Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONFERENSI KEPERAWATAN DAN TIMBANG TERIMA PASIEN

Kelompok 3

Nama anggota :

Alviaturrahmi (13404221001)

Maulidaini (13404221047)

Mauliana (13404221013)

Mirna (13404221049)

Salmina mahfuza (13404221069)

Dosen pembimbing : Ns. Maulida Sari,S.Kep,M.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM ISKANDAR MUDA LHOKSEUMAWE

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

LHOKSEUMAWE

TAHUN 2023
Bab 1

Pendahuluan

A. Latar belakang

Pelayanan keperawatan adalah Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan


professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. pelayanan
keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas
pelayanan di dataran pelayanan di rumah sakit, 40% sampai 60% pelayanan rumah sakit
adalah pelayanan keperawatan (gilies, 1994).
perawat sebagai profesi yang mempunyai kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan selama 24 jam secara berkesinambungan yang melibatkan klien, keluarga
maupun profesi atau tenaga kesehatan yang lain. Manajemen, guna tercapainya pelayanan
keperawatan berkualitas, untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas ,
pengelolaan pengelolaan keperawatan haraplah haruslah mendapat perhatian secara
menyeluruh.

Kualitas pelayanan kesehatan dalam tatanan pelayanan di rumah sakit dipengaruhi banyak
faktor. faktor-faktor tersebut haruslah dapat dikelola secara efektif dan efisien dengan
menggunakan proses manajemen. Khususnya manajemen keperawatan manajemen
keperawatan dilaksanakan melalui tahap - tahap yaitu pengkajian (kajian situasional),
perencanaan (strategis dan operasional), implementasi evaluasi. manajemen keberatan adalah
suatu proses kerja yang dilakukan oleh anggota asap keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional. untuk menjalankan fungsi manajemen agar berhasil
secara optimum seorang manajer keperawatan di tuntun untuk dapat melakukan suatu
proses meliputi 4 fungsi utama dari manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan control.

B. Berdasarkan latar belakang diatas penukis merasa tertarik untuk mengetahui tentang konsep
konferensi pada manajemen keperawatan.

C. Tujuan

Untuk mengetahui pengertian dari konferensi


Untuk mengetahui tujuan konferensi
Untuk mengtahui jenis jenis konferensi
Untuk mengetahui pedoman pelaksanaan konferensi
Untuk mengetahui pengertian timbang terima
Untuk mengetahui tujuan timbang terima
Untuk mengetahui langkah langkah timbang terima
Untuk mengetahui prosedur timbang terima
Untuk mengetahui faktor faktor timbang terima
Untuk mengtahui metode timbang terima
Untuk mengetahui dokumentasi timbang terima

D. Manfaat
1. Sebagai media informasi
2. Sebagai bahan referensi tambahan
Kata pengantar

puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia nikmat-nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Makalah tentang konferensi dan
timbang terima “dengan lancar. Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya tak lepas dari
bantuan, arahan dan masukkan dari berbagai pihak yang terkait atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.

Meski demikian penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan didalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi, sebagai penulis secara
terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Lhokseumawe, 12 oktober 2023

Penulis
Daftar isi

Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

Bab ll tinjauan pustaka

A. Pengertian konferensi
B. Tujuan konferensi
C. Jenis-jenis konferensi
D. Pedoman pelaksanaan konferensi
E. Pengertian timbang terima
F. Tujuan timbang terima
G. Langkah-langkah timbang terima
H. Prosedur timbang terima
I. Faktor-faktor timbang terima
J. Metode timbang terima
K. Dokumentasi timbang terima

Bab lll penutup

Kesimpulan

Saran

Daftar pustaka
Bab ll

Tinjauan Pustaka

A. konference

Konferensi adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan konsultasi.
konferensi dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari konferensi dilakukan sebelum
atau setelah dilakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan
pelaksanaan konferensi sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi
gangguan dari luar.

konferensi merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal - hal yang telah
dilakukan pada praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian tujuan praktik klinik hari
tersebut, kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak
direncanakan, termasuk kejadian kegiatan klien yang harus dihadapi peserta didik.

konferensi menerapkan metode pembelajaran dengan bentuk diskusi kelompok mengenai aspek
praktik klinik. konferensi dibagi menjadi dua yaitu konferensi dan pasca konferensi. konferensi
mempunyai tiga tahapan yaitu persiapan, diskusi dan evaluasi. manfaat metode konferensi
adalah meningkatkan berpikir kritis dan pengambilan keputusan klinik.

B. Jenis jenis conference

Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :

A. Pre conference

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim,
jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre-konferensi di tiadakan, isi pre
konference adalah rencana tiap perawat ( rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan
penanggung jawab tim (Modul MKPP,2006).

waktu : setelah operan

Tempat : meja masing masing tim

Penanggung jawab : ketua tim atau PJ tim

Kegiatan:

Ketua tim atau

1. penanggung jawab tim membuka acara


2. Ketua tim atau penanggung jawab tim menunjukkan rencana harian masing-masing perawat
pelaksana.

3. ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan
asuhan yang diberikan pada saat itu.

4. ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan reinforcement

5. ketua tim atau penanggung Jawab Tim menutup acara

B. Post conference

Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. isi pos konference adalah hasil askep
tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). post conference dipimpin oleh
katim atau penanggung jawab tim model mpkp 2006.

Waktu : sebelum operan ke dinas berikutnya.

Tempat : meja masing-masing tim.

penanggung jawab : ketua tim atau penanggung jawab tim.

kegiatan:

1 . ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara.

2. ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.

3. ketua tim atau penanggung jawab tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang
harus dioperkan kan kepada perawat shift berikutnya.

4. Ketua tim atau penanggung jawab menutup acara

C. Tujuan konferensi

secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis dan
menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan
yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan
kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif (Mckeachine, 1962). juga membantu koordinasi dalam
rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan,
kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan ( T.M Marelli, et.al 1997).
a tujuan pre conference adalah :

1. membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien merencanakan asuhan dan


merencanakan evaluasi hasil.

2. mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan.

3. memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang kondisi pasien.

b. tujuan post conference adalah :

untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan bandingkan masalah


yang dijumpai.

D. Syarat-syarat konferensi

1. Pre konferensi dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan pos konferensi
dilakukan sesudah pemberian acuan keperawatan

2. waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit

3. topik yang dibicarakan harus harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan
tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan

4. yang terlibat dalam konferensi adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim

E. Pedoman pelaksanaan konferensi

1. sebelum dimulai tujuan konferensi harus dijelaskan

2. diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok

3. pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi dan memberi
umpan balik

4. pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik

5. ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan mengambil tanggung jawab
dan menerima pendekatan serta pendapat yang berbeda

6. ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi

7 pada saat menyimpulkan konferensi, ringkasan diberikan oleh pemimpin dan kesesuaiannya
dengan situasi lapangan.
F. Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi

Adapun panduan bagi perawat pelaksana dalam melakukan konferensi adalah sebagai berikut :
( Ratna sinotorus, 2006)

a. konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau sore
sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana
b. konferensi diakhiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam masing-masing
c. penyampaian perkembangan dan mudah klien berdasarkan hasil evakuasi kemarin dan
kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam

Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :

1. keluhan utama pasien


2. keluhan pasien
3. ttv dan kesadaran
4. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru
5. masalah keperawatan
6. rencana keperawatan hari ini
7. perubahan keadaan terapi medis
8. rencana medis

d. perawat pelaksanaan mendiskusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah


yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
1. klien yang terkait dengan pelayanan seperti: keterlambatan, kesalahan pemberian
makan, kebisingan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
2. ketepatan pemberian infus
3. ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
4. ketepatan pemberian obat /injeksi
5. ketepatan pelaksanaan tindakan lain
6. ketepatan dokumentasi.
e. mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
f. mengingatkan kembali tentang kedisiplinan ketelitian kejujuran dan kemajuan masing-
masing perawatan asosiatif.
g. membantu perawatan asociate menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan.

B. timbang terima

1. pengertian timbang terima

Timbang terima memiliki beberapa istilah diantaranya yaitu handover, handoffs, shift report,
signout, signover dan cross coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang
pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shoift jaga. Friesen (2008) menyebutkan
tentang definisi dari handover adalah tranfer tentang informasi ( termasuk tanggung jawab dan
tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang
tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasitentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme
transfer informasi yang dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari perawat
sebellumnya ke perawat yang akan melanjutkan perawatan.

Nuersalam (2008), menyatakan timbang terima adalah cara dalam menyampaikan sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi
perpindahan atau transfer tanggung jawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang
lain.

2. tujuan dan fungsi timbang terima

1. menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien ( data fokus ).

2. menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada
klien.

3. menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti o;eh dinas berikutnya.

4. menyusun rencana kerja untuk dinas selanjutnya.

Timbang terima ( handover ) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabitasi komunikasi


tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam
keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.

Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu sebagai forum diskusiuntuk bertukar
pendapat dan mengekspresikan perasaan perawat. Serta sebagai sumber informasi yang akan
menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan tindakan keperawatan.

3. Langkah-langkah timbang terima

1. kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap

2. shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan

3. perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab sip selanjutnya meliputi:

a. kondisi atau keadaan pasien secara umum

b. tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan

c. rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan

4. penyampaian tentang terima di atas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
5. perawat primer dan Anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat keadaan
pasien. (Nursalam,2002)

4. Prosedur timbang terima

1. Persiapan

a. kedua kelompok dalam keadaan siap

b. kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan

2. pelaksanaan dalam penerapannya dilakukan timbang terima kepada masing-masing


penanggung jawab :

a. timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan

b. dari ners station perawat berdiskusi untuk melakukan timbang terima dengan mengkaji secara
komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah
dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.

c. hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada perawat yang berikutnya

d. hal-hal yang perlu disampaikan pada saat diterima adalah :

1 identitas klien dan diagnosa medis

2. masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul

3. tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan

4. intervensi kolaborasi dan dependen

5. rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya misalnya
operasi pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.

e. perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas

f. penyampaian pada saat tiba terima secara singkat dan jelas

g. lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus
dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci

h. pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan keuangan oleh
perawat. (Nursalam,2002)
5. Faktor faktor timbang terima

1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggung jawab. meliputi
faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat juga sebelumnya.

2. pertukaran shift jaga di mana antara perawat yang akan pulang dari datang melaksanakan
pertukaran informasi. waktu terjadinya operan itu sendiri yang akan berupa pertukaran informasi
yang memungkinkan adanya komunikasi dan arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada
perawat shift yang datang.

3. pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas
yang dilimpahkan. merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk melakukan
pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien langsung.

6. Metode timbang terima

1. timbang terima dengan metode tradisional

a. berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (ganessa dan jago 2005) disebutkan bahwa
operan jaga dan (handover) yang masih tradisional adalah

b. dilakukan hanya di meja perawat

c. menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan


atau diskusi

d. jika ada pengecekan kepastian hanya sekedar memastikan kondisi secara umum

e. tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi
dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.

2. Timbang terima dengan metode bedside hand over

menurut kasean dan jago ( 2005) hand over yang dilakukan sekarang sudah menggunakan
model bedside handover yaitu hand over yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan
melihatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. secara
umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun
bedside Handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan
diantaranya:

A. meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi


penyakitnya secara up to date
B. meningkatkan hubungan kering dan komunikasi antara pasien dengan perawat
C. mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara khusus
bedside hand over juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika ada
informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis
yang lain. timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya :
a. menggunakan tape recorder
melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat
perawat jaga selanjutnya telah datang titik metode itu berupa one way
communication.
b. menggunakan komunikasi oral atau spoken
melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. menggunakan komunikasi tertulis atau written.
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau medis
tertulis lain. berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan
bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
Menurut joint commission hospital patient safety, menyusun pedoman implementasi
untuk timbang terima, selanjutnya sebagai berikut :
- interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya pertanyaan
dari penerimaan informasi tentang informasi
- pasien informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi
pelayanan kondisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantisipasi
- harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat
penerimaan dengan melakukan pengecekan dengan membaca mengulang atau
mengklarifikasi
d. penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit termasuk perawatan dan
terapi sebelumnya
e. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan
informasi atau terlupa

7. Dokumentasi dalam timbang terima

timbang terima dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi
antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan.
keterampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasi kepada
tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh
perawat. yang perlu didokumentasikan dalam timbang terima antara lain :

1. identitas pasien
2. diagnosa medis pasien
3. dokter yang menangani
4. kondisi umum persen saat ini
5. masalah keperawatan
6. intervensi yang sudah dilakukan
7. intervensi yang belum dilakukan
8. tindakan kolaborasi
9. rencana umum dan persiapan lain
10. tanda tangan dan nama terang
manfaat pendokumentasian adalah :
1. dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat
2. mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang apa
yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien
3. bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi mengenai
pasien telah dicatat. ( suarli dan yayan B.2009)

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Konferensi merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal-hal yang telah
dilakukan pada praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian tujuan praktik klinik hari
tersebut, kendala yang dihadapi dan cata mengatasinya . serta kejadian lain yang tidak
direncanakan, termasuk kejadian kegawatan pasien yang dihadapi peserta didik.

Handover adalah Timbang terima memiliki beberapa istilah diantaranya yaitu handover,
handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover adalah komunikasi oral
dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shoift jaga. Friesen
(2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah tranfer tentang informasi ( termasuk
tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang
mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasitentang pasien. Handoffs juga
meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan
perawat dari perawat sebellumnya ke perawat yang akan melanjutkan perawatan.

Saran

Demikian lah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatas nya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini berguna, bagi penulis khusunya dan juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

Daftar pustaka
Friesen, M.A white, V.S dan beyen FJ (2008) handofs: implicatoin for nurse.

Nursalam. (2002). Manajemen keperawatan. Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional,


edisi 2 jakarta salemba medika

Nursalam (2014). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan edisi 4 jakarta :
salemba medika

Anda mungkin juga menyukai