Anda di halaman 1dari 13

Laporan praktikum Hari/ tanggal : Kamis, 07 Februari 2019

Manajemen Laboratorium Dosen : Rianti Dyah Hapsari, STP, MSc

Mutu Pangan

MANAJEMEN PERENCANAAN LABORATORIUM

(Laboratorium Analisis Mikrobiologi Pangan)

Kelas BP1/ Kelompok 6

Salsabila Ayu Wandari J3E117045

Amelia Adisti J3E117083

Rizki Aulia Nuzulina J3E117092

Annisa Salsabila Faza J3E117140

Siti Aisyah Putri R J3E117148

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk


mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang
terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya
manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium
adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-
hari. Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam
struktur organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang
berfungsi sebagai pengarah dan penasehat. Board of Management terdiri atas para
senior atau profesor yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium
yang bersangkutan (Tone, K. 2017).

Manajemen laboratorium juga harus dilakukan didalam ruang lingkup usaha


penelitian dan pengujian dengan bahan-bahan serta suspensi yang ada dalam
pengujian mikrobiologi. Usaha untuk mengelola laboratorium adalah bagaimana
suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik dengan sangat ditentukan oleh
beberapa faktor penting, diantaranya alat-alat laboratorium meliputi penyimpanan
dan peletakan mikroskop, alat-alat gelas, serta media atau bahan yang digunakan
dalam pengujian. Pemakaian laboratorium mikrobiologi hendaknya harus mematuhi
tata letak layout serta kemungkinan cemaran yang dapat terpapar ke lingkungan,
agar tujuan tersebut dapat terlaksana maka diperlukan program persiapan
manajemen laboratorium mikrobiologi (Suryanta, 2010).

Dalam pelaksanaannya harus dalam sistem organisasi yang baik, meliputi


adanya uraian kerja (Job description) yang jelas. Kemudian adanya pemanfaatan
fasilitas yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi laboratorium yang telah
memiliki SOP. Tujuan utama adalah agar dapat semua pekerjaan yang dilakukan
dapat berjalan dengan lancar serta meminimalisir terjadinya kesalahan (Indra,
2018).

1.2. Tujuan
Untuk mengetahui proses perencanaan manajeman pada laboratoium
mikrobiolgi serta untuk memahami prosedur pembuatan jadwal kegiatan yang
dilakukan didalam laboratorium mikrobiologi pangan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
N Bulan
Kegiatan PIC Indikator
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Personal
Mampu menerapkan
Manajer manajemen labrotarorium
1 Pemahaman ISO 17025
Administrasi sesuai dengan ISO 17025
secara baik dan benar
Pekerja mampu
mempertahankan dan
Tes Kemampuan Manajer meningkatkan kinerja dan
2
Pekerja Secara Berkala Administrasi keahliannya sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam pengujian
Pekerja mampu bekerja sesuai
dengan prosedur sehingga
Pembinaan pekerja Manajer
3 dapat meminimalisir
mengenai SOP Administrasi
terjadinya kesalahan ataupun
kecelakaan kerja
Pekerja memiliki kondisi
Pengecekan kesehatan Manajer tubuh yang optimal sehingga
4
pekerja secara berkala Administrasi mampu memaksimalkan
kinerja nya
Terciptanya kondisi kerja yang
Pemahaman dan
aman dan dapat terhindar dari
5 penerapan sistem K3 di Manajer Puncak
resiko bahaya selama bekerja
Lab.Mikro
di Laboratorium mikrobiologi
Tersusun dan terarahnya
Pembuatan struktur
6 Manajer Puncak pengelolaan kerja di
organisasi dan job desc
laboratorium
Equipment/Peralatan
Terciptanya pengelolaan
Pengawasan dan
peralatan secara sistematis dan
pengecekan secara
7 Manajer Teknis terkontrol sehingga
administratif peralatan
memudahkan dalam
Lab.Mikro
penggunaannya
Perawatan dan Peralatanbersih dan steril
pemeliharaan sehingga terhindar dari
8 peralatan/maintenance Manajer Teknis kontaminasi yang dapat
(Sanitasi dan mempengaruhi selama
dekontaminasi) pengujian
Peralatan laboratorium tetap
Kalibrasi peralatan berada pada kisaran nya
9 Manajer Teknis
Lab.mikro sehingga dapat menghasilkan
data yang tepat dan akurat
Pengadaan peralatan
Terciptanya kebersihan dan
sanitasi (Westafel,sabun
10 Manajer Teknis kondisi yang hiegenis di
cuci tangan, pembersih
laboratorium
lantai)
Penyimpanan alat-alat Tersimpannya alat-alat gelas
11 Manajer Teknis
gelas pada rak yang telah disediakan
secara teratur sehingga
terhindar dari kecelakaan kerja
Tersimpannya alat-alat optik
pada rak yang telah disediakan
Penyimpanan alat-alat secara teratur sehingga
12 Manajer Teknis
optik terhindar dari kecelakaan kerja
dan kesalahan dalam
pengambilan data
Pelabelan keterangan
Manajer Terciptanya efektivitas dan
13 status peralatan di Lab.
Administrasi efisiensi dalam bekerja
Mikro
Peralatan di laboratorium
Penyusunan SOP setiap
14 Manajer Puncak memiliki masa pakai yang
peralatan
lebih lama
Mudahnya penanganann jika
terjadi kecelakaan kerja dan
Penyediaan APAR,
16 Manajer Teknis kecelakaan kerja dapat
APD dan sarana P3K
terkurangi karena penggunaan
alat pelindung diri
Sampel dan Metode
Pengujian
keakuratan data hasil
Pembuatan persyaratan
17 Manajer Mutu pengujian sesuai dengan
sampel
standar yang berlaku
proses pengerjaan berlangsung
Penanganan sampel pra
18 Analis efektif serta efisien sesuai
pengujian
dengan SOP
Pekerja dapat melakukan
pekerjaan sesuai dengan ISO
Penyusunan Good
17025:2005 tentang sistem
19 Laboratorium Practices Manajer Puncak
manajemen dan Kesehatan
(GLP) di Lab.Mikro
Keselamatan Kerja di
laboratorium
Pekerjaan terselesaikan
dengan teratur dan pekerja
Pengaturan Jadwal Shift
20 Manajer Puncak tidak mengalami gangguan
Kerja
kesehatan akibat pekerjaan
yang telah dilaksanakan.
Terhindar dari kesalahan
Pembuatan SOP setiap
21 Manajer Puncak selama pengujian serta dapat
metode pengujian
memperoleh data yang valid
Lingkungan Kerja
Pekerja dapat melakukan
Pengecekan suhu dan
pekerjaan secara optimal
22 kelembaban udara di Manajer Teknis
dengan suhu ruagan yang
laboratorium
terkontrol
Ruangan laboratorium lebih
rapih dan tertata dengan baik
Penyusunan tata letak dan nyaman sehingga
23 Manajer Teknis
ruang laboratorium memudahkan dalam bekerja
serta pekerja akan lebih luwes
dalam bekerja
Alat-alat elektronik yang
Pengecekan dan digunakan dapat terkontrol
24 Manajer Teknis
pemeliharaan arus listrik kondisinya sehingga tidak
menghambat proses kerja
dalam penggunaannya serta
terhindar dari konsleting listrik
yang akan menyebabkan
kecelakaan kerja
Pengadministrasian Kesehatan dan keselamatan
Manajer
25 ketenagakerjaan pekerja dapat terjamin secara
Administrasi
laboratorium keseluruhan
Kecelakaan kerja dapat
26 Pemasangan Safety Sign Manajer Teknis
diminimalisir
Tersusunnya alat dan bahan
Penataan bahan dan alat Manajer sesuai dengan karakteristiknya
27
di laboratorium Administrasi sehingga memudahkan dalam
penggunaannya
Peningkatan
Kepuasan Konsumen
Manajer Mampu menjaga kerahasiaan
28 Penjagaan data hasil uji
Administrasi data dan hasil pengujian
mampu membuat laporan yang
Penyusunan data secara Manajer
29 mudah dipahami oleh
infomatif Administrasi
konsumen
Pekerjaan dapat terawasi dan
terkontrol sehingga
30 Pemantauan kinerja Penyelia/Supervisor
menghasilkan hasil data uji
yang tepat
Dapat mengetahui keluhan
ataupun kepuasan pelanggan
Penyediaan pengaduan
Operator sehingga dapat mengevaluasi
konsumen/ call center
serta meningkatkan kinerja
menjadi lebih baik
Pelanggan akan tetap memakai
Evaluasi dan survei
jasa laboratorium serta dapat
pelanggan (kuisioner) Manajer
31 mengevaluasi dan
setelah penggunaan jasa Administrasi
meningkatkan kinerja menjadi
laboratorium
lebih baik
Audit Internal
Lebih siap dan memahami
mengenai sistem audit internal
32 Pelatihan audit internal Manajer Mutu
sehingga pelaksanaan audit
dapat dilakukan secara optimal
Terperiksanya ketidaksesuaian
yang mungkin terdapat pada
Pelaksanaan jadwal penerapan sistem manajemen
33 Manajer Mutu
audit internal laboratorium dan menjaga
keamanan proses kerja di
laboratorium
Temuan ketidaksesuaian
penerapan sistem manajemen
Review hasil temuan
dapat segera dikendalikan dan
34 audit internal dan tindak Manajer Mutu
diperbaiki sehingga tidak
lanjut
berdampak buruk pada kinerja
penggunaan laboratorium

3.2 PEMBAHASAN
Setiap bahan maupun dalam tata cara pengujian di dalam laboratorium
mikrobiologi memiliki sifat fisik dan kimia berbeda-beda yang mampu menjadi
sumber potensi bahaya. Tak hanya itu saja kegiatan yang dilakukan di dalam
laboratorium mikrobiologi beresiko tinggi menimbulkan kecelakaan, maka dari
itu diperlukan adanya suatu sistem manajemen serta perencanaan program
kegiatan di dalam laboratorium mikrobiologi tersebut. Laboratorium itu sendiri
adalah bagian integral dari suatu bidang akademik (bukan merupakan bagian
administrasi). Maka manajemen laboratorium perlu direncanakan dengan
program yang teratur.
Usaha pengelolaan laboratorium dapat dikelola dengan baik dan sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan. Faktor-faktor tersebut
yakni beberapa alat-alat laboratorium dan piranti canggih, dan staff yang
beroperasional serta ruangan dan lingkungan baik di luar ataupun di dalamnya.
Dari usaha manajemen laboratorium tersebut diperlukan adanya suatu indikator
yang berfungsi untuk mengevaluasi apakah sistem tersebut telah berjalan dan beroperasi
dapat terjalin dengan baik. Indikator perencanaan merupakan fungsi pengeolaan
laboratorium yang harus benar-benar dibuat agar tujuan manajemen dapat terpakai.
Keseluruhan pihak yang ada dimanajemen tentu mengharapkan efektifitas dan
kevalidan setelah menggunakan laboratorium. Maka dari itu dalam laboratorium yang
baik memiliki indikator dan arah pandang yang pertama adalah Sence of Goal (tujuan),
yang kedua adalah Sence of Regularity (keteraturan), yang ketiga adalah Sence of Crisis
(kesungguhan), dan yang keempat adalah Sence of Harmony (kerjasama). Agar
indikator ini tercapai maka keseluruhan aspek pada laboratorium harus tertata rapih
(Purwanto, G. 2010).
Hal lain yang peru diperhatikan dalam penanganan kegiatan laboratorium adalah
pihak penanggung jawab. Penanggug jawab tidak boleh membiarkan praktikan
melakukan kegiatan tanpa adanya pengawasan dan bimbingan. Tanggung jawab lain
yakni memastikan keseluruhan aspek, keselamatan, terutama pada keselamatan kerja
dan kesehatan seluruh pihak yang berada di dalam laboratorium. Penerapan ini tujuan
dari penerapan manajemen pengelolaan laboratorium. Agar didapatkan laboratorium
yang aman dan nyaman bagi pengguna serta seluruh pihak yang terlibat didalam
laboratorium (Padmawinata, dkk. 2011).
3.2.1 Pemahaman dan Pembinaan
Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling umum dan para
pimpinan mendukung adanya pelatihan karena melalui pelatihan khusunya
karyawan baru maupun yang ada sekarang dapat mengajarkan keterampilan
dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka.
Pada perencanaan manajemen laboraturium kegiatan pemahaman
manajemen laboraturium berdasarkan sistem ISO 17025, sistem manajemen
laboratorium audit internal berdasarkan ISO 17025, keselamatan kesehatan kerja
manajemen laboratorium berdasarkan ISO 17025 dan tindakan terhadap bahaya
dilakukan pada awal bulan pertama.
Kegiatan pelatihan pemahaman manajemen laboratorium, sistem
manajemen laboratorium audit internal, keselamatan kesehatan kerja
berdasarkan ISO 17025 bertujuan agar pekerja memahami dan mengerti
makasud penerapan ISO tersebut. Peranan laboratorium sangat menentukan
dalam proses pengendalian mutu dan penjaminan mutu dari produk yang
dihasilkan. Untuk mencapai keseragaman hasil analisis antar laboratorium
dibutuhkan suatu standar yang bersifat internasional yang mencakup sistem
mutu dan teknis yang baik, salah satunya adalah standar ISO 17025. Standar
ISO 17025 pada saat ini merupakan sebuah standar yang sangat populer di
kalangan praktisi laboratorium. Penerapan standar ini pada umumnya
dihubungkan dengan proses akreditasi yang dilakukan oleh laboratorium untuk
berbagai kepentingan.
3.2.2 Equipment atau Peralatan
3.2.3 Sampel dan Metode Pengujian
Pada pembuatan prosedur ini juga akan diajarkan cara dalam merancang
sebuah SOP yang berfungsi sebagai salah satu sistem kerja untuk memastikan
proses laboratorium berjalan sesuai dengan konsep dan aturan-aturan dalam
manajerial bisnis dimana semua proses, dan juga dengan adanya standard
operating procedure akan menjamin kepuasan pelanggan, dieksternal maupun
internal perusahaan. Tentunya dalam penyusunan prosedur ini agar dibuat untuk
mudah dibaca dan dipahami, karena SOP yang baik adalah yang terbukti
meningkatkan produktifitas kerja dan dapat menjaga hubungan kerja yang
harmonis antar personal karyawan maupun semua departemen.
Dalam pembuatan prosedur ini, akan dijelaskan secara jelas peran dari
masing-masing prosedur tersebut, diantaranya bisa digunakan sebagai fasilitas
untuk mengkomunikasikan sekaligus menyamakan persepsi antara berbagai
pihak yang terlibat dalam sebuah management organisasi. Peran SOP ini juga
digunakan sebagai media pengendalian dan pemantauan mutu kinerja pada suatu
profesi pekerjaan (jobs description) sebuah organisasi. Dengan adanya
pembuatan SOP ini akan dicapai keseragaman persepsi, sehingga tidak terjadi
kesalahan komunikasi, menghindari konflik perbagian/element perusahaan,
Komitmen terhadap tanggung jawab kerja yang memberikan efek besar dalam
meningkatkan kinerja dari produktifitas perusahaan.
Kemudian dilakukan pembuatan GLP, GLP merupakan salah satu sistem
pengelolahan Laboratorium secara keseluruhan meliputi organisasi, fasilitas,
tenaga, metode analisa, pelaksanaan analisa, monitoring, pencatatan pelaporan,
kondisi sarana dan prasaran laboratorium. Sehingga diharapakan sebuah
laboratorium dapat menghasilkan data yang terpecaya dengan tingkat
keakurasian yang tinggi memenuhi standar persyaratan kesehatan dan
keselamatan kerja di laboratorium.
Tujuan Training GLP adalah sebagai penuntun bagi personal sumber
daya di laboratorium untuk merencanakan suatu pengujian secara hati-hati dan
bekerja sedemikian rupa sehingga seluruh proses dapat terdokumentasi secara
tepat dan lengkap serta dapat tertelusur secara rinci bilamana diperlukan. Dan
diharapkan peserta mampu melakukan: perencanaan dan pelaksanaan yang benar
(Good Planning and execution), pengambilan sampel yang baik (Good Sampling
Practice), melakukan analisa yang baik(Good Analytical Practice), melakukan
pengukuran yang baik (Good Measurement Practice), mendokumentasikan hasil
pengujian/data yang baik (Good Dokumentation Practice), menjaga akomodasi
dan lingkungan kerja yang baik (Good Housekeeping Practice).
Pembuatan IK merupakan salah satu sistem untuk mempermudah
karyawan atau praktikan mengoperasikan semua peralatan yang ada di
laboratorium. Dari sisi lain IK juga diartikan prosedur-prosedur dan praktek
penggunaan peralatan di laboratorium yang cukup untuk menjamin mutu dan
intensistas data analitik yang dikeluarkan oleh sebuah kegiatan pengujian
dilaboratorium.

3.2.4 Lingkungan Kerja


3.2.5 Peningkatan Kepuasan Konsumen
Pada perencanan manajemen laboratorium dilakukan pula pengukuran
kepuasan konsumen. Pengukuran kepuasan konsumen dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar keberhasilan suatu laboratorium dan untuk
mengetahui kekurangan dalam sebuah laboratorium. Pada bulan ketiga
dilakukan survey secara langsung kepada konsumen dengan cara bertanya
langsung mengenai suatu produk yang telah diuji sebelumnya pada
laboratorium.
Pada pengukuran kepuasan konsumen dapat dilakuakan dengan
penyebaran kuesioner. Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner dilakuakan
terlebih dahulu penyusunan pada bulan keempat. Pertanyaan yang akan dibuat
sebaikanya disesuaikan dengan target konsumen yang akan dimintai
keterangannya sehingga hasil yang diperoleh ssesuai. Setelah dilakukan
penyebaran maka dilakukan pengumpulan serta dilakukannya analisis kepuasan
konsumen secara keselurahan. Pada bulan selanjutnya dilakukan evaluasi untuk
setiap kegiatan yang berkaitan dengan hasil survey dan pengumpulan kuesioner.
Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan- kekurangan pada
laboratorium yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen.

3.2.6 Audit Internal


Audit internal merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian
internal dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari
elemen-elemen struktur pengendalian intern lainnya.Fungsi audit internal ini
merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-
penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan internal kontrol secara
berkesinambungan. Agar pemeriksan intern dapat berjalan dengan baik, maka
seorang internal auditor haruslah orang yang benar-benar memahami prosedur
audit yang telah ditetapkan oleh pihak laboratorium dan juga memiliki
independensi yang cukup terhadap bagian yang diperiksa (Herujito, 2006).
Soalisasi audit internal dilakukan pada bulan keempat. Sosialisasi
dilakukan bertujuan agar personal memahami maksud dari audit itu sendiri
sehingga mempermudah untuk dilakukan lebih lanjut. Kemudian dilakukan
persiapan audit pada bulan kelima hingga bulan kedelapan. Persiapan audit
membutuhkan waktu yang relative banyak kerena banyak aspek yang akan
diaudit. Pelaksaanaan audit dilakukan pada bulan selanjutnya. Setelah dilakukan
audit dibutuhkan waktu untuk pengumpualn data- data dan personal yang
melakukan audit banyak mengeluarkan tenaga sehingga evaluasi audit dilakukan
pada bulan kesepuluh.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Indra. 2018. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan. Fakultas MIPA.


Departemen Biologi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Kamaruddin Tone. 2017. Sistem Pengelolaan Manajemen Laboratorium Komputer
Jurusan Sistem Informasi Uin Alauddin Makassar. Fakultas Sains &
Teknologi UIN Alauddin Makassar. Makassar.
Padmawinata, dkk. 2011. Pendekatan Praktek Suatu Penelitian dan Penggunaan
Laboratorium Terpadu. Jakarta:Rineka Cipta.
Purwanto, G. 2010. Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kerja. Bandung:
Pustaka Setia.
Suryanta. 2010. Manajemen Operasional dalam Laboratorium Mikrobiologi.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai