Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA MEDIK VETERINER PERUNGGASAN

KELOMPOK 5/GRUP A DAN B/GELOMBANG 21

1. Vynesa Ronend/2102501010001
2. Mairani Putri/2102501010012
3. Nurul Armita/2102501010096
4. Dina Maulidya S. /2102501010003
5. Cut Neelam J. /2102501010009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
SEMESTER GENAP
2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA MEDIK VETERINER
PERUNGGASAN

Kegiatan Praktik Kerja Medik Veteriner Perunggasan sebagai salah satu mata
kuliah wajib telah dilaksanakan sejak tanggal 31 Januari – 24 Februari 2022 di
PT. Indojaya Agrinusa oleh para mahasiswa Kelompok 5 Grup A dan B
Gelombang 21 Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala berikut ini:
1. Vynesa Ronend/210250101010001
2. Mairani Putri/2102501010012
3. Nurul Armita/2102501010096
4. Dina Maulidya S. /210250101003
5. Cut Neelam J. /2102501010074

LAPORAN PRAKTIK KERJA INI TELAH DISEMINARKAN


PADA TANGGAL
25 Februari 2022 di PT. Indojaya Agrinusa Tanjung Morawa

Menyetujui: Menyetujui:
Koordinator Pembimbing Lapangan, Koordinator Mata Kuliah PKMVP,

Muhson Jauhari
Dr. drh. Sugito, M.Si
Mengesahkan:
Koordinator Program Studi PPDH FKH USK,

Dr. drh. Erwin, M.Sc


NIP: 198411272008121001

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, serta shalawat
beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wassalam
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan PKMVP ini dengan baik. Laporan
ini merupakan salah satu tugas akhir untuk memenuhi syarat dalam pelaksanaan
Praktek Kerja Medik Veteriner Perunggasan.
Rasa hormat dan terima kasih kami sampaikan kepada Dekan Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, drh. Teuku Reza Ferasyi, M.Sc.,
Ph.D., Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan Dr. drh. Erwin,
M.Sc., dan Koordinator Mata Kuliah Praktek Kerja Medik Veteriner Perunggasan
Dr. drh. Sugito, M.Si.
Selanjutnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Anwar
Tandiono selaku General Manager PT. Indojaya Agrinusa, Ibu Maria, Bapak Novi
Milvizar, Bapak Taufik, Bapak Muhson Jauhari, staff PT. Indojaya Agrinusa,
petugas keamanan dan security, dan masyarakat di sekitar GG Suka Mulia, di
Desa Bangun Sari, serta berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan
berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan
Co- Assistensi PKMVP ini.
Kami menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik keterbatasan literatur, ilmu dan pengalaman yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai tambahan ilmu
pengetahuan.

Medan, 24 Februari 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
DAFTAR TABEL 5
DAFTAR GAMBAR 6
BAB I PENDAHULUAN 8
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 11
2.1 Poultry Feed 11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 32
BAB IV SARAN 40
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 42

4
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Standar Penolakan Bahan Baku 13

2. Standar Kadar Air 14


3. Nama bahan baku 17
4. Jadwal kegiatan Coas PKMVP Quality Control & Laboratorium 28

5
DAFTAR BAGAN

Halaman
1. Struktur Kepegawaian QC dan Lab 9
2. Bagan Alur Penerimaan Bahan Baku 11

6
BAB I

PENDAHULUAN

Praktik Kerja Medik Veteriner Perunggasan (PKMVP) merupakan salah satu mata
kuliah semester II Co-Assistensi program studi pendidikan profesi dokter hewan yang
dilakukan di PT. Indojaya Agrinusa yang beralamatkan di Desa Bangun Sari, Kecamatan
T. Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
PT. Indojaya Agrinusa adalah anak perusahaan dari PT. Japfa Comfeed Indonesia,
Tbk, berdiri pada awal januari 1996 dan saat ini dipimpin oleh Bapak Anwar Tandiono, SE
sebagai General Manajer. Ruang lingkup PT. Indojaya Agrinusa ialah Feed Mill (pakan
ternak), Aqua Feed (Pakan ikan & udang), Breeding farm (peternakan bibit ayam niaga)
dan Comercial farm (kemitraan dan own farm). Bergerak dalam industri produksi pakan
ternak, seperti pakan ayam, pakan puyuh dan pakan ikan, dalam operasionalnya berupaya
untuk menerapkan sistem manajemen mutu, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja dan sistem manajemen lingkungan.
Industri produksi pakan ternak (Feed mill) memiliki lingkup kegiatan yang
dilakukan di Departermen Quality Control (QC)-LAB yang bertujuan menjamin kualitas
bahan baku dan pakan yang berkualitas (Quality Assurance). Quality Control (QC)-LAB
terderi dari empat bagian yaitu Enterance Control, Stock Control, Wet Laboratorium,
Check List and in Process, setiap bagian memiliki tugas dan fungsi kerja yang berbeda-
beda akan tetapi dengan tujuan yang sama yaitu menjamin kualitas bahan baku dan pakan,
dimulai dari penerimaan bahan baku hingga menjadi finish product yang berkualitas.

7
Struktur Kepegawaian Departerment QC and Lab tertera seperti dibawah ini.

Muhson Jauhari
Head of QC & Lab DEPT

Adityo Kukuh P. S Head of Qc Sub Dept TG Morawa

Process Control Supervisior Vacant


Yhanti Sibrani Enterance Control Supervisior

Bagan 1. Struktur
Entrance Control Worker Kepegawaian Departerment
Stock Process QC and Lab QC
 Samuel Control Control Checklis
 Ari RM Worker t Worker
AS Worker  Suhendri  Fajar
 Deni
 Aldian  Imam  Febil  Indra
Santoso
 F. Ginting
 Fikih
 Abner S
 Lutfi
 Tri. H

8
Muhson Jauhari

Head of QC & Lab

Siti Fatimah
Head of Lab Sub
Dept

Laboratory Analyst NIRS Analyst Laboratory NIRS Analyst (KIM4)


 Teti Bagan
Wahyu Analyst  Roni
2. Struktur Kepegawaian Departemen Lab.
 Togar  Diah (KIM4)
 Aditya  Rabiah
 Sri

9
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Poultry Feed


Quality control dan laboratorium merupakan salah satu departemen di PT. Indojaya
Agrinusa yang beralamat Jalan Raya Medan – Tanjung Morawa, Kecamatan Tanjung
Morawa, Kabupaten Deli Serdang – Medan. Depertement Quality control berperan dalam
melakukan penerimaan atau penolakan bahan baku yang masuk hingga menjadi finish
product product / Pakan (Quality Assurance) yang berkualitas dengan cara :

2.1.1 Entrance Control


Entrance Control merupakan salah satu bagian dari Quality Control Laboratorium
berperan dalam melakukan pengecekan awal berupa cek fisik dan uji kandungan yang
dilihat dari hasil quick test untuk memastikan bahan baku yang masuk sesuai dengan
standard yang ditetapkan oleh perusahaan.
Tujuan Enterence control adalah sebagai berikut:
1. Mengambil sampel yang mewakili dari keseluruhan bahan baku yang diterima
2. Melakukan pemeriksaan untuk menentukan kualitas/grade
3. Menentukan penerimaan atau penolakan bahan baku setelah melewati
pemeriksaan

Alur penerimaan bahan baku dapat di sajikan pada bagan berikut:

Pendaftaran Presampling
Proses penerimaan bahan baku Preparasi
dimulai dari pendaftaran untuk Tolak
mendapatkan kartu
& Quick Test
izin dan data pembawa. Tahap selanjutnya mobil yang membawa bahan baku masuk dan
Preparasi
Unloading Timbang 1
& Quick

Terima

10
dilakukan tahap pre-sampling meliputi pemeriksaan fisik seperti warna, tekstur, bau dan
bentuk selanjutnya sampel dipreparasi yaitu untuk persiapan pemeriksaan sampel sebanyak
2 kg, terdiri dari filling sampel 1 kg, screen test 100 gr, dan aflatoksin (khusus bahan baku
jagung) 800 gr jika sampel jika tidak memenuhi syarat maka bahan baku tolak dan apabila
memenuhi syarat maka diizinkan untuk masuk dilanjutkan dengan proses unloading. Pada
proses unloading dilakukan pemeriksaan preparasi dan quick test untuk selanjutnya
pemeriksaan NIRS dan laboratorium kemudian data hasil yang didapatkan dikirim ke
formulator umtuk prose s pembuatan formula.

a. Pemeriksaan bahan bahan baku nabati

1. Pemeriksaan RH (Rice Hull)


Tujuan : Untuk mengetahui persentase kadar sekam pada
katul. Alat dan Bahan :

1. Cawan petri
2. Pipet tetes
3. 1 gram katul
4. Clorobusinol
Cara kerja : Cawan petri yang berisi 1 gram katul ditetesi dengan reagen
clorobusinol 4-5 tetes lalu diamkan dan amati bintuk mereh pada
dasar cawan petri.
Standar katul yang di gunakan yaitu:

 Katul super : 0-5%


 Katul 1 : 5-10%
 Katul 2 : 10-15%
 Katul 3 : 15 %

2. Uji CaCO3
Tujuan : untuk melihat kontaminasi pada katul.
Alat dan bahan :

11
1. Cawan petri
2. 1 gram katul
3. Pipet tetes
4. Reagen Hcl 15%
Cara kerja : Cawan petri yang telah berisi 1 gram katul di
tetesi sebanyak 4-5 tetes Hcl 15%, jika terdapat
kontaminasi (tepung batu, granul batu) ditandai
dengan adanya busa yang mengandung CaCO3.

b. Pemeriksaan bahan baku curah dari truk

1. Presampling

Alat dan bahan :

1. Probe
2. Cikrak
3. Ember
4. Spidol
5. Label
Cara kerja : proses sampling dengan melakukan 2 kali tusukan pada setiap
karung yang terjangkau kemudian lakukan pemeriksaan fisik jika sesuai dengan
syarat lalu timbang sampel 2 kg dan beri identitas lakukan preparasi dan quick
test. Standar penolakan bahan baku dapat dilhat pada Tabel 1.

Muatan Penyimpangan

< 150 karung >8 karung

+/- 250 karung >10 karung

+/- 500 karung >15 karung

12
2. Unloading
Alat dan bahan :

1. Probe
2. Nampan
3. Plastik 5 Kg
4. Spidol dan Pena
5. Label
Cara kerja: proses sampling dengan melakukan 2 kali tusukan pada setiap
karung yang terjangkau kemudian lakukan pemeriksaan fisik jika sesuai
dengan syarat lalu timbang sampel 2 kg dan beri identitas lakukan preparasi
dan quick test.

1. Pemeriksaan jagung basah

Cara kerja : Ambil sampel 3 titik dari 1/5 bagian kemudian lakukan
pemeriksaan fisik jika sesuai dengan syarat lalu ditimbang sampel 2 kg dan
beri identitas lakukan preparasi dan quick test dengan melakukan analisa
kadar air. Standar kadar air pada jagung basah dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Standar kadar air

Aspek Jagung basah Jagung


kering

Kadar air 35% 15%

Aflatoksin 225 ppb 200%

Biji Jamur 6% 4%

Kotoran 5% 1%

Biji mati - 8%

Biji pecah - 5%

13
2. Pemeriksaan Jumbo bag

Alat dan bahan :

1. Centong/sekop kecil

2. Cikrak/nampan

3. Kantong plastik 5 kg

4. Ember

5. Spidol/Pena dan label

Cara kerja : periksa container dan lakukan proses sampling tiap jumbo bag
lakukan pemeriksaan fisik jika terjadi penyimpangan maka bahan baku
tidak diizinkan masuk namun jika dengan 2 kg.
c. Pemeriksaan bahan baku cair

1. Presampling

Alat dan bahan :

1. Alat penyedot

2. Alat penampung

3. Label dan Spidol

Cara kerja : Periksa seal dan lakukan proses sampling dan pemeriksaan fisik
berupa bau, waena dan konsistensi apabila telah memenuhi sayarat lalu
ambil sampel minimal 300 ml dan beri identitas lakukan preparasi dan quick
test berupa Analisa POV.

2.Unloading

Alat dan bahan :

1. Plastic ukuran 2 kg

2. Gayung kecil

- Cara kerja : periksa surat jalan meliputi Tonase, POV dan pemeriksaan fisik dan

14
ambil sampel minimal 1 kg lalu beri identitas.

d. Feed Addictive
Alat dsn bahan :

1. Probe diameter 1,5 cm

2. Sekop kecil

3. Nampan/cikrak

4. Kantong plastik 1 Kg

5. Cutter/gunting

6. Spidol

7. Label

8. Selotip
Cara kerja : Lakukan pemeriksaan kontainer dan [pemeriksaan fisik jika memenuhi syarat
dilanjutkan proses sampling minimal 100 gram sampel dan lakukan proses preparasi.

e. Preparasi dan quick


test Alat dan bahan:
1.Sampel minimal 2 kg
2. Wadah
3. Cut pembagi
4. Plastik
Cara kerja : Sampel dimasukan kedalam wadah lalu homogenkan dan bagi dengan cut
pembagi. Masukan sisi berlawanan ke dalam plastic untuk sampel giling sebanyak
500 gram dan sampel filling 500 gram.

 Screen Test (Jagung)

Cara kerja: timbang 100 gr jagung kemudian lakukan pemilahan dengan kriteria :

15
Biji mati, Biji pecah, Biji jamur, Benda asing.
 Uji Aflatoxin (Jagung)
Cara kerja: sampel jagung digiling sebanyak 800 gram, kemudian di bawa ke
ruang aflatoxin untuk melihat keberadaan aflatoxin. Jagung yang sudah digiling
dilihat dibawah sinar ultraviolet (UV) 365 nm. Hitung sinar yang terpendar
yellow flurescent, tergantung besar kecilnya ukuran dan intensitas pendaranya.
Untuk jagung basah batas toleransi aflatoksin 225 ppb, sedangkan jagung kering
200 ppb.
 Uji NIRS
Cara kerja: sampel dianalisa kandungan nutrisinya seperti protein, lemak, kadar
air dan mineral yang dilakukan dengan alat NIRS. Sampel yang digunakan yaitu
ground, unground dan NIR Asam Amino.

Sampel bahan baku dapat dilihat pada Tabel 3 :


Tabel 3. Nama bahan baku

Jagung Hydrolised Chicken Feather Meal


(HCFM)
Corn Gluten Meal (CGM) Poultry by Product Meal (PBPM)
Soya Bean Meal (SBM) Distillers Dried Grains (DDGS)
Broken Wheat (Gandum) Granule Batu
Brand pollard (Kulit gandum) Biji batu
Palm Kernel Meal (PKM) Vitamin dan Mineral
Meat Bone Meal (MBM)

2.1.2 Raw Material Stcok Control


Stok kontrol merupakan bagian dari Quality Control yang bertugas untuk
melakukan pengecekan dan mempertahankan kualitas bahan baku selama dalam
penyimpanan sampai saat digunakan dalam proses produksi. Semua bahan baku yang ada
di simpan di dalam gudang, yaitu: Gudang Jakarta, Gudang Padang, Gudang Kalimantan,
Gudang Sulawesi, Gudang Aceh dan Gudang Sabang. Penyimpanan bahan baku dapat
berupa bag, curah, dalam sebuah silo dan bahan baku cair disimpan di dalam tangki.
Bahan baku yang disimpan

16
berasal dari bahan baku nabati dan bahan baku hewani.

Pemeriksaan bahan baku oleh QC Stok control meliputi :

1. Pemeriksaan kualitas fisik dan bahan baku dalam bag (karung) dan
curah. Waktu Pemeriksaan :
Bahan baku nabati : 3 bulan sejak awal masuk dan kemudian dilanjutkan
setiap 14 hari sekali hingga bahan baku habis.
Bahan baku hewani : 2 bulan sejak awal masuk dan kemudian dilanjutkan
setiap 14 hari sekali hingga bahan baku habis.
Alat :

1. Thermometer stick

2. Alat ukur suhu ruang dan kelembaban (baurer)

3. Centong

4. Kantong plastic

a) Pemeriksaan dalam bag (karung)

1. Pengukuran Suhu (maksimal 39°C) dilakukan pada 4 titik yakni depan,


belakang, kiri, kanan.

2. Pengukuran suhu ruang dan kelembaban (∆T maksimal 5)

3. Pengambilan sampel minimal 2Kg

4. Melakukan pemeriksaan fisik meliputi: warna, kutu, bau, dan jamur

5. Melakukan Analisa NIRS yaitu: Fat, Moist, Prot, Fiber, dan Ash

b) Pemeriksaan curah

1. Pengukuran suhu (maksimal 39°C) dilakukan pada 6 titik

2. Pengukuran suhu ruang dan kelembaban (∆T maksimal 5)

3. Melakukan pengambilan sampel minimal 2kg

17
4. Memeriksa kondisi permukaan bahan baku

5. Melakukan pemeriksaan fisik meliputi : warna, kutu, bau, gumpal

6. Melakukan Analisa NIRS : Fat, Moist, Prot, Fiber, dan Ash

2. Pemeriksaan kualitas bahan baku cair (palm oily) di tangki penyimpanan.


Waktu pemeriksaan : Setiap 14 hari
Pengambilan sampel :1Kg
Alat :

1. Ember

2. Kantong Plastik

3. Spidol dan Label


Prosedur Pemeriksaan :

1. Sampling

2. Pemeriksaan fisik berupa Warna, Bau, Gumpal, Benda Asing

3. Analisa POV (Peroxide Okside Value) dan FFA (Free Fatty Acid)

4. Cek Fifo penggunaan

5. Melihat kebocoran tangki

3. Pemeriksaan kualitas bahan baku dalam silo


Waktu pemeriksaan : dilakukan sekali dalam seminggu
Pengambilan sampel : dari atas dan bawah minimal 2 kg
Alat :

1. Thermocouple dan reader

2. Senter

3. Nampan

4. Cikrak

5. Kantong Plastik

18
Prosedur Pemeriksaan :

1. Suhu blower bawah

2. Suhu man hole atas

3. Pengambilan sampel

4. Preparasi dan quict Test : Kadar air, Screen test, Bau, Kutu, Aflatoxin.

i. Production Process Control


Tujuannya untuk memastikan kebenaran proses pembuatan pakan sehingga
menghasilkan pakan sesuai dengan yang distandarkan, baik dari segi proses dan nutrisinya.
Ruang lingkupnya mencakup mulai dari proses Intake bahan baku sampai pakan
jadi yang layak untuk dijual.

a. Pemeriksaan Right Formula Righ Dosing

Yaitu pemeriksaan apakah formula print out sama dengan formula asli yang
dikeluarkan oleh formulator. Jika tidak sama maka pihak QC Lab akan
memberitahu dalam bentuk inaction bagian produksi.

b. Proses Produksi Pakan


Produksi pakan dimulai dari menuangkan bahan baku kedalam Intake, baik dalam
bentuk karung maupun curah. Kemudian bahan baku yang telah dituang dibawa oleh chain
menuju elevator untuk diteruskan ke dalam Bin bahan baku. Bin bahan baku berfungsi
sebagai tempat penyimpanan bahan baku sementara. Total Bin bahan baku ada 31 Bin.
Lalu bahan baku akan ditimbang pada Dosing Weigher (DW) sesuai dengan permintaan
produksi. DW pada produksi ada 2, pertama dengan kapasitas maksimal 3000 Kg, kedua
dengan kapasitas maksiaml 1000 Kg. lalu bahan baku akan digiling (grinder) untuk
dihaluskan pada Hammer Mill. Kemudian bahan baku akan dicampur agar menjadi
homogen pada Mixer. Pada Mixer juga ditambahkan vitamin melalui Mikro Bin yang
melewati Dosing Weigher untuk ditimbang sebelum menuju Mixer. Pada Mixer juga
ditambahkan Hand Add berupa vitamin dalam jumlah kecil dengan cara penuangan secara
lansung. Pada Mixer juga ditambahkan bahan baku Liquid berupa PO (Palm Oil),
Rodiment,

19
dan Termin. Setelah semua bahan tercampur rata akan diubah menjadi dua bentuk pakan
yaitu tepung dan pellet. Pada pakan tepung setelah dari Mixer pakan akan diteruskan pada
menuju Bagging untuk dikemas. Pada pakan pellet akan diteruskan menuju Bin Press
sebagai tempat penampungan sementara untuk diteruskan menuju Conditioner dengan
suhu 80-85oC. Kemudian pakan akan diteruskan menuju mesin Press dengan suhu 85-
95OC. Dari Press pakan akan diteruskan menuju mesin Cooler dengan suhu 33-35OC.
Dibawah mesin Cooler terdapat mesin Crumble yang membentuk pakan menjadi 5 jenis,
yaitu : pellet, croase crumble, crumble, fine crumble 1, dan fine crumble 2. Dari Crumble
diteruskan menuju Rotex untuk diayak sesuai dengan partikel sizenya. Lalu pakan
diteruskan ke Bin Finish Product untuk menuju Cronos untuk ditimbang. Kemudian
pakan akan di kemas pada Bagging, dan disusun (Palletizing) oleh mesin. Kemudian
pakan yang sudah jadi akan disimpang pada ruang penyimpanan pakan sebelum
didistribusikan.

c. Tugas Quality Control pada Proses Produksi

1. Intake

 Pemeriksaan FIFO (First In First Out) yaitu pemeriksaan bahan baku yang akan
dituangkan berdasarkan Tanggal masuk bahan baku berdasarkan informasi dari
identitas bahan baku.

 Pemeriksaan area Intake yaitu pemeriksaan area disekitar Intake, apakah ada
bahan baku yang berserakan, kotoran, dan belum dibersihkan.

 Identitas Intake yaitu pemeriksaan bahan baku yang dituangkan sesuai dengan
yang diformula.

 Pemeriksaan penuangan bahan baku yaitu pemeriksaan apakah bahan baku


dalam bentuk karung maupun curah sudah dituangkan semua dan tidak ada sisa.

2. Bin Bahan Baku

 Pemeriksaan permukaan Bin yaitu pemeriksaan tidak adanya penyimpangan


seperti sarang ulat, sawang, kutu, kondisi dinding Bin tidak ada bahan baku
yang menempel dan menggantung.

20
 Pemeriksaan kebersihan Bin yaitu pemeriksaan area disekitar Bin tidak ada
bahan baku berserak dan kotor

 Pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan dengan alat indra untuk melihat apakah
pada bahan baku yang terdapat dalam Bin tidak ada kontaminasi kutu, jamur,
dan bergumpal.

 Pemeriksaan Right Bin Right Material yaitu pemeriksaan isi Bin apakah sesuai
dengan yang akan diproduksikan.

3. Dosing Weigher (DW)

 Pemeriksaan akurasi dari timbangan, setelah dikalibrasi oleh produksi sekali


enam bulan.

4. Hammer Mill

 Pemeriksaan ukuran screen Hammer Mill, pada pakan Broiler ukuran screenya
4 mm dan pakan Layer ukuran screen 8 mm.

5. Mixer

 Pemeriksaan dari spray nozel, apakah spray menyebar atau hanya menetas saja

 Pemeriksaan dinding mixer yaitu pemeriksaan pada bagian screen apakah ada
kebocoran atau tidak dilihat dari kaca dengan bantuan senter.

6. Micro Bin

 Pemeriksaan permukaan Bin yaitu apakah ada sarang ulat, sawang, kutu,
dinding terdapat vitamin yang menempel atau menggantung.

 Pemeriksaan jumlah vitamin yaitu apakah vitamin yang terdapat dalam Bin
sesuai dengan formula, dilihat pada saat pemasukkan vitamin.

 Pemeriksaan Right Bin Right Material yaitu pemeriksaan apakah isi dalam Bin
sesuai dengan Formula yang akan diproduksi.

7. Hand Add

21
 Pemeriksaan kebersihan area Hand Add apakah ada kotoran dan bersih atau
tidak.

 Jumlah sesuai order yaitu pemeriksaan ketika jumlah vitamin yang dituangkan
sesuai.

8. Bin Press

 Pemeriksaan permukaan Bin Press yaitu pemeriksaan apakah ada kontaminasi


atau tidak.

 Kebersihan Bin Press yaitu pemeriksaan area disekitar Bin apakah bersih atau
tidak.

9. Press

 Pemeriksaan suhu pada mesin Press yaitu 85-950C.

 Pengambilan sampel sebanyak 500 gram untuk pemeriksaan kadar air di Wet
Lab.

10. Cooler

 Pemeriksaan suhu pada mesin yaitu 33-350C.

 Pengambilan sampel sebanyak 500 gram untuk pemeriksaan Partikel Size.

11. Rotex

 Pemeriksaan Screen tersumbat atau tidak

 Pemeriksaan area Rotex bersih atau tidak

12. Bin Finish Product

 Pemeriksaan permukaan Bin apakah ada kontaminasi atau tidak

 Pemeriksaan area Bin yaitu pemeriksaan area Bin apakah bersih atau tidak

 Cek fisik yaitu apakah isi dalam Bin bergumpal atau tidak, berjamur atau tidak,
dan berkutu atau tidak.

22
13. Cronos

 Pemeriksaan Akurasi berupa ketepatan timbangan setelah dikalibrasi oleh


bagian produksi sekali enam bulan.

14. Bagging

 Pemeriksaan suhu Bag (32-33OC) dang Ruang (27OC), selisih antara suhu ruang
dengan suhu Bag tidak boleh lebih dari 5.

 Pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan berupa warna, bau, dan kotaminasi.

 Pemeriksaan jahitan yaitu pemeriksaan berupa jahitan rapi atau tidak.

 Pemeriksaan timbangan yaitu diambil sampel 1 karung dalam 20 karung


pertama produksi, untuk 100 karung kemudian 1 karung, untuk 200 karung
kemudian 1 karung, dan seterusnya.

15. Palletizing

 Pemeriksaan susunan pallet yaitu apakah pallet tersusun dengan rapid an tidak
miring.

16. Penyimpanan pakan

 Kebenaran stok sesuai info kavling

 Kondisi gudang : kartu identitas, kebersihan, dan kerapihan.

 Pengecekan fisik pakan bau, keberadaan jamur (apabila ada jamur maka pakan
harus diblock), keberadaan kutu (dilakukan dengan cara mengaduk pakan lalu
tunggu selama 5 menit, jika ada kutu maka dilakukan proses fumigasi. Setelah
itu cek kembali kutu, jika tidak ada lagi kutu maka pakan boleh dijual).

 Penyimpanan pakan broiler/puyuh :

- Pemeriksaan pertama dilakukan paling lama 14 hari setelah produksi

- Pemeriksaan kedua dilakukan kurang dari 21 hari setelah produksi

- Pemeriksaan ketiga dilakukan pada hari ke-28 setelah produksi

23
- Apabila melebihi batas waktu pemeriksaan ketiga maka dilakukan
pengecekan ulang dan maksimal pakan digunakan pada usia 38 hari setelah
produksi. Apabila melebihi dari 38 hari maka harus konfirmasi kepada
marketing.

 Penyimpanan pakan Layer maksimal 30 hari setelah produksi dan pakan


pemeriksaan pakan Breeder digunakan maksimal 9 hari pasca produksi.

d. Pemeriksaan Partikel Size Pakan Pellet

Yaitu sample diambil dari Bagging lalu ditimbang sebagai berat awal, kemudian
dimasukkan kedalam shaker selama 2 menit selain pakan tepung. Lalu untuk pakan
Pellet ditimbang per masing-masing meshnya. Pakan pellet menggunakan mesh 8,
18, dan Pan. Masukkan kerumus yaitu berat akhir/ berat awal. Misalnya berat dari
mesh 8/ berat awal. Kemudian dilihat berdarkan standarnya. Jika tidak sesuai maka
pihak QC Lab akan memberikan inaction ke bagian produksi. Untuk pakan Croase
Crumble, Crumble, Fine Crumble 1, dan Fine Crumble 2 menggunakan mesh 8, 10,
18, dan Pan.

e. Pemeriksaan Partikel Size Pakan Tepung

Yang termasuk ke dalam pakan tepung yaitu Par L 1HG, Par L Super, Par G, KL
Super, dan KLK Super menggunakan mesh 10,18, dan Pan. Caranya dengan
menimbang terlebih dahulu sampel yang telah diambil dari Bagging kemudian di
masukkan kedalam mesin Shaker selama 4 menit. Lalu ditimbang kembali per
masing-masing meshnya. Kemudian dimasukkan kedalam rumus berat akhir/ berat
awal.

f. Pemeriksaan Pellet Durability Index

Yaitu pemeriksaan kekersan atau kelenturan Pellet. Caranya dengan memasukkan


sampel yang telah diambil dari After Cooler sebanyak 200 gram. Kemudian
dimasukkan kedalam mesin Holmen selama 30 detik dengan tekanan 60 Bar. Lalu
hasilnya ditimbang kembal, masukkan kerumus yaitu berat akhir/berat awal dikali
100%. Standar PDI untuk pakan Pellet adalah 85-93%.

24
g. Pemeriksaan Panjang Pellet

Yaitu untuk memeriksa panjang pellet apakah sudah sesuai stadar atau belum.
Caranya dengan menyusun beberapa peket pada garis sepanjang 100cm, kemudian
dihitung berapa pellet yang tersusun. Kemudian dimasukkan kerumus yaitu
100cm/banyak pellet yang tersusun. Standar panjang pellet adalah 3-7mm.

h. Pakan Repro

Yaitu Pakan repro merupakan pakan jadi yang tidak memenuhi standar produk,
diantaranya :

- Warna dan ukuran pakan tidak sesuai dengan standar

- Analisis Wet Lab tidak sesuai dengan standar

- Penyimpanan pakan yang melebihi umur

- PDI tidak sesuai

ii. Premix
Premix merupakan pencampuran atau gabungan dari beberapa bahan vitamin yang
digunakan untuk campuran pakan yang diberikan sesuai resep atau formula yang telah
ditetapkan.

 Misi Gudang Vitamin


1. Pembongkaran vitamin yang dilakukan cepat dan tepat.
2. Pemakaian vitaming yang sesuai, pasti dan FEFO
3. Lingkungan gudang bersih, rapi dan tertata.
4. Identitas vitamin disetiap kapling lengkap sesuai dengan kartu stok dan sesuai fisik.
5. Memberikan laporan data dengan cepat, tepat dan akurat.

 Bahan Baku Vitamin


a. Bahan baku vitamin dalam Cooling Room
Cooling Room adalah tempat penyimpanan bahan baku vitamin khusus dengan
suhu minimal 16C untuk menghindari kerusakan fisik maupun kandungan vitamin.
- Cyromazine 10%

25
- Hostazyme X 15000
- L-Ascorbate
- Natuphos E 1000 G
- Rovabio Advance T-Flex
- Quantum Blue
- Rovimix HY 0.125%
- Vitamin C
- Vitamin D3 500
- Vitamin E
- Vitamin H Biotin 2%
b. Bahan Baku Liquid
- Termin
- Rodiment
- PO (palm oil)
c. Bahan baku dalam gudang
Syarat Penyimpanan Bahan Baku Vitamin
1. Menjaga kebersihan serta kerapihan gudang
2. Menjaga suhu gudang
3. Penggunaan bahan baku secara FEFO.

 Proses Pembuatan Premix


1. Penimbangan bahan vitamin sesuai dengan resep atau formula di pos penimbangan.
2. Proses pencampuran bahan vitamin yang telah ditimbang menggunakan mesin mixer
dengan kapasitas mesin minimal 700 kg dan maximal 800 kg dalam waktu 16 menit
dalam sekali pencampuran.
3. Setelah 16 menit pencampuran di dalam mixer, premix ditampung dalam wadah (karung).
4. Premix disimpan sementara didalam mikro bin.
b. Feed Add Hand Add
Feed add hand add merupakan bahan pakan pelengkap sebagai sumber vitamin,
mineral, serta antibiotik.
Misi Penimbangan Premix dan Feed Add Hand Add
1. Melakukan penimbangan yang akurat.

26
2. Penimbangan yang cepat.
3. Penimbangan yang tepat dan sesuai formula

 Proses Pembuatan Feed Add Hand Add


1. Preparasi Hand Add
Penimbangan feed add hand add sesuai resep atau formula di ruang
preparasi vitamin.
2. Pelabelan Hand Add
Feed add hand add yang telah ditimbang wajib di berikan pelabelan yang terdiri
dari: Nama vitamin, berat vitamin, tanggal penimbangan, waktu penimbangan.
3. Mesin Hand Add 2
Setelah pelabelan, feed add hand add dimasukan kedalam mesin sesuai dengan
formula yang telah ditetapkan menuju ke dalam mixer.

 Gudang Vitamin
Syarat-syarat pengecekan QC digudang vitamin :
1. Pemeriksaan kartu kapling vitamin harus sesuai dengan stok vitamin. Format kartu
kapling berupa tanggal masuk vitamin, jumlah pengambilan vitamin keluar, jumlah
vitamin, tanggal penggambilan vitamin.
2. Pengecekan kemiringan kapling (kapling tidak boleh miring).
3. Pemeriksaan kebersihan dan bebas kontaminasi area kapling dan area sekitar kapling.

Jadwal kegiatan selama koas PKMVP di Quality control dapat dilihat pada Tabel. 1
Hari/ Waktu Enterance Stock In Process Laboratorium
Tanggal Pelaksanaan Control dan
Checklist
Rabu/ 2 08.00-12.00 Diskusi bersama bapak Adit Tyo dan Ibu Yanti
Februari
2022 13.00-17.00 -Pengambilan Pemeriksaan Pengukuran Melihat
sampel fisik bahan baku partikel size analisa
-Screen Test di setiap lemak,
Gudang moist dan
protein
Kamis/ 3 08.00-12.00 -Screen Test Pemeriksaan Melihat Melihat analisa
Februari -Giling Palm Oil dalam Proses AAS, PSI dan
2022 jagung tangki produksi Phospor

27
13.00-18.00 Screen Test Pemeriksaan Pemeriksaan Membantu
Kadar Air pada premix preparasi
jagung yang telah sampel
di Dryer
Jumat/ 08.00-12.00 -Screen Test Pemeriksaan pengukuran Membantul
4 Februari -Pengambilan bahan baku partikel size filing sampel
2022 sampel dalam silo
vitamin
13.00-17.00 Pemeriksaan pengukuran Pemeriksaan Membantu
Kadar Air temperatur bahan finish product preparasi
Granul Batu baku sampel
Senin/ 08.00-12.00 Screen Test Pemeriksaan Melihat proses Membantu
7 Februari keadaan sekitar produksi analisa moist
2022 Gudang dan fiber
13.00-17.00 -Screen Test pemeriksaan fisik Pemeriksaan Melihat analisa
-Pengambilan bahan baku di premix Phopor
sampel setiap gudang
vitamin
Selasa/ 08.00-12.00 -Screen Test pengambilan Melihat proses Membantu
8 Februari -Pengambilan sampel bahan produksi preparasi
2022 sampel PO baku sampel

13.00-17.00 -Screen Test Pemeriksaan Pemeriksaan Membantu


keadaan sekitar gudang pakan filling sampel
gudang
17.00-18.00
Diskusi bersama bapak Adit Tyo

Rabu / 08.00-12.00 -Screen Test Pemeriksaan Pemeriksaan membantu


9 Februari Kadar Air pada gudang pakan preparasi
2022 jagung sampel
yang telah di
Dryer
13.00-17.00 -Screen Test Pengambilan Pemeriksaan Membantu
-Pemeriksaan sampel dan finish product filling sampel
Rice Hull dan pemeriksaan
CaCo³ bahan baku dari
Gudang
Kamis/ 10 08.00-12.00 -Screen Test Pemeriksaan info Pengukuran Membantu
Februari -Giling jagung kavling partikel size filling sampel
2022
13.00-17.00 Screen Test pengambilan Pemeriksaan Membantu
sampel bahan kutu pada preparasi
baku pakan sampel

28
Jum’at/11 08.00-12.00 -Pengmbilan Pemeriksaan pengecekan Membantu
Februari sampel Kadar Air pada proses filling sampel
2022 -Screen Test jagung yang produksi
telah di
Dryer
13.00-17.00 -Screen Test Pemeriksaan Pemeriksaan Membantu
keadaan sekitar kutu pada preparasi
gudang pakan sampel

Senin/ 14 08.00-12.00 -Screen Test Pemeriksaan Pengecekan Membantu


Februari -Pemeriksaan Kadar Air pada proses filling sampel
2022 Aflatoksin jagung produksi
yang telah di
Dryer
13.00-17.00 -Screen Test pemeriksaan Pemeriksaan Membantu
fisik bahan baku kutu pada preparasi
di setiap gudang pakan sampel
Selasa/15 08.00-12.00
Februari 13.00-17.00 Kunjungan ke Hatchery
2022
Rabu/16 08.00-12.00
Februari 13.00-17.00 Kunjungan ke Hatchery
2022
Kamis/17 08.00-12.00
Kunjungan ke Hatchery
Februari 13.00-17.00
2022
08.00-12.00
J

Jumat/ 18 -Pengmbilam Pemeriksaan Pengecekan membantu


Februari 2022 sampel Kadar Air proses produksi filling sampel
-Screen test pada jagung
yang telah di
Dryer
13.00-17.00 -Screen Test Pemeriksaan Pemeriksa Membantu
keadaan an tangki preparasi
sekitar Palm Oil sampel
gudang
Senin/ 21 08.00-12.00
Februari 2022
13.00-17.00

29
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan koasistensi di PT. Indojaya Agrinusa yang beralamat di Jalan Raya


Medan- Tanjung Morawa Km.12,8 Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa,
Kabupaten Deli Serdang yang dimulai pada tanggal 1 Februari – 24 Februari. PT. Indojaya
Agrunusa (Japfa) meliputi bisnis feed, Breeding Farm, Commercial Farm, dan Aqua Feed.
PT. Indojaya Agrinusa merupakan produsen yang menghasilkan produk berupa pakan yaitu
seperti pakan ayam commercial, pakan ayam layer dan pakan ayam breeder.
Pada pelaksanaan kegiatan Koasistensi, kami mendapatkan penempatan di
dapartemen QC (Quality Control) dan Laboratorium. Dimana pada dapartemen Qc-Lab
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Entrance control yang bertugas untuk
memastikan proses penemrimaan bahan baku dan bahan pembantu di PT. Indojaya
Agrinusa Medan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan yaitu menghasilkan
sampel yang benar- benar mewakili, memeriksa kualitas bahan baku yang diterima,
memisahkan berdasarkan kualtias (grade) dan menentukan penerimaan dan penolakan
pada bahan baku. 2. Stock control yang bertugas untuk mengetahui dan mengontrol
kwalitas bahan baku mulai saat bahan baku diterima hingga selama masa penyimpanan di
dalam Gudang dari kerusakan dan penurunan kwalitas sampai bahan baku habis. 3. Proces
control dan ceklist yang bertugas untuk memastikan kebenaran proses pembuatan pakan
sehingga mengahsilkan pakan sesuai dengan yang di standarkan, baik dari segi prosessnya
maupun nutrisinya. 4. Wet Laboratorium yang bertugas untuk menganalisa sampel yang
berupa bahan baku dan pakan dengan standar yang telah di tetapkan oleh perusahaan.

Hasil-hasil yang di capai selama masa Koasistensi di dapertemen Qc-Lab :

3.1 Mengetahui jenis-jenis Bahan baku yang diterima untuk pembuatan pakan
Perekonomian saat ini telah berkembang pesat, seirinng dengan pesatnya
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin canggih. Sehingga
persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Adanya persaingan yang semakin
ketat antar perusahaan mendorong setiap perusahaan untuk menetapkan pengendalian
kegiatan operasinya, antara lain pengendalian terhadap persediaan bahan baku secara tepat
sehingga

30
perusahaan dapat tetap eksis untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Setiap
perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan baik itu
perusahaan jasa maupun perushaan manufaktur, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut
tidaklah mudah karena hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang
mempengaruhi yaitu mengenai masalah kelancaran produksi. Kelancaran produksi
dipengaruhi oleh persediaan bahan baku. Pengertian bahan baku adalah bahan yang
menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi (Suadi, 2000).

Beberapa bahan baku yang ada pada dapertemen QC-Lab sendiri yaitu:

A. Bahan Baku Nabati

1. Jagung
Jagung (Zea mays) yang umumnya digunakan dalam penyusunan ransum
unggas ada tiga jenis, yaitu jagung kuning, jagung putih, dan jagung merah. Jagung
kuning yang paling umum digunakan dalam penyusunan ransum. Jagung kuning
memiliki kadar protein yang rendah dan defisien terhadap beberapa asam amino,
terutama lysin dan triptofan. Keunggulannya terletak pada kandungan serat
kasarnya yang rendah (2%) dan energi termetabolisnya yang sangat tinggi, yaitu
3370 - 3394 kkal/kg. Keunggulan yang lain adalah adanya pigmen xanthophils
yang menyebabkan warna kuning pada telur, kaki ayam, dan kulit ayam, sumber
pro vitamin A, dan sumber asam lemak.
Jagung merupakan bahan pakan yang paling banyak digunakan dalam
penyusunan ransum unggas. Hal tersebut disebabkan karena jagung banyak
mengandung karbohidrat sebagai sumber energi, banyak mengandung provitamin
A, palatabel, dan serat kasarnya rendah, sehingga mudah dicerna. Tetapi, bahan ini
kandungan mineralnya rendah. Apabila dalam penyusunan ransum yang digunakan
jagung putih, sebaiknya ransum itu ditambahkan feed supplemen vitamin A atau
bahan yang banyak mengandung vitamin A. Pemberian jagung pada ransum unggas
berkisar antara 20-50%. Sebaiknya jagung yang digunakan dalam penyusunan
ransum untuk ayam petelur adalah jagung kuning.

31
2. PKM (Palm Kernel Meal)
Penggunaan bungkil inti kelapa sawit sebagai limbah pertanian dan
perkebunan untuk bahan baku pakan ternak telah dilakukan untuk memperkecil
biaya produksi ternak. Bungkil inti kalapa sawit memiliki potensi yang baik untuk
dijadikan pakan ternak karena produksi kelapa sawit di Indonesia semakin
meningkat. Saat ini penggunaan bungkil inti kelapa sawit lebih banyak dipakai
untuk ternak ruminansia mengingat kandungan serat kasarnya yang masih relatif
tinggi. Penggunaan bungkil inti kelapa sawit sebagai bahan pakan unggas masih
sangat terbatas karena kemampuan mencerna serat yang sangat terbatas. Ezieshi
dan Olomu (2007) menyatakan bahwa kandungan serat kasar bungkil inti kelapa
sawit berkisar antara 10-17% tergantung dari proses ekstraksi yang dilakukan untuk
mendapatkan minyak kelapa sawit. Agar bisa digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan pakan unggas, diperlukan adanya tekhnologi untuk mengurangi
kandungan serat dari bungkil inti kelapa sawit tersebut.

3. CGM (Corn Gluten Meal)


Corn Gluten Meal merupakan sisa hasil penggilingan jagung dalam proses
produksi pati dan sirup jagung yang merupakan residu dari pemisahan pati dan
Lembaga jagung (Umiyasih, 2008). Corn Gluten Meal diharapkan dapat
menggantikan tepung ikan karena memiliki nilai protein tinggi dan serat kasar
rendah yang sesuai dengan kebutuhan. Pakan yang dikonsumsi ternak akan
berpengaruh terhadap tingkat konsumsi, kecernaan pakan, pertumbuhan bobot
tubuh, dewasa kelamin, produksi telur dan kualitas telur yang dihasilkan (Irwan et
al., 2012).

4. SBM (Soya Bean Meal)


Penggunaan bungkil kedelai dalam industri pakan ternak khususnya pakan
unggas merupakan sumber protein utama yang tidak tergantikan yaitu lebih 50%
dari keseluruhan total sumber protein. Fungsi dari protein sendiri adalah sebagai
penghasil energi dan pembentuk jaringan baru, selain itu juga mempertahankan
jaringan lama dan mengganti jaringan yang rusak sehingga akan berhubungan
langsung dengan laju pertumbuhan ayam, laju pertumbuhan yang tinggi akan
meningkatkan bobot badan, yang akan diikuti persentase karkas yang meningkat.

32
5. DDGS (Distillers Dried Solubles)
Pada mulanya DDGS digunakan sebagai pakan unggas karena dipercaya
mengandung unidentified factors yang dapat memacu pertumbuhan maupun
meningkatkan daya tetas telur. Manley et al. (1978) menyatakan bahwa produksi
telur dapat ditingkatkan ketika DDGS digunakan sebanyak 3% dalam ransum,
terutama pada akhir periode bertelur. Peningkatan produksi telur diperkirakan ada
hubungannya dengan peningkatan konsumsi pakan.

6. Pollard
Pollard adalah limbah hasil industri pertanian dari penggilingan gandum
sebagai sumber energi yang tinggi dan mengandung polisakarida struktural seperti
selulosa, hemiselulosa, selebiosa, lignin dan silika,sehingga pollard sangat cocok
diberikan untuk ternak ruminansia (Utama et al., 2013). Karbohidrat yang tinggi
pada pollard memungkinkan mikroorganisme memanfaatkan substrat untuk
bertahan hidup (Nurdianto et al., 2015). Kandungan serat yang tinggi dalam pollard
menyebabkan penggunaannya dalam pakan unggas dibatasi. Akan tetapi melalui
pengolahan mampu meningkatkan nilai nutrisi pollard yaitu dengan cara
memperbaiki struktur polisakarida. Pengolahan secara fisik dengan cara disteam
menurut penelitian Wardani et al. (2004), mampu menghidrolisa hemiselulosa yang
susah dicerna menjadi lebih sederhana, sehingga pemanfaatannya oleh unggas
meningkat.

B. Bahan Baku Hewani

1. MBM (Meat Bone Meal)


Meat Bone Meal atau tepung daging dan tulang adalah bahan baku pakan
yang terbuat dari hasil limbah pengolahan hewan dan merupakan sumber protein
serta mineral.

2. HCFM (Hydrolysed Chicken Feather Meal)


HCFM merupakan bahan baku berupa tepung yang berasal dari bulu ayam. Bulu
ayam mengandung protein kasar cukup tinggi. Penggunaan tepung bulu ayam untuk
ransum unggas sebagai pengganti sumber protein pakan konvensional (bungkil kedelai)
sampai dengan taraf 40 % dari total protein ransum memberikan respons sebaik ransum
kontrol.

33
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung bulu dapat digunakan pada level
tidak lebih dari 4 % dari total formula ransum tanpa membuat produktivitas unggas
merosot. Semakin baik pengolahannya, semakin baik pula hasilnya.

3. Poultry by Product Meal (PBPM)


` Poultry meat meal merupakan bahan pakan dengan kualitas protein yang tinggi
yang dihasilkan secara khusus sebagai hasil tambahan dari ternak ayam (tidak termasuk
bulu). Dilaporkan bahan pakan Poultry meat meal mengandung protein 90%, lemak kasar
13%, kalsium 5,7%. Bentuk yang sempurna dari asam amino dan asam lemak membuatnya
cocok untuk ditambahkan pada makanan ternak ayam.

3.2. Mengetahui jenis vitamin yang digunakan dalam pembuatan pakan ayam
Vitamin atau feed aditif memiliki banyak manfaat bagi ayam diantaranya
membantu proses pertumbuhan, perkembangan dan meningkatkan keefesiensian
dalam penyerapan nutrisi pakan dan mencegah terjadinya gejala-gejala defisiensi.

Berikut merupakan vitamin yang dipakai di pabrik pakan:


Vitamin :
- Novasil plus (Mycotoxin binder)
- Availa SE 4%
- Saligrann
- Saccox 12 %
- Eustin 12%
- Vetribac D 0.5 %

Vitamin dalam Cooling Room :


- L-Ascorbate 35% (L-Ascorbate-2-monophosphate)
- Eskalin 500 (Virginiamycin)
- Quantum blue
- Vitamin E 50%
- Rovabio advance t-flex

34
- Vitamin c 97%
- Hostazyme x
- D-Biotin 2%
Vitamin yang akan digunakan ditimbang lalu dituangkan ke dalam mixer.
Vitamin memiliki identitas yang dicatat di setiap plastik timbangan berupa
jumlah timbangan, tanggal produksi vitamin dan jenis vitamin.

3.3. Mengetahui cara analisa kandungan nutrisi bahan baku dan pakan
Bahan baku yang digunakan di PT. Indojaya Agrinusa selalu
melewati pemeriksaan yang ketat terutama kandungan nutrisinya. Pemeriksaan
tersebut dilakukan oleh Quality control bidang laboratorium, yang terbagi
menjadi wet laboratorium dengan pemeriksaan secara manual dan Near Infrared
Spectroscopy (NIRS) dengan menggunakan teknologi. Analisa kandungan
nutrisi pada bahan baku dan pakan yaitu seperti protein, lemak, kadar air, ash,
phosphor, natrium, kalium, fiber dan Pepsin Digestibility Index (PDI).

3.4. Mengetahui bagaimana proses pengolahan bahan baku menjadi pakan.

1. Pemeriksaan Right Formula Righ Dosing

Yaitu pemeriksaan apakah formula print out sama dengan formula asli yang
dikeluarkan oleh formulator. Jika tidak sama maka pihak QC Lab akan
memberitahu dalam bentuk inaction bagian produksi.

2. Proses Produksi Pakan

Jalur pembuatan pakan :


Persiapan Bahan Baku - Intake – Bin – Dosing Wanger – Hammermill – Mixer
– Press – Cooler – Rotex – Bin Finish Good Product – Bagging.

3. Pemeriksaan Partikel Size Pakan Pellet

Sampel diambil dari Bagging lalu ditimbang sebagai berat awal, kemudian
dimasukkan kedalam shaker selama 2 menit selain pakan tepung. Lalu untuk pakan

35
Pellet ditimbang per masing-masing meshnya. Pakan pellet menggunakan mesh 8,
18, dan Pan. Masukkan kerumus yaitu berat akhir/ berat awal. Misalnya berat dari
mesh 8/ berat awal. Kemudian dilihat berdarkan standarnya. Jika tidak sesuai maka
pihak QC Lab akan memberikan inaction ke bagian produksi. Untuk pakan Croase
Crumble, Crumble, Fine Crumble 1, dan Fine Crumble 2 menggunakan mesh 8, 10,
18, dan Pan.

4. Pemeriksaan Partikel Size Pakan Tepung

Yang termasuk ke dalam pakan tepung yaitu Par L 1HG, Par L Super, Par G, KL
Super, dan KLK Super menggunakan mesh 10,18, dan Pan. Caranya dengan
menimbang terlebih dahulu sampel yang telah diambil dari Bagging kemudian di
masukkan kedalam mesin Shaker selama 4 menit. Lalu ditimbang kembali per
masing-masing meshnya. Kemudian dimasukkan kedalam rumus berat akhir/ berat
awal.

5. Pemeriksaan Pellet Durability Index

Yaitu pemeriksaan kekersan atau kelenturan Pellet. Caranya dengan memasukkan


sampel yang telah diambil dari After Cooler sebanyak 200 gram. Kemudian
dimasukkan kedalam mesin Holmen selama 30 detik dengan tekanan 60 Bar. Lalu
hasilnya ditimbang kembal, masukkan kerumus yaitu berat akhir/berat awal dikali
100%. Standar PDI untuk pakan Pellet adalah 85-93%.

6. Pemeriksaan Panjang Pellet

Yaitu untuk memeriksa panjang pellet apakah sudah sesuai stadar atau belum.
Caranya dengan menyusun beberapa peket pada garis sepanjang 100cm, kemudian
dihitung berapa pellet yang tersusun. Kemudian dimasukkan kerumus yaitu
100cm/banyak pellet yang tersusun. Standar panjang pellet adalah 3-7mm.

7. Pakan Repro

Yaitu Pakan repro merupakan pakan jadi yang tidak memenuhi standar produk,
diantaranya :

- Warna dan ukuran pakan tidak sesuai dengan standar

36
- Analisis Wet Lab tidak sesuai dengan standar

- Penyimpanan pakan yang melebihi umur

- PDI tidak sesuai

3.5 Mengetahui tentang screen test dan pemeriksaan Aflatoksin pada bahan baku
jagung.
Setiap bahan baku yang datang dari supplier wajib melewati pemeriksaan di
enterance control seperti kadar air, screen test dan aflatoksin untuk bahan baku
jagung. Pemeriksaan ini meliputi pengambilan sampel yang mewakili dari
keseluruhan bahan baku yang diterima, melakukan pemeriksaan untuk menentukan
kualitas/grade dan menentukan penerimaan atau penolakan bahan baku setelah
melewati pemeriksaan.
Pemeriksaan aflatoksin bertujuan mengetahui kadar aflatoksin dalam jagung
dan disesuaikan dengan standar perusaahaan. Apabila nilai yang diperoleh melebihi
standar, maka jagung tersebut akan ditolak.
Aflatoksin merupakan metabolit sekunder dari kapang toksigenik genus
Aspergillus, Penicillium dan Fussarium. Aflatoksin dapat mengkontaminasi biji-
bijian, bahan pakan dan pakan. Aflatoksin memiliki toksisitas yang tinggi dan
menjadi permasalahan dalam peternakan serta menyebabkan kerugian ekonomi
(Siloto et al. 2013). Aflatoksin (Aflatoksin B1, B2, G1, G2) dihasilkan dari kapang
Aspergillus flavus dan A. parasiticus. Aflatoksin dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, antara lain penurunan nafsu makan, berat badan, pertumbuhan, produksi
telur dan kekebalan tubuh (Ortatatli et al. 2004; Zain 2010).
Aflatoksin B1 merupakan senyawa toksik yang paling berbahaya dan
dikategorikan sebagai senyawa karsinogenik group IA. Paparan dosis tinggi
menyebabkan keracunan akut, yang dapat menyebabkan kematian, sementara
paparan dosis rendah dalam waktu lama akan menimbulkan efek karsinogenik. Pada
keracunan akut, terjadi kegagalan metabolisme karbohidrat dan lemak serta sintesa
protein pada hati, sehingga terjadi penurunan fungsi hati karena adanya perombakan
pembekuan darah, dan penurunan sintesa protein serum. Pada keracunan kronik
akan menyebabkan immunosupresif yang diakibatkan penurunan aktivitas vitamin
K dan

37
penurunan aktivitas fagositas pada makrofak (Bommakanti 2006).

38
BAB IV
PENUTUP

SARAN
Saran yang kami berikan untuk prodi PPDH dan Fakultas Kedokteran Hewan
diharapkan untuk menempatkan mahasiswa coas ditempat yang memungkinkan untuk
mendapatkan ilmu yang lebih banyak di bidang kedokteran hewannya. Tetapi untuk ilmu
yang lain selain di bidang kedokteran hewan juga baik dan bagus, karena tidak ada ilmu
yang tidak baik dan tidak bermanfaat.
Kepada seluruh mahasiswa yang menjalani coas diharapkan untuk terus menjaga
nama baik almamater kita dimana pun kita berada. Diharapkan kita untuk terus antusias
dan aktif dalam menggali ilmu di manapun kita berada.

39
DAFTAR PUSTAKA

Ortatatli M, Oguz H, Hatipoglu F, Karaman M. 2005. Evaluation of pathological


changes in broilers during chronic aflatoxin (50 and 100 ppb) and clinoptilolite
exposure. Jurnal Res Vet Sci. 78:61-68.
Widiyanti, P. M. dan Maryam, R. 2017. Kontaminasi aflatoksin dan fumonisin dalam
pakan ayam pedaging. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner. 452-459.
Utama, C.S., B. Sulistiyanto dan B.E. Setiani. (2013). Profil mikrobiologis pollard yang
difermentasi dengan ekstrak limbah pasar sayur pada lama peram yang berbeda.
Jurnal Agripet. 13 (2): 26-30.
Nurdianto, M., C.S. Utama dan S. Mukodiningsih. (2015). Total jamur, jenis kapang dan
khamir pellet ayam kampung super dengan penambahan berbagai level pollard
berprobiotik. Agripet. 1(15): 79-84.
Wardani, W., N. Ramli dan W. Hermana. (2004). Ketersediaan energi ransum yang
mengandung wheat pollard hasil olahan enzim cairan rumen yang diproses
secara steam pelleting pada ayam broiler. Media Peternakan. 27 (3): 123-128.
Manley, J.M., Voitle, R.A, dan Harms, R.A. 1978. The influence of distiller’s dried grains
with solubles (DDGS) in the diet of turkey breeder hens. Poult Sci. 57: 726 –
728.
Suadi, A. (2000). Akuntasi Biaya. BP STIE YKPN. Yogyakarta.

40
Lampiran Kegiatan

Screen test Pengukuran kadar air Presampling

Pengambilan sample Proses reduksi Pemeriksaan PO

Karung dalam truk Curah kontainer Jumbo bag

41
Pemeriksaan feed adictive Preparasi sampel Uji aflatoksin

Uji RH/ Rice Hull Uji CaCOO3 Pengecekan bahan baku

Bahan baku karung Bahan baku curah Bahan baku tangki

42
Bahan baku dalam silo Pemeriksaan suhu pada Pemeriksaan identitas
karung

Pemeriksaan suhu pada Kontaminasi kutu Proses fumigasi


curah

Intake BIN Dosing Weight/DW

43
Hammer Mill Mixer Micro bin

Hand add Bin press Press

Cooler Rotex Bin Finish Produk

44
Cronos Baging Palletizing

Gudang penyimpanan Ruang repro Ruang proses produksi

Mixer premix Penimbangan dan proses Ruang penimbangan


premix premix

45

Anda mungkin juga menyukai