Jurnal Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter, Demokrasi Dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie
Jurnal Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter, Demokrasi Dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie
1
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
Article Info ABSTRACT
Article History :
Received: 28-12-2022 This study aims to determine "The Influence of Authoritarian Leadership
Accepted: 29-12- 2022 Style, Democratic Leadership Style and Discipline on Employee
Published: 01-01-2023
Performance at the Central Statistics Agency of Pidie Regency". Where
DOI Number : the independent variables are Authoritarian Leadership Style (X1),
10.47647/jeko Democratic Leadership Style (X2) and Discipline (X3), and Employee
How to cite : Performance (Y) as the dependent variable. The population in this study
Download The Mendeley are employees who work at the Central Bureau of Statistics of the Pidie
Application, Then In
Microsoft Word, Click On district, which has a total of 34 employees. The entire population in this
References. In The study was taken as a sample using the Convinience Sampling technique.
Mendeley Setting Style Based on the research results, the regression equation is obtained: Y =
APA Section. Position The 3.529 + 0.316 X1 + 0.236 X2 + 0.364 X3. Based on the results of the
Cursor At The End Or
Beginning Of The Cited
analysis above, it can be concluded that of the two variables studied, it
Paragraph, Then Click turns out that the Discipline variable (X3) has the most dominant
Insert Citation, Click Go influence of 36.4% on the Performance (Y) of Employees at the Central
To Mendeley And Search Statistics Agency of Pidie Regency. The relationship between the
For Sources That Have dependent and independent variables, namely each variable
Been Quoted.
Authoritarian Leadership Style (X1), Democratic Leadership Style (X2)
and Discipline (X3), on Employee Performance (Y) at the Central
Statistics Agency of Pidie Regency with a correlation index of 98.5% This
means that the relationship is very strong.
2
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
PENDAHULUAN yang pelaksanaannya disebut pemimpin
Kinerja merupakan hasil kerja partisipasi (partisipative leadership).
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai Kepemimpinan partisipasi adalah suatu
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan cara pemimpin yang kekuatannya terletak
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab pada partisipasi aktif dari setiap warga
yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu kelompok.
kinerja pegawai perlu diperhatikan dalam Kantor Statistik adalah Lembaga
upaya mencapai tujuan yang maksimal. Pemerintah Non Departemen di Indonesia
Keberhasilan atas kinerja pegawai dalam yang mempunyai fungsi pokok sebagai
mencapai tujuan yang maksimal, penyedia data statistik dasar, baik untuk
diperlukan adanya kedisiplinan dari pemerintah maupun untuk masyarakat
pegawai. Kedisiplinan merupakan suatu umum, secara nasional maupun regional.
sikap menghormati, mengkedisiplinani, Setiap sepuluh tahun sekali, BPS
patuh dan taat terhadap peraturan- menyelenggarakan sensus penduduk. Di
peraturan yang berlaku, baik yang tertulis samping itu, BPS juga melakukan
maupun yang tidak tertulis serta sanggup pengumpulan data, menerbitkan publikasi
menjalankan dan tidak mengelak untuk statistik nasional maupun daerah, serta
menerima sanksi- sanksinya apabila ia melakukan analisis data statistik yang
melanggar tugas dan wewenang yang digunakan dalam pengambilan kebijakan
diberikan kepadanya. pemerintah. BPS juga terdapat di setiap
Kepemimpinan adalah cara seorang provinsi, kabupaten dan kota di seluruh
pemimpin mempengaruhi perilaku Indonesia. Dinamakan perwakilan BPS di
bawahan, agar mau bekerjasama dan daerah, karena BPS merupakan instansi
bekerja secara produktif untuk mencapai vertikal, yakni instansi pemerintah pusat
tujuan organisasi. Hal ini menunjukkan yang berada di daerah, sehingga bukan
bahwa kepemimpinan mempunyai peranan merupakan bagian dari instansi milik
yang sangat penting dalam mencapai daerah, tugas lain BPS di daerah adalah
kinerja pegawai, dan pemimpin mampu melakukan koordinasi dengan pemerintah
menerapkan kepemimpinan yang tepat dan daerah dalam rangka penyelenggaraan
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, statistik regional.
maka para pegawai pun akan dapat bekerja Berdasarkan survey pendahuluan
dengan nyaman dan semangat yang tinggi. yang dilakukan di Kantor Statistik
Kepemimpinan otoriter atau bisa di Kabupaten Pidie, pada Oktober 2017,
sebut kepemimpinan otokratis atau ternyata masih cukup banyak kenyataan
kepemimpinan diktator adalah suatu yang kurang sesuai dengan harapan, yaitu
kepemimpinan dimana seorang pemimpin masih rendahnya etos kerja pegawai. Hal
ber tindak sebagai diktator, pemimpin tersebut dibuktikan dengan banyaknya
adalah penguasa, semua kendali ada di pegawai yang tidak tepat waktu pada saat
tangan pemimpin. Seorang diktator jelas masuk kantor, menunda pelaksanaan tugas
tidak menyukai adanya rapat, apalagi kantor, masih ada pegawai yang terlihat
musyawarah karena bagi seorang diktator santai, mengobrol dengan teman kerja, dan
tidak menghendaki adanya perbedaan dan keluar kantor pada saat jam kantor.
pastinya suka dengan memaksakan Rendahnya etos kerja yang
kehendaknya. ditujukan oleh para pegawai Kantor
Statistik Kabupaten Pidie tentunya
Kepemimpinan demokratis adalah berkaitan dengan kepemimpinan yang
kepemimpinan berdasarkan demokrasi diterapkan oleh pemimpin. Karena
3
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
kepemimpinan merupakan kegiatan Tujuan Penelitian
mempengaruhi dan mengarahkan tingkah Dalam penelitian ini terdapat beberapa
laku bawahan atau orang lain yang tujuan yang ingin dicapai, yaitu;
mencapai tujuan organisasi atau kelompok. 1. Untuk mengetahui pengaruh Gaya
Selain itu juga suasana kerja pada Kantor Kepemimpinan Otoriter Demokrasi
Statistik Kabupaten Pidie kurang baik terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor
dikarenakan para pegawai tersebut dalam Statistik Kabupaten Pidie.
bekerja masih ada pegawai yang terlihat 2. Untuk mengetahui pengaruh Gaya
santai pada saat jam kerja,dan juga masih Kepemimpinan Demokrasi terhadap
ada pegawai yang mengobrol dengan Kinerja Pegawai Pada Kantor Statistik
teman kerja, sehingga suasana kerja pada Kabupaten Pidie.
Kantor Statistik Kabupaten Pidie kurang 3. Untuk mengetahui pengaruh
kondusif dengan suasana kerja yang seperti kedisiplinan terhadap Kinerja Pegawai
itu bisa mengakibatkan kinerja yang Pada Kantor Statistik Kabupaten Pidie.
dihasilkan oleh pegawai pun tidak baik.
Dengan permasalahan-permasalahan
tersebut tentunya berpengaruh terhadap STUDI KEPUSTAKAAN
kinerja pegawai. Karena kinerja pegawai Gaya Kepemimpinan
berkenaan dengan derajat pencapaian Gaya kepemimpinan adalah pola
tujuan organisasi, baik secara implisit menyalur dari tindakan seseorang
maupun eksplisit, yaitu jauh rencana dapat pemimpin, baik yang tampak maupun yang
dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan tidak tampak oleh bawahannya. Gaya
dapat tercapai. Bagaimana mungkin tujuan kepemimpinan menggambarkan
yang ditetapkan dapat tercapai, apabila kombinasi yang konsisten dari falsafah,
masih banyak pegawai yang kurang peduli keterampilan, sifat, dan sikap yang
dengan tanggung jawabnya belum lagi mendasari perilaku seseorang. Gaya
pelaksanaan kedisiplinan yang kurang kepemimpinan menunjukkan, secara
optimal. langsung maupun tidak langsung, tentang
keyakinan sesorang pemimpinterhadap
Rumusan Masalah kemampuan bawahannya. Arinya gaya
Berdasarkan pemaparan latar kepemimpinan adalah perilaku dan
belakang yang telah diuraikan diatas, maka strategi, sebagai hasil kombinasi dari
ditarik suatu rumusan masalah sebagai falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang
berikut: sering diterapkan seorang pemimpin ketika
1. Bagaimana Pengaruh Gaya ia mencoba memengaruhi kinerja pegawai,
Kepemimpinan Otoriter terhadap (Rivai dan Mulyadi, 2013:42)
Kinerja Pegawai Pada Kantor Statistik Menurut Kartono (2008:34)
Kabupaten Pidie ? Menyatakan sebagai berikut. “Gaya
2. Bagaimana Pengaruh Gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan,
Kepemimpinan Demokrasi terhadap tempramen, watak dan kepribadian yang
Kinerja Pegawai Pada Kantor Statistik membedakan seorang pemimpin dalam
Kabupaten Pidie ? berinteraksi dengan orang lain”. Menurut
3. Bagaimana pengaruh kedisiplinan Thoha (2010:49) mengemukakan bahwa
terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor :“Gaya kepemimpinan merupakan norma
Statistik Kabupaten Pidie? prilaku yang digunakan oleh seseorang
pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi prilaku orang lain atau
4
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
bawahan”. tugas-tugas dapat terselesaikan dengan
Menurut Kartono ( 2008: 34 ) baik.
menyatakan Indikator Gaya Kepemimpi 5. Tanggung Jawab
nan sebagai berikut : Seorang pemimpin harus memiliki
1. Kemampuan Mengambil Keputusan tanggung jawab kepada bawahannya.
Pengambilan keputusan adalah suatu Tanggung jawab bisa diartikan sebagai
pendekatan yang sistematis terhadap kewajiban yang wajib menanggung,
hakikat alternatif yang dihadapi dan memikul jawab, menanggung segala
mengambil tindakan yang menurut sesuatunya atau memberikan jawab
perhitungan merupakan tindakan yang dan menanggung akibatnya.
paling tepat. 6. Kemampuan Mengendalikan
2. Kemampuan Memotivasi Emosional Kemampuan Mengendali
Kemampuan Memotivasi adalah Daya kan Emosional adalah hal yang sangat
pendorong yang mengakibatkan penting bagi keberhasilan hidup kita.
seorang anggota organisasi mau dan Semakin baik kemampuan kita
rela untuk menggerakkan mengendalikan emosi semakin mudah
kemampuannya (dalam bentuk kita akan meraih kebahagiaan.
keahlian atau keterampilan) tenaga dan
waktunya untuk menyelenggarakan Gaya Kepemimpinan Otoriter
berbagai kegiatan yang menjadi Menurut Rivai dan Mulyadi
tanggung jawabnya dan menunaikan (2013:36) Tipe kepemimpinan ini
kewajibannya, dalam rangka menempatkan kekuasaan di tangan satu
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran orang. Pemimpin bertindak sebagai
organisasi yang telah ditentukan penguasa tunggal. kedudukan dan tugas
sebelumnya. anak buah semata-mata hanya sebagai
3. Kemampuan Komunikasi pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan
Kemampuan Komunikasi Adalah kehendak pimpinan. Pimpinan
kecakapan atau kesanggupan memandang dirinya lebih dalam segala hal,
penyampaian pesan, gagasan, atau clibandingkan dengan bawahannya.
pikiran kepada orang lain dengan I(emampuan bawahan selalu dipandang
tujuan orang lain tersebut memahami rendah sehingga dianggap tidak mampu
apa yang dimaksudkan dengan baik, berbuat sesuatu tanpa diperintah.
secara langsung lisan atau tidak Menurut Hasibuan (2007:170)
langsung. Kepemimpinan Otoriter adalah jika
4. Kemampuan Mengendalikan Bawaha kekuasaan atau wewenang, sebagian besar
Seorang Pemimpin harus memiliki mutlak tetap berada pada pimpinan atau
keinginan untuk membuat orang lain kalau pimpinan itu menganut sistem
mengikuti keinginannya dengan sentralisasi wewenang. Pengambilan
menggunakan kekuatan pribadi atau keputusan dan kebijaksanaan hanya
kekuasaan jabatan secara efektif dan ditetapkan sendiri oleh pemimpin,
pada tempatnya demi kepentingan bawahan tidak diikutsertakan untuk
jangka panjang perusahaan. Termasuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan
didalamnya memberitahukan orang dalam proses pengambilan keputusan.
lain apa yang harus dilakukan dengan Orientasi kepemimpinannya difokuskan
nada yang bervariasi mulai dari nada hanya untuk peningkatan produktivitas
tegas sampai meminta atau bahkan kerja karyawan dengan kurang
mengancam. Tujuannya adalah agar memperhatikan perasaan dan
5
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
kesejahteraan bawahan. orang yang dipimpinnya sebagai subjek
Menurut Tisnawati (2005:255) yang memiliki kepribadian dengan
Ciri-ciri gaya kepemimpinan Otoriter berbagai aspeknya, seperti dirinya juga
yaitu: Kemauan, kehendak, kemampuan, buah
a) Wewenang mutlak terpusat pada pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif yang
pemimpin berbeda-beda dan dihargai disalurkan
b) Keputusan selalu dibuat oleh secara wajar. Tipe pemimpin ini selalu
pemimpin; berusaha untuk memanfaatkan setiap orang
c) Kebijakan selalu dibuat oleh yang dipimpin. Kepemimpinan demokratis
pemimpin; adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis,
d) Komunikasi berlangsung dalam dan terarah. kepemimpinan tipe ini dalam
satu arah dari pimpinan kepada mengambil keputusan sangat
bawahan; mementingkan musyawarah, yang
e) Pengawasan terhadap sikap, diwujududkan pada setiap jenjang dan di
tingkah laku, perbuatan atau dalam unit masing-masing.
kegiatan para bawahannya Menurut Syafi’ie (2005:27-30)
dilakukan secara kredit; mengemukakan Gaya demokratis dalam
f) Tidak ada kesempatan bagi kepemimpinan pemerintahan yaitu cara
bawahan untuk memberikan saran dan irama seoarang pemimpin
pertimbangan atau pendapat; pemerintahan dalam menghadapi bawahan
g) Lebih banyak kritik dari pada dan masyarakatnya dengan memakai
pujian, menuntut prestasi dan metode pembagian tugas dengan bawahan,
kesetiaan sempurna dari bawahan begitu juga antara bawahan dibagi tugas
tanpa secara merata dan adil, kemudian
h) syarat, dan cenderung adanya pemilihan tugas tersebut dilakukan secara
paksaan, ancaman, dan hukuman; terbuka, antar bawahan dianjurkan
i) Pimpinan menentukan semua berdiskusi tentang keberadaanya untuk
keputusan yang bertalian dengan membahas tugasnya, baik bawahan yang
seluruh pekerjaan dan terendah sekali pun boleh menyampaikan
memerintahkan semua bawahan saran serta diakui haknya,
untuk melaksanakannya; Robbins (2009:168)
j) Pemimpin menentukan semua mengemukakan bahwa terdapat beberapa
standar bagaimana bawahan ciri gaya kepemimpinan demokratis yang
melakukan tugas; membedakan dengan gaya kepemimpinan
k) Adanya sanksi yang jelas jika lain yaitu:
seorang bawahan tidak 1. Semua kebijakan terjadi pada
menjalankan tugas sesuai dengan kelompok diskusi dan keputusan
standar kinerja yang telah diambil dengan dorongan dan bantuan
ditentukan. pemimpin
2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan,
Gaya Kepemimpinan Demokratis langkah-langkah umum untuk tujuan
Menurut Rivai dan Mulyadi kelompok dibuat dan jika dibutuhkan
(2013:37) Tipe kepemimpinan ini petunjuk-petunjuk teknis, pemimpin
menempatkan manusia sebagai faktor menyarankan dua atau lebih alternatif
utama dan terpenting dalam setiap prosedur yang dapat dipilih
kelompok/organisasi. pemimpin 3. Para anggota bebas bekerja dengan
memandang dan menempatkan orang- siapa saja yang mereka pilih dan
6
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
pembagian tugas ditentukan oleh peralatan kantor, dapat
kelompok menunjukkan bahwa seseorang
4. Lebih memperhatikan bawahan untuk memiliki disiplin kerja yang baik,
mencapai tujuan organisasi sehingga peralatan kantor dapat
5. Menekankan dua hal yaitu bawahan terhindar dari kerusakan.
dan tugas 3. Tanggung jawab yang tinggi
6. Pemimpin adalah objektif dalam pujian Pegawai yang senantiasa menyelesaikan
dan kecamannya dan mencoba menjadi tugas yang dibebankan kepadanya
seorang anggota kelompok biasa dalam sesuai dengan prosedur dan
jiwa dan semangat tanpa melakukan bertanggung jawab atas hasil kerja,
banyak pekerjaan dapat pula dikatakan memiliki
disiplin yang baik.
Kedisiplinan 4. Ketaatan terhadap aturan kantor
Menurut Hasibuan, (2007:193) Pegawai memakai seragam kantor,
Kedisiplinan adalah fungsi operatif menggunakan kartu tanda pengenal/
keenam dari manajemen sumber daya identitas, membuat ijin bila tidak
manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi masuk kantor, juga merupakan
operatif MSDM yang terpenting karena cerminan dari disiplin yang tinggi.
semakin baik disiplin karyawan, semakin
tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai. Kinerja Pegawai
Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit Definisi kinerja menurut
bagi organisasi perusahaan mencapai hasil Mangkunegara, (2006 : 129) Kinerja
yang optimis. adalah hasil kerja secara kualitas dan
Menurut Siagian (2006:305) kuantitas yang dicapai oleh seorang
kedisiplinan merupakan tindakan karyawan dalam melaksanakan tugasnya
manajemen untuk mendorong para anggota sesuai dengan tanggung jawab yang
organisasi memenuhi tuntutan berbagai diberikannya. Kinerja adalah hasil kerja
ketentuan tersebut. Dengan perkataan lain, secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
pelatihan yang berusaha memperbaiki dan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
membentuk pengetahuan, sikap, dan yang diberikan kepadanya Mangkunegara
perilaku karyawan sehingga para karyawan (2009 : 12). Kinerja adalah hasil kerja
tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
secara kooperatif dengan para karyawan oleh seorang karyawan dalam
yang lain serta meningkatkan prestasi melaksanakan tugasnya sesuai dengan
kerjanya. tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Soejono, (2007:67) Ada Kinerja dalam bahasa indonesia
beberapa faktor yang dapat sebenarnya terjemahan secara bebas dari
mempengaruhi disiplin kerja antara lain : kata “performance”. Kinerja dalam arti
1. Ketepatan waktu yang agak terbatas sering digunakan untuk
Para pegawai datang ke kantor tepat mengukur pencapaian kerja seseorang
waktu, tertib dan teratur, dengan seperti tugas yang diberikan kepada
begitu dapat dikatakan disiplin kerja seseorang dalam organisasi. Dalam hal ini
baik. sebenarnya terdapat hubungan yang erat
2. Menggunakan peralatan kantor antara kinerja perorangan (individual
dengan baik performance) dengan kinerja lembaga
Sikap hati-hati dalam menggunakan (corporate performance). Dengan kata
7
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
lain, bila kinerja karyawan baik, maka 2. Standar, kinerja seorang dikatakan
kemungkinan besar kinerja perusahaan berhasil apabila mampu mencapai
juga baik. standar yang ditentukan atau yang
Pada dasarnya kinerja dipengaruhi disepakati bersama antara bawahan dan
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor atasan.
tersebut menurut Mangkunegara (2012;13- 3. Umpan balik, merupakan masukan
14) adalah kemampuan dan motivasi : yang dipergunakan untuk mengukur
a. Faktor Kemampuan (ability) kemajuan kinerja. Dengan umpan balik
Secara psikologis kemampuan (ability) dilakukan evaluasi terhadap kinerja
pegawai terdiri dari kemampuan dan sebagai hasilnya dapat dilakukan
potensi ( IQ ) dan kemampuan reality perbaikan kinerja.
(knowledge dan skill). Artinya pegawai 4. Alat atau sarana, merupan faktor
yang memiliki IQ diatas rata-rata ( 110- penunjang untuk pencapaian tujuan.
120 ) dengan pendidikan yang Tanpa alat atau sarana, tugas pekerjaan
memadai dengan jabatannya dan spesipikasi tidak dapat dilakukan dan
terampil dalam mengerjakan pekerjaan tujuan tidak dapat diselesaikan
sehari-hari, maka akan lebih mudah sebagaimana seharusnya.
mencapai kinerja yang diharapkan. 5. Kompetensi, merupakan persyaratan
Oleh karena itu pegawai perlu utama dalam kinerja. Kompetensi
ditempatkan pada pekerjaan yang memungkinkan seseorang
sesuai dengan keahliannya. mewujudkan tugas yang berkaitan
b. Faktor Motivasi (motivation) dengan pekerjaan yang diperlukan
motivasi terbentuk dari sikap (attitude) untuk pencapaian tujuan.
seorang pegwai dalam menghadapi 6. Motif, adalah alasan untuk mendorong
situasi (situation) kerja. Motivasi bagi seseorang untuk melakukan
merupakan kondisi yang sesuatu.
menggerakkan diri pegawai yang 7. Peluang, pekerjaan perlu mendapatkan
terarah untuk mencapai tujuan kerja. kesempatan untuk menunjukkan
c. Faktor Strategi (atrategic) prestasi kerjanya.
Strategi merupakan suatu bentuk
sasaran dari kinerja untuk dapat Kerangka Pemikiran
mengetahui dan mengukur sejauh Setelah masalah penelitian
mana keberhasilan pegawai dalam dirumuskan, maka langkah kedua dalam
melaksanakan pekerjaannya dengan proses penelitian (kuantitatif) adalah
susunan strategi yang dimilikinya. mencari teori-teori, konsep-konsep dan
generalisasi-generalisasi hasil penelitian
Menurut wibowo (2014:85) indikator yang dapat dijadikan sebagai landasan
kinerja adalah sebagai berikut : teoritis untuk pelaksanaan penelitian
1. Tujuan, merupakan suatu keadaan yang (Sugiyono, 2010: 52). Maka dapat
lebih baik yang diinginkan dimasa dirumuskan kerangka pemikiran untuk
yang akan datang. Tujuan merupakan penelitian ini sebagai berikut :
arah kemana kinerja harus dilakukan.
8
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Gaya Kepemimpinan
Otoriter (X1)
Kedisiplinan
(X3)
9
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
Berdasarkan teori tersebut, maka X1 = Kepemimpinan Otoriter
penulis mengambil seluruh populasi X2 = Kepemimpinan Demokrasi
sebagai sampel. Dengan itu penelitian ini X3 = Kedisiplinan
merupakan penelitian populasi. e = error
Teknik Pengumpulan Data Pengujian Hipotesis
Pengumpulan data dalam penelitian H0 : Variabel-variabel bebas (Gaya
ini dilakukan melalui. Kepemimpinan Otoriter Demokrasi
dan Kedisiplinan) tidak
a. Kuesioner berpengaruh terhadap variabel
Kuesioner merupakan alat riset atau terikat (Kinerja Pegawai) Pegawai
survey yang terdiri atas serangkaian Kantor Statistik Kabupaten Pidie.
pertanyaan tertulis, bertujuan Ha : Adanya pengaruh variabel-variabel
mendapatkan tanggapan dari kelompok bebas (Gaya Kepemimpinan
orang. Otoriter Demokrasi dan
b. Wawancara / Interview Kedisiplinan) secara signifikan
Wawancara / Interview adalah Proses terhadap variabel terikat (Kinerja
memperoleh keterangan untuk tujuan Pegawai) Pegawai Kantor Statistik
penelitian dengan cara tanya jawab Kabupaten Pidie.
sambil bertatap muka antara si penanya Untuk menguji Hipotesis dalam
atau pewawancara dengan si penjawab penelitian ini penulis menggunakan uji F
atau responden dengan menggunakan dan uji t yaitu pada tingkat keyakinan
alat yang dinamakan interview guide (convindend interval 95%) atau tingkat
(panduan wawancara). kesalahannya (alpha) α sebesar 0.05. Pada
c. Observasi tingkat keyakinan (convided interval 95%)
Observasi ialah metode atau cara-cara atau tingkat kesalahan (alpha) α sebesar
yang menganalisis dan mengadakan 0,05 maka apabila nilai signifikan < dari
pencatatan secara sistematis mengenai nilai alpha (5%) maka Ha di terima dan
tingkah laku dengan melihat atau sebaliknya apabila nilai signifikan > dari
mengamati individu atau kelompok nilai alpha (5%) maka Ha di tolak.
secara langsung Untuk mempercepat perhitungan
dalam penelitian ini digunakan alat bantu
Peralatan Analisis Data komputer melalui software SPSS (statistic
Analisis statistik yang digunakan package for social science) versi 21.0.
dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda dengan menggunakan program HASIL PENELITIAN DAN
SPSS. Analisis regresi, untuk menghitung PEMBAHASAN
besarnya pengaruh secara kuantitatif dari
suatu perubahan kejadian (variabel X) Uji Validitas dan Reliabilitas
terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Uji Validitas
Untuk melihat hubungan antara variabel Pengujian validitas butir-butir dari
yang dipergunakan rumus regresi berganda kuisioner ini dilakukan secara statistik,
Umar (2008: 256). yaitu menggunakan metode korelasi
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e product moment, dengan kriteria
Dimana : penentuan jika koefisien korelasi (r) yang
Y = Kinerja Pegawai diperoleh lebih besar dari pada koefisien
a = Konstanta dari tabel nilai-nilai kritis r, yaitu pada taraf
b1, b2 = Koefisien regresi variabel
10
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
signifikan 5%, instrumen tes yang jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka
diujicobakan tersebut dinyatakan valid. kuesioner tersebut dikatakan tidak valid
Nilai r tabel untuk penelitian ini adalah sebagai instrumen penelitian. Adapun hasil
0.329. Jika rhitung lebih besar dari r tabel maka uji tersebut adalah sebagai berikut:
kuesioner dikatakan valid dan sebaliknya
11
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
Tabel 2. Reliabilitas Variabel Penelitian Alpha
Item Nilai
No Variabel Kehandalan
Variabel Alpha
1 Gaya Kepemimpinan Otoriter (X1) 5 0,879 Handal
2 Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X2) 5 0,908 Handal
3 Kedisiplinan (X3) 5 0,847 Handal
4 Kinerja Pegawai (Y) 5 0,936 Handal
Sumber : Data Primer Diolah, (2018)
Berdasarkan tabel di atas dapat Z > 0,05, maka data penelitian mempunyai
diketahui bahwa alpha untuk masing- distribusi normal. Berdasarkan pengujian
masing variabel yaitu Variabel Gaya Kolmogorov-Smirnov Z, menunjukkan
Kepemimpinan Otoriter(X1) diperoleh bahwa probabilitas Kolmogorov-Smirnov
nilai alpha sebesar 0,879, dan Variabel Z > 0,05. Ini berarti data penelitian ini
Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X2) mempunyai distribusi normal dengan
diperoleh nilai alpha sebesar 0,908, perinciannya sebagai berikut:
VariabelKedisiplinan (X3)diperoleh nilai 1. Variabel(X1) dengan probabilitas
alpha sebesar 0,847 serta variabel Kinerja Kolmogorov-SmirnovZ 0,673>0,05.
Pegawai (Y)diperoleh nilai alpha sebesar 2. Variabel (X2), dengan probabilitas
0,936. Kolmogorov-Smirnov Z0,971>0,05.
Analisis Pengujian Asumsi Klasik 3. Variabel (X3), dengan probabilitas
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Z0,951 >0,05.
Uji normalitas digunakan untuk 4. Variabel (Y)dengan probabilitas
menguji apakah data dari sampel yang Kolmogorov-SmirnovZ0,638> 0,05.
diambil normal atau tidak. Residual
variabel yang terdistribusi normal yang Uji Multikolinearitas
akan terletak di sekitar garis horizontal Multikolinearitas diuji dengan
(tidak terpisah jauh dari garis diagonal). melihat VIF dari masing-masing variabel
Berdasarkan P-Plot pada lampiran independen terhadap variabel
menunjukkan sebaran standardized dependen.Bila VIF <10 maka tidak terjadi
residual berada dalam kisaran garis mulitikolinearitas atau
diagonal. Seperti terlihat pada gambar nonmulitikolinearitas artinya data yang
berikut : diteliti tidak terdapat pengaruh variabel
Gambar 1. Grafik Uji Normalitas luar yang dapat merusak kualitas data yang
diperoleh. Hasil pengujian ditunjukkan
pada tabel berikut :
12
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
Tabel 3. Nilai VIF Variabel Bebas
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut Dari gambar di atas terlihat bahwa
heteroskedastisitas. grafik scatterplottidak memiliki pola
Model regresi yang baik adalah tertentu yang teratur (bergelombang,
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi melebar kemudian menyempit), dengan
heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya demikian dapat diartikan tidak terjadi
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan gejala heteroskedastisitas.
melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatter plot. Pembahasan
Jika ada pola tertentu, seperti titik Untuk mengetahui pengaruh
- titik yang ada membentuk pola tertentu Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter,
yang teratur (bergelombang, melebar Gaya Kepemimpinan Demokrasidan
kemudian menyempit) maka Kedisiplinanterhadap Kinerja Pegawai
mengidentifikasikan telah terjadi Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie,
Nheteroskedastisitas.Jika tidak ada pola maka dilakukan analisis data melalui
yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas regresi linear berganda.Dimana hasilnya
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat dilihat pada Tabelberikut:
13
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
Tabel 4. Pengaruh Masing-masing Variabel Independen
Terhadap Variabel Dependen
Standar
Nama Variabel B Beta thitung t tabel Sign
Error
Konstanta 3.529 0.490 7.207 1,69666 .000
Gaya Kepemimpinan
0.316 0.064 0.347 4.966 1,696 .000
Otoriter (X1)
Gaya Kepemimpinan
0.236 0.048 0.280 4.922 1,696 .000
Demokrasi (X2)
Kedisiplinan (X3) 0.364 0.061 0.416 5.947 1,69666 .000
Koefisien Korelasi (R) =0.985
Koefisien Determinasi (R2) =0.970
Adjusted R Squares =0.967
F hitung =323.853
F tabel = 3.30
Sign F = 0,000
14
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
sebesar 98,5 % Ini berarti hubungan variabel lain yang tidak diteliti dalam
tersebut sangat kuat. penelitian ini.
Kemudian indeksdeterminasi
masing-masing Gaya Kepemimpinan Hasil Pengujian Hipotesis
Otoriter(X1), Gaya Kepemimpinan Uji F
Demokrasi (X2) dan Kedisiplinan (X3) Uji F dilakukan untuk melihat
sebesar 97,0%, ini berartiberpengaruh pengaruh variabel independen terhadap
secara signifikan terhadapKinerja Pegawai variabel dependen secara bersama-sama
(Y) Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie (secara simultan). Pembuktiannya dapat
yaitu sebesar 3,0% yang dipengaruhi oleh dijelaskan sebagai berikut:
Standar
Nama Variabel B Beta thitung t tabel Sign
Error
Konstanta 3.529 0.490 7.207 1,696 .000
66
Gaya Kepemimpinan
0.316 0.064 0.347 4.966 1,696 .000
Otoriter (X1)
Gaya Kepemimpinan
Demokrasi (X2) 0.236 0.048 0.280 4.922 1,696 .000
Kedisiplinan (X3) 0.364 0.061 0.416 5.947 1,696 .000
66
1. Variabel Gaya Kepemimpinan hasil uji t ini dapat disimpulkan bahwa
Otoriter(X1)diperoleh variabelGaya Kepemimpinan
thitung4,966>ttabel1,696, sehingga Otoriter(X1) adapengaruh yang
Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai
Hipotesis Alternatif (Ha) diterima.Dari
15
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
(Y) Badan Pusat Statistik Kabupaten 2. Variabel Gaya Kepemimpinan
Pidie. Otoriter (X1) diperoleh thitung 4,966
2. VariabelGaya Kepemimpinan > ttabel 1,696, sehingga Hipotesis
Demokrasi (X2) diperoleh Nol (Ho) ditolak dan Hipotesis
thitung4,922>ttabel 1,696, sehingga Alternatif (Ha) diterima. Dari hasil
Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan uji t ini dapat disimpulkan bahwa
Hipotesis Alternatif (Ha) diterima.Dari variabel Gaya Kepemimpinan
hasil uji t ini dapat disimpulkan bahwa Otoriter (X1) ada pengaruh yang
variabelGaya Kepemimpinan signifikan terhadap Kinerja
Demokrasi berpengaruh secara Pegawai (Y) Badan Pusat Statistik
signifikan terhadap Kinerja Pegawai Kabupaten Pidie.
(Y)Badan Pusat Statistik Kabupaten 3. Variabel Gaya Kepemimpinan
Pidie. Demokrasi (X2) diperoleh thitung
3. VariabelKedisiplinan (X3) diperoleh 4,922> ttabel 1,696, sehingga
thitung5,947>ttabel 1,696, sehingga Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan
Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima.
Hipotesis Alternatif (Ha) diterima.Dari Dari hasil uji t ini dapat
hasil uji t ini dapat disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa variabel Gaya
variabelKedisiplinan berpengaruh Kepemimpinan Demokrasi
secara signifikan terhadap Kinerja berpengaruh secara signifikan
Pegawai (Y)Badan Pusat Statistik terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Kabupaten Pidie. Badan Pusat Statistik Kabupaten
Pidie.
4. Variabel Kedisiplinan (X3)
Kesimpulan diperoleh thitung 5,947> ttabel 1,696,
Kesimpulan dari hasil penelitian sehingga Hipotesis Nol (Ho)
tentang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan ditolak dan Hipotesis Alternatif
Otoriter, Gaya Kepemimpinan Demokrasi (Ha) diterima. Dari hasil uji t ini
dan Kedisiplinan terhadap Kinerja dapat disimpulkan bahwa variabel
Pegawai Badan Pusat Statistik Kabupaten Kedisiplinan berpengaruh secara
Pidie ” adalah sebagai berikut: signifikan terhadap Kinerja
1. Hasil pengujian secara simultan di Pegawai (Y) Badan Pusat Statistik
peroleh Fhitung 323.853 > Ftabel 3,30. Kabupaten Pidie.
Dengan demikian hasil perhitungan
ini dapat diambil suatu keputusan Saran
bahwa menerima hipotesis Adapun saran yang dapat saya
alternatif (Ha) dan menolak sampaikan adalah sebagai berikut:
hipotesis nol (Ho), artinya bahwa 1. Untuk meningkatkan Kinerja
variabel Gaya Kepemimpinan Pegawai Badan Pusat Statistik
Otoriter (X1), Gaya Kepemimpinan Kabupaten Pidie, pihak atasan
Demokrasi (X2) dan Kedisiplinan harus lebih memperhatikan
(X3) secara bersama-sama variabel-variabel yang bisa
berpengaruh secara signifikan membuat pegawainya agar mampu
terhadap Kinerja Pegawai (Y) pada menunjukkan kualitas mereka
Badan Pusat Statistik Kabupaten dengan memperhatikan faktor-
Pidie. faktor yang dapat meningkatkan
16
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
kinerja mereka melalui gaya Aplikasi dalam Pelayanan.
kepemimpinan dan kedisiplinan. Yogyakarta: Graha Ilmu.Fathoni
2. Untuk kemajuan Badan Pusat (2006.
Statistik Kabupaten Pidie, para Tisnawati, (2005). Pengantar
pegawai sebaiknya memikirkan Manajemen, Jakarta. Kencana.
dan melakukan serangkaian cara Fathoni (2006) Manajemen Sumber Daya
dalam meningkatkan Kinerja agar Manusia, Bandung : Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ghozali, (2011) Aplikasi Analisis
Pidie dapat menjadi sebuah Multivariate Dengan Program
organisasi yang berkualitas. SPSS”. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
DAFTAR PUSTAKA Handoko, T. Hani. (2009). Manajemen.
A.A Anwar Prabu Mangkunegara, (2006), Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Perencanaan dan Pengembangan Hasibuan H. Malayu, (2006) Manajemen
Manajemen Sumber Daya Dasar, Pengertian, dan Masalah,
Manusia, Pen. PT Refika Aditama. Edisi Revisi, Bumi Aksara:
.(2009) Manajemen Sumber Jakarta.
Daya Manusia Perusahaan. . (2007) Manajemen Sumber
Bandung: Remaja Rusdakarya. Daya Manusia. Jakarta : Cetakan
.(2010). Evaluasi Kinerja SDM. 9. PT. Bumi Aksara.
Bandung: PT. Refika Aditama. Herujito, Yayat M. (2006). Dasar-Dasar
. (2012) Evaluasi Kinerja Manajemen. PT Grasindo.
SDM, cetakan keenam. Bandung : Jakarta.
Refika Aditama. Istijanto (2006) Riset Sumber Daya
Ahmad Daud (2009) Pengaruh Gaya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia
Kepemimpinan Otoriter Pustaka Utama.
Demokrasi Terhadap motivasi Ibson (2010). Dasar-Dasar Manajemen.
kerja Pegawai Kantor Bupati Pidie PT Grasindo. Jakarta
Jaya. Kartono (2008) Pemimpin dan
Arikunto (2008). Prosedur Penelitian kepemimpinan. Jakarta: Raja
Suatu Pendekatan Proyek. Jakarta Grafindo Persada.
: Rineka Cipta. Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi
Armstrong, dan Baron, A. (2009). Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Performance Management – The Pembaruan.
New Realities. London: Institute of Martoyo, Susilo. (2010). Manajemen
Personnel and Development. Sumber Daya Manusia.
Bernardin and Russel. 2011. Human BPFE.Yogyakarta.
Resource Management. New Prawirosentono (2013) Manajemen
York: McGraw-Hill. Sumber Daya Manusia Kebijakan
Dessler, (2010) Manajemen Sumber Kinerja Karyawan”. Yogyakarta :
Daya Manusia, Jakarta: PT. BPFE.
Indeks. Rivai (2009) Manajemen Sumber Daya
Dharma, Surya. 2008. Strategi Manusia Untuk Perusahaan. Dari
Pembelajaran dan Pemilihannya, teori Ke Praktek. Rajawali Pers;
Jakarta : Direktorat Jakarta
Ernawati. (2009). Buku Saku Rivai, Veithzal, (2005). Manajemen
Komunikasi Keperawatan Sumber Daya Manusia untuk
17
P-ISSN 2774-8189
FAKULTAS EKONOMI UNIGHA E-ISSN 2774-8170
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
Perusahaan, dari Teori ke Praktik, offset. Yogyakarta.
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sudjana. (2012). Metode Statistik. Jakarta:
Rivai, Veitzhal dan Mulyadi, Deddy. Rineka Cipta.
(2013). Kepemimpinan dan Supranto, 2011, Statistik Teori dan
Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Aplikasi, Erlangga, Jakarta
Raja Grafindo Persada Sutrisno, Edy. (2010). Manajemen Sumber
Robbins (2009) Manajemen.terjemahan Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
T. Hermaya, Jakarta: Prenhalindo Syafi’ie, Inu Kencana. 2005.
Sedarmayanti (2009) Sumber Daya Kepemimpinan pemerintahan
Manusia dan Produktivitas Indonesia. Bandung : PT. Refika
Kerja. Bandung: CV. Mandar Utama.
Maju. Thoha, Miftah,( 2010). Kepemimpinan
Siagian (2011) Kiat Meningkatkan Dalam Manajemen, Jakarta :
Produktivitas Kerja. Jakarta: Rajawali Pers.
Rineka Cipta. Umar (2008) Metode Penelitian Untuk
Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta.
suatu Pengantar. Jakarta: P.T.Raja PT Rajagrafindo Persada.
Grafindo. Wibowo, (2011). Manajemen Perubahan.
Sugiyono (2010) Metode Penelitian Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kuantitatif Kualitatif & Wirawan (2009) Evaluasi Kinerja
RND.Bandung : Alfabeta Sumber Daya Manusia : Teori
Susilo Supardo, 2006, Kepemimpinan, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta:
Dasar-Dasar dan Salemba Empat.
Pengembangannya. CV. Andi
18