Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PEMBERIAN PROSEDUR NEBULIZER

UNTUK MENGATASI BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF


PADA PASIEN ASMA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6 :

RAUDHATUL JANNAH (13404221065)


ADDINA INNAYATILLAH (13404221029)
DISKA KEUMALA (13404221081)
MAULIDAIN (13404221063)
SISKA YUNITA (13404221057)
MAULIANA (13404221013)
Defenisi Asma

 Asma merupakan penyakit peradangan pada


saluran napas yang mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan
tertentu yang bersifat reversible yaitu dapat
kembali seperti semula dengan spontan
maupun melalui pengobatan. (Amin &
Hardhi, 2015).
Etiologi Asma

 Asma yang terjadi dalam keluarga menunjukan bahwa


asma merupakan faktor keturunan. Faktor resiko
terjadinya asma berasal dari paparan lingkungan terhadap
zat dan partikel yang dihirup dan dapat memicu reaksi
alergi atau mengganggu saluran napas, seperti : Alergen
dalam ruangan (misalnya debu rumah di tempat tidur,
karpet dan perabotan boneka, polusi dan bulu binatang
peliharaan),
 Alergen luar ruangan (seperti serbuk sari).
 Asap tembakau
 Polusi udara
Patofisiologi Asma

 Menurut Amin & Hardhi (2015) Asma


merupakan obstruksi jalan napas difus
reversibel. Obstruksi disebabkan oleh satu atau
lebih dari kontraksi otot otot yang mengelilingi
bronkhi, yang menyempitkan jalan napas, atau
pembengkakan membrane yang melapisi
bronkhi, atau penghisab bronkhi dengan mukus
yang kental. Selain itu, otot -otot brankidin dan
kelenjar mukosa membesar, sputum yang
kental.
Klasifikasi asma
 Beberapa faktor penyebab asma antara lain :
jenis kelamin, umur pasien , faktor keturunan, serta faktor
lingkungan.

 Manifestasi klinis
 Asma bisanya menyerang pada malam hari atau dipagi
hari .
 Batuk (dengan atau tanpa lendir)
 Dipsnea
 Wheezing.
 Susah tidur karena sering batuk atau terbangun akibat
dada sesak (Scholastica F.A, 2019).
Komplikasi
 Gagal napas : Ketidak mampuan saluran pernapasan
untuk mempertahankan oksigen dalam darah
 Pneumonia : Radang paru yang disebabkan oleh
bakteri
 Hipoksemia : Kondisi saat kadar oksigen di dalam
darah rendah
 Emfisema : Penyakit kronis akibat kerusakan kantong
udara atau alveolus pada paru
 Status astmaticus (serangan asma berat yang tidak
merespon pengobatan)
 (Scholastica. F.A, 2019).
Pemeriksaan Diagnostik
 Spirometer : Untuk membantu dalam mendiagnosis
penyakit paru-paru pada pasien dengan gejala pernafasan.
 Pemeriksaan sputum : Untuk mendeteksi adanya bakteri
penyebab infeksi saluran pernafasan, terutama infeksi
paru-paru
 Foto Dada : Untuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi
saluran napas adanya kecurigaan terhadap proses patologis
di paru atau komplikasi asma
 Pemeriksaan Eosinofil: Untuk membantu dalam
membedakan asma dari bronchitis kronik
 Analisis Gas Darah : Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada
asma yang berat (Amin & Hardhi, 2015).
Penatalaksanaan

 Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah


meningkatkan dan mempertahankan kualitas
hidup agar pasien asma dapat hidup normal
tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari menurut Global Initiative for
Asthma (2017) dalam (Lorensia, Suryadinata,
& Ratnasari, 2019)
Pengelolaan Ketidakefektifan Bersihan
Jalan napas pada asma bronkial
 pengelolaan ketidakefektifan bersihan jalan napas antara lain dengan pemberian
terapi inhalasi uap (nebulizer). Tindakan keperawatan nebulizer yang bertujuan
untuk melegakan saluran napas yang menyempit.
 1.Nebulizer
 Nebulizer adalah salah satu inhalasi dengan menggunakan alat bernama nebulizer.
Alat ini mengubah cairan menjadi droplet aerosol sehingga dapat dihirup oleh
pasien. Obat yang digunakan untuk nebulizer dapat berupa albuterol, ventolin,
proventil, atau airet (Valentina, 2017).
 2.Tujuan
 Menurut (Astuti, 2019). Tujuan pemberian nebulizer adalah : untuk mengencerkan
dahak secret dengan jalan memancarkan butirbutir air melalui jalan napas,
pemberian obat-obat aerosol, untuk membersihkan saluran pernapasan,
melembabkan saluran napas. Nebulizer sebagai bronkodilator, terapi ini
memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan obat oral atau intravena. Terapi
inhalasi pertama kali memang ditujukkan untuk target sasaran saluran pernafasan,
terapi ini lebih efektif, kerjanya lebih cepat dan dosis obat lebih kecil, sehingga efek
samping ke orang lain lebih sedikit.
 1) Klien yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret
 2) Klien yang mengalami penyempitan jalan napas (Misal: pada klien dengan asma
atau empisema).
 Kontra Indikasi
 Kontra indikasi nebulizer menurut (Relina, 2020). adalah :
 1) Pasien yang tidak sadar atau confusion umumnya tidak
kooperatif dengan prosedur ini, sehingga membutuhkan
pemakaian mask/sungkup, tetapi efektifitasnya akan berkurang
secara signifikan
 2) Pada pasien dimana suara napas tidak ada atau berkurang
maka pemberian medikasi nebulizer diberikan melalui
endotracheal tube yang menggunakan tekanan positif. Pasien
dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat
menggerakan/memasukan medikasi secara adekuat ke dalam
saluran napas.
 3)Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui
intermittent positive-pressure breathing (IPPB), sebab IPPB
mengiritasi dan meningkatkan broncospasme.
 Cara Melakukan Terapi Nebulizer
 Menurut (Tanto, 2014). Prosedur Perawatan Dasar.

 1) Alat dan Bahan :


 a) Alat tulis dan buku catatan
 b) Set nebulizer
 c) Obat bronkodilator
 d) Bengkok
 e) Tissue
 f) Spuit 5 cc
 g) Aquades
2) Prosedur/Langkah-langkah :
 a) Tahap Pra Interaksi
 (1) Petugas mengecek program terapi
 (2) Petugas mencuci tangan
 (3) Petugas menyiapkan alat
b) Tahap Orientasi
 (1) Petugas memberikan salam kepada pasien
 (2) Petugas menanyakan nama dan tanggal lahir pasien
dengan mencocokkan pada gelang yang di gunakan di
tangan pasien atau papan tempat tidur pasien
 (3) Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
 (4) Petugas menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
sebelum kegiatan dilakukan
c) Tahap kerja
 (1) Petugas menjaga privasi pasien
 (2) Petugas mengatur pasien dalam posisi duduk/semiflowler
 (3) Petugas menempatkan meja/troly didepan pasien yang
berisi set nebulizer
 (4) Petugas mengisi nebulizer dengan aquades sesuai
takaran
 (5) Petugas memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
 (8) Petugas menghidupkan nebulitor dan
memintas pasien nafas dalam sampai obat habis
 (9) Petugas membersihkan mulut dan hidung
pasien dengan tissue, di buang ke bengkok
 d) Tahap terminasi
 (1) Petugas merapikan pasien dan lingkungan
 (2) Petugas menjelaskan tindakan sudah selesai
 (3) Petugas membereskan alat-alat
 (4) Petugas mencuci tangan
 (5) Petugas mencatat kegiatan dalam lembar
catatan perawat
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
 Menurut Padila (2017) meliputi :
 Biodata
Identitas pasien berisikan nama pasien, tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, tanggal masuk sakit, rekam medis.
 Keluhan Utama
Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma adalah dyspnea
( sampai bisa berhari-hari atau berbulan-bulan), batuk, dan mengi
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dengan serangan asma datang mencari pertolongan terutama
dengan keluhan sesak napas yang hebat dan mendadak, kemudian
diikuti dengan gejala-gejala lain seperti batuk, wheezing, gelisah
 2) Riwayat Kesehatan dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa dahulu seperti adanya riwayat
serangan asma dan alergen yang dicurigai sebagai pencetus serangan
asma.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Pada klien dengan serangan asma perlu dikaji tentang riwayat penyakit asma atau penyakit
alergi yang lain . Klien dengan asma sering kali didapatkan adanya riwayat penyakit
turunan.

Pemeriksaan Fisik
 a. Keadaan umum: tampak lemah
 b. Tanda- tanda vital : (tekanan darah menurun, nafas sesak, nadi lemah dan cepat, suhu
meningkat, distress pernafasan sianosis)
 c. TB/ BB : Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
 d. Kulit (Tampak pucat, sianosis, biasanya turgor jelek)
 e. Kepala (Sakit kepala)
 f. Mata (tidak ada yang begitu spesifik)
 g. Hidung (Nafas cuping hidung, sianosis)
 h. Mulut (Pucat sianosis, membran mukosa kering, bibir kering, bibir kuning, dan pucat)
 i. Telinga (Lihat sekret, kebersihan, biasanya tidak ada spesifik pada kasus ini)
 j. Leher (Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid)
 k. Jantung (Pada kasus komplikasi ke endokardititis, terjadi bunyi tumbuhan)
 l. Paru- paru (Infiltrasi pada lobus paru, perkusi pekak (redup), wheezing (+), sesak istirahat
dan bertambah saat beraktivitas)
 m. Punggung (Tidak ada spesifik)
 n. Abdomen (Bising usus (+), distensi abdomen, nyeri biasanya tidak ada)
 Pemeriksaan penunjang
Diagnosa keperawatan

 Bersihnya jalan napas tidak efektif


berhubungan dengan Hipersekresi jalan napas
 Defisit pengetahuan berhubungan dengan
faktor-faktor pencetus asma.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigena (hipoksia) kelemahan.
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
Hambatan Upaya Nafas
Intervensi

 Intervensi keperawatan adalah segala


pengobatan yang dikerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan untuk
mencapai luaran yang diharapkan (Tim
PokjaSIKI DPP PPNI,2018)
N DIAGNOSA(SDKI) TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
O HASIL
1 Bersihnya jalan napas Bersihan Jalan Napas Latihan Batuk Efektif
tidak efektif b/d (L. 01001 Hal. 18) ( I.01006 Hal. 142)
Observasi :
Hipersekresi jalan Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi kemampuan batuk
napas keperawatan selama 3x 24 2. Monitor adanya retensi sputum
jam, diharapkan
Terapeutik :
kemampuan 3. Atur posisi semi-Fowler atau
membersihkan sekret Fowler
meningkat dengan kriteria 5. Buang sekret pada tempat
hasil: sputum
1.Batuk efektik meningkat Edukasi :
2.Frekuensi napas 6. Jelaskan tujuan dan prosedur
membaik batuk efektif
7. Anjurkan tarik napas dalam
3.Pola napas membaik melalui hidung selama 4 detik,
ditahan selama 2 detik, kemudian
keluarkan dari mulutdengan bibir
mencucu (dibulatkan)nselama 8
detik
8. Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas yang
dalam yang ke-3
Implementasi
 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan ini merupakan realisasi dari
rencana tindakan keperawatan yang diberikan pada klien.

Evaluasi
 Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang di sengaja dan terus menerus
dengan melibatkanklien, perawat, dan anggota tim kesehatan
lainnya, dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan,
patofisiologis, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk
menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau
tidak, dan untuk melakukan pegkajian ulang dibagi menjadi 3:
 1. Masalah teratasi
 2. Masalah teratasi sebagian
 3. Masalah tidak teratasi

Anda mungkin juga menyukai