Anda di halaman 1dari 6

Nama : Eka Kholifah

NIM : 201011201606
Kelas : 06SAKE017
Perihal : Tugas essay mata kuliah etika bisnis dan profesi

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Berbisnis merupakan suatu kegiatan yang dimana kegiatan tersebut

bertujuan untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Dalam berbisnis haruslah

ada etikanya, karena bisnis yang baik yaitu bisnis yang tidak hanya berorientasi

pada keuntungan dan uang saja namun termasuk didalamnya kualitas produk dan

kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, dalam berbisnis perlu diterapkannya etika

bisnis agar tercapainya status bisnis yang baik.

Etika bisnis dapat diartikan sebagai peraturan tidak tertulis sebagai asas

norma serta perilaku yang harus dipatuhi oleh seluruh lapisan dalam perusahaan.

dengan menjalankan etika bisnis pada usahanya, maka sebuah perusahaan dapat

memperoleh nilai dan kepercayaan lebih dari masyarakat, negara, dan bahkan

kompetitornya. Menurut ahli manajemen Charles W. L. Hill dan Gareth R Jones,

etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan benar dan salah, yang

digunakan perusahaan untuk mengambil keputusan bisnis dan strategis yang

melibatkan masalah moral.

Etika bisnis dan profesi merupakan etika terapan. Etika bisnis merupakan

studi yang diperuntukkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi tersebut

berfokus pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi,

dan perilaku bisnis. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum,

bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal


ketentuan hukum, karena dalam aktivitas bisnis seringkali ditemukan wilayah

abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum. Pada dasarnya bisnis tidak dapat

bertahan hidup tanpa etika, maka kepentingan bisnis yang paling utama yaitu

mempromosikan perilaku etika kepada anggotanya dan juga masyarakat luas.

Akan tetapi, di Indonesia sendiri dalam menajalankan bisnisnya masih

banyak pelaku bisnis yang melanggar etika bisnis dan profesi, walaupun banyak

juga pelaku bisnis yang menerapkan etika bisnis dan profesi dalam menajalankan

bisnisnya. Sebagai contoh, berikut beberapa pelanggaran etika bisnis dan profesi

yang terjadi di indonesia :

1. Mencuri ide bisnis

Mencuri ide bisnis merupakan pelanggaran yang fatal yang dilakukan oleh

pesaing bisnis. Resiko yang ditanggung akan sangat memberatkan apabila

pemegang hak rahasia dagang menggugat perbuatan ini. Pelaku pencuri ide bisnis

dapat dijerat sanksi pidana yang terdapat pada Pasal 17 ayat (1) UU No. 30 Tahun

2000 tentang Rahasia Dagang.

2. Penipuan

Poin penting dalam melakukan bisnis yaitu kejujuran, baik dalam melakukan

transaksi atau aktivitas lainnya. Dalam beberapa kasus, penjual tidak transaparan

kepada konsumen. Penjual tidak jujur terhadap kondisi barang, tidak memberikan

hak penuh kepada konsumen atas produk yang telah dibeli. Hal ini jelas

menimbulkan rasa kecewa bagi pihak konsumen dan dapat berpengaruh pada

kepercayaan pelanggan terhadap bisnis yang dijalankan.

3. menggunakan foto produk orang lain tanpa izin


Pelanggaran ini sudah jelas dapat merugikan pihak yang memilki foto

tersebut, dan dapat menimbulkan rasa kecewa bagi pelanggan karena produk yang

dibeli ternyata tidak sesuai dengan fotonya. Pelanggaran ini juga sudah termasuk

ke dalam pelanggaran hak cipta, dimana pelanggaran ini bisa dijatuhi hukuman

hingga 2 tahun lamanya, atau denda maksimal 150 juta rupiah. Apalagi jika

ketahuan digunakan untuk promosi tanpa mengubah ciri khas karya pemilik

aslinya. Ini menjadi pelanggaran yang fatal.

Salah satu contoh perusahaan di Indonesia yang melanggar etika bisnis yaitu

pada perusahaan Garuda Indonesia. Implementasi etika bisnis yang telah

ditetapkan oleh PT Garuda Indonesia masih belum baik dalam penerapannya,

dimana ada beberapa permasalahan menyangkut penerapan etika bisnis yang

dilakukan oleh para pekerja PT Garuda Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari

beberapa kasus yang terjadi pada PT Garuda Indonesia dalam praktik bisnisnya,

yaitu sebagai berikut :

1. kasus persekongkolan antara para pelaku usaha (meeting of minds) untuk

meniadakan diskon atau membuat keseragaman diskon, dan kesepakatan

meniadakan produk yang ditawarkan dengan harga murah di pasar. Dalam

kasus ini Garuda Indonesia dinyatakan bersalah karena melanggar Pasal 5 UU

Nomor 5 Tahun 1999 yang mana pelaku usaha dilarang membuat perjanjian

dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga.

2. pada tahun 2019 lalu publik juga sempat dihebohkan oleh kasus

penyelewengan jabatan oleh Ari Aksara yang dimana selain melakukan

praktik rangkap jabatan, Ari juga melakukan penyelundupan Harley Davidson


dan sepeda Brompton, kasus ini berakibat pada pencopotan jabatan Ari Aksara

oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

3. PT. Garuda Indonesia juga mengalami kasus terkait laporan keuangan. Dalam

kasus ini komisaris maskapai menolak laporan keuangan Garuda yang

menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba bersih sebesar US$809.850

pada tahun 2018, angka ini lebih besar dibandingkan tahun 2017 lalu. Atas

kasus tersebut, pihak akuntan publik dan kantor akuntan publik auditor

laporan keuangan garuda dijatuhi sanksi oleh kemenkeu karena terbukti

bersalah. Pada kasus ini sudah jelas bahwa maskapai penerbangan milik

BUMN ini telah melanggar kode etik berbisnis, yakni dengan adanya

manipulasi pada laporan keuangannya.

ketiga kasus diatas merupakan beberapa contoh kasus dimana 5 prinsip serta

nilai sincerity yang telah ditetapkan oleh PT. Garuda Indonesia telah dilanggar

oleh beberapa pihak internal perusahaan, yang dimana itu merupakan sebuah

bentuk penyimpangan dari etika bisnis yang ditetapkan perusahaan sebagai

pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Untuk itu perlu

diterapkan perbaikan internal manajemen Garuda Indonesia khususnya terkait

pengimplementasian etika bisnis dalam praktik bisnis mereka.

Adanya pelanggaran etika bisnis dan profesi tentu saja diakibatkan oleh

beberapa faktor. Berikut beberapa fktor yang memengaruhi seseorang untuk

melakukan pelanggaran etika bisnis dan profesi :

1. Kebutuhan individu
Kebutuhan individu ini biasanya didasari oleh alasan ekonomi yang mendesak

yang berakibat pada kelakuan individu untuk melakukan pelanggaran tersebut.

2. Tidak ada pedoman

Wilayah yang abu-abu, sehingga tidak ada panduan atau pedoman sebagai

acuaan atau batasan individu agar tidak melewati batasan yang berakibat pada

melakukan pelanggaran.

3. Perilaku dan kebiasaan individu

kebiasaan yang terakumulasi dan tak dikoreksi, sehingga membuat individu

tersebut mewajarkan perbuatan yang melanggar tersebut.

4. Lingkungan tidak etis

Lingkungan yang tidak etis juga berpengaruh terhadap perilaku individu.

Apabila lingkungan yang ditempati individu tersebut biasa melakukan

pelanggaran etika bisnis dan profesi, maka tidak menutup kemungkinan individu

ersebut juga melakukan hal yang sama.

5. Perilaku yang ditiru

Efek primordialisme yang terlanjur tertanam dalam diri individu juga dapat

berpengaruh terhadap perilaku dan kebiasaan individu itu sendiri.

Selain dari faktor-faktor yang memengaruhi pelanggaran etika bisnis dan

profesi di aats, tentu saja terdapat cara untuk mengurangi resiko pelanggaran etika

bisnis dan profesi yaitu dengan cara memberikan sanksi hukum kepada para

individu yang melanggar etka bisnis dan profesi. Selain itu solusi lain yaitu bisa

dengan cara menerapkan peraturan dan poin sanksi untuk setiap individu yang

melanggar, saling memberikan contoh perilaku yang baik terhadap sesama


individu. Dengan beberapa cara yang disebutkan tersebut, diharapkan dapat

memberikan efek jera terhadap para individu yang melanggar etika bisnis dan

profesi.

Anda mungkin juga menyukai