Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ARDHITA AZMI AZIZAH

KELAS : 3-A3
NPM. : 22130210095

ALUR MANAJEMEN OPERASIONAL PERUSAHAAN CLOTHING BRAND


RUBYLICIOUS

Rubylicious merupakan salah satu clothing brand lokal yang berpusat di kota Bandung dan
berdiri pada tahun 2009. Barang – barang yang dipasarkan berupa fashion wanita terkini
dengan harga terjangkau. Saat ini Rubylicious memiliki offline store berada di kota Bandung,
Yogyakarta, Purwokerto Malang, Surabaya, dan Solo

INPUT :
1. Bahan baku (Kain, jarum, benang, gunting, dll)
2. Mesin (Mesin jahit, mesin potong)
3. Tenaga kerja
4. Modal
5. Metode
6. Market
7. Informasi

PROSES :
1. Desain/sketsa
Dalam pembuatan baju, langkah pertama adalah membuat desain atau sketsa dan yang
melakukan tugas ini adalah desainer. Kemudian sketsa akan dianalisa oleh desainer panel.
Desainer panel akan memilih beberapa desain yang terbaik dan kemudian desain tersebut
akan diproses untuk dibuatkan pola.
2. Desain pola
Seseorang yang bertugas untuk membuat desain pola akan mengembangkan pola pertama
untuk didesain berdasarkan ukuran standar. Proses ini dibuat dengan metode pola drafting
dan tujuan pembuatan pola ini adalah untuk menciptakan sampel baju yang kemudian akan
dites uji.
3. Pembuatan sampel
Desain pola yang telah jadi, dikirim ke unit penjahit untuk diproses lebih lanjut. Pola tersebut
dijahit pada belacu atau kain muslin. Sampel ini dibuat untuk dianalisa antara kesesuaian pola
dan desain. Setelah sampel dijahit kemudian ditinjau oleh desainer panel, pembuat pola, dan
penjahit untuk memastikan apakah ada perubahan atau tidak.
4. Produksi desain pola
Setelah contoh pola sudah jadi, maka contoh pola tersebut diambil untuk dibuatkan pola
produksi. Pola produksi adalah pola yang akan digunakan untuk produksi pakaian yang lebih
banyak. Pembuat pola akan membuat pola pada kertas pembuatan pola standar yang terdiri
dari berbagai kelas. Pola baju dapat dibuat dengan 2 cara yaitu dengan cara manual dan
CAD/CAM.
5. Grading
Tujuan dari grading adalah untuk menciptakan pola dalam ukuran standar yang berbeda yaitu
besar, sedang dan kecil atau ukuran standar lainnya. Pada umumnya kita dapat menemukan
pakaian yang sudah jadi dengan ukuran S, M, L, XL, dan XXL.
6. Pembuatan tanda/marka
Pembuat tanda bertugas menentukan seberapa panjang dan lebar kain yang dibutuhkan untuk
setiap desain. Pengukuran dibuat sesuai dengan pola-pola yang melekat pada kain. Setelah
proses ini, maka tim pengukur akan mengetahui seberapa banyak kain yang akan dipesan.
7. Pemotongan kain
Kain yang telah disediakan kemudian dipotong dengan bantuan mesin potong (cutting
machine) yang disesuaikan dengan jenis kainnya atau bisa juga menggunakan mesin potong
yang menggunakan sinar laser untuk memotong kain dengan bentuk yang diinginkan.
8. Penyortiran
Tim penyortir akan menyortir pola sesuai dengan ukuran dan desainnya lalu kemudian
tumpukan kain itu dibuat menjadi bundle. Pada proses ini membutuhkan ketelitian karena
ketika kain dikumpulkan dalam bundle tapi ukuranya tidak sama, maka dapat menimbulkan
masalah.
9. Penjahitan
Proses selanjutnya adalah penjahitan. Pabrik baju yang sudah besar memilih untuk memiliki
karyawan atau karyawati penjahitnya sendiri dari pada memberikan proyek penjahitan ini
kepada kontraktor. Salah satu alasannya adalah karena proses penjahitan bisa langsung
dikontrol oleh pabrik itu sendiri agar dapat mengurangi “Produk gagal”. Pada proses ini akan
ada begitu banyak operator yang mengendalikan mesin jahit.
10. Inspeksi
Setelah proses penjahitan selesai, proses selanjutnya adalah inspeksi. Dalam proses ini hasil
jahitan akan diseleksi oleh quality control. Jahitan yang terbuka, teknik jahit yang salah,
benang yang tidak cocok, dan benang yang kusut dapat mempengaruhi kualitas produk. Oleh
sebab itu sebelum diedarkan baju akan diseleksi terlebih dahulu.
11. Pressing/finishing
Pada proses ini, beberapa operator akan menggerakkan mesin setrika untuk merapikan
pakaian yang kusut sehingga pakaian akan terlihat lebih rapi.
12. Inspeksi akhir
Pada sesi ini, pakaian akan diseleksi untuk yang terakhir kalinya. Bagi industri tekstil dan
pakaian, kualitas produk benar-benar diperhatikan. Mereka tidak akan membiarkan salah satu
produk mereka yang sudah diedarkan terlihat “Gagal”, misalnya seperti warna luntur, jahitan
terbuka, kancing baju lepas, bahkan kain robek. Karena hal ini akan mempengaruhi image
pabrik atau perusahaan mereka sendiri.
13. Pengemasan
Pengemasan adalah proses terakhir di mana semua produk dikemas sesuai dengan ukuran,
desain, dan warna yang kemudian akan dijual ke online shop ataupun offline store
OUTPUT :
Berupa pakaian jadi
INPUT

1. Bahan baku (Kain, jarum, benang


gunting, dll)
2. Mesin (Mesin jahit, mesing potong)
3. Tenaga kerja
4. Modal
5. Metode
6. Market
7. Informasi

PROSES

1. Desain/sketsa
2. Desain pola
3. Pembuatan sampel
4. Produksi desain pola
5. Grading
6. Pembuatan tanda/marka
7. Pemotongan kain
8. Penyortiran
9. Penjahitan
10. Inspeksi
11. Pressing/finishing
12. Inspeksi akhir
13. Pengemasan

OUTPUT

Pakaian jadi

Anda mungkin juga menyukai