Anda di halaman 1dari 79

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mahasiswa yang nanti akan memegang tanggung jawab atas
berkembangnya Indonesia ke depan. Dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
sebagai modal untuk memajukan bangsa, tidaklah cukup mahasiswa hanya
mengenyam pendidikan formal yang di dapat di bangku kuliah. Pengalaman
di dunia kerja sangat penting agar mahasiswa siap terjun ke dalam dunia
kerja terutama elektromedik. Dengan rumah sakit yang begitu banyak dan
perusahaan distributor, perbaikan maupun kalibrasi, lulusan TEM dengan
yang sekarang ini belum memenuhi untuk seluruh Indonesia.
Maka perlu utamanya mahasiswa yang dimasa Praktek Kerja
Lapangan akan dituntut untuk bisa terampil dan cekatan sebagai Teknisi atau
lainnya agar menjadikan dirinya sebagai tenaga profesional dan bermanfaat
untuk Indonesia kelak.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Tujuan Praktek Kerja Lapangan di Perusahaan merupakan realisasi
dari tujuan pendidikan sehingga mahasiswa / mahasiswi dapat:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan bagi mahasiswa /
mahasiswi secara langsung di dunia kerja.
2. Mengaplikasikan ketrampilan dan keahlian secara khusus sesuai dengan
bidang keilmuan yang dipelajari secara langsung di dunia kerja guna
mengerti ruang lingkup bidang kerja sesuai dengan kompetensinya
untuk pemantapan peralatan kesehatan yang meliputi:
 Bidang jasa kalibrasi dan pengujian alat kesehatan.
3. Mengetahui struktur organisasi dalam perusahaan dan mengerti tugas
pokok dari struktur organisasi tersebut.

1
1.3 BATASAN MASALAH
Pada laporan ini dibatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Mengaplikasikan ketrampilan dan keahlian yang didapat dalam
mempelajari bidang kalibrasi dan pengujian alat kesehatan di PT.
Antera Kalibrasi.
2. Laporan kegiatan harian yang dipelajari di PT. Antera Kalibrasi.

1.1 SISTEMATIKA LAPORAN

Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan di perusahaan ini,


terdapat sistematika laporan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

2
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PT. ANTERA KALIBRASI


PT. Antera Kalibrasi adalah perusahaan yang bergerak di bidang
jasa kalibrasi. Perusahaan ini melayani jasa kalibrasi peralatan kesehatan.
PT. Antera Kalibrasi terletak di Jl.Kuricang XVII Blok GD 1 No. 9 RT
003 RW 010 Pondok Ranji-Ciputat Timur, Tangerang Selatan 15412 dan
untuk tempat workshop terletak di Jl. Ceger Raya Ruko Ganda Asri Blok
D No. 23 Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan 15222. Pada
awalnya PT. Antera Kalibrasi berdiri menjelang akhir 2013 yang
sebelumnya bernama PT. Ankatama Sejahtera, mengerjakan jasa kalibrasi
dengan teknisi yang berpengalaman dan berpengetahuan dalam bidang
elektromedik yang berkompeten serta professional. Pelayanan yang
semakin memadai dengan pemberian sertifikat, laporan, stiker laik atau
tidak laik pakai dan dilakukan upaya setting and adjustment (bila
memungkinkan).
Kegiatan perusahaan PT. Antera Kalibrasi adalah jasa kalibrasi alat
kesehatan di Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Laboratorium dll. Ruang
lingkup perusahaan adalah measurement (pengukuran), comparation
(membandingkan), setting and adjustment ( penyetelan dan pengukuran),
dan traceability dalam arti telusur (besaran dan legalitas).

3
Adapun visi dan misi dari PT. Antera Kalibrasi yaitu:

VISI

Menjadi laboratorium kalibrasi alat kesehatan nasional yang


mengutamakan “ Keselamatan, Keamanan, dan Kepuasan Pelanggan.”

MISI

1. Menjadi institusi pengujian kalibrasi alat kesehatan berstandar dan


tersertifikasi ISO 17025 (KAN) pada tahun 2017.

VALUES
1. Safe : Keamanan
2. Accurate : Keakurasian
3. Fast : Kecepatan
4. Effective and Efficiet : Kegunaan dan Kesesuaian
5. Traceable : Ketelusuran
6. Yielding : Ketercapaian

MOTTO

“The excellent service in medical calibration.”

“Pelayanan kalibrasi alat kesehatan yang paripurna.”

4
2.2 STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM PT. ANTERA
KALIBRASI

KOMISARIS
MONICA
MARMIWIDYANINGSIH

DIREKTUR
FARI FAZARI RUYATNA

MANAJER TEKNIK MANAJER MUTU MANAJER ADMINISTRASI


JAJANG G.N, AMTE
DAN KEUANGAN
JONI SUDARSANA, BE
WAHYUNI

PELAKSANA STAF PENGENDALI STAF UMUM DAN STAF


KALIBRASI DOKUMEN INPUT DATA

ULFA DWIYANTI, AMTE DWI KRISTIAN, ST ANGGITA PANDAN SARI

RORIS SETYOSO, AMTE RAVISIA MARIANAWATI, HAMDANI


S.Tr.Rad
AHMAD DAYROBBI, AMTE RR YUSTITYA MUTIARA D. H
TEGUH PRAMONO, A.Md
DUROTUN ATIKA, A.Md

5
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Antera Kalibrasi

2.3 TUGAS BAGIAN STRUKTURAL


1. Direktur : Fari Fazari Ruyatna
Bertugas memimpin perusahaan dengan mengeluarkan kebijakan
tertentu.
2. Manajer Teknik : Jajang G.N, AMTE
Bertugas mengkoordinasi pelaksana kalibrasi untuk melakukan
kalibrasi.
3. Manajer Mutu : Joni Sudarsana, BE
Bertugas menjamin mutu di laboratorium perusahaan.
4. Manajer Administrasi dan Keuangan : Wahyuni
Bertugas mengatur dan mengendalikan administrasi keuangan
perusahaan.
5. Pelaksanaan Kalibrasi : Ulfa Dwiyanti, AMTE
Ahmad Dayrobbi, AMTE
Roris Setyoso, AMTE
Durotun Atika, A.Md
Bertugas melaksanakan kalibrasi di lapangan.
6. Staf Pengendali Dokumen : Dwi Kristian Darmawan, ST
Ravisia Marianawati, S.Tr.Rad
Teguh Pramono, A.Md
Bertugas menyimpan arsip-arsip penting terkait dengan perusahaan.
7. Staf Umum dan Staf Input Data : Anggita Pandan Sari
Hamdani
R.R. Yustitya Mutiara D.H
Bertugas memasukkan data manual dalam bentuk file elektronik.

6
2.4 PROSEDUR PERMOHONAN KALIBRASI

PELANGGAN

PERMINTAAN KALIBRASI
(Surat / Fax / Telp / Datang Langsung)

IN
SITU?

TIDAK

YA
PENERIMAAN ALAT
(Customer servise)

KALIBRASI PENGAMBILAN DATA

PENGOLAHAN DATA

PENERBITAN SERTIFIKAT /
KALIBRASI

PEMBAYARAN

LAPORAN HASIL

7
Gambar 2. Prosedur Permohonan Kalibrasi

2.5 BIDANG USAHA ATAU PRODUK


PT. Antera Kalibrasi bergerak di bidang kalibrasi alat kesehatan.
Berikut alat-alat kesehatan yang dapat di kalibrasi oleh PT. Antera
Kalibrasi :
1. AED
2. Anaesthesia Unit
3. Analytical Balance
4. Autoclave
5. Bedside Monitor
6. Blood Pressure Monitor (BPM)
7. Blood Warmer
8. Cardiotocograph (CTG)
9. Centrifuge
10. Defibrillator (DC Shock)
11. ECG (EKG, ECG Unit)
12. Echo Cardiograph
13. Electrosurgical Unit (ESU, Electrocouter)
14. ENT (Ear Nose Trachea) Treatment
15. Examination Lamp (Lampu Tindakan)
16. Fetal Doppler (Fetal Detector)
17. Infant Incubator
18. Infant Warmer
19. Infrared Lamp
20. Infusion Pump
21. Laboratory Incubator
22. Mikropipet
23. Mikroskop
24. Nebulizer
25. Operating Lamp
26. Oxygen Concentrator

8
27. Oxygen Therapy (Flowmeter)
28. Paraffin Bath
29. Photo Terapi Unit
30. Pulse Oximetri
31. Refrigerator
32. Respiratory Rate Timer
33. Rotator
34. Sphygmomanometer
35. Spirometer
36. Sterilisator
37. Suction Pump
38. Syringe Pump
39. Thermometer Clinical
40. Thermometer Dewasa
41. Timbangan Bayi
42. Traction Unit
43. Treadmill
44. Ultra Violet Lamp
45. USG
46. Vacuum Extractor
47. Ventilator
48. Water Bath
49. X-Ray Dental
50. X-Ray Dental Panoramic
51. X-Ray General Purpose
52. X-Ray Mobile C-Arm

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kalibrasi


Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran
nilai penunjukan alat ukur dan / atau bahan ukur.
3.2 Kalibrasi Alat
3.2.1 Sphymomanometer
3.2.1.1 Pengertian Sphygmomanometer
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara
manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada
manset dengan sistem non invasive, untuk mengetahui
tekanan sistolik dan diastolik seseorang.
Bagian-Bagian Alat Sphygmomanometer, yaitu:

Tabung skala

Air raksa
Manset

Selang

Bulb / Bola Tensi

Gambar 3. Bagian-bagian Sphygmomanometer

10
3.2.1.2 Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter)
yaitu dengan manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi
lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas
tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara
perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi air
raksa dalam kolom (tabung skala) menunjukkan peak
pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).

3.2.1.3 Blok Diagram

Gambar 4. Blok diagram Sphygmomanometer

Keterangan:
 Pasien : Objek yang akan diperiksa tekanan
darahnya.
 Cuff : Manset yang berfungsi menahan
laju aliran darah.
 Bulb dan valve : Memberi tekanan udara pada cuff
dan air raksa.
 Measure unit : Tempat air raksa dan melihat garis
ukur pengukuran tekanan darah.

3.2.1.4 Alat Ukur Standar yang digunakan


1. DPM (Digital Pressure Meter).
2. Stopwatch.
3. Rigid untuk manset Sphygmomanometer.

11
Gambar 5. Digital Pressure Meter

Gambar 6. Stopwatch

Gambar 7 Rigit untuk Manset

12
3.2.1.5 Prosedur Kalibrasi
A. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
B. Persiapkan alat yang akan diuji / kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji / kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesoris
C. Persiapan alat uji / kalibrasi
1. Siapkan alat ukur Digital Pressure Meter
2. Siapkan alat Thermohygrometer
3. Siapkan Stopwatch
4. Siapkan alat bantu
D. Pendataan administrasi alat yang akan diuji / kalibrasi
di lembar kerja yang minimal terdiri dari
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes / pelanggan
E. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan dan hidupkan Themohygrometer
2. Catat suhu dan kelembapan awal kerja
3. Catat suhu dan kelembapan akhir kerja
F. Pemeriksaan fisik alat dan fungsi alat
1. Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan
kondisi kebersihan fisik secara menyeluruh

13
2. Tabung air raksa tidak ada yang retak, terpasang
dengan kencang satu dengan yang lainnya dan tidak
ada bekas. Tidak tertimpa cairan ataupun gangguan
lainnya. Pastikan tidak ada kerusakan fisik dan
Sphygmomanometer berada pada tempat dimana
alat itu selayaknya digunakan
3. Balon Tensi, Tabung, Selang : Periksa kondisi
tabung, selang dan balon tensi. Pastikan tidak ada
yang retak, bocor, tertekuk maupun kotor.
4. Gauge / Tabung : Pastikan penunjuk pada aneroid
gauge bergerak turun secara lembut dan perlahan
dan tidak lengket. Pada Manometer air raksa,
tabung raksa harus dalam keadaan bersih. Periksa
juga kolom air raksa naik dan bergerak secara
lembut.
5. Indikator : Pastikan tanda meter maupun skala
dalam keadaan bersih dan mudah dilihat dan kaca
penutup pada Sphygmomanometer Aneroid masih
dalam keadaan utuh.
6. Konektor : Periksa dan pastikan semua kondisi
konektor dalam keadaan baik.
7. Label : Periksa apa ada label, plakat, stiker, atau
kartu instruksi manual tersedia dan terbaca.
8. Manset : Periksa ukuran manset sesuai dengan
karakteristik pasien dan berada tidak jauh dari
Sphygmomanometer. Pastikan semua manset dalam
kondisi bagus, bersih, dan tidak sobek.
9. Pengaturan titik 0 : Pastikan manset tidak ada
tekanan, maka aneroid gauge atau level air raksa
harus berada di titik 0 (±1 mmHg). Apabila level air
raksa tidak pada posisi 0, buang atau tambahkan air
raksanya dengan hati-hati sampai air raksa berada di

14
level 0 mmHg. Ganti Aneroid Gauge apabila tidak
pada posisi 0 mmHg.
10. Pengencang : Jika Sphygmomanometer dengan
model berdiri atau di pasang berdiri, pastikan alat
tersebut berada seimbang, kokoh dan pengancing
dalam keadaan tersambung dengan kuat sehingga
Sphygmomanometer tidak terbalik atau terjatuh
ketika tersenggol. Dan jika Sphygmomanometer
dengan model dinding pastikan keamanan dari
penguncinya.
11. Valve penutup : Pastikan Valve ini bisa bekerja
dengan cepat dan akurat dengan rentang maksimal 2
– 3 mmHg/detik. Berikan tekanan turun untuk
melihat Valve ini bekerja, apabila Valve ini rusak
maka air raksa akan turun dengan cepat sehingga
menyulitkan untuk mengatur tekanan turun.
G. Kalibrasi Sphygmomanometer
Mengacu pada MK-SPYG/01/AK/2015
Kalibrasi Akurasi Tekanan.
1. Lepaskan selang manset lalu sambungkan pada
selang T.
2. Sambungkan selang pada outlet tekanan (+) DPM
pada selang T.
3. Sambungkan selang pompa ke selang T.
4. Pasang manset pada Rigit.

15
Gambar 8. Kalibrasi Sphygmomanometer.
5. Hidupkan DPM pastikan berada di 0 mmHg.
6. Posisikan Air Raksa pada Sphygmomanometer di
posisi 0 mmHg.
7. Tentukan titik pengukuran pada 0 mmHg, 50
mmHg, 100 mmHg, 150 mmHg, 200mmHg dan
250 mmHg.
8. Berikan tekanan 0 mmHg pada
Sphygmomanometer lalu catat nilai penunjukan
pada display Parameter Tester dalam lembar kerja.
9. Beri tekanan 50 mmHg pada
Sphygmomanometer.
10. Tunggu beberapa saat sampai posisi Air Raksa
stabil.
11. Catat nilai penunjukan Air Raksa pada
Sphygmomanometer dan nilai yang terukur pada
display Parameter Tester pada lembar kerja.
12. Ulangi langkah (9) dan (10) untuk titik setting
lainnya sampai nilai 250 mmHg.
13. Kurangi tekanan dari nilai 250 mmHg secara
bertahap sesuai titik setting yang telah ditentukan.
14. Ulangi pengukuran agar diperoleh 3 data naik dan
turun untuk tiap titik setting.

16
H.Pengujian Kebocoran

Gambar 9. Instalasi kalibrasi Sphygmomanometer untuk tes


kebocoran

1. Lakukan instalasi seperti gambar 9.


2. Berikan tekanan 50 mmHg kemudian baca
penunjukan penurunan tekanan selama lima
menit, maksimum 4 mmHg/menit.
3. Ulangi langkah (2) pada tekanan 100, 150, 200
dan 250 mmHg.
4. Catat hasil pengukurannya pada lembar kerja.
I. Laju Buang Cepat
1. Selama pembuangan cepat sistem pneumatik
dengan katup pompa terbuka penuh, waktu untuk
pengurangan tekan dari 260 mmHg sampai
dengan 15 mmHg tidak boleh melebihi 10 detik.
2. Periksa kesesuaian dengan cara uji berikut :
a. Pompa manset dan berikan tekanan sampai
dengan 260 mmHg.
b. Buka katup buangan pada balon pemompa
secara maksimal bersamaan dengan tombol
mulai pada alat pengukur waktu.

17
c. Catat waktu yang dibutuhkan untuk
membuang tekanan dari 260 mmHg ke 15
mmHg.
d. Nilai waktu buang cepat tidak boleh lebih
dari 10 detik.
J. Pasca Kalibrasi.
1. Setelah kalibrasi selesai, teknisi akan mengambil
kesimpulan dari data yang telah diperoleh apakah
alat tersebut Laik Pakai atau Tidak Laik Pakai
dan teknisi akan menulis stiker dan di tempel
pada alat tersebut.
2. Lepaskan alat kalibasi dengan UUT dan pasang
kembali.
3. Letakkan alat pada tempatnya.
K. Perhitungan ketidakpastian Sphygmomanometer.
Mengacu pada MK-KTP/01/AK/2015
Analisa Perhitungan ketidakpastian.
Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran.
Tipe A.
o Pengamatan berulang
o Koefisien sensitifitasnya adalah 1
o Derajat kebebasan untuk enam kali pengukuran
=5
Model Matematis

C = Pstd – Puut

Dimana,
C : Nilai koreksi pada UUT
Pstd : Nilai pembacaan tekanan yang terukur
pada standard
Puut : Nilai pembacaan tekanan yang ditampilkan
oleh. UUT

18
Tipe B.

o Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan


sertifikat kalibrasinya
o Resolusi UUT
o Drift Standar
o Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari model
matematis diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan pertama yaitu
1
o Derajat kebebasan pada masing-masing sumber
ketidakpastian Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50
o Menghitung ketidakpastian gabungan, derajat
kebebasan efektif dan ketidakpastian bentangan.

Tabel 1. Tabel Uncertainty Budget

19
3.2.2 Centrifuge
3.2.2.1 Pengertian Centrifuge
Centrifuge adalah alat yang berfungsi untuk
memisahkan larutan dengan berat jenis yang berbeda,
misalkan pemisahan serum pada sampel darah pada
pemeriksaan lab kesehatan.
Jenis-jenis Centrifuge
1. Table Top Centrifuge.
Centrifuge jenis ini dirancang untuk pemisahan
partikel-partikel padat dalam cairan tidak larut.
Pengaplikasian centrifuge jenis ini ialah pembuatan
sample serum, urine dan cairan sejenisnya. Daya
tampung tabung ini antara 5 hingga 10 ml dengan
kecepatan mencapai 4000 rpm.
2. Centrifuge High Speed (Kecepatan Tinggi).
Ada dua macam jenis Centrifuge dengan
kecepatan tinggi yaitu Ultracentrifuge dan
Refrigerated Centrifuge. Ultracentrifuge dirancang
dengan kecepatan mencapai 50.000 rpm sedangkan
Refrigated Centrifuge dirancang dengan kecepatan
20.000 rpm. Karena putarannya sangat cepat maka
centrifuge ini dilengkapi dengan pendingin agar
suhu tetap stabil.
3. Centrifuge Mikro
Centrifuge ini berukuran mikro atau kecil, maka
dari itu tabungnya pun berukuran antara 0,5 sampai
2 ml. Namun demikian Centrifuge ini dapat
memutar dengan kecepatan yang tinggi.
4. Centrifuge Spesial
Centrifuge ini dirancang secara khusus untuk
fungsi-fungsi tertentu atau lebih spesifik. Ada

20
beberapa jenis Centrifuge contohnya Centrifuge
Microhematocrit yang dirancang khusus untuk
keperluan Rumah Sakit atau Klinik. Ada juga Blood
Bank Centrifuge yang digunakan untuk kebutuhan di
bank darah yang fungsinya untuk memisahkan
sample serologis dalam sebuah tabung.

3.2.2.2 Bagian-bagian Centrifuge


Bagian-bagian centrifuge meliputi:

Penutup

Pengaman

Tempat tabung
sample

Setting kecepatan
Switch On /
Off
Setting waktu

Gambar 10. Bagian-bagian Centrifuge.

3.2.2.3 Blok diagram Centrifuge

3.2.2.3
Power Setting Setting
Supply 4.2.2.3
Waktu Kecepatan
Motor

Gambar 11. Blok Diagram Centrifuge

21
Saat diberi supply atur waktu dan kecepatan sesuai
yang dihendaki. Setelah itu motor akan kerja dan memutar
kuvet dengan percepatan tetap. Saat berputar akan
menimbulkan gaya tegang pada pengait besi (sentripetal),
dan pada kuvet timbul gaya berlawanan dengan gaya
sentripetal yaitu gaya sentrifugal.

3.2.2.4 Prinsip kerja Centrifuge


Prinsip kerja alat ini adalah melakukan putaran
sesuai dengan yang dihendaki sebagai fungsi dari
Centrifuge, dengan memanfaatkan gaya Sentrifugal untuk
memisahkan partikel yang memiliki berat molekul
berbeda. Semakin tinggi putaran motor semakin besar
gaya sentrifugal yang dihasilkan.

3.2.2.5 Alat Ukur Standar yang digunakan


1. Tachometer
2. Stopwatch
3. ESA
4. Thermohygrometer

22
Gambar 12. Digital Tachometer.

Gambar 13. Stopwatch

Gambar 14. Thermohygrometer

23
Gambar 15. ESA

3.2.2.6 Prosedur Kalibrasi


A. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
B. Persiapan alat yang akan diuji / kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji / kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
C. Persiapan alat uji / kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Tachometer
3. Siapkan alat ukur Stopwatch
4. Siapkan Thermohygrometer
D. Pendataan administrasi alat yang diuji / kalibrasi di
lembar kerja yang minimal terdiri dari:
1. Catat identitas penguji

24
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes / pelanggan
E. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan dan hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu dan kelembapan awal kerja
3. Catat suhu dan kelembapan akhir kerja
4. Catat tegangan jala-jala
F. Pemeriksaan fisik alat dan fungsi alat
Lakukan pemeriksaan pengamatan fisik dan fungsi
UUT
1. Badan dan permukaan alat : periksa bagian
luar unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu
sama lainnya dan tidak ada bekas tertimpa
cairan atau gangguan lainnya
2. Kotak kontak alat : periksa apakah ada
gangguan pada kotak kontak (AC Power).
Gerak-gerakkan kotak kontak untuk
memastikan keamanannya. Goyang-
goyangkan kotak kontak untuk memastikan
tidak ada baut atau mur yang longgar
3. Kabel catu utama : periksa kabel, apakah
terlihat ada kerusakkan atau bagian isolasi
yang terkelupas
4. Sekering pengaman : periksa sekering yang
terdapat pada bagian luar rangkaian apakah
nilai tahanan dan tipenya sesuai dengan

25
spesifikasi yang tertulis pada alat. Sekering
pengaman harus berfungsi baik
5. Tampilan dan indicator : selama pengecekan
fungsi, pastikan lampu indikator dan tampilan
fungsi seluruhnya, yakinkan bahwa bagian
tampilan digital berfungsi.
G. Pengujian keselamatan listrik, mengacu pada
Metode Kerja pengujian keselamatan listrik nomor
MK-KL/08/AK/2019.
1. Melakukan koneksi UUT dengan ESA
2. Melakukan pengukuran tegangan jala-jala
PLN pada menu Main Voltase
3. Melakukan uji resistansi pembumian kabel
catu daya
4. Tahanan isolasi kabel catu daya dengan
pembumian
5. Melakukan uji kebocoran arus pada kabel
pembumian :
 Polaritas normal dengan pembumian dan
tanpa pembumian
 Polaritas terbalik dengan pembumian dan
tanpa pembumian
6. Melakukan uji kebocoran arus pada
selungkup:
 Polaritas normal dengan pembumian dan
tanpa pembumian.
 Polaritas terbalik dengan pembumian dan
tanpa pembumian.
H. Langkah-langkah Kalibrasi
Mengacu pada MK-CFG/03/AK/2015
1. Siapkan Centrifuge dan Tachometer.

26
2. Lakukan koneksi Centrifuge dengan alat ukur
sesuai gambar.

Gambar 16. Kalibrasi Centrifuge.

 Kalibrasi Kecepatan.
1. Sebelum melakukan pengukuran, lakukan
pengaturan kecepatan motor dalam posisi
satuan rpm
2. Tempelkan kertas reflektor pada bagian yang
berputar
3. Posisikan Tachometer tegak lurus dengan
Reflector pada saat pengambilan data
4. Setting Centrifuge pada nilai kecepatan
putaran rendah, menegah dan tinggi dari
kapasitas maksimum Centrifuge (atas
permintaan pelanggan)
5. Amati nilai yang terbaca pada Tachometer
dan catat pada saat keadaan pembacaan telah
stabil
6. Ulangi langkah di atas minimal sebanyak 3
kali dengan nilai yang telah ditentukan untuk
mendapatkan pembacaan berulang
7. Catat pendataan pada lembar kerja
 Pengukuran Akurasi Waktu Putar

27
1. Pada saat kita melakukan pengambilan data
kecepatan putar, lakukan pula penyetelan
waktu putar pada posisi 5 menit
2. Pada saat putaran mulai ON / START secara
bersamaan tekan tombol START pada
Stopwatch untuk menghitung waktu putar
3. Tekan tombol STOP pada Stopwatch begitu
terdengar sinyal suara yang mengindikasikan
waktu putar telah habis
4. Catat nilai yang tertera pada Stopwatch
5. Ulangi langkah di atas minimal sebanyak 3
kali untuk mendapatkan pembacaan berulang
6. Catat pendataan pada lembar kerja
I. Pasca Kalibrasi
1. Setelah kalibrasi selesai, teknisi akan
mengambil kesimpulan dari data yang telah
diperoleh apakah alat tersebut Laik Pakai
atau Tidak Laik Pakai dan teknisi akan
menulis stiker dan di tempel pada alat
tersebut
2. Lepaskan alat kalibasi dengan UUT
3. Letakkan alat pada tempatnya

J. Perhitungan ketidakpastian Centifuge


Mengacu pada MK-KTP/02/AK/2015
Kalibrasi kecepatan putar (rpm).
Analisa Perhitungan ketidakpastian.
Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran.
Tipe A.
o Pengamatan berulang pengukuran
kecepatan oleh Tachometer

28
o Koefisien sensitifitasnya adalah 1
o Derajat kebebasan untuk lima kali
pengukuran = 4
Model Matematis
Metode kalibrasi adalah direct
calibration (kalibrasi langsung),
Tachometer dan Centrifuge dihubungkan
secara langsung
C = Vstd – Vuut
Dimana,
C : Koreksi penunjukkan
kecepatan pada Centrifuge
Vstd : Nilai kecepatan putar
yang terbaca pada Tachometer
Vuut : Nilai kecepatan putar
yang terbaca pada Centrifuge
o Nilai ketidakpastian standar
(Tachometer) berdasarkan sertifikat
kalibrasinya
o Resolusi Centrifuge
o Drift standar
o Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari
model matematis diatas, dimana model
matematis tersebut mempunya nilai
turunan pertama yaitu 1
o Menghitung ketidakpastian gabungan,
derajat kebebasan efektif dan
ketidakpastian bentangan
o Derajat kebebasan pada masing-masing
sumber ketidakpastian Tipe B dengan
ditentukan nilai reliabilitasnya 10 adalah
= 50

29
Kalibrasi Pewaktu
Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran .
Tipe A
o Pengamatan berulang pengukuran waktu
putar dengan standar
o Koefisien sensitifitasnya = 1
o Derajat kebebasan untuk lima kali
pengukuran = 4
o Nilai ketidakpastian stopwatch
berdasarkan sertifikat kalibrasinya
o Resolusi centrifuge
o Drift standar
o Perbedaan pembacaan
o Koefisien sensitifitasnya berdasarkan
model matematisnya adalah 1
o Menghitung ketidakpastian gabungan,
derajat kebebasan efektif dan
ketidakpastian bentangan
o Derajat kebebasan pada masing-masing
sumber ketidakpastian Tipe B dengan
ditentukan nilai reliabilitasnya 10, adalah
= 50
o Menghitung ketidakpastian gabungan,
derajat kebebasan efektif dan
ketidakpastian bentangan

30
Table 2. Uncertainty Budget.

3.2.3 Patient Monitor


3.2.3.1 Pengertian Patient Monitor
Bedside Monitor adalah suatu alat yang digunakan
untuk memonitor keadaan Vital pasien, berupa detak
jantung, nadi, tekanan darah, suhu tubuh dalam bentuk
pulsa jantung secara terus menerus.
Didalam alat Pasien Monitor kita mengetahui
beberapa parameter yang diperiksa, parameter itu adalah :
 EKG adalah pemeriksaan aktivitas kelistrikan
jantung, dalam pemeriksaan ECG ini  juga termasuk
pemeriksaan "Heart Rate" atau detak jantung pasien
dalam satu menit.

31
 Respirasi adalah pemeriksaan irama nafas pasien
dalam satu menit.
 Saturasi darah / SpO2, adalah kadar oksigen yang
ada dalam darah.
 Tensi / NIBP (Non Invasive Blood Pressure) /
Pemeriksaan tekanan darah.
 Temperature, suhu tubuh pasien yang diperiksa.

3.2.3.2 Bagian-bagian alat Patient Monitor


Bagian-bagian alat Patient Monitor antara lain:

Silence

Alarm / Pause
Freeze

Menu

Record
NIBP

32
Switch On / Off
Gambar 17. Bagian-bagian Patient Monitor
1. Sensor ECG.
2. Sensor SpO2.
3. Sensor NIBP.

3.2.3.3 Prinsip kerja Patient Monitor


Power supply board berfungsi untuk:
1. Penyearahan dan filter input tegangan AC.
2. Penstabil dan menghasilkan tengangan DC untuk
semua rangkaian.
3. Baterai charger.
4. Menghasilkan perintah power ke main board.
5. Memilih On / Off DC power supply ke front panel.
6. Mematikan DC power supply, jika terjadi
kerusakan pada power.

LCD DISPLAY: 
Menghasilkan gambar bagi tampilan sinyal-sinyal
hasil pengukuran yang telah di olah dan didapatkan dari
main processor board.
MAIN PROCESSOR BOARD
Fungsinya untuk, computer mikro yang deprogram
firmware, pengaturan system waktu, antarmuka pada
rangkaian lainnya seperti display monitor, ujung depan
speaker dan keyboard, alarm, recorder serta antarmuka
pada keluaran dan mini recorder.
KEYPAD

33
Fungsinya adalah untuk mengetik dan mengisi data-
data pasien yang sedang diperiksa dan memberikan
perintah-perintah untuk melakukan program yang akan
dilakukan.
MAIN CONNECTOR BOARD
Terdiri dari 3 fungsi blok : ECG / Defibrillator syn,
Unity, Auxilary port, Expansion and docking port.
Auxilary parameter board dibagi dalam 3 daerah
operasi utama:
o Input channel (2 pressure dan 2 temperature).
o Kontrol dan A/D convertion dari front panel.
o Semua input channel (pressure, temperature,
ECG, peripheral pulse dan respirasi).

3.2.3.4 Alat Ukur Standar yang digunakan

1. Patient Simulator

2. ESA (Electric Safety Analyzer)

3. Themohygrometer

34
Gambar 18. Patient Monitor

Gambar 19. ESA

35
Gambar 20. Thermohygrometer

Gambar 21. SpO2 simulator

36
Gambar 22. Finger Simulator

3.2.3.5 Prosedur Kalibrasi


A. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
B. Persiapan alat yang akan diuji / kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji / kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori

C. Persiapan alat uji / kalibrasi


1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur Patient Simulator
3. Siapkan alat ukur SpO2 Simulator
4. Siapkan Thermohygrometer

D. Pendataan administrasi alat yang diuji / kalibrasi di


lembar kerja yang minimal terdiri dari:
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat

37
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes / pelanggan
E. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan dan hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu dan kelembapan awal kerja
3. Catat suhu dan kelembapan akhir kerja
4. Catat tegangan jala-jala
F. Pemeriksaan fisik alat dan fungsi alat
1. Badan dan permukaan alat: periksa bagian luar
unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dengan
lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan
ataupun gangguan lainnya
2. Kotak kontak alat: periksa apakah ada gangguan
pada kotak kontak (AC power). Gerak-gerakkan
kotak kontak untuk memastikan keamanannya.
Goyang-goyangkan kotak kontak untuk
memastikan tidak ada baut atau mur yang longgar
3. Kabel catu daya utama: periksa kabel apakah
terlihat ada kerusakkan atau bagian isolasi yang
terkelupas.
4. Kabel elektroda, periksa kabel dan fungsi
masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak)
dan kerenggangannya secara menyeluruh.
Kemudian periksa dengan hati-hati apakah
terdapat luka taupun sobek pada lapisan
isolasinya, hal ini untuk menghindari adanya
gangguan tegangan dan mencegah noise

38
5. Tampilan dan indikator selama pengecekan
fungsi pastikan lampu indikator dan seluruh
tampilan digital berfungsi
G. Pengujian keselamatan listrik, mengacu pada Metode
Kerja pengujian keselamatan listrik nomor MK-
KL/08/AK/2019.
1. Melakukan koneksi UUT dengan ESA
2. Melakukan pengukuran tegangan jala-jala PLN
pada menu Main Voltase
3. Melakukan uji resistansi pembumian kabel catu
daya
4. Tahanan isolasi kabel catu daya dengan
pembumian
5. Melakukan uji kebocoran arus pada kabel
pembumian :
 Polaritas normal dengan pembumian dan
tanpa pembumian
 Polaritas terbalik dengan pembumian dan
tanpa pembumian
6. Melakukan uji kebocoran arus pada selungkup:
 Polaritas normal dengan pembumian dan
tanpa pembumian
 Polaritas terbalik dengan pembumian dan
tanpa pembumian.
H. Langkah-langkah kalibrasi
Mengacu pada MK-PM/09/AK/2019.
Kalibrasi Heart Rate
1. Pasang elektrode ECG pada MPS (sesuai
dengan instruksi kerja alat)
2. Hidupkan Bedside Monitor yang akan diukur
dan hidupkan juga Alat Kalibrator MPS (Multi
Parameter Simulator)

39
3. Parameter yang di ukur adalah Heart Rate
(BPM), dengan titik pengukuran 30, 60, 80,
120, BPM
4. Operasikan MPS (sesuai dengan instruksi
kerja alat) dengan menekan tombol pada titik
pengukuran 30 BPM. Baca hasil penunjukan
Heart Rate pada display Bedside Monitor,
catat pada lembar kerja
5. Lakukan langkah 4 untuk titik pengukuran
selanjutnya sampai dengan 120 BPM
6. Ulangi langkah 4 dan 5 agar diperoleh 6 data
untuk masing – masing titik pengukuran
Kalibrasi Respirasi
1. Pasang elektrode ECG pada MPS (sesuai
dengan instruksi kerja alat)
2. Hidupkan Bedside Monitor yang akan di ukur
dan hidupkan juga alat kalibrator MPS
3. Parameter yang di ukur adalah Respirasi,
dengan titik pengukuran 35
4. Operasikan MPS dengan menekan tombol
pada titik pengukuran 35, baca hasil
penunjukan respirasi pada display Bedside
Monitor, catat pada lembar kerja
Kalibrasi Saturasi Oxygen.
1. Pasang Probe SPO2 pada Finger Pulse
Oxymeter (sesuai dengan instruksi kerja alat)
2. Hidupkan Bedside Monitor yang akan di ukur
dan hidupkan juga alat kalibrator Pulse
Oxymeter
3. Parameter yang di ukur adalah Saturasi
Oxygen (%O2), dengan titik pengukuran secara

40
otomatis pada menu SPO2 Simulator sebagai
berikut:

Variasi setting standar SPO2 (% O2)


Normal 97
Tachy 80
Neonate 90
Weak 90
Tabel 3. Titik pengukuran saturasi oxygen (%O2)
4. Operasikan SPO2 Simulator (sesuai dengan
Instruksi Kerja alat) dengan titik pengukuran
secara otomatis pada menu SPO2 Simulator
seperti Tabel variasi setting standard pada
langkah 3, baca hasil penunjukan SPO2 pada
Display Bedside Monitor, catat pada lembar
kerja. Lakukan langkah 4 untuk titik
pengukuran selanjutnya sampai dengan 97.
5. Ulangi langkah 4 agar diperoleh 6 data untuk
masing – masing titik pengukuran.

Kalibrasi NIBP.
1. Hubungkan selang NIBP pada Bedside
Monitor ke NIBP Monitor Tester (sesuai
dengan Instruksi Kerja alat).
2. Hidupkan Bedside Monitor yang akan di ukur
dan hidupkan juga alat kalibrator NIBP
Monitor Tester.
3. Set NIBP Monitor Tester dengan kondisi
memakai Cuff internal.
4. Parameter yang di ukur adalah NIBP dengan
kondisi systole, mean, diastole pada rentang 30

41
– 255 mmHg. Misalkan untuk kondisi dewasa
(adult) sesuai tabel sebagai berikut :

Variasi setting Blood Pressure (mmHg)


standar Systole Heart Rate (HR) Diastole
Preset 1 80 80 40
Preset 2 120 80 80
Preset 3 190 80 120
TabTiti 5. Titik pengukuran NIBP
5. Operasikan NIBP Monitor Tester dengan titik
pengukuran secara otomatis pada menu preset
NIBP Monitor Tester seperti Tabel variasi
setting standard pada langkah 4, baca hasil
penunjukan NIBP pada Display Bedside
Monitor, catat pada lembar kerja.
6. Ulangi langkah 5 agar diperoleh 6 data untuk
masing – masing titik pengukuran.

Gambar 23. Kalibrasi Patient Monitor

K. Pasca Kalibrasi
1. Setelah kalibrasi selesai, teknisi akan
mengambil kesimpulan dari data yang telah
diperoleh apakah alat tersebut Laik pakai atau

42
Tidak Laik Pakai dan teknisi akan menulis
stiker dan di tempel pada alat tersebut
2. Lepaskan alat kalibasi dengan UUT dan
pasang kembali
3. Letakkan alat pada tempatnya
J. Perhitungan ketidakpastian
Analisa Data & Perhitungan ketidakpastian.
Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi
Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK-
KTPS/09/AK/2019
 Kalibrasi Heart Rate (BPM).
Analisa Perhitungan ketidakpastian
Sumber-sumber ketidakpastian Pengukuran
Tipe A.

Model matematis
Metode kalibrasi adalah direct
calibration (kalibrasi langsung),
STANDAR dan UUT dihubungkan
secara langsung
C = hrstd – hruut
Dimana,
C : Nilai koreksi pada UUT
hrstd : Nilai pembacaan yang
terukur pada standard
hruut : Nilai pembacaan yang
ditampilkan oleh UUT
Pengamatan berulang
o Koefisien sensitifitasnya adalah 1
o Derajat kebebasan untuk enam
kali pengukuran = 4

43
Tipe B
 Nilai ketidakpastian standar
berdasarkan sertifikat kalibrasinya
 Resolusi UUT
 Drift standar
 Koefisien sensitifitasnya
didapatkan dari model matematis
diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan
pertama yaitu 1
 Derajat kebebasan pada masing-
masing sumber ketidakpastian
Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50
 Menghitung ketidakpastian
gabungan, derajat kebebasan
efektif dan ketidakpastian
bentangan
 Kalibrasi Respirasi
Analisa Perhitungan ketidakpastian
Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran
Tipe A.
Model Matematis.
C = rstd – ruut
Dimana,
C : Nilai koreksi pada UUT.
rstd : Nilai pembacaan yang terukur
pada standard.
ruut : Nilai pembacaan yang
ditampilkan oleh UUT
o Pengamatan berulang

44
o Koefisien sensitifitasnya
adalah 1
o Derajat kebebasan untuk enam
kali pengukuran = 4
Tipe B
o Nilai ketidakpastian standar
berdasarkan sertifikat kalibrasinya
o Resolusi UUT
o Drift standar
o Koefisien sensitifitasnya
didapatkan dari model matematis
diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan
pertama yaitu 1
o Derajat kebebasan pada masing-
masing sumber ketidakpastian
Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50
o Menghitung ketidakpastian
gabungan, derajat kebebasan
efektif dan ketidakpastian
bentangan
 Kalibrasi SPO2
Analisa Perhitungan ketidakpastian.
Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran
Tipe A.
Model Matematis
C = sstd – suut
Dimana,
C = Nilai koreksi dari UUT
Sstd = Nilai pembacaan yang terukur
pada standar

45
suut = Nilai pembacaan yang terukur
pada UUT
o Pengamatan berulang
o Koefisien sensitifitasnya adalah 1
o Derajat kebebasan untuk enam
kali pengukuran = 4
Tipe B
o Nilai ketidakpastian standar
berdasarkan sertifikat kalibrasinya
o Resolusi UUT
o Drift standar
o Koefisien sensitifitasnya
didapatkan dari model matematis
diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan
pertama yaitu 1
o Derajat kebebasan pada masing-
masing sumber ketidakpastian
Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50
o Menghitung ketidakpastian
gabungan, derajat kebebasan
efektif dan ketidakpastian
bentangan
 Kalibrasi NIBP
Analisa Perhitungan ketidakpastian.

Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran

Tipe A

Model Matematis.
C = nstd – nuut
Dimana,

46
C = Nilai koreksi pada UUT
nstd = Nilai pembacaan yang
terukur pada standar
nuut = Nilai pembacaan yang
terukur pada UUT
o Pengamatan berulang
o Koefisien sensitifitasnya adalah 1
o Derajat kebebasan untuk enam
kali pengukuran = 5
Tipe B

o Nilai ketidakpastian standar


berdasarkan sertifikat kalibrasinya
o Resolusi UUT
o Drift standar
o Koefisien sensitifitasnya
didapatkan dari model matematis
diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan
pertama yaitu 1
o Derajat kebebasan pada masing-
masing sumber ketidakpastian
Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50
o Menghitung ketidakpastian
gabungan, derajat kebebasan
efektif dan ketidakpastian
bentangan

47
Table 5. Table uncertainty budget

3.2.4 Electrocardiograph
3.2.4.1 Pengertian Electrocardiograph
Electrocardiograph adalah alat untuk melakukan
Elektrokardiografi sedangkan Electrocardiogram adalah
kertas yang mencatat grafik variasi-variasi potensial listrik
yang disebabkan oleh eksitasi otot jantung dan terdeteksi
pada permukaan tubuh.

3.2.4.2 Bagian-bagian Elektrocardiograph


Sensi / gain

Speed

M-Filter

Menu

Mode

Start / Stop dan


Set
Printer ECG

Pemilihan Lead

Power On / Display Inst Amplitudo 1 Pemilihan Lead


Off mV
48
Gambar 24. Bagian-bagian Electrocardiograph

Gambar 25. Elektroda ECG

49
3.2.4.3 Prinsip kerja Electrocardiograph
Electrocardiograph bekerja dengan prinsip mengukur
perbedaan potensial listrik. Tubuh manusia menghasilkan
listrik walaupun dengan jumlah yang sangat kecil. Apabila
ada listrik, maka pasti ada perbedaan potensial atau
tegangan listrik. Tegangan  listrik ini dapat
menggambarkan atau mengilustrasikan keadaan denyut
jantung manusia.
Cara merekam denyut jantung menggunakan EKG
tidaklah sembarang. Sensor atau dalam hal ini elektroda,
harus diletakkan pada tempat-tempat tertentu. Biasanya
ditempatkan pada lengan dan kaki.

3.2.4.4 Alat Ukur Standar yang digunakan


1. ECG Simulator.
2. ESA.
3. Lup dengan pembesaran 5x.
4. Mistar 15 cm.
5. Thermohygrometer.

50
Gambar 26. ECG Simulator

Gambar 27. ESA

51
Gambar 28. Mistar 15 mm

Gambar 29. Thermohygrometer

52
Gambar 30. Lup / Kaca Pembesar

3.2.4.5 Prosedur kalibrasi


A. Persiapan dokumen
1. Metode Kerja
2. Instruksi Kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
B. Persiapan alat yang akan diuji / kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji / kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesoris
C. Persiapan alat uji / kalibrasi
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur ECG Simulator
3. Siapkan alat ukur / Mistar
4. Siapkan Lup
5. Siapkan Thermohygrometer
D. Pendataan administrasi alat yang diuji / kalibrasi di
lembar kerja yang terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes / pelanggan
E. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan dan hidupkan Thermohygrometer

53
2. Catat suhu dan kelembapan awal kerja
3. Catat suhu dan kelembapan akhir kerja
4. Catat voltase instalasi listrik medis / catu daya
F. Pemeriksaan fisik dan Fungsi alat yang diuji /
kalibrasi
1. Badan dan permukaan alat: periksa bagian luar
unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan
lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan
ataupun gangguan lainnya
2. Kotak kontak alat: periksa apakah ada gangguan
pada kontak kontak (AC-Power). Goyang-
goyangkan kotak kontak untuk memastikan
tidak ada baut atau mur yang longgar
3. Kabel catu utama: periksa kabel, apakah terlihat
dari kerusakaan atau bagian isolasi yang
terkelupas
4. Sakering, pengaman: periksa sakering yang
terdapat pada bagian luar rangkaian, apakah
nilai tahanan dan tipenya sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada alat. Sakering
pengaman harus berfungsi baik.
5. Kabel elektroda: periksa kabel dan fungsi
masing-masing kedua ujungnya (kotak kontak)
dan kerengangannya secara menyeluruh.
Kemudian periksa dengan hati-hati apakah
terdapat luka ataupun sobek pada lapisan
isolasinya, hal ini untuk menghindari adanya
gangguan tegangan dan mencegah noise
6. Tampilan / display, selama pengecekkan fungsi,
pastikan tampilan berfungsi seluruhnya dan
yakinkan bahwa bagian tampilan digital
berfungsi
G. Pengujian Keselamatan Listrik, mengacu pada
metode kerja pengujian keselamatan listrik nomor
MK-KL/08/AK/2019
1. Melakukan koneksi UUT dengan ESA
2. Melakukan pengukuran tegangan jala-jala PLN
pada menu Main Voltase
3. Melakukan uji resistansi pembumian kabel catu
daya
4. Tahanan isolasi kabel catu daya dengan
pembumian
5. Melakukan uji kebocoran arus pada kabel
pembumian :

54
 Polariratas normal dengan pembumian
dan tanpa pembumian
 Polaritas terbalik dengan pembumian dan
tanpa pembumian
6. Melakukan uji kebocoran arus pada selungkup:
 Polaritas normal dengan pembumian dan
tanpa pembumian
 Polaritas terbalik dengan pembumian dan
tanpa pembumian.
H. Langkah-langkah Kalibrasi
Mengacu pada MK-ECG/04/AK/2019
1. Siapkan elektrokardiograph dan ECG Simulator
2. Lakukan koneksi Electrocardiograph dan ECG
Simulator sesuai gambar 31
3. Pengamatan visual 12 lead
Lakukan instalasi ECG Simulator dengan EKG
seperti gambar berikut :

Gambar 31. Instalasi ECG Simulator dengan ECG.

Gambar 32. Tampilan normal gelombang pada 12 lead


ECG

 Kalibrasi Level Tegangan atau Amplitudo :

55
1. Lakukan instalasi EKG dengan alat ECG
Simulator seperti tampak pada Gambar 31
2. Atur EKG pada paper speed 25 mm/s
3. Atur EKG pada Sensitivitas 5 mm/mV
4. Berikan sinyal Segiempat frekuensi 2 Hz
dari ECG Simulator (sesuai dengan ECG
simulator yang digunakan)
5. Rekam tampilan pulsa sejumlah tidak kurang
dari 5 siklus pada EKG di Lead II. Pada
beberapa ECG Simulator dinyatakan bahwa
tegangan 1 mV dihasilkan di Lead III (Lihat
spesifikasi ECG Simulator yang digunakan.
Ukur tinggi amplitudo pulsa Segiempat
(peak to peak) pada kertas rekaman EKG
dengan mistar dan lup untuk 5 kali
pengamatan. Catat pada lembar kerja
6. Atur EKG pada sensitivitas 10 mm/mV dan
20 mm/mV, kemudian ulangi pengukuran
point 3 sampai dengan 5
7. Kesalahan sensitivitas tidak boleh lebih dari
5 % pada rekaman Elektrocardiogram
 Kalibrasi Laju Rekaman
1. Setting ECG Simulator di amplitudo 2 mV,
120 bpm
2. Setting EKG pada 25 mm/s, rekam hasilnya
3. Ukur panjang dari 8 siklus yang terekam,
harus di dapat 100 mm ± 5 mm
4. Ulangi untuk setting EKG pada 50 mm/s, dan
ukur panjang dari 4 siklus yang terekam
5. Hasil yang terekam harus di dapat 100 mm ±
5 mm
6. Kesalahan tidak boleh lebih dari ± 5 %

56
 Pengujian Sinyal Sinusioda
Menurut Referensi, EKG harus menampilkan
respons frekuensi yang sesuai dengan spesifikasi
dalam tabel 114 pada sensitivitas normal ( SNI
IEC 60601-2-51:2014, hal 31 )

Table 6. Respon Frekuensi

1. EKG harus lulus dalam 5 pengujian pada


sensitivitas normal
2. Uji Sinyal Frekuensi
3. Uji A menunjukan reproduksi sinyal yang
akurat dalam pass band tersebut
4. Setting EKG Simulator pada Sinyal
Sinusoida dengan frekuensi 10 Hz dan
amplitudo 1,0 mV
5. Setting EKG pada Gain atau penguatan
sebesar 2x atau 20 mV/mm dengan
kecepatan kertas 25 mm/s
6. Ukur tinggi amplitude dari 5 siklus yang
terekam
7. Hasil yang terekam harus di dapat 20 mm ± 2
mm

57
 Uji Sinyal EKG Normal
1. Setting ECG Simulator di posisi 60 BPM, 2
mV
2. Atur posisi EKG pada gain normal atau 10
mm/mV dengan kecepatan 25 mm/s
3. Cetak hasil rekaman yang menampilkan 5
Pulsa QRS
4. Ukur tinggi Amplitudo R-S tegak lurus
menggunakan Mistar
5. Catat hasil pada Lembar Kerja
6. Hasil tidak boleh lebih dari ± 5 %

Gambar 33. Kalibrasi ECG

I. Pasca Kalibrasi
1. Setelah kalibrasi selesai, teknisi akan
mengambil kesimpulan dari data yang telah
diperoleh apakah alat tersebut Laik Pakai
atau Tidak Laik Pakai dan teknisi akan
menulis stiker dan ditempel pada alat
tersebut

58
2. Lepaskan alat kalibasi dengan UUT dan
pasang kembali
3. Letakkan alat pada tempatnya
J. Perhitungan Ketidakpastian
Mengacu pada MK-KTPS/03/AK/2019.
Analisa Perhitungan ketidakpastian.
Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran.
Pengukuran Amplitudo
Tipe A
Model Matematis
Model matematis kalibrasi pengukuran
amplitudo (mm/mV)

C = hstd - huut

C = Koreksi penunjukkan amplitudo


pada alat yang di ukur (UUT)

hstd = Nilai penunjukkan amplitudo


pada alat standard

huut = Nilai penunjukkan amplitudo


pada alat yang diukur (UUT)

hdrift = Nilai ampitudo pada spesifikasi


drift standard. Dengan h adalah tinggi pulsa
amplitudo dalam mm/ mV

o Pengamatan berulang pada standar


o Koefisien sensitifitasnya adalah 1
o Derajat kebebasan untuk lima kali
pengukuran = 4
Tipe B

o Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan


sertifikat kalibrasinya

59
o Resolusi ECG
o Drift Standar
o Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari
model matematis diatas, dimana model
matematis tersebut mempunya nilai
turunan pertama yaitu 1
o Derajat kebebasan pada masing-masing
sumber ketidakpastian Tipe B dengan
ditentukan nilai reliabilitasnya 10 adalah =
50
o Menghitung ketidakpastian gabungan,
derajat kebebasan efektif dan
ketidakpastian bentangan
 Laju Rekaman
Analisa Perhitungan ketidakpastian
Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran
Tipe A
Model Matematis.

Model matematis kalibrasi Laju Rekaman /


kecepatan kertas (V)

C = l std – l uut – l drift std

Dimana,

C : Koreksi penunjukkan kecepatan


pada alat yang di ukur (UUT)

lstd : Nilai panjang pada alat standard

luut : Nilai panjang pada alat yang


diukur (UUT)

ldrift : drift standard

60
o Pengamatan berulang pada standar
o Koefisien sensitifitasnya adalah 1
o Derajat kebebasan untuk lima kali
pengukuran = 4
Tipe B

o Nilai ketidakpastian Standar berdasarkan


sertifikat kalibrasinya
o Resolusi ECG
o Drift Standar
o Koefisien sensitifitasnya didapatkan dari
model matematis diatas dimana model
matematis tersebut mempunya nilai
turunan pertama yaitu 1
o Derajat kebebasan pada masing-masing
sumber ketidakpastian Tipe B dengan
ditentukan nilai reliabilitasnya 10 adalah =
50
o Menghitung ketidakpastian gabungan,
derajat kebebasan efektif dan
ketidakpastian bentangan

No. Komponen Satuan U pembagi Ui


1. Pengukuran berulang mm √2 n
2. Sertifikat mistar mm Usertf stand2 √k U√sert std
K
3. Drift mistar mm Udrift 2 √3 Udrift
√3
4. Resolusi mistar mm Uresolusi √2 3res

Tabel 7. Table Uncertainty Budget Amplitudo

61
Table 8. Table Uncertainty Budget Laju Rekaman

Table 9. Table Uncertainty Budget Sinyal Sinusioda dan Impuls

62
3.2.5 Syringe Pump
3.2.5.1 Pengertian Syringe Pump
Syringe Pump adalah salah satu alat yang digunakan
untuk memasukkan obat dengan sistem berkala dan teratur
secara otomatis. Syringe Pump dapat memudahkan tenaga
medis untuk memberikan cairan atau obat secara terjadwal
dan meminimalkan human error yang kerap terjadi.

3.2.5.2 Bagian-bagian Syringe Pump

ESC

SEL

63
UP

DOWN

Display

Up

Down

Display
Power Start Stop Purge Silence Setting
Gambar 34. Bagian-bagian Syringe Pump

3.2.5.3 Prinsip kerja Syringe Pump

Prinsip kerja Syringe Pump adalah memasukkan


cairan secara berkala sesuai dengan perintah yang
diberikan dengan sistem kontrol dan keamanan yang
sangat baik karena dilengkapi dengan sistem alarm sensitif
dibagian titik kritis sehingga tidak akan membahayakan
pasien saat terjadi kesalahan alat.

3.2.5.4 Alat Ukur Standar yang digunakan

1. Infusion device analyzer.


2. Syringe 50 cc.
3. Aquades.
4. Selang 2 buah.
5. Thermohygrometer.
6. Electrical safety analyzer.

64
Gambar 36. Selang 2 Buah

Gambar 37. Syringe 50 ml

65
Gambar 38. Themohygrometer

Gambar 39. ESA

3.2.5.5 Prosedur kalibrasi


A. Persiapan dokumen
1. Metode Kerja
2. Instruksi Kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
B. Persiapan alat yang akan di uji / kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji / kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesoris
3. Persiapan alat uji / kalibrasi

66
4. Siapkan Electrical Safety Analyzer
5. Siapkan alat ukur Infusion Device Analyzer
6. Siapkan Thermohygrometer
C. Pendataan administrasi alat yang akan diuji / kalibrasi
di lembar kerja yang minimal terdari dari:
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes / pelanggan
D. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan dan hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu dan kelembapan awal kerja
3. Catat suhu dan kelembapan akhir kerja
E. Pemeriksaan fisik alat dan fungsi alat yang akan diuji/
kalibrasi
Lakukan pemeriksaan fisik alat dan fungsi alat
Syringe Pump
1. Badan dan permukaan alat: periksa bagian luar
unit, pastikan bersih, terpasang ketat satu dan
lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan
ataupun gangguan lainnya
2. Kabel catu utama: periksa kabel apakah terlihat
ada kerusakkan atau bagian isolasi yang
terkelupas
3. Tombol control: sebelum mempergunakan /
mengubah-ubah tombol control periksa posisinya
jika terlihat tidak berada pada posisinya (periksa
dengan menggunakan mode pemeriksaan

67
standar). Bandingkan dengan posisi control ingat
pengaturan tersebut dan jangan lupa untuk
mengembalikkan pada setting awal jika sudah
selesai menggunakan
4. Tampilan dan indicator: selama pengecekkan
fungsi pastikan lampu indikator dan tampilan
berfungsi seluruhnya yakinkan bahwa bagian
tampilan digital berfungsi
F. Pengujian Keselamatan Listrik, Mengacu pada MK
Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran
Nomor MK-SYP/07/AKA/2019
1. Melakukan koneksi UUT dengan ESA
2. Melakukan pengukuran tegangan jala-jala PLN
pada menu Main Voltase
3. Melakukan uji resistansi pembumian kabel catu
daya
4. Tahanan isolasi kabel catu daya dengan
pembumian
5. Melakukan uji kebocoran arus pada kabel
pembumian :
 Polariratas normal dengan pembumian dan
tanpa pembumian
 Polaritas terbalik dengan pembumian dan
tanpa pembumian
6. Melakukan uji kebocoran arus pada selungkup:
 Polaritas normal dengan pembumian dan
tanpa pembumian
 Polaritas terbalik dengan pembumian dan
tanpa pembumian.

G. Prosedur kalibrasi
Mengacu pada MK-SY/07/AK/2019

68
1. Siapkan Syringe Pump dan Infusion Device
Analyzer
2. Siapkan Syringe 50 cc dan Selang sebanyak 2
buah untuk dipasang pada bagian input dan
output Infusion DeviceAnalyzer.
3. Isi Syringe 50 cc dengan Aqua dest / Destilasi.
4. Pasang Syringe 50 cc pada bagian Syringe Pump
sesuai gambar 40

Gambar 40. Pemasangan Syringe 50 ml pada Syringe Pump

5. Hidupkan Syringe Pump yang akan diuji /


kalibrasi untuk warming up
6. Kemudain setting sesuai petunjuk penggunaan
Syringe Pump dan pastikan cairan didalam
Syringe 50 cc mengalir, tidak ada gelembung
udara dan alarm Syringe Pump tidak berbunyi
ketika difungsikan
7. Siapkan Infusion Device Analyzer dan
hubungkan kabel catu daya utama.
8. Operasikan Infusion Device Analyzer sesuai
Instruksi Kerja Infusion Device Analyzer
sehingga siap digunakan
9. Lakukan koneksi Syringe Pump dan Infusion
Device Analyzer dan hubungkan output selang

69
Syringe 50 cc dari Syringe Pump ke channel
input Infusion Device Analyzer

Gambar 41. Kalibrasi Syringe Pump


 Uji kemampatan / Occlusion Test (psi)
1. Pada Syringe Pump lakukan setting laju aliran
(flow rate) 100ml/h
2. Pada Infusion Device Analyzer posisikan dalam
mode pengukuran Occlusion Test
3. Tekan tombol Start pada Syringe Pump dan
Infusion Device Analyzer untuk memulai proses
uji kemampatan (Occlusion Test)
4. Setelah alarm Syringe Pump berbunyi tekan
tombol Stop pada Infusion dan Syringe Pump
5. Catat nilai Occlusion test maksimal yang terbaca
pada Infusion Device Analyzer pada Lembar
Kerja
6. Lakukan langkah nomor (1 sampai 5) sebanyak 6
kali percobaan
 Pengukuran Laju Aliran / Flow Rate ( ml/h )
1. Pada Syringe Pump Lakukan pengukuran setting
laju aliran (flow rate) 10 ml/h, 50 ml/h dan 100
ml/h masing-masing dengam Total Volume 100
ml
2. Untuk pengukuran laju aliran (flow rate) 10 ml/h
pada Syringe Pump setting laju aliran (flow rate)
sebesar 10 ml/h pada Infusion Device Analyzer
pilih menu flow rate

70
3. Tekan tombol start pada Syringe Pump dan
Infusion Device Analyzer untuk memulai proses
kalibrasi flow rate
4. Setelah pembacaan pada Infusion Device
Analyzer menunjukkan kestabilan (bisa dilihat di
mode grafik) catat penunjukan Average Flow
Rate pada Infusion Device Analyzer dan catat
pada Lembar Kerja sebagai data ke 1 (satu)
5. Pengambilan data ke 2 (dua) s/d ke 6 (enam)
dilakukan secara berurutan setelah nilai Average
Flow Rate berubah dengan interval waktu tertentu
untuk tiap datanya
6. Setelah 6 (enam) data diperoleh tekan tombol
stop pada Syringe Pump dan Infusion Device
Analyzer
7. Lakukan langkah nomor 2 sampai 6 diatas untuk
seting flow rate 50 ml/h dan 100 ml/h

H. Analisa Data dan Perhitungan ketidakpastian


Mengacu pada MK Perhitungan dan Evaluasi
Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK-
SYP/07/AKA/2019
Analisa Perhitungan ketidakpastian
 Pengujian Occlusion (psi)
Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran
Tipe A
o Pengamatan berulang pressure oleh
standar
o Koefisien sensitifitasnya adalah 1

71
o Derajat kebebasan untuk lima kali
pengukuran = 4
o Nilai ketidakpastian Standar
berdasarkan sertifikat kalibrasinya
o Drift Standar
o Koefisien sensitifitasnya didapatkan
dari model matematis diatas, dimana
model matematis tersebut mempunya
nilai turunan pertama yaitu 1
o Derajat kebebasan pada masing-
masing sumber ketidakpastian Tipe B
dengan ditentukan nilai reliabilitasnya
10 adalah = 50
o Menghitung ketidakpastian gabungan,
derajat kebebasan efektif dan
ketidakpastian bentangan
Model matematis
Metode pengujian adalah direct
calibration (kalibrasi langsung)

P A = P Std
Dimana :
P A: Pressure Alat
P Std; Pembacaan Pressure pada Standar
 Kalibrasi Laju Aliran rata rata /Flow Rate (ml/h)
Analisa Perhitungan ketidakpastian
Sumber-sumber ketidakpastian pengukuran
Tipe A
o Pengamatan berulang flow oleh
standar
o Koefisien sensitifitasnya adalah 1

72
o Derajat kebebasan untuk lima kali
pengukuran = 4
Model matematis
Metode pengujian adalah direct
calibration (kalibrasi langsung)
C = fstd – fuut
Dimana
C: Koreksi penunjukan flow pada UUT
f std : Nilai flow yang terukur pada
standard
f uut : Nilai flow yang ditampilkan oleh
UUT
o Nilai ketidakpastian Standar
berdasarkan sertifikat
kalibrasinya
o Resolusi UUT
o Drift Standar
o Koefisien sensitifitasnya
didapatkan dari model matematis
diatas, dimana model matematis
tersebut mempunya nilai turunan
pertama yaitu 1
o Derajat kebebasan pada masing-
masing sumber ketidakpastian
Tipe B dengan ditentukan nilai
reliabilitasnya 10 adalah = 50
o Menghitung ketidakpastian
gabungan, derajat kebebasan
efektif dan ketidakpastian
bentangan

73
Table 10. Tabel Uncertainty Budget

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Kalibrasi alat kesehatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh tenaga
elektromedis untuk melakukan pengukuran, membandingkan dan pengujian
dengan alat ukur standar tertentu sesuai dengan alat yang akan di kalibrasi
atau pengujian. Seorang elektromedis akan menentukan bahwa alat tersebut
Laik Pakai atau Tidak Laik Pakai. Setiap alat kesehatan wajib di kalibrasi
minimal 1 tahun sekali, kecuali ada hal khusus seperti yang di atur oleh
Permenkes no 54 tahun 2015 seperti alat rusak, alat baru datang dan lain
sebagainya.

74
Langkah-langkah dalam melakukan kalibrasi:
1. Pelaksana mencatat nama ruangan, tempat melaksanakan
kalibrasi dan nama petugas kalibrasi
2. Mendata alat pelanggan seperti nama alat, merek/tipe, nomor seri
dan voltase bila alat kesehatan memakai sumber listrik langsung
dari alat tersebut
3. Mendata kondisi ruangan seperti suhu dan kelembapan sesudah
dan sebelum melakukan kalibrasi
4. Mendata dan melakukan pemeriksaan fisik alat dan fungsi alat
yang akan dikalibrasi
5. Petugas akan melakukan kalibrasi sesuai dengan parameter dan
mengambil data dan di tulis di Lembar Kerja
6. Setelah melakukan kalibrasi maka petugas akan mengambil
kesimpulan untuk alat yang sudah dikalibrasi (laik pakai atau
tidak laik pakai)
7. Petugas akan menulis hasil kalibrasi dalam bentuk stiker dan
ditempel pada alat yang dikalibrasi
Setiap alat kesehatan menggunakan alat kalibrator yang berbeda-beda
tergantung dari parameter yang di ukur, tetapi ada alat kalibrasi yang sama
untuk mengkalibrasi alat kesehatan seperti Thermohygrometer untuk
mengukur suhu dan kelembapan ruangan yang akan di kalibrasi dan ESA
untuk mengukur keselamatan listrik alat kesehatan yang menggunakan
listrik secara langsung.

4.2 SARAN
Kegiatan kalibrasi sebaiknya dilakukan oleh teknisi yang sudah memiliki
sertifikat dan bekerja di instansi yang jelas dan memiliki alat ukur yang
sesuai dengan alat yang akan di kalibrasi.

75
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmuelektromedik.blogspot.com/2013/02/sphygmomanometer-
tensimeter.html
https://sentralalkes.com/blog/alat-centrifuge/
buku paket laboratorium dasar
http://stikeswh.ac.id/tem/utama.php?mod=detail&mud=no,142,12
Buku Kalibrasi Kemenkes
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/ekg/

https://sentralalkes.com/blog/syringe-pump/

76
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kerja Sphygmomanometer.


Lampiran 2. Lembar Kerja Centrifuge.
Lampiran 3. Lembar Kerja Patient Monitor.
Lampiran 4. Sertifikat.
Lampiran 5. Laporan Hasil.
Lampiran 6. Absensi
Lampiran 7. Laporan Kegiatan Harian.

77
78

Anda mungkin juga menyukai