BA

Anda mungkin juga menyukai