Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peneliti Terdahulu

Berdasarkan tujuan yang telah disusun yaitu untuk menganalisis pengaruh


promosi melalui penggunaan media sosial instagram terhadap minat beli
konsumen di Amstirdam Coffee and Roastery, maka dibutuhkan beberapa rujukan
untuk menunjang penelitian ini. Rujukan yang diambil merupakan penelitian
terdahulu yang memiliki kesamaan pokok bahasan dengan objek penelitian yang
berbeda. Refrensi dari penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian
diharapkan dapat memberi ruang bagi penulis untuk mematangkan penelitian ini.
Berikut merupakan beberapa telaah penelitian terdahulu yang dimuat penulis
sebagai bahan acuan:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Alat Analisis Hasil


Keefektivitasan
Media Sosial instagram sebagai
Deru R. Instagram sebagai Regresi sarana promosi
1. Indika, dkk Sarana Promosi Linear untuk
(2017) Untuk Meningkatkan Sederhana meningkatkan
Minat Beli minat beli
Konsumen konsumen
Seberapa
Pengaruh Media besar
Anshar Surya Regresi
Sosial Instagram pengaruh
2. Pranaka, dkk Linear
Terhadap Keunggulan instagram
(2017 Berganda
Bersaing terhadap
keunggulan
bersaing

1
No Nama Judul Alat Analisis Hasil

Pengaruh Strategi
Media Sosial
Promosi Melalui
berpengaruh pada
Social Media
Nafisah, dan minat beli
Terhadap Minat Beli Regresi
Widyayanti, konsumen atau
3. Konsumen (Studi Linear
Evi Rosalina pembeli Produk
Kasus pada Produk Berganda
(2018) Pakaian Wanita
Pakaian Wanita Aris
Aris Grosir di
Grosir di Kabupaten
Kabupaten Bantul
Bantul)

Media sosial
Pengaruh Media
berpengaruh
Sosial Terhadap
Putri, C.S signifikan
4. Keputusan Pembelian Path Analisis
(2016) terhadap minat
Konsumen Cherie
beli konsumen
Melalui Minat Beli
Cherie

Promosi melalui
indikator Konteks
dan Koneksi
Suparnoto, Pengaruh Promosi tidak berpengaruh
Ridho Fikri Media Sosial terhadap minat
Regresi
dan Instagram Terhadap beli, sedangkan
5 Linear
Setiobudi, Minat Beli Produk variabel
Berganda
Auditia Havermood Komunikasi dan
(2020) Kolaborasi
berpengaruh
terhadap minat
beli.
Sumber : Hasil Kajian Peneliti, 2021

Berdasarkan refrensi yang telah diuraikan di atas, maka peneliti akan


mengambil topik mengenai penggunaan media sosial instagram untuk
meningkatkan pengunjung terkhusus di Amstirdam Coffee and Roastery.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti
terkait penggunaan media sosial terhadap minat beli konsumen dengan
pendekatan kuantitatif akan tetapi dalam penelitian ini digunakan teknik analisis
regresi linear sederhana dan menggunakan skala likert (1-5). Perbedaan penelitian

2
ini dengan penelitin terdahulu adalah pengaruhnya terhadap minat beli konsumen
yang menjadi fokus bahasan, serta lokasi dan waktu penelitian yang berbeda.

B. Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk


menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi
jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan
penyusunan instrumen penelitian (Sugiyono, 2008). Adapun beberapa landasan
teori tersebut antara lain:

1. Minat Beli

Menurut pendapat Keller (dalam Dwiyanti, 2008), minat beli


adalah seberapa besar kemungkinan konsumen yang melekat pada minat
beli tersebut. Kotler (2005) menambahkan bahwa minat adalah suatu
respon efektif atau proses merasa atau menyukai suatu produk tetapi belum
melakukan keputusan untuk membeli. Minat beli merupakan suatu proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen atas produk yang
ditawarkan atau yang dibutuhkan oleh konsumen. Ada lima tahap dalam
proses pengambilan keputusan untuk membeli yang umum dilakukan oleh
seseorang, yaitu: pengenalan kebutuhan, proses informasi konsumen,
evaluasi produk/merek, pembelian dan evaluasi pasca pembelian
(Anoraga, 2000). Menurut Taylor dan Baker dalam Azjen, dkk (2000) ada
beberapa indikator yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan
pembelian, yaitu:
a) Konsumen berminat melakukan pembelian produk di perusahaan. Hal
ini menunjukkan bahwa konsumen memiliki respon untuk membeli.
b) Konsumen akan memenuhi kebutuhan dengan membeli produk di
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen akan membeli
sesuai kebutuhan.
c) Konsumen selalu melakukan pembelian produk yang konsumen
butuhkan di perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen
mempunyai kemauan tetap untuk membeli pada tempat yang sama.

3
d) Konsumen akan melakukan pembelian dengan jumlah yang relatif sama
di perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen mempunyai
kemauan untuk membeli dengan jumlah yang relatif sama dari
pembelian sebelumnya.
Menurut pendapat lain, indikator minat beli oleh Suwandari (2008)
yang menjadi indikator minat beli seorang calon konsumen adalah sebagai
berikut:
a) Attention, yaitu perhatian calon konsumen terhadap produk yang
ditawarkan oleh produsen.
b) Interest, ketertarikan calon konsumen terhadap produk yang
ditawarkan oleh produsen.
c) Desire, keinginan calon konsumen untuk memiliki produk yang
ditawarkan oleh produsen.
d) Action, yaitu calon konsumen melakukan pembelian terhadap
produk yang ditawarkan.
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan
pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan
tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling
menguntungkan. Proses penilaian itu biasanya diawali dengan
mengindentifikasi masalah utama yang mempengaruhi tujuan, menyusun,
menganalisis, dan memilih berbagai alternatif tersebut dan mengambil
keputusan yang dianggap paling baik. Langkah terakhir dari proses itu
merupakan sistim evaluasi untuk menentukan efektifitas dari keputusan
yang telah diambil. (Machfoedz, 2005).

2. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,


ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling
mempengaruhi di antara keduanya. Pada umunya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
(Hermawan, 2012). Menurut Soemanegara (2012) komunikasi pemasaran
adalah kegiatan komunikasi yang ditujukan untuk menyampaikan pesan

4
kepada konsumen dan pelanggan dengan menggunakan sejumlah media
dan berbagai saluran yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya
tiga tahap perubahan yaitu: perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan
perubahan tindakan yang dikehendaki.

3. Promosi

Menurut Furaji (2013) promosi merupakan sebuah kegiatan yang


bertujuan untuk mengkomunikasikan manfaat dan keunggulan dari suatu
produk serta membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut.
Menurut Daniel dan Lamb (2001), promosi adalah aktivitas untuk
memberikan informasi, membujuk, atau mengingatkan konsumen terkait
manfaat dari suatu produk. Selain untuk mengomunikasikan produk
kepada konsumen, promosi juga berguna untuk menarik calon konsumen
baru dan meningkatkan penjualan, dengan promosi masyarakat dapat
mengetahui dan lebih mengenali produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Promosi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh setiap
perusahaan, baik itu perusahaan baru maupun perusahaan yang sudah lama
berdiri.
Promosi merupakan salah satu bagian dari pemasaran, menurut
Kotler (2005) pemasaran diartikan suatu proses sosial, dimana melalui
proses individu-individu dan kelompok tersebut memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta
menawarkan secara bebas atau mempertukarkan produk dan nilai dengan
individu dan kelompok lain. Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan
beberapa cara disebut dengan bauran promosi yang merupakan unsur
dalam bauran pemasaran. Bauran promosi digunakan untuk
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen tentang
produk perusahaan. Adapun menurut Tjiptono (2008) bauran promosi
dapat dibedakan menjadi 5, yaitu: personal selling, mass selling terdiri atas
periklanan dan publisitas, promosi penjualan, public relations (hubungan
masyarakat), direct marketing, sebagai berikut:

5
a) Mass Selling (Promosi Masal)
1) Periklanan (Advertising) Perikalan merupakan salah satu bentuk dari
komunikasi impersonal yaitu komunikasi yang dilakukan secara
massal, contohnya adalah iklan yang berada di koran, majalah, radio,
televise, dan billboard yang ada di jalan raya.
2) Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan adalah semua
kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan produk dari produsen
sampai pada penjualan akhir, contohnya seperti spanduk dan brosur
yang diberikan kepada konsumen.
3) Hubungan Masyarakat (Public Relation) adalah suatu usaha pemasaran
dimana perusahaan tidak hanya berhubungan dengan konsumen,
pemasok, dan penyalur tetapi juga harus berhubungan dengan cakupan
publik yang lebih luas seperti dengan investor, pada acara-acara
penting, serta pameran.
4) Pemasaran Langsung (Direct Marketing) adalah pemasaran
menggunakan media pemasaran secara langsung tanpa adanya
perantara pemasaran. Terdapat enam macam pemasaran langsung yaitu
direct mail, mail order, direct response, direct selling, telemarketing,
dan digital marketing.
b) Penjualan Perseorangan (Personal Selling) Penjualan perseorangan
mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran produk, karena
interaksi secara personal antara penjual produk dan konsumen sangat
penting dan dapat langsung menyesuaikan penjualan dengan kebutuhan
dan perilaku masing-masing calon konsumen.
c) Informasi Mulut ke mulut (Word of mouth) Iklan ini bersifat referensi dari
orang lain dan dilakukan dari mulut ke mulut. Konsumen akan berbicara
kepada konsumen lain atau masyarakat lainnya tentang pengalamannya
dalam menggunakan produk yang dibeli.
Menurut Kotler dan Keller (2009) indikator promosi terdiri dari:
a) Periklanan (Advertising) merupakan bentuk presentasi dan promosi non
personal yang memerlukan biaya tentang gagasan,barang atau jasa oleh
sponsor yang jelas

6
b) Promosi Penjualan (Sales promotion) merupakan insentif-insentif
jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu
produk atau jasa.
1. Hubungan Masyarakat (Public relation) yaitu yang membangun
hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan sejumlah
cara,supaya di peroleh publisitas yang menguntungkan, membangun
citra perusahaan yang bagus dan menangani atau meluruskan rumor,
cerita, serta event yang tidak menguntungkan.
2. Penjualan perorangan (Personal selling) merupakan presentasi personal
oleh tenaga penjualan suatu perusahaan dengan tujuan menghasilkan
transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.

4. Social Media Marketing

Social Media Marketing (SMM) terdiri dan upaya menggunakan


sosial media (komunitas online, jaringan sosial, blog pemasaran) untuk
membujuk konsumen bahwa produk atau jasa yang ditawarkan sebuah
perusahaan bermanfaat bagi mereka (Neti, 2011). SMM juga dikenal
sebagai pemasaran masyarakat, temasuk jenis model Intemnet Marketing,
ditujukan untuk mencapai tujuan pemasaran dengan berpartisipasi dalam
berbagai janingan sosial media temasuk mikro blogging, blog, gambar,
video dan sebagainya (Maoyan, Zhujunxan, & Sangyang, 2014). Menurut
Neti, (2011) keuntungan yang akan didapatkan perusahaan saat
menerapkan SMM adalah:
a) Membangkitkan paparan bisnis;
b) Meningkatkan pelanggan;
c) Membangn kemitraan bisnis baru;
d) Kenaikan peringkat (perusahaan produk) dalam engine ranings;
e) Menghasilkan prospek lebih bermutu karena upaya memimpin generasi
f) Menjual lebih banyak produk dan jasa
g) Pengurangan biaya pemasaran secara keseluruhan
Menurut Chary (dalam Kaman, 2015) fokus dari SMM adalah
sebagai perjuangan untuk menghadirkan konten yang menarik perhatian

7
orang dan mendorong mereka untuk membagikanya pada jejaring sosial
mereka. SMM dapat meningkatkan pengaruh, reputasi perusahaan dan
merek dalam komunitas pelanggan potensial, pembaca atau pendukung
(Neti, 2011). Biaya yang rendah saat menggunakan SMM serta jumlah
pengguna dan informasi pengguna yang tersedia telah berkontribusi dalam
menjadikan SMM bisnis yang besar dan menguntungkan (Khan &
Magsood, 2011). Menurut Alharbie (2015) dengan mengubah bisnis ke
ranah dapat berinteraksi dengan konsumen menggunakan SMM,
pemasaran beralih ke tahap yang lebih tinggi dan dapat mempenganhi
jutaan orang serta dapat mengembangkan merek lebih bak. Mengambil
langkah menuju SMM membuka perusahaan maupun pelaku bisnis ke
kancah global dan pada dasarnya mengharuskan perusahaan untuk
melepaskan kendali dan membiarkan konsumen membentuk mereknya
menurut pemikiran mereka sendiri (Alharbie, 2015).
Menurut Heuer dalam Solis (2011) terdapat 4 indikator dalam
menggunakan media sosial menjadi optimal sebagai media pemasaran,
sebagai berikut:
1) Konteks (Context)
2) Komunikasi (Communication)
3) kolaborasi (Collaboration)
4) koneksi. (Connection)
Indikator pertama yaitu konteks, konteks adalah cara penggunaan
media sosial untuk menyampaikan pesan dengan format isi pesan yang
menarik perhatian konsumen. Indikator kedua adalah komunikasi, berarti
pengguna media sosial harus dapat menyampaikan, merespon serta
mendengarkan pesan balik oleh konsumen. Indikator ketiga adalah
kolaborasi, yaitu kerjasama antara pemberi dan penerima pesan dalam
memahami isi pesan sehingga tersampaikan dengan efektif. Indikator
terakhir adalah koneksi atau keterhubungan yaitu sebuah hubungan yang
nantinya terjalin dan terbina secara berkelanjutan antara pemberi dan
penerima pesan di media sosial. Pemasaran media sosial merupakan suatu
jenis model pemasaran internet untuk mencapai tujuan pemasaran dengan

8
berpartisipasi dalam lingkup jaringan media sosial (Maoyan, 2014).
Penyampaian komunikasi pemasaran melalui media sosial menurut Hauer
dalam (Arief dan Millianyani, 2015) dinilai melalui 4C, yaitu context,
communication, collaboration, dan connection. Context adalah cara
bagaimana seseorang membentuk suatu cerita melalui penggunaan bahasa
dan isi pesan. Communication adalah cara bagaimana berbagi cerita
membuat seseorang mendengar, merespon, dan tumbuh sehingga orang
menjadi nyaman dan pesan tersampaikan kepada orang yang dituju.
Collaboration adalah kerja sama antara akun atau perusahaan dengan
pengguna media sosial yang bertujuan membuat hal menjadi lebih baik,
lebih efisien, dan lebih efektif. Connection adalah cara bagaimana
mempertahankan dan terus mengembangkan hubungan yang telah
dilakukan.

5. Instagram

Penggunaan memiliki arti proses, cara perbuatan memakai sesuatu,


atau pemakaian (KBBI, 2002). Penggunaan merupakan kegiatan dalam
menggunakan atau memakai sesuatu seperti sarana atau barang. Menurut
Ardianto (2004) dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Massa, tingkat
penggunaan media dapat dilihat dari frekuensi dan durasi dari penggunaan
media tersebut. Sedangkan menurut Lometti, Reeves, dan Bybee (1977),
penggunaan media oleh individu dapat dilihat dari tiga hal, yaitu:
a) Jumlah waktu, hal ini berkaitan dengan frekuensi, intensitas, dan durasi
yang digunakan dalam mengakses situs;
b) Isi media, yaitu memilih media dan cara yang tepat agar pesan yang
ingin disampaikan dapat dikomunikasikan dengan baik.
c) Keterkaitan pengguna dengan media sosial Instagram.
Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger pada
bulan Oktober 2010. Aplikasi ponsel pintar (smartphone) ini awalnya
hanya dapat digunakan pada gadget berbasis iOS milik brand Apple dan
hanya bisa di unduh melalui Apple App Store. Namun sejak tahun 2012,

9
Instagram sudah dapat digunakan pada ponsel berbasis Android dan dapat
di unduh gratis melalui Google Play.
Melalui Instagram, pengguna Instagram dapat menggunakan fitur
fitur yang ada seperti mengunggah foto (upload foto), menjalin
pertemanan dengan mengikuti (following) dan memiliki pengikut
(followers), dapat saling berkomunikasi dengan memberikan tanda suka
(like) dan juga memberikan komentar (comment) pada foto pengguna
(user) Instagram lainnya. Selain itu user Instagram dapat memberikan
judul foto (caption). Didalam komentar dan judul foto, pengguna dapat
menyinggung pengguna lain dengan menggunakan tanda arroba (@) atau
biasa disebut dengan mention.
Pengguna dapat menyunting foto dengan berbagai efek yang
terdapat dalam Instagram atau biasa disebut dengan filter dan
menggunakan perangkat penyuntingan foto yang tersedia di Instagram
pada fitur tools sebelum mengunggah foto. Lalu dalam caption foto dapat
disisipkan tagar (hashtag) agar user Instagram lainnya diseluruh penjuru
dunia dapat melihat melalui fitur explore dan dapat dengan mudah mencari
melalui kolom pencarian (search).
Terdapat beberapa fitur –fitur Instagram yang dapat digunakan
oleh pengguna dalam menjalankan akunnya, diantaranya:
a. Unggah foto (Photo Upload)

Fitur utama dari Instagram adalah unggah foto dan video. Untuk
mengunggah foto, pengguna Instagram dapat mengambil foto melalui
kamera ponsel ataupun foto yang sudah ada didalam galeri ponsel
(Bambang, 2012).
b. Judul foto (Caption)

Tidak ada aturan baku dalam mebuat judul foto. Namun pada
umumnya caption lebih bersifat untuk memperkuat karakter atau pesan
yang ingin disampaikan dalam foto tersebut (Bambang, 2012).
c. Mentions

10
Fitur ini untuk memanggil pengguna lain yang dapat diterapkan
pada caption maupun dikolom komentar. Untuk menggunakan fitur ini
dengan menggunakan tanda arroba (@) dan memasukkan akun Instagram
yang ingin dipanggil (Bambang, 2012).
d. Komentar (Comment)

Komentar merupakan bagian dari interaksi yang dapat dilakukan


melalui Instagram. Melalui komentar, pengguna dapat memberikan
komentar berupa saran, kritik, atau pujian terhadap foto yang diunggah
(Bambang, 2012).
e. Tanda Suka (Like)

Memberikan tanda like pada Instagram untuk foto yang disukai


dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menekan tanda like di kiri bawah
foto sebelah tanda komentar dan dengan mengetuk dua kali (double tap)
pada foto yang disukai (Bambang, 2012).
f. Pengikut (Followers)

Melalui fitur followers penyebaran informasi dari sebuah akun


menjadi lebih mudah, komunikasi antar pengguna juga dapat terjalin
dengan baik. Orang yang telah mengikuti sebuah akun, unggahan yang
terdapat pada akun tersebut akun masuk ke beranda yang mengikuti,
sehingga dengan melihat foto yang bagus akan menginspirasi dan
menantang untuk menghasilkan karya yang bagus (Bambang, 2012).
g. Tagar (Hashtag)

Hashtag adalah suatu label berupa suatu kata yang diberi awalan
simbol bertanda pagar (#). Kalangan penggiat internet di Indonesia
menerjemahkan hashtag menjadi tagar yang merupakan singkatan dari
tanda pagar (Bambang, 2012).

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, selanjutnya dapat


digunakan untuk menyusun kerangka berfikir. Dengan kerangka berfikir,
selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun hipotesis.

11
Variabel X Variabel Y

Promosi Melalui Instagram Minat Beli Konsumen

Berdasarkan dari gambar diatas, menunjukkan adanya pengaruh dari


Gambar 2. 1 Kerangka Pikir
promosi melalui Instagram dengan
Penelitian
minat beli konsumen. Kemudian kedua data
tersebut dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh dari promosi melalui
Instagram dengan minat beli konsumen di Amstirdam Coffee and Roastery.

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara pada rumusan masalah


yang kebenarannya harus dibuktikan dengan menggunakan penelitian dalam
penelitian ini, penulis mengemukakan hipotesis seperti:
1) Promosi melalui media sosial instagram berpengaruh terhadap minat beli
konsumen.
Hasil hipotesis ini dilandasi oleh penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh, Nafisah, dan Widyayanti (2018) yang menyatakan bahwa
media sosial dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Sejalan dengan itu,
Indika (2017) menyatakan bahwa media sosial instagram efektif dalam
meningkatkan minat beli konsumen. Akan tetapi, hasil itu berbeda dengan hasil
Suparnoto dan Setiobudi (2020) yang mengatakan bahwa indikator promosi
melalui sosial media Instagram pada Konteks dan Koneksi tidak berpengaruh
terhadap minat beli, sedangkan Komunikasi dan Kolaborasi berpengaruh
terhadap minat beli. Dari uraian tersebut dapat di hipotesiskan sebagai berikut:

H1: Promosi melalui media sosial instagram berpengaruh terhadap


minat beli konsumen Amstirdam Coffee and Roastery.

12

Anda mungkin juga menyukai