Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

2 Latar belakang
3 Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu al-jahlu
4 (kebodohan), dhai’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara
5 membabi buta).
6 Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum
7 datangnya islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak
8 tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yg penuh
9 dengan kebodohan itu, orang-orang cenderung berbuat syirik. Karenanya
10 semakin jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama. Mengapa?
11 Sebab mereka bodoh, dan dengan kebodohannya mereka tidak tahu
12 bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi.
13 Ujung-ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka
14 agungkan.
15 Penyebabnya kedua perbuatan syirik adalah dhai’ful iiman (lemahnya iman).
16 Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut
17 kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan
18 dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika
19 seseorang dibimbing oleh hawa nafsu, maka tidak mustahil ia akan jatuh
20 kedalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar
21 karena ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta
22 pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk kepada para
23 dukun untuk supaya penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
24 Taqlid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-
25 orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melalkukan
26 itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka. Allah berfirman, “Dan
27 apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati
28 nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh
29 kami mengerjakannya. ‘Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh
30 (mengerjakan) perbuatan yang kerji. ‘Mengapa kamu mengada-adakan
31 terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A’raf : 28
32 Latar belakang
33 Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu al-jahlu
34 (kebodohan), dhai’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara
35 membabi buta).
36 Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum
37 datangnya islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak
38 tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yg penuh
39 dengan kebodohan itu, orang-orang cenderung berbuat syirik. Karenanya
40 semakin jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama. Mengapa?
41 Sebab mereka bodoh, dan dengan kebodohannya mereka tidak tahu
42 bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi.
43 Ujung-ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka
44 agungkan.
45 Penyebabnya kedua perbuatan syirik adalah dhai’ful iiman (lemahnya iman).
46 Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut
47 kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan
48 dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika
49 seseorang dibimbing oleh hawa nafsu, maka tidak mustahil ia akan jatuh
50 kedalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar
51 karena ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta
52 pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk kepada para
53 dukun untuk supaya penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
54 Taqlid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-
55 orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melalkukan
56 itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka. Allah berfirman, “Dan
57 apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati
58 nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh
59 kami mengerjakannya. ‘Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh
60 (mengerjakan) perbuatan yang kerji. ‘Mengapa kamu mengada-adakan
61 terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A’raf : 28
62 Latar belakang
63 Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu al-jahlu
64 (kebodohan), dhai’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara
65 membabi buta).
66 Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum
67 datangnya islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak
68 tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yg penuh
69 dengan kebodohan itu, orang-orang cenderung berbuat syirik. Karenanya
70 semakin jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama. Mengapa?
71 Sebab mereka bodoh, dan dengan kebodohannya mereka tidak tahu
72 bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi.
73 Ujung-ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka
74 agungkan.
75 Penyebabnya kedua perbuatan syirik adalah dhai’ful iiman (lemahnya iman).
76 Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut
77 kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan
78 dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika
79 seseorang dibimbing oleh hawa nafsu, maka tidak mustahil ia akan jatuh
80 kedalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar
81 karena ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta
82 pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk kepada para
83 dukun untuk supaya penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
84 Taqlid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-
85 orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melalkukan
86 itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka. Allah berfirman, “Dan
87 apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati
88 nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh
89 kami mengerjakannya. ‘Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh
90 (mengerjakan) perbuatan yang kerji. ‘Mengapa kamu mengada-adakan
91 terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A’raf : 28
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang paling sempurna dibanding

dengan makhluk yang lain. Kelebihan manusia yang paling urgen yaitu akal. Akal

manusia mampu memikirkan bahwa sekecil apapun sesuatu pasti ada yang menciptakan.

Akal mewajibkan manusia untuk beragama dan karena fitrahnya manusia ingin

beragama.

Allah swt menciptakan manusia untuk tunduk dan patuh kepada-Nya.1 Agama

Islam diturunkan Allah swt kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman untuk

membimbing manusia menuju ke jalan yang benar dan lurus, agar mencapai kebahagiaan

di dunia dan di akhirat.2 Manusia pada hakekatnya merasa bahwa dirinya lemah

sehingga memerlukan kekuatan yang lebih besar untuk melindunginya, itulah fitrah

manusia.

Manusia yang beriman akan merasa serba cukup karena selalu bersyukur kepada

Allah swt sedangkan orang yang ingkar selalu merasa kurang karena menjadi budak

hawa nafsu. 3 Rasul diutus untuk membawa misi tauhid juga untuk mengoreksi

kesalahan, kekeliruan, dan pelanggaran dalam tauhid, perbuatan zalim dan maksiat.

Salah satu bentuk kezaliman yang terbesar adalah penyimpangan dalam bidang aqidah

yakni penyimpangan dari konsep ketuhanan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Syirik dan bahayanya bagi manusia

2.1.1. Pengertian Syirik

Syirik adalah konsep dalam agama Islam yang mengacu pada perbuatan atau

keyakinan menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu atau seseorang. Dalam Islam,

syirik dianggap sebagai dosa besar karena bertentangan dengan konsep tauhid

(keesaan Allah) yang mendasari keyakinan Muslim. Terdapat dua jenis syirik utama

dalam Islam Syirik, dalam Islam, dapat mengambil berbagai bentuk.

2.1.2. Macam-macam syirik

Syirik terbagi menjadi dua macam, yakni syirk akbar (syirik besar) atau

disebut juga syirk jali (syirik nyata) dan syirk asghar (syirik kecil) atau disebut juga

dengan syirk khafi (syirik samar-samar).

1. Syirik Akbar

 melakukan perbuatan yang jelas-jelas menganggap ada tuhan- tuhan lain selain

7Allah Swt. dan tuhan-tuhan itu dijadikannya sebagai tandingan di samping

Allah

 menganggap ada sesembahan selain Allah

 menganggap Tuhan mempunyai anak atau segala perbuatan yang mengingkari

kemahakuasaan Allah

Oleh karena itu mereka disebut musyrik sehingga perlu dimurnikan ketauhidannya.
2. Syirik Asghar

Syirik asghar (syirk khafi) ialah perbuatan yang secara tersirat

mengandung pengakuan ada yang kuasa di samping Allah Swt. Misalnya,

pernyataan seseorang: “Jika seandainya saya tidak ditolong oleh dokter itu,

saya pasti akan mati.” Pernyataan seperti ini menyiratkan seakan-akan ada

pengakuan bahwa ada sesuatu yang berkuasa selain Allah Swt. Seorang

mukmin yang baik dalam peristiwa seperti tersebut di atas akan berkata:

“seandainya tidak ada pertolongan Allah melalui dokter itu, saya pasti akan

mati.”

Dalam salah satu hadis Nabi yang terdapat pada Musnad Ahmad bin

Hanbal dikatakan bahwa salah satu contoh syirk khafi ialah seseorang yang

dalam mengerjakan suatu perbuatan ada maksud untuk dipuji oleh orang lain

(riya’)

2.1.3. Bentuk-bentuk syrik

Berikut adalah Bentuk-bentuk Syirik:

1. Syirik dalam Ibadah (Syirik Akbar)

Bentuk syirik ini terjadi ketika seseorang menyekutukan Allah dalam ibadah

langsung, yaitu beribadah kepada selain Allah atau menganggap ada tuhan

selain Allah. Contohnya adalah menyembah berhala, berdoa kepada makhluk

lain seperti jin atau orang-orang suci, atau menganggap bahwa Nabi, wali, atau

tokoh agama tertentu memiliki kekuatan ilahi.


2. Syirik Kecil (Syirik Asghar)

Syirik kecil merupakan penyekutuan dalam hal-hal yang lebih kecil atau tidak

langsung dalam ibadah. Contohnya adalah riya’ (beribadah untuk pamer

kepada orang lain), takabbur (sombong atas amal ibadah), dan khawarij

(kelompok yang mengkafirkan Muslim lainnya karena dosa-dosa tertentu).

3. Syirik dalam Niat (Syirik dalam Hati)

Bentuk syirik ini terjadi ketika seseorang menyekutukan Allah dalam niat atau

motivasi dalam beribadah. Misalnya, beribadah atau beramal hanya untuk

mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, bukan semata-mata untuk

mendekatkan diri kepada Allah.

4. Syirik dalam Asma dan Sifat (Syirik Fi Asma wa Sifat)

Bentuk syirik ini terjadi ketika seseorang memberikan atribut atau sifat yang

seharusnya hanya dimiliki oleh Allah kepada selain-Nya. Contohnya adalah

menganggap bahwa makhluk memiliki pengetahuan mutlak, kekuasaan yang

absolut, atau pengawasan yang sempurna seperti yang hanya dimiliki oleh

Allah.

5. Syirik dalam Pengabdian (Syirik Fi Al-‘Ibadah)

Bentuk syirik ini terjadi ketika seseorang mengabdikan diri secara eksklusif

kepada selain Allah atau menganggap bahwa selain Allah memiliki kuasa

yang sama atau lebih tinggi dalam mengatur urusan hidup. Contohnya adalah

menyembah, meminta bantuan, atau mempersembahkan kurban kepada selain

Allah dengan keyakinan bahwa mereka dapat memberikan manfaat atau

menolak bencana.
6. Syirik dalam Tawassul

Bentuk syirik ini terjadi ketika seseorang mencari perantara atau perantaraan

dalam ibadah kepada Allah dengan keyakinan bahwa perantara tersebut

memiliki kekuatan atau pengaruh yang independen dalam mendapatkan rida

(keridhaan) Allah. Meskipun tawassul sendiri bisa diterima jika dilakukan

dengan cara yang benar, jika dipahami secara keliru dan menyebabkan

seseorang menyekutukan Allah, maka itu menjadi syirik.

2.1.4. Berikut Contoh Syirik

1. Penyembahan berhala

Syirik dengan menyembah atau mempersembahkan ibadah kepada berhala

atau patung-patung sebagai tuhan atau sembahan selain Allah.

2. Berdoa kepada selain Allah

Syirik dengan menganggap bahwa makhluk lain, seperti jin, orang-orang suci,

atau individu tertentu memiliki kekuatan ilahi dan berdoa kepada mereka

untuk memperoleh manfaat atau pertolongan.

3. Mengklaim kesaktian atau kekuatan gaib

Syirik dengan menganggap bahwa individu tertentu memiliki kekuatan atau

kesaktian gaib yang dapat memberikan manfaat atau menolak bencana tanpa

ketergantungan pada Allah.

4. Mempersembahkan kurban atau pengorbanan kepada selain Allah

Syirik dengan mempersembahkan korban hewan atau benda-benda tertentu

kepada selain Allah dengan keyakinan bahwa mereka memiliki kekuatan

untuk memberikan manfaat atau memberikan perlindungan.


5. Beribadah untuk mencari popularitas atau pengakuan

Syirik dengan melakukan ibadah atau amal perbuatan hanya untuk

mendapatkan pujian, pengakuan, atau popularitas dari orang lain, bukan

semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah.

6. Mengklaim atau mempercayai bahwa individu tertentu memiliki pengetahuan

yang mutlak

Syirik dengan menganggap bahwa seseorang memiliki pengetahuan yang

mutlak dan dapat mengetahui hal-hal yang hanya Allah yang mengetahuinya.

7. Menganggap bahwa orang tertentu memiliki kuasa yang sama atau lebih tinggi

daripada Allah dalam mengatur urusan hidup

Syirik dengan menganggap bahwa selain Allah memiliki kekuasaan yang

sama atau lebih tinggi dalam mengatur takdir, nasib, atau urusan hidup.

8. Mempersekutukan Allah dalam niat atau tujuan ibadah

Syirik ini merupakan beribadah dengan tujuan atau niat yang tidak murni,

seperti beribadah hanya untuk mendapatkan kekayaan, kekuasaan, atau

manfaat duniawi, bukan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah.

2.1.5. Bahaya Syirik

Syirik Bahaya Perbuatan Syirik Akibat negarif perbuatan syirik antara lain :

1. Amalan saleh yang sudah dikerjakan oleh orang-orang yang berbuat syirik akan

lenyap dan sia-sia.

2. Orang-orang musyrik benar-benar melakukan kemaksiatan yang besar


3. Akan masuk ke dalam neraka Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah al-

Bayyinah ayat 6: Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli kitab dan

orang- orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal

di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.

2.1.6. Cara Menghindari Perbuatan Syirik

Di antara perilaku atau hal-hal yang bisa dilakukan agar seseorang terhindar

dari perbuatan syirik adalah sebagai berikut:

1. Selalu menegakkan shalat, karena dengan melakukan salat yang benar akan

terhindar dari perbuatan keji

2. Selalu berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah, karena dengan begitu

akan selalu diberikan jalan keluar terhadap segala masalah

3. Selalu berusaha melatih diri untuk senantiasa ingat bahwa syirik itu adalah dosa

yang paling besar di antara dosa-dosa yang ada dan tidak akan diampuni oleh

Allah Swt. Jika kita selalu berada di dalam kesadaran bahwa syirik itu akan

menyeret pelakunya ke neraka, maka kita akan berusaha menghindari perbuatan

syirik

4. Selalu mengingat Allah di manapun berada. Dengan selalu mengingat Allah

hati akan tenang dan selalu berada dalam suasana kontak batin dengan sang

Khaliq. Ibadah merupakan salah satu komponen paling mendasar dalam

membangun kedekatan dengan Semakin banyak melakukan ibadah semakin

terbuka kesempatan untuk bisa dekat dengan Tuhan.


2.2 Penyakit TBC Dalam Pandangan Muhammadiyah

2.2.1. Pengertian TBC Dalam Pandangan Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah pelopor gerakan tajdid (pembaharu) yang tidak

menghendaki adanya Tahayul, Bid’ah, Khurofat, Syirik dan Taqlid buta dalam aqidah

dan ibadah umat Islam.

Pembaharuan yang dilakukan Muhammadiyah adalah menyatukan ajaran “Ar

ruju’ ila al Qur’an wa Al Sunnah” (kembali kepada Qur’an dan Sunah) dengan

semangat “Ijtihad dan Tajdid”.

2.2.1. Pengertian Tahyul dan Contohnya

Kata tahayul berasal dari bahasa Arab yang artinya: berangan-angan

tinggi, melamun, membayangkan atau menghayal (Kamus

Munawwir). Mengkait-kaitkan kejadian-kejadian yang dianggap aneh dengan

sesuatu, yang mana tidak ada dasarnya di dalam ajaran Islam. Sebagai contoh

tahayul adalah : mempercayai akan mendapatkan rejeki ketika orang tertimpa

kotoran cicak. Atau suara burung yang dianggap aka nada tamu yang dating,

dan lain sebagainya. Dan berikut adalah contoh-contoh dari tahyul:

1. Kepercayaan kepada keramat seperti kubur,pokok,kayu dan

seumpamanya.

2. Kepercayaan kepada nasib sial,seperti adat membuang sial.

3. Kepercayaan kepada jin dan memohon pertolongan

daripadanya,umpamanya adat memuja kampung.

4. Kepercayaan kepada bertambah dan berkurangnya rezeki seperti adat

memuja semangat padi

5. Pemujaan objek-objek tertentu,roh nenek moyang dan kubur.


6. Kepercayaan terhadap ramalan-ramalan bintang,angka-angka atau

rajah-rajah tertentu.

2.2.2 Pengertian Bid’ah

Bid’ah pada dasarnya berarti sesuatu yang baru. Bid’ah merupakan amalan

baru dalam ibadah yang belum pernah ada di masa Rasulullah SAW. Bid’ah dalam

ibadah sebuah kesesatan dan sesat akan masuk neraka.

“Barangsiapa yang mengada-adakan hal baru dalam urusan kami ini (agama)

padahal bukan dari bagiannya maka ia tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Berikut adalah contoh dari perbuatan bid’ah:

Dalam buku Mengkaji Ulang Tafsir Istilah Bid’ah karya Drs. H. Lukman

Hakim, berikut beberapa pengertian bid'ah menurut para ulama:

 Bid'ah adalah mengadakan sesuatu dengan tidak ada contoh terlebih dahulu.

 Bid'ah adalah sesuatu perkara yang pertama adanya dan dibuat tanpa adanya

contoh.
 Bid'ah adalah sesuatu urusan yang baru dalam urusan agama Islam, baik

berupa akidah, ibadah, atau apa pun yang berupa ibadah yang belum pernah

ada atau belum pernah terjadi di zaman Rasulullah di zaman para sahabatnya.

 Bid'ah adalah sesuatu yang menyangkut ibadah, misalnya salat dengan rukuk

dua kali atau sujud sekali saja.

Bid'ah sendiri telah dijelaskan dalam berbagai macam hadis Nabi Muhammad

SAW. Salah satunya adalah ketika sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, sepertinya

ini adalah nasihat perpisahan. Lalu apa yang engkau akan wasiatkan pada

kami?” Nabi berkata,

“‫ُأوِص يُك ْم ِبَتْقَو ى ِهَّللا َو الَّس ْم ِع َو الَّطاَع ِة َو ِإْن َعْبًدا َحَبِش ًّيا َفِإَّنُه َم ْن َيِع ْش ِم ْنُك ْم َبْع ِد ى َفَس َيَر ى اْخ ِتَالًف ا َك ِث يًرا‬

‫َفَع َلْيُك ْم ِبُس َّنِتى َو ُس َّنِة اْلُخَلَفاِء اْلَم ْهِد ِّييَن الَّراِش ِد يَن َتَم َّس ُك وا ِبَه ا َو َعُّض وا َع َلْيَه ا ِبالَّنَو اِج ِذ َو ِإَّي اُك ْم َوُم ْح َد َثاِت‬

‫اُألُم وِر َفِإَّن ُك َّل ُم ْح َد َثٍة ِبْد َع ٌة َو ُك َّل ِبْد َعٍة َض َالَلٌة‬

Artinya:

"Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar

dan ta’at walaupun yang memimpin kalian adalah budak Habsyi. Karena

barangsiapa yang hidup di antara kalian setelahku, maka dia akan melihat

perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, kalian wajib berpegang pada

sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rosyidin yang mendapatkan petunjuk.

Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian.

Hati-hatilah dengan perkara yang diada-adakan karena setiap perkara yang

diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat"


2.2.3. Macam-macam Bid’ah
Ulama mengklasifikasikan bid'ah berdasarkan jenis hukumnya.

Caranya dengan membandingankannya dengan hukum Islam yang sudah ada.

jenis-jenis bid'ah jika dilihat dari hukumnya terdiri dari bid'ah wajib, bid'ah

haram, bid'ah mustahab, bid'ah makruh, bid'ah mubah.

Berikut Adalah Macam-macam Bid’ah Dan Contohnya:

1. Bid'ah Wajib

Bid'ah wajib adalah jenis perbuatan atau perilaku yang belum ada saat

Nabi Muhammad, tetapi sesuai dengan kaidah-kaidah dan dalil-dalil

diwajibkannya sesuatu dalam syariat. Berikut ini adalah beberapa contoh

bid'ah wajib.

 Ilmu Nahwu

Menekuni ilmu nahwu (tata bahasa Arab) untuk memahami kalam

Allah dan Rasulullah SAW. Ini wajib karena bertujuan untuk menjaga

syari'at wajib dan penjagaan terhadap syariat tidak bisa dicapai kecuali

dengan memahami ilmu nahwu.

 Menjaga Bahasa Alquran dan Hadis

Contoh bid'ah wajib selanjutnya menjaga bahasa yang tidak lazim

dalam Alquran maupun hadis. Hal ini bertujuan untuk menjaga

keaslian dan kemurnian makna dari Alquran dan hadis.

 Pendataan Ushul Fiqh


Ushul fikih adalah ilmu hukum dalam Islam yang mempelajari kaidah-

kaidah, teori-teori dan sumber-sumber secara terperinci dalam rangka

menghasilkan hukum Islam yang diambil dari sumber-sumber tersebut.

Ushul fiqh penting untuk dipelajari dan dilakukan pendataan mengenai

sebab lahirnya suatu hukum. Dengan begitu, umat Islam dapat

memahami asal-usul lahirnya suatu hukum.

 Kajian mengenai Hal Shahih

Adanya kajian dan bahasan yang mengkritisi dan meluruskan syariat

adalah salah satu bid'ah yang shahih yang mana hal ini penting

dilakukan untuk membedakan yang shahih dan yang tidak shahih.

2. Bid'ah Haram
Bid'ah haram adalah hal-hal berupa perbuatan dan perilaku yang belum
atau sudah ada pada zaman Rasulullah SAW dan bertentangan dengan syariat.
Berikut beberapa contoh bid'ah haram.
 Aliran Sesat
Menurut Dr. Yusuf al-Qaradhawi dalam buku yang sama menyebutkan
bahwa pandangan aliran Qadariyah, pandangan aliran Jabariyah,
pemikiran aliran Murjiah, pemikiran golongan Mujassimah merupakan
salah satu contoh bid'ah haram.
Meskipun demikian, pihak dari aliran ini membantah bahwa
pandangan dan pemikiran mereka termasuk atau tergolong bid'ah
wajib.
 Tabbaruk
Contoh bid'ah haram selanjurnya adalah tabbaruk atau mencari berkah
dari tempat-tempat tertentu, barang-barang peninggalan, barang bekas
milik orang-orang baik dan ternama yang sudah hidup maupun yang
sudah wafat.
Hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari watsaniyah (pengabdian
terhadap mahluk) dan juga dijadikan lahan bisnis untuk mendapatkan
uang dari orang-orang awam. Tabarruk artinya memohon berkah dan
berkah artinya tetapnya dan bertambahnya kebaikan yang ada pada
sesuatu.
Selain itu, tabbaruk juga dapat berupa memohon tetap dan
bertambahnya kebaikan tidaklah mungkin bisa diharapkan kecuali dari
yang memiliki dan mampu untuk itu dan dia adalah Allah SAW,
Tabbaruk sendiri sudah ada sedari dulu. Bentuk tabbaruk pada zaman
dahulu adalah dengan mengambil rambut, ludah dan sesuatu yang
terpisah/terlepas dari tubuh Rasulullah.
Tabbaruk juga bisa berupa mengunjungi tempat-tempat salat atau
tempat-tempat duduk untuk ber-tabarruk, apalagi kuburan-kuburan
para wali.
3. Bid’ah dalam Hal Ibadah

Saat ini ada banyak jenis bid'ah yang menyimpang saat melakukan ibadah.
Banyak orang yang melakukan gerakan salat, cara membaca Alquran, dan
lain-lain yang bertentangan dengan syariat.
Hal ini merupakan bentuk bid'ah sebab tidak ada sesuatu yang disyariatkan
dalam hal ibadah kecuali dengan dalil. Sesuatu yang tidak ada dalilnya
termasuk kategori bid’ah, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang berbunyi:
‫َم ْن َع ِمَل َع َم ًال َلْيَس َع َلْيِه َأْم ُرَنا َفُهَو َر د‬
Artinya:

“Barangsiapa mengerjakan amalan yang tidak ada padanya perintah kami


maka dia tertolak” (Hadits Riwayat Muslim)
Contoh bid'ah haram dalam hal ibadah adalah:

 Mengeraskan niat ketika salat

 Mengadakan salat yang tidak ada dalilnya

 Merayakan ulang tahun atau hari besar seakan bernilai pahala

Hal-hal termasuk contoh bid'ah sebab tidak dijelaskan oleh Rasulullah SAW
berfirman:
‫ُقْل َأُتَع ِّلُم وَن َهَّللا ِبِد يِنُك ْم َو ُهَّللا َيْع َلُم َم ا ِفي الَّسَم اَو اِت َو َم ا ِفي اَأْلْر ِض ۚ َو ُهَّللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليٌم‬
“Katakanlah (kepada mereka), ‘Apakah kalian akan memberitahukan kepada
Allah tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu” [Al-Hujarat/49:16]
Contoh Bid'ah Makruh
Bid'ah makruh adalah jenis bid'ah yang bersifat makruh atau memperoleh pahala jika
ditinggalkan. Berikut adalah contoh bid'ah makruh:
 Menggunakan hiasan masjid,

 Memperindah mushaf Alquran dengan warna-warna.

 Melantunkan Alquran dengan alunan suara hingga mengubah lafalnya dari


ketentuan menurut bahasa Arab.

Contoh Bid'ah Mubah


Bid'ah mubah adah jenis bid'ah yang bersifat boleh dilakukan karena tidak
bertentangan dengan syari'at. Berikut ini adalah contoh-contoh bid'ah mubah:

 Menjabat tangan seusai salat Subuh dan Asar.

 Pergi naik haji dengan menggunakan pesawat terbang.

 Memakai jubah yang kebesaran, melebarkan lengan baju.

Itulah beberapa contoh bid'ah berdasarkan jenisnya. Bid'ah perlu disikapi dengan
bijaksana dengan memahami syariat Islam agar tidak mendapatkan keburukan.

Anda mungkin juga menyukai