Kamar Jenazah Penuh, Libya Kewalahan Kubur Korban Banjir
Jakarta, CNN Indonesia -- Korban banjir Libya Menurut media lokal Libya, Almostkbal TV, yang terus bertambah membuat kamar jenazah menampilkan hujan lebat menyapu kendaraan- rumah sakit penuh, hingga otoritas setempat kendaraan di jalanan dan memutus jalan antara kewalahan mengubur para korban. Sousse dan Shahat. Para saksi mengatakan ketinggian air mencapai tiga meter atau 10 kaki di Derna, demikian dikutip Jordan. Juru bicara Tentara Nasional Libya (LNA), Ahmed Mismari, mengatakan bencana ini kian parah usai bendungan di atas Kota Derna ambrol. "Ini menghanyutkan seluruh lingkungan beserta penduduknya ke laut," kata Mismari, dikutip Reuters. Staf rumah sakit dan pejabat yang mengendalikan Libya timur mengatakan kamar mayat penuh dan Menanggapi bencana itu, Perdana Menteri interim rumah sakit tak bisa digunakan untuk merawat Libya, Osama Hamad, mendeklarasikan hari para penyintas bencana. Mayoritas penduduk berkabung selama tiga hari dan meminta agar Libya beragama Islam. Berdasarkan hukum dan bendera dikibarkan setengah tiang. syariah agama ini orang meninggal harus dikubur dalam waktu tiga hari. Menteri Negara Urusan Kabinet Libya, Adel Juma, mengatakan tim darurat mencari korban yang hilang dan mayat yang tertimbun di bawah puing-puing. "Komite Martir (dibentuk) untuk mengidentifikasi orang-orang yang hilang dan menerapkan prosedur untuk mengidentifikasi dan mengubur mereka sesuai hukum dan syariah," kata Juma, dikutip CNN, Rabu (13/9). Libya bagian timur, terutama Derna, dilanda banjir bandang usai hujan deras dan Badai Daniel menghantam daerah tersebut. Banjir kian parah dan menjadi bencana mematikan usai dua bendungan di Derna hancur. Sejauh ini, setidaknya 5.300 orang tewas. Para pejabat juga mengatakan setidaknya 10.000 orang dilaporkan hilang atau tewas. Bencana ini bermula saat Badai Daniel dan hujan deras melanda wilayah timur Libya pada pekan lalu. Kombinasi itu menyebabkan banjir.