Anda di halaman 1dari 29

1) Jurnal Manajemen

BUDAYA LOKAL MALUKU “PELA GANDONG” DALAM KONTEKS PERILAKU


ORGANISAS

a) Vol. 03 No. 01 Februari

b) Abstrak

Penelitian ini bertjuan untuk memaknai budaya lokal Maluku “Pela gandong”
dalam konteks perilaku organisasi. Budaya sebagai program mental pada
sekelompok orang menjadi dasar bagi pembentukan kepribadian dari orang-orang
dalam kelompok tersebut. Proses budaya mempengaruhi perilaku organisasi
antara lain dengan cara karyawan membawa budaya mereka ke tempat kerja
dalam bentuk kebiasaan dan bahasa yang juga mempengaruhi nilai-nilai individu,
etika, sikap, anggapan, dan harapan. “Pela gandong” merupakan proses budaya
sehingga dapat mempengaruhi kepribadian dan nilai-nilai individu seseorang di
tempat kerjanya. Sistim kekerabatan yang dibangun berdasarkan nilai-nilai pela
gandong diharapkan mampu mempengaruhi perilaku individu di tempat kerjanya.,
c) Latar belakang
Saat ini bidang manajemen sumber daya manusia mengalami banyak tekanan
untuk melakukan perubahan. Pergeseran dalam ekonomi, globalisasi, keragaman
tenaga kerja, dan teknologi telah menciptakan tuntutan baru untuk organisasi dan
mendorong penelitian lapangan dalam beberapa arah yang benar-benar baru
(Stone dan Deadrick, 2015). Tantangan mendesak bagi organisasi dengan
karyawan berbeda latar belakang budaya adalah tenaga kerja yang beragam dalam
mengahadapi globalisasi (White, 1999). Perilaku organisasi merupakan sebuah
bidang interdisipliner yang ditujukan untuk memahami dan mengelola pegawai
dengan lebih baik. Artinya, perilaku organisasi berorientasi pada penelitian dan
penerapan. Tiga tingkat dasar analisis dalam perilaku organisasi adalah individu,
kelompok, dan organisasi (Kreitner dan Knicki, 2014). Kreitner dan Kinicki (2014)
mendeskripsikan proses budaya mempengaruhi perilaku organisasi dengan dua
cara. Para karyawan membawa budaya mereka ke tempat kerja dalam bentuk
kebiasaan dan bahasa. Budaya organisasi yang merupakan produk dari budaya
masyarakat mempengaruhi nilai-nilai individu, etika, sikap, anggapan, dan
harapan.
d) Kesimpulan
Budaya berdasarkan pemaparan di atas merupakan faktor ekternal yang mampu
mempengaruhi perilaku organisasi. Budaya lokal Maluku “Pela Gandong” sebagai
salah satu bentuk budaya yang dijunjung penganutnya dalam pendekatan tersebut
juga diduga mampu mempengaruhi perilaku organisasi. Mengingat saat ini belum
ada kajian manajerial yang melibatkan Pela Gandong, maka diharapkan tulisan ini
dapat menjadi awal bagi pengembangan penelitian di masa mendatang.

2) Jurnal aplikasi manajemen & kewirausahaan


Pengaruh motivasi kerja, sikap dan perilaku Organisasi Terhadap
Kinerja ASN Dinas Perikanan Kabupaten Pangkep

a) Volume 2 No.2 Agustus 2020 Hal. 118-125

b) Abstrak
Penelitian ini menggunakan pendekataan kuantitaf denga
metodesurvei.Jenis penelitian bersifat eksplanatif asosiasi.penelitian
dilaksanakan di Kabupaten Pangkep. Populasi adalah seluruh Aparatur Sipil
Negara dan Tenaga Harian Lepas yang di Dinas perikanan Kabupten
Pangkep. Sampel penitian diperoleh dengan teknik sensus yaitu mengambil
populasi yang berjumlah 45 Orang pegawai. Data analisis menggunakan
teknik analisis deskriptif dan analaisis regresi untuk mengetahui deskripsi dan
pengaruh antar variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas,yaitu
Pengaruh motivasi kerja (X1) sebesar 4,15,sikap (2) sebesar 4,42,
perilakuOrganisasi(X)(Y). secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan
dan positif antara Pengaruh Motivasi kerja,Sikap, dan Perilaku Organisasi
ASN Dinas Perikanan kabupaten Pangkep 48,9% sedangkan sisanya sebesar
51,1% dipengaruhi oleh Faktor lain yang tidak menjadi objek penelitian.

c) Latar Belakang
Pada umumnya dalam suatu Instansi atau Organisasi, baik itu Instansi
Pemerintahan maupun Swasta sangat diperlukan peranan yang berupa kinerja
dari Pegawai, karena Pegawai sangat menentukan tercapai atau tidaknya suatu
tujuan dari Organisasi atau Instansi Pemerintahan tersebut. Kehidupan
Organisasi serta sangat menentukan dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Tanpa kinerja Pegawai yang maksimal, kegiatan dalam suatu
Organisasi tidak mungkin akan berjalan. Pegawai adalah salah satu unsur
manusia dalam proses pekerjaan. Dalam proses pekerjaan,Pegawai memegang
tugas ganda yaitu sebagai Karyawan dan bawahan. Selain itu Pegawai
merupakan faktor penentu untuk keberhasilan jalannya pemerintahan,karena
Pegawai merupakan sentral serta sumber kegiatan bekerja. Kepala Organisasi
Perangkat Daerah sebagai pemimpin mempunyai ciri proaktif, mengang-kat
tingkat kesadaran para pengikut akan kepentingan kepentingan kolektif
inspiratif, dan membantu meraih hasil performa yang luar biasa tinggi.
d) Kesimpulan
Terdapat pengaruh yang positif dan signiifikan secara parsial antara pengaruh
Motivasi kerja, Sikap, dan Perilaku organisasi terhadap Kinerja Aparatur Sipil
Negara. Variabel dependen merupakan veriabel yang paling dominan
berpengaruh terhadap kinerja Pegawai pada Dinas Perikanan Kabupaten
Pangkep.

3. Pengaruh perilaku organisasi terhadap kinerja karyawan di lotte grosir


bandung

a) Vol. 1, No 3, Desember 2019

b) Abstrak
Penelitian ini berjudul pengaruh perilaku organisasi terhadap kinerja
karyawan di lotte grosir Bandung. perilaku organisasi sebagai persepsi
umum yang dimiliki oleh seluruh anggota organisasi, sehingga setiap
karwayan yang menjadi anggota organisasi akan mempunyai nilai,
keyakinan dan perilaku sesuai dengan organisasi. Berdasarkan definisi
tersebut, maka dapat diketahui bahwa kinerja karyawan menjadi sangat
penting karena penurunan kinerja baik individu maupun kelompok
dalamsuatu perusahaan dapat memberi dampak yang berarti dalam suatu
perusahaan. hasil penelitian ini yaitu pada alpha >6% nilai koefisien beta
(ß) = 0,297 dan menunjukkan t hitung sebesar 3,065 tingkat signifikan
0,004 dimana lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis dan juga
pengujian yang dilakukan maka hipotesis A yang menyatakan variabel
Perilaku Organisasi (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan Lotte grosir Bandung. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima.

c) Latar Belakang
Lotte adalah sebuah perusahaan no.5 terbesar di Korea Selatan,
berpengalaman dalam mengoperasikan dunia retail, sehingga impian
management Lotte Group adalah menjadikan Lotte menjadi perusahaan
retail nomor satu di Asia. Lotte membeli seluruh saham dan mengambil
alih karyawan PT. Makro Indonesia, namun demikian Kantor Pusat PT.
Lotte Shopping Indonesia tetap di Jakarta Timur. Seiring dengan
kepemilikan Lotte Group terhadap perusahaan Makro, maka di kantor
pusat telahdi angkat 3 Direktur baru yaitu, Wayan Gede Suci sebagai
Operations Director, Joanito Iwan Tamsil sebagai IT Director, dan
Indra Budiana sebagai Fresh Food Director.perilaku organisasi sebagai
persepsi umum yang dimiliki oleh seluruh anggota organisasi, sehingga setiap
karwayan yang menjadi anggota organisasi akan mempunyai nilai, keyakinan
dan perilaku sesuai dengan organisasi. Berdasarkan definisi tersebut,
maka dapat diketahui bahwa kinerja karyawan menjadi sangat
penting karena penurunan kinerja baik individu maupun kelompok
dalam suatu perusahaan dapat memberi dampak yang berarti dalam
suatu perusahaan.

d) Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan di Lotte Grosir Bandung dengan sampel akhir
21 responden dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui
penyebaran kuesioner. Berdasarkan hasil dari analisis data yang
terkumpul serta pengolahan analisis dengan menggunakan SPSS 23.00,
menunjukkan bahwaPerilaku Organisasi (X) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan Lotte grosir Bandung. Hipotesis A
pada penelitian ini, didukung oleh hasil penelitian. Pada alpha >6% nilai
koefisien beta (ß) = 0,297 dan menunjukkan t hitung sebesar 3,065
tingkat signifikan 0,004 dimana lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil
analisis dan juga pengujian yang dilakukan maka hipotesis A yang
menyatakan variabel Perilaku Organisasi (X) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan Lotte grosir Bandung.Maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima.

4. Jurnal Politikom Indonesiana


Perilaku organisasi dalam pelayanan administrasi kependudukan(studi
pelayanan pembuatan kartu keluarga (kk) pada kantor kecamatan
lemahabang kabupaten karawang)

a) VOL.1 NO.1, JULI 2016

b) Abstrak
Perilaku organisasi adalah fungsi interaksi anatara individu dengan
lingkungannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana perilaku organisasi dalam pelayanan administrasi
kependudukan kantor kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang.
Pelayanan administrasi kependudukan ini dilaksanakan dengan maksud
dan tujuan untuk mencapai tertib administrasi, untuk memperoleh data
kependudukan yang akurat sebagai dasar mengambil keputusan, hasil
dari pendaftaran penduduk adalah diterbitkannya bukti identitas diri
sebagai penduduk yang sah dan bukti identitas diri yang sah merupakan
dasar untuk mengurus kepentingan bagi penduduk yang bersangkutan .Metode
penilitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan
analisis data kualitatif. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa perilaku
organisasi di kantor Kecamatan Lemahabang masih perlu diperbaiki agar
tercipta pelayanan yang tertib administrasi dengan yang efektif dan efisien.
c) Latar belakang
Organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya terdapat aktivitas
orang-orang dalam bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang telah di tentukan bersama. Organisasi juga merupakan proses
penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-kelompok
harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melakukan tugas-
tugas, sedemikian rupa sehingga memberikan saluran terbaik untuk
pemakaian yang efisien, sistematis, positif, dan terkoordonasi dari usaha
yang tersedia. Sebagai tempat atau wadah lebih bersifat statis sedangkan
sebagai proses lebih bersifat dinamis karena dinamika, aktivitas, tindakan dan
hubungan yang terjadi dalam organisasi baik dalam organisasi pemerintah
maupun non-pemerintah.Perilaku Organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau
suatu kelompok tertentu, meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh
organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari
pengaruh manusia terhadap organisasi. Kabupaten Karawang merupakan
wilayah dari Jawa Barat yang dalam menyelenggarakan dan melaksanakan
pemerintahan dibantu oleh kecamatan-kecamatan yang merupakan bagian dari
institusi pemerintahan Kabupaten Karawang, diantaranya adalah
Kecamatan Lemahabang. Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang
merupakan suatu organisasi pemerintahan yang secara langsung terlibat dengan
pelayanan terhadap publik dari mulai pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP),
Kartu Keluarga (KK), Surat Keterangan Pindah Datang (SKPD), Surat
Pengantar Pindah Keluar Negeri (SPPLN), Surat Keterangan Datang dari
luar Negeri (SKDLN), Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) dan
Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) yang diatur oleh Peraturan Daerah
(Perda) Kabuapten Karawang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan dan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten
Karawang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Karawang.Pelayanan kependudukan
ini dilaksanakan dengan maksud dan tujuan untuk mencapai tertib administrasi,
untuk memperoleh data kependudukan yang akurat sebagai dasar mengambil
keputusan, hasil dari pendaftaran penduduk adalah diterbitkannya bukti identitas
diri sebagai penduduk yang sah dan bukti identitas diri yang sah merupakan
dasar untuk mengurus kepentingan bagi penduduk yang bersangkutan.

d) Kesimpulan
Manusia berbeda perilakuPeneliti menganalisis bahwa perbedaan perilaku pada
kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang, karena adanya perbedaan
kemampuan. Perbedaaan kemampuan ini disebabkan adanya perbedaan
pegawai dalam menyerap informasi dari pengalaman kerja atau lamanya
bekerja.Hal ini dapat terlihat dari pegawai yang masa kerjanya dan tindakan atau
keputusan yang diambil dengan tidak terburu-buru sehingga hasil kerja dapat
tercapai dengan optimal.KebutuhanPeneliti menganalisis bahwa salah satu
penyebab pegawai tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan atasannya
adalah karena para pegawai mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan
pegawai lainnya. Seperti kebutuhan aktualisasi diri dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai melalui program
pendidikan dan pelatihan baik pelatihan teknis maupun pelatihan administrasi.

5. Jurnal Analisis
Pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap
komitmenkaryawan pada pt perkebunan nusantara xiv

a) Juni 2016, Vol. 5 No. 1 : 96 – 102

b) Abstrak
Ketika perusahaan mulai berorientasi pada pembentukan budaya organisasi,
berarti pula meletakkan aspek sumber daya manusia dalam posisi strategis
melalui para pimpinan puncak atau manajer untuk mengamankan norma
perilaku, nilai- nilai dan keyakinan bersama terhadap perusahaan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya
Kepemimpinan terhadap Komitmen Organisasi pada PT.Perkebunan
Nusantara XIV. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 88 karyawan pada PT
Perkebunan Nusantara XIV. Data dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi berganda dengan bantuan program software SPSS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi dan gaya kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi di PT
Perkebunan Nusantara XIV secara parsial dan simultan.

c) Latar Belakang
Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitikberatkan pada
sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya dengan
optimal, khususnya menghadapi dinamika perubahan lingkungan yang terjadi.
Dengan demikian kemampuan teknis, teoritis, konseptual, moral dari para
pelaku organisasi / perusahaan di semua tingkat (level) pekerjaan amat
dibutuhkan.Pemahaman terhadap budaya organisasi perlu juga dikaitkan
dengan diversitas dan karakteristik dari orientasi kerja para anggota
organisasi. Menurut Robbins (2003), budaya organisasi merupakan sistem
makna bersama terhadap nilai- nilai primer yang dianut bersama dan dihargai
organisasi, yang berfungsi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya, menciptakan rasa identitas bagi para
anggota organisasi mempermudah timbulnya komitmen kolektif terhadap
organisasi, meningkatkan kemantapan sistem sosial, serta menciptakan
mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu membentuk sikap dan
perilaku para anggota organisasi. Tingkah laku budaya perusahaan yang tidak
selaras akan menciptakan disharmoni yang menyulitkan pencapaian tujuan
perusahaan. Budaya perusahaan merupakan pelekat yang memadukan dan
memberi arah bagi derap langkah anggota organisasi.
d) Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan


sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Budaya
Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi
atau dapat dikatakan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Komitmen
Organisasi. Variabel Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Komitmen Organisasi atau dapat dikatakan Gaya Kepemimpinan
berpengaruh terhadap Komitmen Organisasi karyawan. Dalam meningkatkan
komitmen organisasi di PT Perkebunan Nusantara XIV, maka budaya
organisasi yang kondusif harus selalu diperhatikan dan menerapkan gaya
kepemimpinan yang dapat mengayomi kepentingan karyawan sehingga dapat
menciptakan rasa kepercayaan karyawan terhadap perusahaan.

6) Jurnal Ilmiah Akuntansi


Peran perilaku organisasi dan manajemen strategi dalam meningkatkan
produktivitas output pendidikan dimasa pandemi covid 19.
a) Vol. 6 No. 4, Desember 2022 (381-388)

b) Abstrak
Tujuan dalam penelitin ini untuk mengetahui bagaimana Peran Perilaku
Organisasi Dan Manajemen Strategi Dalam Meningkatkan Produktivitas
Output Pendidikan Dimasa Pandemi Covid 19 . Jenis dan metode dalam
penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis data kualitatif dan sumber datanya
adalah artikel ilmiah dan buku yang digunakan sebagai landasan tinjauan
pustaka dan ide atau gagasan pembahasan. Hasil dalam penelitian ini
Manajemen strategik memang berpengaruh terhadap meningkatkan
produktivitas dari ouput pendidikan jika dilakukan analisa terlebih dahulu
terkait dengan unsur unsur yang ada dalam sekolah yang dituju. Unsur ini
meliputi tenaga pendidik, peserta didik, fasilitas pendidikan, peralatan
pendidikan, lingkungan pendidikan dan cara penyampaian pendidikan atau
metode pendidikan. Hal ini dilakukan agar strategi yang dibuat mampu
diterapkan dengan baik dan tidak terjadi lonjakan perubahan yang drastis
sehingga mutu pendidikan tetap tercapai karena mudahnya akan adaptasi
terhadap strategi yang baru. Dengan begitu hasil dari evaluasi yaitu output
pendidikan menunjukan nilai yang memuaskan.Perilaku organisasi juga
berpengaruh terhadap peningkatakn produktivitas output pendidikan pada masa
pandemi covid19 jika Anggota organisasi terintegritas dengan dengan baik, Tidak
malas dalam melaksanakan strategi pendidikan dengan baik, Komitmen terhadap
strategi pendidikan.
c) Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan sebagai proses untuk


menambahkan ilmu pengetahuan agar mampu hidup secara mandiri. Pendidikan
sebagai harapan anak bangsa dan masyarakat Indonesia untuk keluar dari jeratan
kesulitan ekonomi dan menghapuskan kesenjangan yang ada. dalam
memerangi kedua hal ini, pendidikan diharuskan memiliki mutu yang terjamin
sehingga menhasilkan output yang berkualitas. Output pendidikan dapat dilihat
dari hasil belajar siswa setelah melakukan evaluasi pembelajaran. Jika dirasa
output yang dihasilkan kurang memuaskan diharapkan pihak sekolah
memperbaiki strategi dan peranan komite sekolah maupun organisasi agar dapat
memenuhi mutu pendidikan yang ingin dicapai.Perilaku organisasi adalah proses
pembelajaran yang terjadi pada masing masing individu di lingkungan
organisasi. Dalam organisasi biasanya dilakukan sebuah kegiatan
manajemen yang dijalankan secara bersama sama dalam organisasi tersebut.
Organisasi dalam bidang pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Strategi pendidikan yang telah dibentuk tanpa adanya kualitas
dari perilaku organisasi, strategi tersebut seperti tiada gunanya. Seperti
yang diungkapkan oleh Anggung (2018) menyatakan pikiran orang yang
berada didalam organisasi membentuk pikiran organisasi yang kemudian
menghasilkan nilai-nilai sekolah, lalu kondisi tersebut menghasilkan tindakan
yang baik. Komponen peningkatan produktivitas dalam konteks output
pendidikan yaitu : (1) sikap kerja; (2). tingkat keterampilan;(3). hubungan
antara lingkungan; (4). manajemen produktivitas;(5). efisiensi tenaga kerja;
dan(6).kewiraswastaan. Pandemi Covid19 menyebabkan banyak mobilitas
menjadi terganggu. Termasuk pendidikan yang harus terhambat karena adanya
pandemi ini. saat awal terjadinya pandemi Covid19, sekolah memberikan
kebijakan libur dua minggu yang mana dahulu difikirkan bahwa dalam
waktu dua minggu pandemi bisa di selesaikan. Nyatanya kegiatan pendidikan
memang tidak bisa lagi dilaksanakan dengan tatap muka karena adanya resiko
penularan yang ditimbulkan. Mau tidak mau tenaga pendidik memutar otak
mencari penyelesaian agar proses pendidikan dapat berjalan meskipun tidak
dengan tatap muka. Maka muncullah gagasan pendidikan daring yang mana
proses pendidikan hanya mengandalkan teknologi internet seperti Zoom
Meeting, Google Meet dan Whatapps. Namun sebenarnya gagasan ini
hanya menyelesaikan permasalahan tidak dapat melakukan pembelajaran
tatap muka saja. Padahal dalam pendidikan banyak proses yang dilakukan bukan
sekedar kegiatan belajar mengajar saja.
d) Kesimpulan

Manajemen strategik memang berpengaruh terhadap meningkatkan


produktivitas dari ouput pendidikan jika dilakukan analisa terlebih dahulu
terkait dengan unsur unsur yang ada dalam sekolah yang dituju. Unsur ini
meliputi tenaga pendidik, peserta didik, fasilitas pendidikan, peralatan
pendidikan, lingkungan pendidikan dan cara penyampaian pendidikan atau
metode pendidikan. Hal ini dilakukan agar strategi yang dibuat mampu
diterapkan dengan baik dan tidak terjadi lonjakan perubahan yang drastis
sehingga mutu pendidikan tetap tercapai karena mudahnya akan adaptasi
terhadap strategi yang baru. Dengan begitu hasil dari evaluasi yaitu output
pendidikan menunjukan nilai yang memuaskan. Perilaku organisasi juga
berpengaruh terhadap peningkatakn produktivitas output pendidikan pada masa
pandemi covid19 jika Anggota organisasi terintegritas dengan dengan baik,
Tidak malas dalam melaksanakan strategi pendidikan dengan baik, Komitmen
terhadap strategi pendidikan.

7) Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman Perilaku Organisasi


melalui Dakwah terhadap Perkembangan Manajemen Partai Keadilan
Sejahtera Wilayah Gorontalo
a) Vol. 06 No. 2 Desember 2020

b) Abstrak
Perilaku suatu organisasi sangat ditentukan oleh perilaku setiap individu
dalam organisasi tersebut dengan bertujuan yang sama untuk
memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Kerjasama dan
kekompakan antar individu atau kelompok dalam organisasi, tidak
terlepas dari figur pemimpin karena dalam organisasi pasti ditemukan
berbagai interaksi situasional yang sering menimbulkan beragam
tanggapan pro dan kontra antar pihak demi tujuannya masing-masing.
Salah satunya yang terjadi di Partai Keadilan Sejahtera Wilayah
Gorontalo yang merangkul anggota dengan menerapkan nilai-nilai Islam
di dalam kegiatannya, politik sebagai tubuh, akan tetapi dakwah menjadi
nafas utama dalam pemerintahan organisasi. Penelitian ini membahas
perilaku organisasi di partai politik yakni Partai Keadilan Sejahtera untuk
Wilayah Gorontalo. Penelitian ini berbentuk kualitatif yang fokus pada
sosial dan realita dalam partai yang berupaya menghasilkan data
deskriptif dari para narasumber sekaligus mengamati perilaku mereka
dengan pengumpulan data dan dianalisis agar dapat penyajian data dan
penarikan kesimpulan sesuai permasalahan yang ditemukan. Hasil
penelitian ini bahwa Partai Keadilan Sejahtera menerapkan dakwah
dalam menyebarkan pengaruh politiknya. Dakwah yang dilakukan
membangun kokoh perilaku organisasi dalam partai, hal ini berdampak
pada trust atau kepercayaan masyarakat kepada partai. Kepercayaan yang
berlandaskan Islam dilaksanakan diberbagai bidang dengan 4 cara, yakni
Mihwar Tanzhimi, Mihwar Sya’bi, Mihwar Mu’assasi dan Mihwar
Dawlah sebagai pembaharuan politik partai.

c) Latar Belakang
Indonesia merupakan negeri demokratis yang dilatarbelakangi oleh
multietnis, multiras dan multiagama, sehingga mendukung untuk bersatu
dalam perbedaan seperti semboyan negeri ini Bhinneka Tunggal Ika yang
artinya Berbeda-beda, Tetap Satu Jua. Banyaknya perbedaan akan
melahirkan perbedaan pandangan dan pilihan, tak terkecuali perihal
kehidupan berpolitik, pilihan terhadap partai hingga pilihan terhadap
personal calon. Melihat besarnya populasi muslim di negeri ini, berakibat
lahirnya beberapa partai politik yang berlandaskan nilai-nilai islam, salah
satunya adalah Partai Keadilan Sejahtera atau PKS. PKS adalah
kepartaian di Indonesia yang telah diakui oleh pemerintah Indonesia
sejak lama, tepatnya pada 20 Juli 1998 partai ini didirikan(Partai
Keadilan Sejahtera, 2011). Pada awal berdirinya partai ini dipimpin oleh
Nurmahmudi Isma’il, yang pada era Presiden Abdurrahman Wahid
ditunjuk menjadi Menteri Kehutanan dan Perkebunan sejak 29 Oktober
1999 hingga 15 Maret 2001(Wikipedia, 2020). Partai Keadilan Sejahtera
Provinsi Gorontalo melakukan penyegaran dan pembaharuan organisasi
untuk keberlangsungan dakwah yang merupakan tujuan partai ini
didirikan. Pada susunan oraganisasi Partai Keadilan Sejahtera Provinsi
Gorontalo ini terdiri dari beberapa bagian yakni Majelis Pertimbangan
Wilayah, Dewan Syariah Wilayah dan Dewan Pengurus Wilayah, ketiga
tim ini menjabat selama satu periode atau lima tahun(Partai Keadilan
Sejahtera, 2015). Perilaku organisasi dalam Partai Keadilan Sejahtera
Wilayah Gorontalo tidak terlepas dari asas dan aturan yang berlaku dan
telah ditetapkan secara terpusat, walau begitu perjalanan organisasi ini
sedikit berwarna dan menarik untuk dibahas. Perilaku organisi menjadi
warna yang berbeda dalam tubuh Partai Keadilan Sejahtera yang selalu
menuntun perilaku individu di dalamnya dengan berbagai amalan syariat
Islam untuk menjunjung nilai-nilai dakwah di setiap pesan yang
disampaikan kepada kader dan masyarakat luas. Metode berpolitik yang
ditampilkan dalam bentuk dakwah menjadi ijtihad partai berlambangkan
padi dan dua bulan sabit ini sebagai ijtihad utama dalam membawa
masyarakat Indonesia dimulai dari pribadi, keluarga hingga golongan.
Bahkan komitmen dalam berbusana muslim menjadi tonggak dasar
sebagai dakwah partai ini, seperti slogan dalam Partai Keadilan Sejahtera
yakni Berkhidmat untuk Indonesia. Khidmat atau membantu untuk terus
berdakwah melalui perpolitikan Indonesia.

d) Kesimpulan
Partai Politik yang menerapkan dakwah yakni Partai Keadilan Sejahtera.
Nilai-nilai dakwah telah menciptakan sendi-sendi perilaku organisasi
Partai ini kokoh dan mendapat kepercayaan masyarakat luas. Partai ini
menjadikan Politik sebagai wadah menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam,
hal ini diawali pada masa orde baru, yang saat itu Islam selalu ditindas
oleh rezim di bawah hegemoni politik. Maka dari itu dengan kader-kader,
masyarakat serta aktivis memiliki semangat juang untuk mengembalikan
politik yang seharusnya berada dalam naungan aturan Islam. Islam yang
merupakan agama rahmatan lil ‘alamin bisa mengatur segala aspek
kehidupan baik pendidikan, ekonomi, sosial dan politik. Partai Keadilan
Sejahtera membangun perilaku organisasi berbasis dakwah yang kuat
dengan 4 cara, yakni Mihwar Tanzhimi, Mihwar Sya’bi, Mihwar
Mu’assasi dan Mihwar Dawlah. Partai Keadilan Sejahtera sebagai partai
dakwah tidak hanya bergerak politik apik, tetapi sebagai partai politik
yang mekanismenya dengan dakwah. Oleh karena itu, program kerja
Partai Keadilan Sejahtera untuk membangkitkan nilai-nilai agama
khususnya agama Islam dan orientasi mendakwahkan Islam pada semua
orang sebagaimana nilai-nilai islam itu sendiri merupakan nilai-nilai
universal. Pembaharuan Partai Keadilan Sejahtera Wilayah Gorontalo
dalam manajemen organisasi dengan menciptakan efektivitas dakwah
berbasis politik di segala bidang, yakni ideologi, komunikasi sosial,
ekonomi, industry, kesejahteraan masyarakat, budaya, pendidikan, IPTEK,
dan hukum. Salah satu contoh implementasinya yakni sekolah ‚Lukmanul
Hakim‛ yang berfokus membangun karakter anak bangsa melalui Al-
Qur’an dan Bahasa Arab.

8) Jurnal penelitian ipteks


Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Budaya Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Dinas Sosial Kabupaten Jember.
a) Vol. 4 No. 1 Januari 2019 Hal 47-62
b) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja,
lingkungan kerja dan budaya kerja terhadap kinerja karyawan. Motivasi kerja
(X1), lingkungan kerja (X2), dan budaya kerja (X3) merupakan variabel
independen dan kinerja karyawan sebagai variabel dependen (Y). Populasi
dari penelitian ini adalah karyawan Dinas Sosial Kabupaten Jember yang
berjumlah 32 orang. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier
berganda, uji T, uji F dan uji R2. Hasil pengujian hipotesis pertama
(H1) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikasi
sebesar 0.549 (p>0,05). Hipotesis kedua (H2) menunjukan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan dengan tingkat signifikasi sebesar 0,009 (p<0,05). Hipotesis
ketiga (H3) menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
lingkungan kerja terhadap turnover intention dengan tingkat signifikasi
sebesar 0,005 (p<0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan
kerja dan budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan . Sedangkan motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
c) Latar Belakang
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
meningkatkan persaingan antar institusi. Pada abad ke 21, tantangan yang
langsung dihadapi adalah globalisasi dengan segala implikasinya. Agar badan
usaha tetap eksis maka harus berani menghadapinya, yaitu menghadapi
perubahan dan memenangkan persaingan. Sumber daya yang dimiliki
oleh institusi seperti modal, metode, dan mesin tidak bisa memberikan
hasil yang optimal apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang
mempunyai kinerja optimal. Sehingga perusahaan membutuhkan karyawan
yang mampu bekerja lebih baik dan lebih cepat, dan diperlukan karyawan
yang mempunyai kinerja yang tinggi. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat pesat, telah menciptakan
suatu kondisi yang dinamis dan telah merubah paradigma barudalam
dunia antar institusi. Dengan kondisi seperti ini ternyata telah
menciptakan persaingan yang memerlukan perhatian serius dari setiap
organisasi yang dituntut untuk mempunyai kemampuan yang strategis dan
konkrit dalam mengambil langkah langkah agar dapat beradaptasi terhadap
perubahan iklim yang semakin dinamis. Berpijak dari kondisi tersebut
maka sangatlah memerlukan suatu pemikiran untuk melihat bahwa kondisi
sosial masyarakat, banyaknya ragam kelas - kelas sosial, agama dan latar
belakang pendidikan menjadi konsentrasi yang harus diperhatikan secara
serius, sehingga sumber daya manusia dalam suatu institusi atau perusahaan
dapat berjalan selaras. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu
faktor yang sangat penting bahkan tidak bisa dilepaskan dari sebuah
organisasi, baik perusahaan maupun institusi. Selain itu, SDM juga
merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan.
Jadi bisa dikatakan sebuah perusahaan dapat berkembang dengan sangat
pesat apabila di dalamnya memiliki banyak SDM yang berkompeten di
bidangnya, sebaliknya pula apabila SDM yang bekerja di sebuah
perusahaan itu tidak berkualitas maka perkembangan perusahaan tersebut
juga akan terhambat.

d) Kesimpulan
Hasil pengujian penelitian variabel motivasi kerja,membuktikan bahwa
motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hal ini dikarenakan motivasi kerja pada Dinas Sosial Kabupaten Jember
sudah terbentuk, karena sebagian besar karyawan Dinas Sosial Kabupaten
Jember sudah menjadi pegawai negeri sipil. Hasil pengujian penelitian
variabel lingkungan kerja, membuktikan bahwa lingkungan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukan
bahwa lingkungan kerja yang baik dan nyaman, mampu membuat
karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan di Dinas Sosial
Kabupaten Jember. Hasil pengujian penelitian variabel budaya kerja,
membuktikan bahwa budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan. Hal ini menunjukan bahwa budaya kerja yang diterapkan di
Dinas Sosial Kabupaten Jember mampu membuat karyawan
meingkatkan kinerjanya.

9) Jurnal Manajemen Pendidikan Islam


Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya
Manusia Yang Kompeten
a) Valume 1,edisi.1,2020,halm.22-40

b) Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang Manajemen
Perilaku Organisasi Madrasah Pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darussalam
Pacet Tahun 2017/2018. Penelitian ini merumuskan bagaimana Manajemen
perilaku organisasi madrasah pada MI Tahun 2017/2018 dalam mewujudkan
sumberdaya manusia, hambatan dan solusinya.Tujuan penelitian 1)
mendeskripsikan manajemen perilaku organisasi madrasah pada MI Tahun
2017/2018 dalam mewujudkan sumber daya manusia. 2) Menganalisis hambatan
dan solusi dalam penelitian ini.Hasil penelitian mengungkap mengenai (1)
Manajemen Perilaku Organisasi Madrasah Pada Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Darussalam Pacet dalam mewujudkan sumber daya manusia yang dilakukan
dengan perencanaan; dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap seluruh
kegiatan atau beban pekerjaan kapasitas intelektual, kapabilitas, pengalaman
kerjadan ketauladanan. Rekrutmen; mengutamakan prestasi akademik, non
akademik, berakhlak baik,dan mengesampingkan hubungan kekerabatan serta
mengutamakan prestasi dan profesionalisme. Pengembangan; mengubah
perilaku agar terjadi perubahan danada peningkatan melalui workshop, diklat
dan pelatihan. Pengawasan; dilakukan sesuai jadwal sebulan sekali pada
seluruh rangkaian kegiatan sekolah, keadaan siswa, sarana prasarana, guru,
program, fasilitas. Evaluasi; tiga tahap yaitu bulanan, tengah semester dan
akhir semester, serta akhir tahun pembelajaran. Hambatan; Tenaga pengajar
belum sesuai yang dibutuhkan, bukan lulusan pendidikan Guru, guru yang sudah
mengajar tidak sesuai bidangnya, minimnya pengawasan, minimnya
pengembangan kapasitas, dan kurangnya evaluasi. Solusi; manajemen
rekrutmen dengan seleksi akademis dan non akademis, pengembangan guru
pelatihan, worshop, pengawasan dan perhatian terhadap organisasi tersebut.

c) Latar Belakang
Manajemen sebagai suatu system yang setiap komponennya
menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Dengan demikian,
maka manajemen merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif danefisien (Rohmat, 2017:6). Lembaga
pendidikan yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
membutuhkan pembagian kerja yang proporsional dan penempatan
para pekerja menurut kompetensinya masing-masing. Dengan demikian,
setiap pelaku pendidikan memikul tanggung jawab penuh sesuai Lembaga
pendidikan dengan sistem kerja yang profesional, disamping
menempatkan pelaku pendidikan yang sesuai dengan spesialisasinya,
juga mengatur sistem gaji yang memiliki perbedaan yang adil, yaitu
seimbang dengan beban kerja yang ditanggung oleh para pelaku
pendidikan. Pembedaan besar gaji yang profesional diberlakukan
secara sistematis dan formal sehingga para pelaku pendidikan akan
meningkatkan prestasi kerjanya, terutama berhubungan dengan pengayaan
ilmu penegetahuan dan pendalaman analisis ilmiah terhadap bidang studi
yang diajarkan. Hal itu berkaitan dengan motivasi kerja dalam lembaga
pendidikan (Akdon, 2009:5). Dalam konsep Perilaku organisasi
menuntut pemahaman yang komplek tentang masing-masing individu
dan kelompok, oleh karena itu seorang pemimpin tidak boleh
memandang sebelah mata atau meremehkan sekecil apapun masalah
yang terjadi dalam organisasi agar semua program dapat berjalan lancar,
efektif dan efisien. Dengan demikian maka pembahasan ini perilaku sangat
penting dalam mengawal pemahaman tentang organisasi (Achmad Mohyi,
1999:132). Perilaku organisasi merupakan suatu aspek-aspek tingkah
laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia.
Demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia
terhadap organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan mendeterminasi
tentang perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-
tujuan organisasi, termasuk organisasi sekolah. Organisasi sekolah yang
juga sangat mengutakan sumberdaya manusia yang mumpuni dan
profesional berdasarkan kualifikasinya. Kondisi seperti itu, diungkapkan
manajemen perilaku organisasi sangat berperan penting dalam
mewujudkan SDM yang berkualitas dan profesional sesuai dengan
kapasitasnya.

d) Kesimpulan
Secara umum perencanaan SDM ini dilaksanakan dengan melakukan
analisis terhadap seluruh kegiatan atau beban pekerjaan yang harus
dilakukan oleh semua komponen sekolah. Hasil analisis dituangkan
dalam Tupoksi (Tujuan Pokok dan Fungsi) yang dalam istilah
manajemen merupakan penjabaran analisis jabatan dan deskripsi
jabatan atau pekerjaan. Terkait dengan pelatihan dan pengembangan
SDM yang selama ini dilakukan, evaluasi yang dilakukan masih
cenderung pada pengukuran keberhasilan dan kegagalan pelatihan dari
segi pelaksanaan, bukan berorientasi pada apakah secara efektif pelatihan
yang dilaksanakan itu mampu mengubah perilaku dan apabila terjadi
perubahan perilaku dan adanya peningkatan, apakah benar benar
disebabkan karena pelatihan yang diikuti. Meskipun evaluasi yang
selama ini dilakukan dengan menggunakan tiga tahap yaitu; (1)
evaluasi bulanan, (2) evaluasi tengah semester, (3) evaluasi akhir
tahun, tetapi masih ada ketimpangan terhadap perjalanan perjalanan dan
pelaksanaan program itu sendiri. Hal ini mengakibatkan Tupoksi
sebagai standar pekerjaan yang digunakan sebagai tolok ukur
keberhasilan dan kegagalan seorang guru melakukan tugas pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnyya terabaika.

10) Jurnal Logistik Bisnis


Pentingnya perilaku organisasi dan strategi Pemasaran dalam menghadapi
persaingan bisnis di era digital.
a) Vol. 11, No.02, November 2021

b) Abstrak
Setiap perusahaan diperlukannya perilaku organisasi, dimana perilaku
yang dibutuhkan jika ingin menjalin komunikasi yang baik antar individu
maupun kelompok dan bisa memahami perilaku individu di dalam sebuah
organisasi. Di era digital seperti saat ini, dimana tingkat persaingan
bisnis yang sangat tinggi. Setiap perusahaan harus memperhatikan salah
satu aspek yang sangat penting dan vital dalam sebuah manajemen
perusahaan yaitu dalam bidang pemasaran. Dengan menggunakan konsep dan
strategi pemasaran dalam menjalankan sebuah bisnis, maka akan lebih
optimal dalam pengelolaan pemasaran yang terarah atau efektif. Sehingga,
dapat diharapkan dalam perusahaan bisa memaksimalkan pencapaian
keuntungan baik profit maupun non profit secara maksimal dan bisa
menghadapi persaingan yang ada sekaligus dapat meraih keberhasilan dalam
bisnisnya bagi perusahaan yang bersangkutan.

c) Latar belakang
Pada dasarnya, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
didalamnya mempelajari tentang bagaimana seseorang ataupun individu
bisa bergerak dan berperilaku sesuai dengan organisasi. Perilaku Organisas
sangat penting untuk setiap mereka yang terlibat didalammanajemen
perusahaan. Sehingga perusahaan bisa bergerak secara lebih efektif dan
efisien. Hal lain yang tidak boleh dilupakan oleh manajemen perusahaan
adalah tentang pengelolaan pemasaran atau manajemen pemasaran.
Manajemen pemasaran adalah suatu proses penentuan tujuan
pemasaran, analisa proses pemasaran, dan pemenuhan rencana tujuan
pemasaran untuk perusahaan atau organisasi. Manajemen pemasaran
merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk
berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai
jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan
penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan
kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus,
atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap
perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982). Dalam perilaku organisasi
sudah dijelaskan bagaimana seorang sebagai individu maupun sebagai
anggotakelompok berperilaku dalam organisasi. Sikap dan perilaku orang
yang berbeda-beda dalam satu organisasi perlu dipelajari untuk mencari
solusi tentang bagaimana manajemen dapat mengelola individu maupun
kelompok agar organisasi lebih efektif. Seperti yang dijelaskan oleh
Rahmawati dan Herachwati (2007) bahwa terdapat 2 hal yang menjadi
fokus perilaku organisasi yaitu tindakan (actions) dan sikap (attitudes) dari
orang-orang yang ada di dalam organisasi. Maka, para manajer diharapkan
dapat mempelajari perilaku organisasi, karena sangat penting dalam
membantu para manajer untuk memperbaiki, merubah perilaku kerja,
baik individu, kelompok, maupun organisasi secara keseluruhan untuk
mencapai tujuan organisasi. Dengan mempelajari perilaku organisasi maka
para manajer memiliki ketrampilannya untuk menangani perilaku
karyawan untuk dapat bekerja dengan baik sehingga dapat mencapai
efektivitas organisasi.
d) Kesimpulan
Perilaku organisasi adalah perilaku dan tindakan manusia merupakan variabel
utama yang mempengaruhi perilaku sebuah organisasi. Dalam menjalankan
manajemen pemasaran kita perlu menerapkan yang namanya perilaku
organisasi, karena sangat penting dalam membantu para manajer untuk
memperbaiki, merubah perilaku kerja, baik individu, kelompok, maupun
organisasi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan organisasi.Pemasaran
atau Marketing adalah kegiatan terencana atau menyeluruh yang
dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi atau institusi dalam
melakukan berbagai upaya agar mampu memenuhi permintaan pasar.
Dan tujuan utamanya untuk memaksimalkan keuntungan dengan
membuat strategi penjualan. Konsep pemasaran ada 5 yaitu : Konsep
Produksi, Konsep Produk, Konsep Penjualan, Konsep Pemasaran dan
Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial. Hal seperti di atas diharapkan, dapat
dicapai melalui salah satu pendekatan yaitu “Proses Manajemen Pemasaran”.
3 Strategipemasaran semakin berkualitas dengan didukung oleg upaya
perusahaan yang harus kreatif dan inovasi dalam memproduksi jenis-jenis
produk baru yang diminati konsumen, sehingga konsumen tidak bosan
dengan sajian yang monoton. 4 Strategi yang dapat dilakukan agar usaha
dapat bersaing dan berkembang di era digital dengan cara: memanfaatkan
teknologi, menggunakan media sosial, menggunakan aplikasi,
memberikan pelayanan terbaik, mobile friendly dan menggunakan digital
marketing.

11) Persepsi dukungan organisasi terhadap perilaku organisasi


kewarganegaraan: tinjauan meta-analisis

a) VOL.14 Edisi 07 Juli 2020

b) Abstak
Studi ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui hubungan sebenarnya
antara persepsi dukungan organisasi dan perilaku kewarganegaraan dalam
organisasi. Dalam studi meta-analisis ini menggunakan 20 studi primer yang
dipublikasikan dari tahun 2008-2019 dan melibatkan 5061 responden. Koreksi
untuk dua artefak yang digunakan yaitu kesalahan pengambilan Analisis
ringkasan memberikan dukungan untuk hipotesis bahwa pengaruh dukungan
organisasi yang dirasakan memiliki korelasi pada perilaku warga organisasi.
Hasil menunjukkan bahwa karyawan yang mendapatkan persepsi dukungan
organisasi yang baik akan mempengaruhi perilaku kerja karyawan untuk
meningkatkan efektivitas organisasi.
c) Latar Belakang
Tantangan-tantangan dalam dunia bisnis saat ini membuat organisasi untuk
terus menuju perubahan yang lebih baik dan menjadikan organisasinya lebih
efektif dan efisien. Untuk membuat organisasi semakin baik diperlukan
sumber daya manusia yang merupakan faktor terpenting yang dapat
mempengaruhi efektivitas organisasi yang biasa disebut dengan ”Human
Capital”. Agar dapat tercipta organisasi yang efektif dan efisien diperlukan
karyawan yang memiliki loyalitas dan komitmen terhadap organisasinya
tempat dia bekerja. Perilaku loyalitas karyawan terhadap organisasinya bisa
disebut dengan organizational citizenship behavior (OCB) atau yang disebut
juga dengan perilaku kewarganegaraan organisasi. Karyawan yang
menunjukkan perilaku organizational citizenship tinggi akan memunculkan
perilaku berpartisipasi secara sukarela dalam pengembangan organisasi dan
bersedia terlibat secara keanggotaan demi mengembangkan organisasi kearah
yang lebih baik (Podsakoff & Mac Kenzei dalam Titisari, 2014). Robbins dan
Judge (2016) menunjukkan fakta bahwa karyawan yang memiliki
organizational citizenship behavior yang lebih baik biasanya juga akan
mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan organisasi lainnya. Sehingga
dapat dikatakan apabila karyawan memiliki perilaku kewarganegaraan yang
lebih baik, maka karyawan tersebut mampu mengendalikan perilakunya.

d) Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dua artefak dalam studi meta-analisis ini,
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan variasi korelasi yang dikarenakan
karena kesalahan dalam pengambilan sampel sebesar 7,17% dan kesalahan
dalam pengukuran sebesar 3,84%. Hasil studi meta-analisis ini memiliki
dampak penting bagi organisasi yang nantinya akan sangat diperlukan bagi
organisasi atau perusahaan untuk lebih meningkatkan dukungan
organisasionalnya pada karyawan-karyawannya dengan lebih memperhatikan
kesejahteraannya, membuat kebijakan-kebijakan baru yang dapat
meningkatkan motivasi dan dapat memunculkan perilaku extrrolenya serta
dapat memberikan penghargaan bagi karyawan-karyawan yang berprestasi
sebagai bentuk kepedulian dan dukungan lainnya.

12) Hubungan motivasi pelayanan publik dan perilaku organisasi Positif dengan
kinerja pegawai puskesmas kundur barat Kabupaten Karimun

a) VOL: 1, NO: 2, TAHUN: 2020


b) Abstrak

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sehingga Puskesmas sebagai unit
pelayanan kesehatan merupakan salah satu pelayanan publik terdepan
Pemerintah Kabupaten/Kota. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata
pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas merupakan sarana pelayanan
kesehatan yang wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
bermutu, terjangkau, adil dan merata (Trihono, 2005: 78). Puskesmas
Kundur Barat Kabupaten Karimun merupakan Puskesmas dengan
karakteristik wilayah kerja berupa pedesaan. Puskesmas ini menjadi akses
pertama bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
maupun pelayanan administratif, mengingat keberadaan rumah sakit yang
jauh untuk dijangkau oleh masyarakat setempat. Sehingga dalam hal ini,
pihak puskesmas diharapkan untuk dapat memberikan pelayanan yang
maksimal

c) Latar belakang
Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi
pelayanan publik dan perilaku organisasi positif dengan kinerja pegawai
Puskesmas Kundur Barat Kabupaten Karimun. Manusia pada dasarnya
membutuhkan pelayanan, bahkan dapat dikatakan jika pelayanan tidak
dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam penyelenggaraan
pelayanan publik, faktor penting yang dibutuhkan bagi suatu organisasi atau
instansi adalah sumber daya manusia atau pegawai. Organisasi meutuhkan
sumber daya manusia untuk dapat menjalankan peran dan fungsinya sehingga
tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan
organisasi, seorang pegawai diharapkan dapat memiliki kinerja yang baik
dalam pelaksanaan tugasnya. Terdapat faktor yang turut mempengaruhi
kinerja individu/pegawai, salah satunya adalah motivasi pelayanan publik.
Motivasi pelayanan publik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja individu di suatu organisasi pubik. Dimana motivasi pelayanan
publik ini merupakan motif dasar dari seorang individu untuk bekerja
disektor publik yang didedikasikan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi, dan dengan
motivasi pelayanan publik tersebut, maka pegawai dapat memiliki kinerja
yang baik sehingga tujuan dari suatu organisasi dapat tercapai. Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sehingga Puskesmas sebagai unit pelayanan
kesehatan merupakan salah satu pelayanan publik terdepan Pemerintah
Kabupaten/Kota. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama di wilayah
kerjanya, Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan yang wajib
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil
dan merata (Trihono, 2005: 78). Puskesmas Kundur Barat Kabupaten
Karimun merupakan Puskesmas dengan karakteristik wilayah kerja berupa
pedesaan. Puskesmas ini menjadi akses pertama bagi masyarakat setempat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan maupun pelayanan administratif,
mengingat keberadaan rumah sakit yang jauh untuk dijangkau oleh
masyarakat setempat. Sehingga dalam hal ini, pihak puskesmas diharapkan
untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal.Namun diperhatikan,
masih terdapat beberapa kekurangan yang menjadi keluhan masyarakat
sampai sekarang. Kekurangan tersebut diantaranya dari segi sarana dan p ra s
ara na seperti tempat parkir dan ruang tunggu yang kurang maksimal.
Kemudian adanya keluhan d a ri masyarakat terhadap pelayanan yang
diberikan oleh pegawai Puskesmas. Keluhan tersebut diantaranya adalah
pelayanan yang diberikan kurang efektif dan efisien, pegawai yang kurang
ramah-tamahan saat memberikan pelayanan seperti salam senyum sapa
yang akhirnya membuat masyarakat merasa belum mendapatkan pelayanan
yang maksimal. Keadaan tersebut kemudian membuat masyarakat lebih
memilih datang kefasilitas kesehatan lainya seperti praktek dokter mandiri
dan sebagainya yang dianggap dapat memberikan pelayanan kesehatan.yang
lebih baik. Dengan adanya keluhan tersebut, keberadaan Puskesmas ini yang
seharusnya menjadi fasilitas kesehatan tingkat pertama menjadi kurang
dipandang oleh masyarakat setempat dan menjadikan citra Puskesmas
menjadi kurang baik.
d) Kesimpulan
Dari hasil ini juga didapatkan bahwa jawaban responden penelitian
terbanyak mengenai motivasi pelayanan publik dan perilaku organisasi
positif dengan kinerja pegawai adalah jawaban pada kategori setuju.Terakhir,
berdasarkan pada pembahasan dan kesimpulan penelitian ini, penulis
memberikan saran yang diharapkan dapat menjadi masukan untuk
keberhasilan Puskesmas Kundur Barat kedepannnya, yaitu melakukan
kegiatan seperti pelatihan atau pendidikan bagi pegawai terkait pelayanan
publik yang prima, melakukan pertemuan pertemuan mengenai pentingnya
kesadaran dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada
masyarakat, membuat komitmen bersama bahwa mementingkan kepentingan
orang lain lebih baik dari pada Mementingkan kepentingan diri sendiri,
memperhatikan sarana dan prasarana yang tersedia guna menunjang
pelaksanaan tugas, kemudian memberikan Reward atau penghargaan atas
dedikasi yang telah diberikan oleh pegawai untuk peningkatan
Puskesmas.Selanjut nya untuk kepeningkatan perilaku organisasi positif juga
dapat dicapai dengan melakukan pertemuan atau seminar mengenai
pentingnya kerja sama dalam suatu organisasi guna mencapai tujuan,
kemudian melakukan kegiatan yang bersifat tidak formal seperti outboundata.
13) Kompetensi manajer dalam mengatasi konflik perilaku organisasi

a) Vol 3, No 1, 2021
b) Abstrak
Konflik sering kali ditemui di dalam kehidupan, konflik bisa beragam dan
dengan siapa saja. Konflik dapat terjadi akibat adanya kesalahpahaman,
tidak dapat menerima pendapat satu sama lain, dan adanya perbedaan
dalam berpikir. Konflik yang umum terjadi di perusahaan adalah konflik
yang terjadi karena adanya keterlibatan individu di organisasi yang
mempunyai sifat yang berbeda, tujuan, serta perilaku yang berbeda satu
sama lainnya. Dalam mengatur konflik dibutuhkan pengertian dan
keterbukaan, kesabaran dan juga kesadaran semua pihak. Oleh sebab itu,
peran manajer sangatlah penting untuk mengelola konflik yang ada di
suatu organisasi itu sangatlah penting diantaranya: (1) sebagai mediator
dalam mengatasi masalah (2) sebagai konsultan terhadap bawahannya (3)
sebagai motivator (4) mempunyai wewenang dalam pengambilan
keputusan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pentingnya
kompetensi manajer dalam mengatasi perilaku suatu organisasi sebagai
penengah antar individu dalam organisasi. Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif dengan metode wawancara kepada manajer dan 4
karyawan. Hasil dari penelitian ini adalah sangat berpengaruhnya
kompetensi yang dimiliki manajer dalam prganisasi karena tanpa adanya
pemimpin maka pekerjaan yang ada tidak akan terkoordinasi dengan baik,
dan manajer juga sebagai penengah jika terjadi konflik antar individu
anggota kelompok. Kata kunci: Manajer, konflik, organisasi, Komptensi.

c) Latar belakang
Peranan manajer dalam suatu perusahaan sangatlah penting karena
manajer diistilahkan sebagai ujung tombak dari keberhasilan suatu
organisasi yang dipimpinnya. Salah satu tugas manajer bukan hanya
sebagai leader atau pemimpin tetapi juga harus bisa mengelola konflik
yang ada di suatu organisasi yang dipimpinnya, sehingga setiap konflik
yang ada tidak akan menimbulkan masalah yang panjang ataupun
berkelanjutan.

d) Kesimpulan
Dalam memberikan arahan dalam perilaku organisasi terhadap aktivitas
yang dilakukan diperlukan seorang manajer yang dapat mamantau,
mengontrol, dan sebagai penegah dalam berbagai karakteristik yang
dimiliki oleh individu dalam organisasi. Manajer juga harus memiliki
kompetensi sebagai penunjang kepemimpinannya yaitu: keterampilan
konseptual, keterampilan bekerja sama dengan orang lain, dan
keterampilan teknis. Mengingat masing-masing individu dalam
berperilaku cenderung akan dipengaruhi oleh lingkungannya maka sedini
mungkin semua individu harus mengetahui tentang peraturan yang dibuat
dalam organisasi. Manajer perlu membimbing dan mengarahkan dengan
baik sehingga organisasi yang dipimpinnya bisa berkembang dan menjadi
lebih baik sesuai yang diharapkan oleh organisasi, Jika ada konflik
individu dalam maka manajer perlu segera mengatasi dan diarahkan untuk
tidak melakukannya sampai terulang kembali.

14) Kajian Perilaku Kelompok dalam Organisasi

a) Vol. 1, No. 2, Desember 2020, pp. 97-110

b) Abstak
Manusia adalah makhluk sosial. Tidak dapat berdiri sendiri tanpa
bantuan orang lain. Makhluk sosial dalam kehiduoannya memerlukan
orang lain. Dalam melakukan hubungannya dengan orang lain,
manusia pun akhirnya membuat sebuah kelompok. Kelompok yang
dibentuk atau dibangun, biasanya dikarenakan ada persamaan yang
melatarbelakangi kelompok tersebut. Dari beberapa pendapat para
ahli dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok adalah kumpulan
dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi. Dalam
interaksinya, ada tujuan yang hendak dicapai. Kata kunci dari sebuah
kelompok adalah adanya dua individu yang salaing berinteraksi untuk
mencapai tujuan bersama. Pendapat Henry Murray dan David Mc
Clelland serta McAdam dalam Dayakisni (2006:157) terdapat dua
motif sosial yang mendorong seseorang untuk melakukan hubungan
dengan orang lain yaitu ; Need of Affiliation (kebutuhan untuk
berafiliasi) yaitu keinginan untuk membentiuk dan mempertahankan
beberapa hubungan interpersonal yang memberi ganjaran.dan need of
Intimacy (kebutuhan berhubungan intim) yaitu memilih hubungan
yang hangat, dekat dan komunikatif. Seiring berkembangnya, maka
kelompok pun menjadi organisasi. Organisasi adalah suatu kelompok
orang yang sedang bekerja kearah tujuan bersama dibawah
kepemimpinan (Davis:1951). Artinya ini salah satu yang membedakan
organisai dengan kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah study kepustakaan, yaitu dengan mencari berbagai sumber
yang relevan untuk mendukung teori dari penelitian ini. Dari berbagai
sumber yang didapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa berhasil
tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh
seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga
mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan
organisasi
c) Latar belakang
Seiring dengan perkembangan umat pondok pesantren mengalami
perkembangan secara kualitas dan kuantitas seperti yang dikatakan
Azyumardi Azra pesantren mengalami ekspansi yang semula hanya
rural based institution kemudian berkembang menjadi lembaga
pendidikan urban. (Azra, 2019) Ini membuktkan bahwa pondok
pesantren manjadi lembaga yang berkembang bukan diwilayah
pedesaan saja tetapi sudah merambah ke perkotaan. Sebagai lembaga
yang bergerak atas nilai dasar moralitas pondok pesantren menjadi
lembaga pendidikan yang profesional yang membutuhkan tenaga
keorganisasian sebagai bentuk usaha untuk menggerakan setiap misi
dan visi yang telah menjadi tujuan pondok pesantren. Dalam pondok
pesantren setidaknya ada satu organisasi untuk mengemban amanah
dan membantu pimpinan mewujudkan lembaga pendidikan islam
yang mampu menjawab semua tantangan masa depan dikemudian
hari. Manajemen menjadi salah satu orientasi dilembaga pendidikan
islam pada konsep fungsi manajemen yaitu pengorganisasian, seperti
yang kita tau organisasi yang efektif tidak terlepas dari beberapa
elemen manajemen salah satunya adalah pengorganisasian yang
merupakan tindakan mengusahakan dan tindakan hubungan perilaku
seseorang agar efektif sehingga dapat tercapai kerjasama secara
efisien dalam melaksakanan tugas dalam kondisi lingkungan dengan
tujuan yang telah disepakati. Ibnu Syamsi mengatakan bahwa
organisasi dapat diartikan secara statis dan dinamis karena organisasi
sebagai wadah kerjasama kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

d) Kesimpulan
Pondok pesantren merupakan lemabaga yang bergerak yang
mengedepankan nilai dasar moralitas dan pondok pesantren menjadi
lembaga pendidikan profesional yang membutuhkan tenaga
keorganisasian sebagai bentuk usaha untuk menggerakan setiap misi
dan visi yang telah menjadi tujuan pondok pesantren. Ada tiga
karakteristik dalam perilaku organisasi yaitu : a. Perilaku
Karakteristik yang pertama yaitu perilaku. Seperti yang sudah
diketahui bahwa perilaku menjadi karakteristik yang pertama dan
menjadi subjek dalam organisasi, berbagai perilaku individu dapat
mempengaruhi keefektifan suatu organisasasi tidak terkecuali pondok
pesantren karena perilaku individu akan membawa dampak dan
pengaruh kepada kelompoknya baik yang negatif dan postif sehingga
perlu adanya antisipasi untuk mengatasi persoalan yang ditimbulkan
dari perilaku tersebut. b. Struktur Karakteristik yang kedua yaitu
struktur dari organisasi dan kelompok. Struktur sangat berkaitan erat
dalam organisasi karena dengan struktur terlihat jelas pembagian
tugas dan pekerjaan dalam suatu organisasi. Kewajiban dan hak antara
atasan dan bawahan yang terlihat jelas dari bagan organisasi. c.
Proses Karakteristik yang ketiga yaitu proses organisasi. Proses
organisasi meliputi komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan
keputusan dan kekuasaan. Keempat proses tersebut merupkan hal
pokok untuk mencapai organisasi yang efektif. Dipondok pesantren
semua hal tersebut sering dilakukan oleh Kyai sebagai penanggung
jawab tetapi tidak menutup kemngkinan bahwa ada beberapa orang
yang dipercayai untuk melakukan tugas tersebut.

15) MEMBANGUN KERJA SAMA TIM DALAM PERILAKU


ORGANISASI

a) Vol. 2 No. 2. 2022

b) Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui cara membangun kerja
sama tim dalam perilaku organisasi. Sekelompok orang yang
bekerja sama menuju tujuan yang sama disebut tim. Dan untuk
mencapai tujuan ini, anggota kelompok harus bekerja sama dengan
baik, mengkomunikasikan emosi mereka, dan saling menghormati.
Adanya komunikasi, motivasi, kemampuan menangani konflik,
daya saing, dan kerja sama merupakan beberapa faktor yang
mempengaruhi terbentuknya kelompok. Kerjasama merupakan alat
dan indikasi yang menunjukkan kesesuaian suatu kelompok
sebagai tempat berkumpulnya pegawai dalam suatu organisasi.
Saling percaya, keterbukaan atau transparansi, realisasi diri, dan
saling ketergantungan diperlukan untuk membina kerja sama
kelompok. Dalam membangun kerjasama kelompok diperlukan
keterbukaan atau transparansi. Dan untuk menciptakan keterbukaan
diperlukan kemauan dan kemampun setiap anggota organisasi atau
kelompok untuk berkomunikasi. Berkomunikasi tidak hanya
sekedar berbicara, tetapi bagaimana seseorang atau komunikator
mampu mengeluarkan pendapat atau jalan pikirannya kepada orang
lain, sehingga orang lain mau dan mampu menerima pendapatnya.
Selain itu, dalam proses komunikasi, perlu diperhatikan karakter
masing- masing pihak supaya tidak menimbulkan kesalah
pahaman.

c) Latar belakang
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan berkoordinasi mengenai sebuah pekerjaan dan
upaya-upaya untuk mencapai tujuan tertentu. Tracy (2006)
menyatakan bahwa teamwork merupakan kegiatan yang dikelola
dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu
organisasi. Teamwork dapat membangun kekompakan dalam
meningkatkan kinerja karyawan. Pernyataan di atas diperkuat
Dewi (2007), bahwa kerja tim adalah bentuk kerja dalam
kelompok yang harus dikelola dengan baik untuk mencapai
sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah tugas. Stephen dan
Timothy (2008) menyatakan bahwa kerja tim adalah kelompok
yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi
daripada hasil yang didapatkan jika pekerjaan diselesaikan seorang
diri. Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi. Kerja sama tim merupakan strategi perusahaan yang
memiliki kemampuan untuk mendongkrak kinerja baik individu
maupun organisasi (Schuler, 1996). Tim kerja adalah kumpulan
individu yang berkolaborasi erat untuk mengembangkan rencana
dan kesimpulan. Tim kerja, yang terdiri dari dua atau lebih
individu, melakukan kegiatan organisasi yang penting, memiliki
tujuan bersama, terlibat dalam interaksi sosial, dan menjunjung
tinggi serta menjaga batasan yang ada. Sebuah organisasi atau
bisnis seringkali terdiri dari sejumlah bagian atau unit kerja, yang
masing-masing berinteraksi satu sama lain daripada berdiri
sendiri. Sumber daya manusia, sementara itu, adalah yang
menggerakkan aktivitas di semua divisi atau unit kerja (Lawasi,
2017). Untuk membangun tim yang kuat yang dapat mendorong
produktivitas kerja dan kinerja organisasi atau perusahaan,
diperlukan sumber daya manusia yang ada untuk memiliki
kesadaran yang mendalam tentang sifat organisasi atau
perusahaan. Keunggulan kompetitif terbesar dalam suatu
kelompok atau bisnis adalah kerja sama tim. Menurut Tenner dan
Detoro (1992:183), team works is a group of individuals working
together to reach a common goal. Definisi kerjasama tim tersebut
menjelaskan bahwa kerjasama tim adalah sekelompok orang-
orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama dan
tujuan tersebut akan lebih mudah diperoleh dengan melakukan
kerjasama tim daripada dilakukan sendiri. Hal ini diperkuat oleh
Gaspersz (2001) bahwa sumber daya manusia pada semua tingkat
organisasi merupakan faktor yang sangat penting dari suatu
organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan
memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat
organisasi. Beberapa orang bahkan melangkah lebih jauh dengan
mengatakan bahwa jika Anda dapat membuat semua orang di
perusahaan bekerja sama, Anda dapat mengatur pasar apa pun,
sektor apa pun, dan menghadapi segala bentuk persaingan kapan
saja. Meski cukup bisa dilakukan dan sebenarnya cukup mudah,
mewujudkan tim yang kuat mungkin menantang (Martono, 2017).
Karena kerja tim atau kerja sama kelompok adalah teknik untuk
menguasai berbagai perilaku organisasi yang berbeda antar
anggota atau orang, yang secara konseptual sederhana namun
sangat menantang untuk dipraktikkan dalam kenyataan sehari-
hari. Jika setiap anggota tim atau kelompok berbagi komitmen
yang sama, kolaborasi atau upaya kelompok yang baik akan
dihasilkan. Menurut Hasibuan (2001), motivasi adalah bagaimana
cara mengarahkan daya dan potensi bawahan agar mau bekerja
sama secara produktif. Oleh karena itu, dibutuhkan kepercayaan
diri, dedikasi, motivasi, dan disiplin untuk bekerja dalam
kelompok atau tim.

d) Kesimpulan
Hubungan kerja antar bagian atau unit kerja akan berjalan dengan
baik dan lancar jika setiap anggota tim atau kelompok dalam suatu
organisasi atau perusahaan mengetahui nilai kerjasama sehingga
memudahkan dalam menjalankan program yang telah
direncanakan. Setiap anggota tim atau kelompok akan bergabung
menjadi kekuatan yang sangat kuat jika mereka memiliki energi
dan potensi yang diperlukan. Antara disiplin ilmu, antar divisi,
atau antar unit kerja, tidak ada egoisme sektoral, dan tidak ada
pihak yang ingin menonjol. Untuk membangun kerjasama
kelompok, ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain,
membangun rasa saling percaya, saling pengertian, keterbukaan,
kejujuran dan keberanian, membangun komunikasi, realisasi diri,
motivasi, saling ketergantungan dan lain sebagainya.

16) Perilaku organisasi manajemen berbasis sekolah

a) Vol. 1, No. 2 Desember 2020

b) Abstark
Organisasi behavior Bidang studi yang memberikan gambaran
tentang teori, metode, dan prinsipprinsip dari berbagai disiplin
ilmu untuk mempelajari mengenai persepsi, nilai, dan
kemampuan belajar individu, kinerja orang-orang dalam
kelompok, dan juga menganalisis efek lingkungan eksternal
organisasi, serta sumberdaya manusia, misi, dan strategi dari
organisasi. Tujuan dari penulisan adalah untuk mengajak
kepada pembaca agar mengetahui faktor-faktor yang
menghambat peran kepala sekolah dalam implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

c) Latar belakang
Perilaku organisasi adalah bidang studi yang berusaha
mengetahui dampak perilaku individu, kelompok dan struktur
dalam konteks organisasi, dengan tujuan untuk
mengaplikasikan, meningkatkan, keefektifan atau
produktivitas organisasi. Jadi, organisasi behavior memberikan
gambaran tentang teori, metode, dan prinsip-prinsip dari
berbagai disiplin ilmu untuk mempelajari mengenai persepsi,
nilai, dan kemampuan belajar individu, kinerja orang-orang
dalam kelompok, dan juga menganalisis efek lingkungan
eksternal organisasi, serta sumberdaya manusia, misi, dan
strategi dari organisasi. Organisasi Behavior berusaha
memahami perilaku SDM dalam organisasi, dan bagaimana
perilaku mereka berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan
produktivitas organisasi. Organisasi Behavior secara spesifik
memusatkan perhatian pada upaya optimalisasi kinerja (SDM)
organisasi untuk mencapai tingkat produktivitas organisasi
yang lebih tinggi. Perkembangan kajian tentang organisasi
pada awalnya berlangsung lambat, tetapi pada
perkembangannya kemudian terjadi perkembangan pesat
sejalan dengan makin banyaknya perhatian para ahli terhadap
fenomena organisasi. Perhatian yang besar dewasa ini telah
melahirkan tidak saja makin banyak teori organisasi baik
dilihat dari berbagai macam sudut pandang keilmuan, tetapi
telah menghasilkan pula suatu peta pemikiran para ahli tentang
fenomena organisasi, yang tercermin dari adanya berbagai
perspektif yang berkembang tentang fenomena organisasi.
Sebagaimana yang selalu terjadi dalam perkembangan
pemikiran tentang suatu fenomena akan terdapat dua
kelompok pandangan yang memiliki pusat perhatian yang
berbeda. Pada satu pihak, terdapat pandangan-pandangan yang
memusatkan perhatiannya pada apa yang sedang terjadi pada
berbagai aspek dari suatu fenomena dengan teliti. Organisasi
menjadi issue strategi dalam melihat carut marutnya birokrasi
di negeri ini. Terutama yang terjadi dalam institusi pendidikan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu yang ada di
Indonesia.
d) Kesimpulan

Perilaku organisasi adalah bidang studi yang berusaha


mengetahui dampak perilaku individu, kelompok dan struktur
dalam konteks organisasi, dengan tujuan untuk
mengaplikasikan, meningkatkan, keefektifan atau
produktivitas organisasi. Sedangkan organisasi adalah sistem
sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur dan yang
didirikan oleh manusia serta beranggotakan sekelompok
manusia dalam rangka mencapai satu tujuan tertentu. Dalam
konteks ini, perilaku organisasi yang di maksud adalah
organisasi sekolah. Organisasi sekolah butuh untuk
pengembangan kedepan dengan mengandalkan tatakelola yang
baik, dan tentunya dengan menggunakan sistem yang bagus.
Misalnya dalam dunia pendidikan yang kita kenal ialah
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS merupakan sistem
nilai yang harus dikembangkan dan dikelola oleh sekolah
sebagai satuan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah
membutuhkan manusia yang handal dan mampu bekerja untuk
mengangkat harkat dan martabat sekolah. Dengan demikian,
sumber daya manusia merupakan bagian penting dan utama
dalam memajukan bangsa, peningkatan sumber daya manusia
perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Lembaga pendidikan merupakan bagian utama dalam
meningkatkan sumber daya manusia, terutama lembaga
pendidikan formal atau sekolah. Sekolah pada era otonomi saat
ini, sangat dibutuhkan peningkatannya dalam meningkatkan
sumber daya manusia, adanya pola manajemen berbasis
sekolah memberi harapan besar bagi sekolah untuk bisa
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan sesuai
dengan kondisi sekolah.

Anda mungkin juga menyukai