Salinan Dari Hijau Krem Coklat Imut Estetik Tugas Kelompok Presentasi - 20230905 - 181434 - 0000
Salinan Dari Hijau Krem Coklat Imut Estetik Tugas Kelompok Presentasi - 20230905 - 181434 - 0000
terhadap kebijakan
pintu terbuka
1. ASTRI
2. GITHA
3.M.RASYID
4. M.RIFAL
5. SAFIRA
DAMPAK KEBIJAKAN
PINTU TERBUKA
Di Nusantara, sistem ekonomi liberal diwujudkan dalam bentuk
kebijakan pintu terbuka. Hal ini sesuai dengan maksud utama
kebijakan ini, yaitu membuka ruang (pintu) seluas-luasnya bagi
pihak swasta untuk melakukan kegiatan ekonomi. Melalui
kebijakan ini, Belanda untuk pertama kalinya memberikan
keleluasaan kepada pemilik modal swasta mengembangkan
usaha atau bisnis di Hindia Belanda. Sebagai landasannya,
Parlemen Belanda meluncurkan Undang-Undang Agraria dan
Undang-Undang Gula pada 1870. Bagi Belanda dan kaum swasta
asing, kebijakan ini berhasil menarik minat banyak pengusaha
swasta baik asing maupun penguasa Tionghoa untuk
menanamkan modal di Indonesia.
Para pengusaha itu menanamkan modalnya secara besar- besaran
tidak saja dalam bidang perkebunan, tetapi juga pertambangan.
Beberapa contoh perkebunan milik swasta asing yang ada di Hindia
Belanda, adalah sebagai berikut.
1. Perkebunan tembakau, seperti di Deli (Sumatra Utara), Kedu dan
Klaten (Jawa Tengah), Besuki, Kediri, dan Jember (Jawa Timur),
serta sekitar daerah kerajaan/Vorstenlanden (Yogyakarta dan
Surakarta).
2. Perkebunan tebu, seperti di pesisir utara Jawa dari Cirebon hingga
Semarang, di sebelah selatan Gunung Muria hingga Juwana,
Vorstenlanden, Madiun, Kediri, Besuki, Probolinggo, Malang,
Pasuruan, Surabaya, dan Jombang. Tebu dan pabrik gula hanya
diproduksi di Pulau Jawa. Hal itu karena jenis tanah dan pola
pertanian di Pulau Jawa lebih sesuai untuk tanaman tebu
3. Perkebunan kina di Jawa Barat.
4. Perkebunan karet di Palembang dan Sumatra Timur.
5. Perkebunan kelapa sawit di Sumatra Utara.
6. Perkebunan teh di Jawa Barat dan Sumatra.
Bersamaan dengan itu, para pengusaha itu jugal mendirikan
pabrik-pabrik, seperti pabrik gula, pabrik cokelat, teh, dan
rokok. Sementara itu, pertambangan berkembang di Sumatra,
Jawa, dan Kalimantan, minyak di Sumatra dan.
Kalimantan, batu bara di Sumatra Barat dan Selatan, dan timah
di Pulau Bangka. Untuk mendukung pelaksanaan dan
pengembangan usaha swasta, dibangun sarana dan prasarana
irigasi, jalan raya, jembatan, dan kereta api. Angkutan laut juga
dikembangkan melalui pembangunan Pelabuhan Batavia
(Tanjung Priok), Medan (Belawan), dan Padang (Teluk Bayur).
Angkutan laut dilayani oleh perusahaan pengangkutan Belanda
bernama Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM)
Bagi rakyat Nusantara, kesempatan-kesempatan
ekonomi yang baru terbuka itu tidak membawa
dampak apa pun selain beban penderitaan yang
semakin besar. Kebijakan ini menjadi sarana
eksploitasi baru, yang tidak kalah buruknya dengan
kebijakan tanam paksa. Eksploitasi itu terdiri atas
dua bentuk, yaitu eksploitasi manusia dan
eksploitasi agraria
• Eksploitasi manusia
https://www.gurugeografi.id/2018/08/damp
ak-dan-reaksi-terhadap-kebijakan-pintu-
terbuka.html?m=1