Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ALAT PELINDUNG DIRI”

OLEH :

KELOMPOK 5:

1. Ali Mustika
2. Muhammad Rizki Ananda
3. Ziko Renata
4. Raudatul Hayati
5. Fronika Harahap
6. Tiara Maulia
7. Restuwati Telaumbanua
8. Desti Zega
9. Devy Arviani

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

T.A 2023/2024

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini, makalah ini membahas tentang Alat
Pelindung Diri

Makalah ini berguna untuk pembaca untuk media pembelajaran baik formal maupun
non formal sebagai penyusun kami akui banyak kekurangan pada makalah ini, untuk itu kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan agar dalam penyusunan makalah berikutnya
bisa lebih baik.

Medan, 20 September 2023

Kelompok 5

DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL..............................................i

KATA PENGANTAR............................................ii

DAFTAR ISI..........................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................1

1.1 Latar Belakang ................................................1

1.2 Pengertian .......................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................3

2.1 penggunaan alat pelindung diri (APD)............3

2.2 kelebihan dan kekurangan APD......................4

2.3 manfaat penggunaan APD...............................5

2.4 macam – macam alat pelindung diri................6

2.5 masalah dalam pengadaan APD......................8

2.6 perawatan APD................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................1

BAB I

iii
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Dalam setiap kegiatan melakukan pekerjaan seseorang yang terlibat dengan


pekerjaan yang di maksud tidak akan lepas dengan kemungkinan kecelakaan ataupun
pengaruh yang berdampak pada kesehatan itu sendiri. Keselamatan dan kecelakaan
kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara – cara melakukan
pekerjaan. Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan yang tak diharapkan
yang dapat menyebabkan kerugian material ataupun penderittaan dari yang paling
ringan sampai yang paling berat.

Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal

Hazard adalah sebagai suatu potensi bahwa dari suatu urutan kejadian akan
timbul suatu kerusakan atau dampak yang merugikan. Prinsip dasar upaya kesehatan
kerja 1. Ruang lingkup upaya kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian
antara pekerjaan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis
dalam hal cara/metode kerja dan kondisi yang bertujuan untuk:

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja


di semua lapangan kerja setinggi – tingginya baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosialnya
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya
3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor –
faktor yang membahayakan kesehatan
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya

iv
2. PENGERTIAN
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya.
Alat pelindung diri adalah suatu kewajiban dimana biasanya para pekerja atau buruh
bangunan yang bekerja di sebuah proyek atau pembangunan sebuah gedung, diwajibkan
menggunakannya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia. Alat – alat demikian harus memenuhi persyaratan tidak
mengganggu kerja dan memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya

BAB II
ALAT PELINDUNG DIRI

v
2.1 Penggunaan alat pelindung diri (APD)

Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan dalam mengendalikan bahaya di


tempat kerja untukmenurunkan tingkat kecelakaan akibat kerja, yaitu:

1. Engineering control, yaitu dengan menambahkan berbagai peralatan dan


mesin yang dapat mengurangi bahaya dari sumbernya. Contohnya adalah
penggunaan exhaust dan system ventilasi untuk meminimalisir bahaya debu
atau gas. Akan tetapi pengendalian dengan system engineering control
membutuhkan dana yang besar.
2. Administrative control, yaitu dengan membuat berbagai prosedur kerja
termasuk kebijakan manajemen dalam implementasi K3. Tujuannya adalah
agar pekerja bekerja sesuai dengan instruksi yang sudah ditetapkan
sehinggan kecelakaan atau kesalahan kerja dapat dihindari. Termasuk didalam
adminstarsi control yaitu dengan menyediakan alat pelindung diri (APD)
atau personnel pertective equipment (PPE) bagi setiap pekerja yang terpajan
dengan bahaya di tempat kerja.
3. Metoda lain yang dapat digunakan untuk pengendalian bahaya
adalah Inherently Safer Alternative Method, dimana metoda ini memiliki
empat strategi pengendalian bahaya, yaitu:
a. Minimize; yaitu dengan cara meminimalkan tingkat bahaya dari
sumbernya dengan cara mengurangi jumlah pemakaian atau volume
penyimpanan dan proses.
b. Substitue; yaitu dengan cara mengganti bahan yang berbahaya dengan
yang kurang berbahaya. Contohnya hádala menggunakan metoda water
base sebagai pengganti solven base. Water baselebih aman dan ramah
lingkungan dibandingkan solven base.
c. Moderate; Mengurangi bahaya dengan cara menurunkan
konsentrasi bahan kimia yang digunakan. Contohnya adalah
menggunakan bahan kimia dengan konsentrasi yang lebih rendah
sehingga tingkat bahaya pajanannya menjadi lebih rendah.

vi
d. Simplify; Mengurangi bahaya dengan cara membuat prosesnya menjadi
lebih sederhana sehingga lebih mudah di control.

Semua metoda pengendalian tersebut dapat dilakukan secara bersamaan, karena


tidak ada satu metodapun yang betul-betul bisa menurunkan bahaya dan resiko sampai
pada posisi nol, artinya para pekerja masih besar kemungkinanya terpajan terhadap bahaya
ditempat kerja. Untuk itu sebagai pertahanan dan perlindungan terakhir bagi pekerja
adalah dengan menggunakan APD.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 bahwa pengurus atau pimpinan
tempat kerja berkewajiban menyediakan alat pelindung diri (APD/PPE) untuk para pekerja
dan para pekerja berkewajiban memakai APD/PPE dengan tepat dan benar. Tujuan dari
penerapan Undang- Undang ini adalah untuk melindungi kesehatan pekerja tersebut
dari risiko bahaya di tempat kerja. Jenis APD/PPE yang diperlukan dalam berbagai
aktifitas kerja di industri sangat tergantung pada aktifitas yang dilakukan dan jenis bahaya
yang terpapar.
Kesadaran para pekerja akan penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam bekerja
ternyata masih sangat rendah. Berdasarkan temuan dari survei yang penulis lakukan sejak
tahun 2004 sampai saat ini banyak sekali ditemukan kesalahan dan kekurangan dalam
menggunakan APD di berbagai perusahaan baik lokal maupun yang berskala international
(lihat grafik). Ada dua faktor utama yang melatar belakangi masalah ini yaitu rendahnya
tanggung jawab management terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja dan rendahnya
tingkat kesadaran para pekerja dalam menggunakan APD.

2.2 Kelebihan dan kekurangan APD

Kekurangan :
1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD
yang kurang tepat dan perawatannya yang tidak baik
2. Fungsi dari ADP ini hanya untuk mengurangi akibat dari kondisi yang
berpotensi menimbulkan bahaya bukan untuk menyelamatkan nyawa.
3. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan karena hanya melindungi
bukan mencegah

vii
4. Cara pemakaian APD yang salah karena kurangnya pengetahuan tentang
penggunaan APD yang baik dan benar,
5. APD tak memenuhi persyaratan standar karena perawatannya tidak baik
dan kualitasnya buruk.
6. APD yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
7. APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter
(digunakan untuk menahan frekuensi tertentu pada tahanan yang berubahubah
dan lain-lain) dan penyerap (cartridge).
8. APD dapat menularkan penyakit bila dipakai berganti-ganti.

Kelebihan :
1. Mengurangi resiko akibat kecelakan kerja yang terjadi baik sengaja
maupun tidak sengaja
2. Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
3. Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan
administrasi tidak berfungsi dengan baik.
4. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja agar
terlindungi dari bahaya kerja.

2.3 Manfaat penggunaan APD

Bagian tubuh tenaga kerja yang dilindungi oleh APD adalah

a. Kepala → safety helm


b. Mata → kacamata
c. Muka → pelindung muka
d. Tangan dan jari → sarung tangan
e. Kaki → safety shoes
f. Alat pernafasan → respirator
g. Telinga → sumbat telinga
h. Tubuh → pakaian kerja

viii
Bila yang dilindungi adalah keseluruhan bagian tubuh tenaga kerja dan
merupakan satu kesatuan maka APD yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi
tersebut dan jenis bahaya yang terjadi. Mengingat bahhwa APD berfungsiuntuk
memberikan perlindungan bagi tenaga kerja maka peliharaan dan pemeriksaan secara
berkala harus dilakukan agar fungsi APD tetap baik

Hal tersebut dengan mempertimbangkan bahwa:

1. Terdapat beberapa APD sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan kerja


tertentu
2. Masa kerja atau masa pakai terbatas/tertentu
3. Dapat menularkan penyakit apabila dipakai secara bergantian

2.4 Macam – macam alat pelindung diri (APD)

1. Safety Helmet

Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.

2. Sabuk Keselamatan (safety belt)

Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan


alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan
lain-lain)

3. Sepatu Karet (sepatu boot)

Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

4. Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki
karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

ix
5. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

6. Tali Pengaman (Safety Harness)

Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan


menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

7. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

9. Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

10. Pelindung wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja
(misal pekerjaan menggerinda)

11. Jas Hujan (Rain Coat)

Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada
waktu hujan atau sedang mencuci alat).

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman


yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan)

2.5 Masalah dalam pengadaan APD

x
Masalah – masalah dalam pengadaan APD sehingga pemakaiannya patut
dipertimbangkan adalah:

1. Pengusaha merasa penyediaan APD hanya akan menambah beban biaya


2. Pengusaha tidak menyadari bahwa jika ada bahaya pada pekerjaan tertentu APD
mungkin akan menghindarkan biaya yang lebih besar akibat terjadinya
kecelakaan
3. Perusahaan menyediakan APD tetapi para pekerja enggan memakainya
4. Pekerja mungkin merasa tidak nyaman bekerja memakai APD-nya karena tidak
sesuai dengan ukuran atau kualitas rendah dan mungkin mereka tidak terbiasa
dan terlatih menggunakannya.
5. APD yang pernah disediakan tidak dipakai dan tidak terawat maka pengusaha
dan pekerja sama –sama tidak peduli terhadap APD
6. Fungsi pengawasan dan penyuluhan tidak berjalan baik dan tidak dilakukan
secara teratur

2.6 Perawatan APD


Tiap alat pelinding diri (APD) yang digunakan biasanya berfungsi untuk
menghindari penyakit akibat kerja yang mungkin diderita jika tidak mengenakannya.
Alat yang kotor atau pun rusak bukan malah membantu tetapi dapat menjadi faktor
baru terciptanya kecelakaan. Oleh sebab itu, perlu melakukan perwatan terhadap alat
– alat tersebut.
Perawatan terhadap peralatan perlindungan diri meliputi kebenaran tata cara
penggunaan alat, keberhasilan alat setelah selesai digunakan, kebenaran cara
penyimpanan alat serta perbaikan ringan bagian – bagian alat yang kurang benar.
Tiap alat pelinding diri (APD) yang digunakan biasanya berfungsi untuk
menghindari penyakit akibat kerja yang mungkin diderita jika tidak mengenakannya.
Alat yang kotor atau pun rusak bukan malah membantu tetapi dapat menjadi faktor
baru terciptanya kecelakaan. Oleh sebab itu, perlu melakukan perwatan terhadap alat
– alat tersebut.
Perawatan terhadap peralatan perlindungan diri meliputi kebenaran tata cara
penggunaan alat, keberhasilan alat setelah selesai digunakan, kebenaran cara
penyimpanan alat serta perbaikan ringan bagian – bagian alat yang kurang benar.

xi
xii
DAFTAR PUSTAKA

IR. Anizar, M.Kes, Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Industri, 2009.
PT GRAHA ILMU

http//: wikipedia/keselamatan dan kesehatan kerja.com

www.Google.com

xiii
SOP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

No. Dokumen

Terbitan
UNIVERSITAS SOP
IMELDA No. Revisi
MEDAN
Tgl. Mulai berlaku

Halaman

1 Pengertian Suatu alat yang digunakan untuk melindungi diri agar tidak
kontak langsung dengan benda dan bahan specimen yang
dipergunakan
2 Tujuan Untuk menghindari kontak langsung
3 Prosedur 1. Petugas menyiapkan APD yang akan dipakai (minimal jas
lab, sarung tangan, dan masker)
2. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu seblum memakai
APD
3. Petugas memakai APD dengan urutan :
Bila 3 APD:
 Memakai jas laboratorium
 Memakai masker
 Memakai sarung tangan
Bila memakai APD lengkap urutannya:
 Sepatu boot
 Jas laboratorium
 Celemek/apron plastic
 Penutup kepala

xiv
 Masker
 Kaca mata pelindung
 Sarung tangan
4. Petugas melepaskan semua APD dengan urutan:
 Sarung tangan
 Masker
 Jas laboratorium
Bila memakai APD lengkap urutannya :
 Melepas sarung tangan
 Kaca mata pelindung
 Apron / celemek
 Jas laboratorium

Standar Operasional Prosedur (SOP) Memakai Gaun Steril


pengertian Suatu aktivitas memakai gaun steril untuk pembedahan di kamar
operasi

Tujuan Acuan langkah-langkah dalam memakai gaun steril untuk operasi

kebijakan 1. Memakai gaun steril dilakukan setelah melakukan prosedur cuci


tangan bedah
2. Prosedur dilakukan dengan prinsip steril
3. Gaun steril khusus untuk operasi (lengan panjang, kaos elastic
pada ujung lengan)
4. Model overlapping yaitu sisi kanan bagian belakang menutup
semua bagian belakang.

Prosedur 1. Persiapan Alat


Jas steril yang ditempatkan di meja yang sudah di tutup dengan
kain alas ste steril

2. Persiapan personal
Perawat instrumental sudah melakukan cuci tangan bedah

xv
Langkah-langkah pelaksanaan:
a. Perawat sirkuler membuka set jas steril
b. Waktu memasuki kamar operasi kedua tangan selalu lebih tinggi
daripada siku menuju ke meja jas
c. Angkat handuk yang terlipat dari kemasannya
d. Tanpa menyentuh, sarung tangan atau pembungkus kertas yang
steril
e. Menjauhlah dari kemasan, buka handuk seluruhnya, pegang
handuk agak menjauh sehingga tidak terkontaminasi oleh
sentuhan baju atau pakaian yang tidak steril lalu keringkan kedua
telapak dan punggung tangan
f. Dengan hati hati lipat handuk teruskan keringkan ke atas lengan
sampai siku, jangan kembali ke daerah yang sudah dikeringkan
g. Setelah lengan pertama kering, balikkan handuk dan gunakan
bagian sisanya untuk mengeringkan tangan yang lain
h. Jatuhkan handuk ke dalam keranjang sampah atau keranjang
pakaian kotor
i. Angkat jas yang terlipat dari kemasan steril tanpa menyentuh
bungkus sarung tangan atau pembungkus yang steril.
j. Pegang tepi lipatan jas yang ada, buka jas didepan anda tetapi
hanya menyentuh bagian dalam jas
k. Pastikan anda dalam ruangan yang cukup luas untuk membuka jas
tanpa menyentuh peralatan
l. Temukan lubang dengan lengan jas dan masukkan kedua lengan
kedalamnya, jangan biarkan tangan melewati manset jas ketika
melakukan teknik sarung tangan tertutup
m. Perawat sirkuler yang ada dalam ruangan operasi akan memegang
bagian jas ke atas, kemudian mengikat tali leher dan tali pinggang
dibelakang, hanya boleh menyentuh bagian dalam jas yang
terkontaminasi
n. Lakukan teknik memakai sarung tangan tertutup
o. Setelah memakai sarung tangan berikan pelindung yang
membungkus tali pengikat dari panel belakang perawat sirkulasi

xvi
xvii

Anda mungkin juga menyukai