Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 5

Nama anggota :
1. Annisa Mayfiza N.S.
2. Ahmad Mido H.
3. Reva Dwi Purwanti
4. Rangga Dwi S.
5. Triya Amanda S.
6. Jihan Rosidah
ASAL MULA
SISTEM USAHA SWASTA
JAMAN BELANDA DI INDONESIA
- 1/5 DARI LAHAN PRIBUMI HARUS DISERAHKAN
KEPADA PEMERINTAH HINDIA BELANDA
Th. 1830
- HASIL PANEN LANGSUNG DISERAHKKAN
SISTEM TANAM PAKSA SELURUHNYA KEPADA PEMERINTAH HINDIA
CULTUUR STETSEL BELANDA
- JAM KERJA MELEBIHI BATAS WAKTU YANG NORMAL
ATAU SEWAJARNYA.

TIMBUL PRO DAN KONTRA

Th. 1870 - UU AGRARIA TH. 1870


SISTEM USAHA
SWASTA
- UU GULA
ISI UU AGRARIA Th. 1870 :

1. Pemerintah mengeluarkan surat bukti


kepemilikan tanah. Pihak swasta dapat
menyewa baik tanah milik pemerintah dan
tanah milik rakyat.

2. Tanah milik pemerintah dapat disewa


selama 75 tahun, sedangkan tanah milik
rakyat dapat disewa 30 tahun.
LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN
SISTEM USAHA SWASTA

Pada 1830, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Johannes van den


Bosch menetapkan kebijakan sistem tanam paksa atau
cultuurstelsel. Sistem ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi
ekonomi Belanda yang saat itu sedang mengalami kekosongan kas
negara. Alhasil, melalui sistem tanam paksa, rakyat pribumi
diharuskan untuk memberi seperlima tanah mereka kepada pihak
Belanda. Kemudian, hasil panen juga akan diserahkan langsung
kepada pemerintah Belanda. Rakyat pribumi juga dipaksa untuk
bekerja sebagai buruh perkebunan, bahkan melebihi batas waktu
kerja yang seharusnya. Penetapan kebijakan sistem tanam paksa ini
tentunya melahirkan berbagai bentuk pro dan kontra. Pemerintah
mengeluarkan surat bukti kepemilikan tanah. Pihak swasta dapat
menyewa baik tanah milik pemerintah dan tanah milik rakyat.
Kebijakan ini memang memberikan keuntungan bagi Belanda,
tetapi di sisi lain menyengsarakan rakyat pribumi. Beberapa tokoh
Belanda pun juga ikut menentang kebijakan ini, seperti Baron van
Hoevell dan Vitalis. Kedua tokoh ini kemudian menganjurkan
pembukaan usaha swasta Belanda di Indonesia. Mereka yakin
bahwa dengan adanya sistem usaha swasta ini bisa meningkatkan
kemakmuran rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah kaum Liberal
juga memperjuangkan penghapusan sistem tanam paksa dengan
memberlakukan UU Agraria 1870.

Pada akhirnya, sistem tanam paksa berhasil dihapuskan dan


digantikan dengan sistem usaha swasta. Jadi sistem usaha swasta
adalah kebijakan yang dikeluarkan senbagai pengganti sistem
tanam paksa. Pelaksanaan sistem usaha swasta di lakukan
berdasarkan beberapa peraturan dan perundang undangan seperti
UU Agraria 1870 dan UU Gula.
KEBIJAKAN SISTEM USAHA SWASTA

Sistem usaha swasta memanfaatkan para pengusaha dari luar


Nusantara. Dengan adanya sistem ini, maka pihak swasta memiliki
peluang lebih besar untuk bisa mengembangkan perekonomiannya.
Beberapa aturan yang dibuat dalam sistem usaha swasta adalah :
Tanah di Indonesia dikelompokkan menjadi dua, yaitu tanah milik
rakyat (sawah, kebun, dan ladang) dan tanah milik pemerintah
(pegunungan dan hutan). Surat bukti kepemilikan tanah dikeluarkan
oleh pemerintah dan pihak swasta diperbolehkan menyewa tanah
rakyat pribumi selama lima tahun atau 30 tahun dan tanah milik
pemerintah selama 75 tahun, dan penyewaan ini harus didaftarkan
kepada pemerintah. Tanah millik rakyat tidak boleh dijual ke orang
lain. Pengusaha swasta dilarang menyewa tanah yang digunakan
untuk menanam padi atau sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-
hari.
FUNGSI ATAU MANFAAT SISTEM USAHA SWASTA :

1. Menggantikan sistem tanam paksa (cultuurstelsel)


dengan memanfaatkan pengusaha dari luar Nusantara.
2. Sebagai bentuk pelaksanaan UU Agraria 1870 dan UU
Gula.
3. Melindungi tanah pribumi yang digunakan untuk
menaman padi sebagai bahan pokok kebutuhan sehari-
hari.
DAMPAK POSITIF SISTEM USAHA SWASTA :
1. Pihak swasta memiliki peluang lebih besar untuk bisa
mengembangkan perekonomiannya.
2. Meningkatnya tanaman ekspor ke luar negeri, seperti
gula, kopi, teh, dan kina.

DAMPAK NEGATIF SISTEM USAHA SWASTA :


1. Para buruh perkebunan kerap diberi sanksi hukuman
apabila pekerjaan mereka tidak sesuai dan juga sering
diperlakukan semena-mena oleh pihak Belanda
2. pengusaha swasta tidak hanya menyewa lahan kosong,
melainkan juga tanah persawahan.
KESIMPULAN :
Meskipun sistem tanam paksa diganti
dengan sistem usaha swasta, pada
akhirnya rakyat pribumi juga yang tetap
merasakan penderitaan yang sama.
---TERIMA KASIH---

Anda mungkin juga menyukai