Anda di halaman 1dari 17

STUDENT REPRESENTATIVE BOARD

UNIVERSITAS CIPUTRA

KETETAPAN STUDENT REPRESENTATIVE BOARD


UNIVERSITAS CIPUTRA
TAP No. 001/SRB/TAP/INT/III/2023

TENTANG SANKSI ARAS ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN KEPANITIAAN


LEPAS

Menimbang : Bahwa sebagai bentuk penerapan dan pendisiplinan mahasiswa terhadap peraturan
yang berlaku dalam sebuah organisasi maupun kepanitiaan, maka perlu
diadakan tindak lanjut atas pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa.

Mengingat : a. Visi, Misi, dan Nilai Universitas Ciputra Surabaya

b. Tata Laku Mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya

c. AD & ART SRB Universitas Ciputra Surabaya

d. TAP OC Organisasi Kemahasiswaan Universitas Ciputra Surabaya

e. TAP OC Non Organisasi Kemahasiswaan Universitas Ciputra Surabaya

f. TAP Unit Kegiatan Mahasiswa & Club Universitas Ciputra Surabaya

g. TAP Election Universitas Ciputra Surabaya

h. KUOK Universitas Ciputra Surabaya

Menetapkan : MEKANISME PENEGAKAN SANKSI ORGANISASI UNIVERSITAS


CIPUTRA
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

Pasal 1

Ketentuan Umum

1. Organisasi Kemahasiswaan yang terdiri dari Student Representative Board (SRB),


Student Council (SC), Mentoring Departement (MD) Student Union (SU), dan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM).
2. Fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan yang terdiri dari Badan Pengurus Harian dan
Anggota Organisasi.
3. Fungsionaris Kepanitiaan Lepas yang terdiri dari Badan Pengurus Harian dan Anggota
Kepanitiaan Lepas.
4. Pelanggaran adalah tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan Ketentuan Umum
Keluarga Mahasiswa Universitas Ciputra dan/atau peraturan lain yang berlaku dalam
Universitas Ciputra.
5. Ruang Lingkup Pelaku pelanggaran TAP Sanksi adalah Organisasi Kemahasiswaan UC,
Fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan UC, dan Fungsionaris Kepanitiaan Lepas UC.
6. Tingkatan Pelanggaran terdiri dari Pelanggaran tingkat ringan, Pelanggaran tingkat
sedang, dan Pelanggaran tingkat berat.
7. Pengaduan Pelanggaran adalah proses pelaporan pelanggaran untuk kemudian
diselidiki dan ditindaklanjuti.
8. Alat Bukti adalah upaya pembuktian melalui alat-alat yang diperkenankan untuk dipakai
membuktikan dalil-dalil atau dalam perkara.
9. Penjatuhan Sanksi adalah pemberian hukuman sebagai konsekuensi atas atau
pelanggaran.
10. Sanksi Hukum adalah sanksi yang diberikan oleh lembaga yang berwenang atas atau
pelanggaran, yaitu SC dari SRB; SRB, dan BMA.
11. Sidang Istimewa adalah forum untuk membahas permasalahan yang bersifat darurat dan
insidental yang tidak dapat diselesaikan melalui sidang pleno.
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

12. Sidang Pleno adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pengurus
selama setengah periode kepengurusan.
13. Teguran Lisan adalah peringatan dalam bentuk lisan dengan jangka waktu untuk
perbaikan dan/atau konsekuensi tertentu.
14. Surat Perjanjian adalah perjanjian antara pemberi dan pelanggar sanksi dalam bentuk
Surat / tulisan dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
15. Tindakan Perbaikan adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh pelanggar sebagai
pertanggungjawaban atas kesalahannya terhadap lembaga Organisasi Kemahasiswaan,
Unit Kegiatan Mahasiswa, dan/atau Fungsionaris kepanitiaan lepas Universitas Ciputra
yang berwenang.
16. Pemberian Surat Peringatan (SP) adalah peringatan tertulis dengan jangka waktu dan
konsekuensi tertentu yang diatur dalam Pasal terkait mekanisme pemberian Sanksi dan
Pasal Sanksi Surat Peringatan.
17. Pembekuan adalah sanksi berupa larangan untuk melakukan kegiatan dalam jangka
waktu yang telah ditentukan.
18. Pembubaran adalah sanksi yang diberikan, sehingga lembaga Organisasi
Kemahasiswaan, Unit Kegiatan Mahasiswa, dan/atau Fungsionaris kepanitiaan lepas
Universitas Ciputra tersebut tidak lagi diakui secara resmi hingga berakhirnya periode
kepengurusan lembaga Organisasi Kemahasiswaan, Unit Kegiatan Mahasiswa, dan/atau
Fungsionaris kepanitiaan lepas Universitas Ciputra tersebut.
19. Pemberhentian Sementara adalah sanksi yang mencabut keanggotaan fungsionaris
Organisasi Kemahasiswaan, Unit Kegiatan Mahasiswa, dan/atau Fungsionaris
kepanitiaan lepas Universitas Ciputra dalam jangka waktu yang ditentukan.
20. Pemecatan adalah sanksi berupa pencabutan jabatan keanggotaan sebagai fungsionaris
Organisasi Kemahasiswaan, Unit Kegiatan Mahasiswa, dan/atau Fungsionaris
kepanitiaan lepas Universitas Ciputra secara permanen.
21. Segala ketetapan dalam TAP Sanksi berlaku untuk seluruh ruang lingkup Organisasi
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

Kemahasiswaan, Unit Kegiatan Mahasiswa, dan/atau Fungsionaris kepanitiaan lepas


Universitas Ciputra tanpa terkecuali.

Pasal 2

Tingkatan Pelanggaran

1. Pelanggaran tingkat ringan :


a. Terlambat/tidak mengumpulkan proposal dan LPJ tanpa adanya kejelasan;
b. Terlambat hadir dan/atau tidak hadir dalam rapat besar yang telah ditetapkan
tanpa adanya kejelasan dan/atau berulang kali;
c. Berperilaku tidak sopan selama kegiatan;
d. Fungsionaris OK yang belum mengikuti Oweek, Pra LDK, dan Leadership 101;
e. Lalai dalam Kegiatan Observasi (Tidak melaksanakan kegiatan observasi, tidak
mengikuti kegiatan observasi, terlambat dalam mengikuti kegiatan observasi dan
sebagainya yang dapat berpengaruh negatif terhadap kegiatan observasi)
f. Tidak mengundang SRB dalam kegiatan Observasi pada suatu event / kegiatan di
bawah naungan SC;
g. Tidak memenuhi ketentuan berorganisasi (prosedur yang tertera di setiap
organisasi)
h. Rangkap Jabatan;
i. Tidak menjaga/mengembalikan kebersihan fasilitas/ruangan yang digunakan
untuk kegiatan.
2. Pelanggaran tingkat sedang :
a. Melakukan tindakan pengancaman, pemaksaan, intimidasi, dan/atau
menakut-nakuti pihak lain dalam ranah kampus;
b. Tidak menjalankan tugas sesuai dengan kewajiban (menghilang dari ranah
organisasi tanpa izin atau sepengetahuan yang lain, tidak bertanggung jawab atas
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

hal apapun yang telah diberikan atau diamanahi. Menghilang tanpa kabar dan
meninggalkan tugas dan tanggungjawab sebagai fungsionaris, terbukti berbohong
mengenai tanggung jawab yang dijalani)
c. Melakukan tindakan penghasutan, adu domba yang objektif, dan perkelahian;
d. Melakukan tindakan perusakan barang, perlengkapan, gedung, dan/atau fasilitas
kampus;
e. Memanipulasi berita dan/atau informasi acara atau kegiatan;
f. Matrik Penilaian kegiatan tidak objektif.
3. Pelanggaran tingkat berat :
a. Melanggar Kode Etik dan tata laku Mahasiswa;
b. Melakukan tindakan korupsi, pencurian, penyuapan, penipuan, dan penggelapan
dana;
c. Melakukan transaksi jual beli KP dalam bentuk apapun yang serupa;
d. Melakukan tindakan pelecehan seksual dan tindakan asusila lainnya;
e. Melakukan tindakan kolusi dan nepotisme;
f. Melakukan tindakan yang merusak nama baik Universitas Ciputra Surabaya
dengan mengatasnamakan Organisasi Kemahasiswaan, Fungsionaris Organisasi
Kemahasiswaan, dan Fungsionaris Kepanitiaan Lepas di Universitas Ciputra
Surabaya;
g. Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, obat-obatan terlarang dan/atau zat
adiktif lainnya yang diatur dalam Tata Laku Mahasiswa Universitas Ciputra
Surabaya;
h. Melakukan tindakan kriminal;
i. Menyalahgunakan wewenang dan jabatan dalam mengambil keputusan,
memberikan penilaian, pemberian sanksi, dan melaksanakan tugas;
j. Melakukan tindakan diskriminasi SARA;
k. Pemalsuan dokumen oleh dan/atau kepada Organisasi Kemahasiswaan,
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

Fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan, dan Fungsionaris Kepanitiaan Lepas


Universitas Ciputra Surabaya;
l. Black Campaign;

Melakukan tindakan kampanye gelap dengan merusak nama baik seseorang,


melakukan aksi massal untuk kegiatan kampanye gelap, menghasut seseorang
untuk mempengaruhi hak pilih, dan menyebarkan berita tidak benar baik
mengenai suatu Organisasi Kemahasiswaan dan/atau seseorang.

m. Mengundurkan diri dari jabatan tanpa alasan dan keterangan yang jelas;
n. Pelanggaran terhadap Asas Election yang tertulis dalam Bab III Pasal 4 TAP
Election;
o. Penyalahgunaan data dan informasi mahasiswa maupun universitas yang
melanggar privasi dan bersifat ilegal oleh dan/atau kepada Organisasi
Kemahasiswaan, Unit Kegiatan Mahasiswa maupun panitia lepas Universitas
Ciputra;
p. Setiap Fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan maupun Fungsionaris
Kepanitiaan Lepas dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak,
menyebarluaskan ataupun menyediakan pornografi yang secara eksplisit dan/atau
secara implisit, meliputi:
● Kekerasan seksual.
● Masturbasi atau onani.
● Ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan maupun
kegiatan seksual.
● Pornografi dan eksploitasi anak.
● Tindakan selain disebut yang mengarah pada kegiatan maupun pelecehan
seksual / membangkitkan gairah seksual.
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

Yang dimaksud dengan pornografi adalah segala gambar, sketsa, ilustrasi,


foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan,
gerak tubuh, video atau bentuk lainnya melalui berbagai media
komunikasi yang disalahgunakan; atau tindakan langsung maupun tidak
langsung secara personal maupun publik yang mengandung eksploitasi
seksual yang melanggar norma kesusilaan.
q. Setiap Fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan maupun Fungsionaris
Kepanitiaan Lepas dilarang menyediakan jasa pornografi yang:
● Menyajikan secara eksplisit dan atau implisit ketelanjangan atau tampilan
yang mengesankan ketelanjangan maupun kegiatan seksual.
● Menawarkan atau mengiklankan layanan seksual baik secara langsung
maupun tidak langsung.
● Memamerkan ataupun mengeksploitasi aktivitas seksual.

Pasal 3

Pengaduan Pelanggaran

1. Hak mengajukan pengaduan pelanggaran oleh Organisasi Kemahasiswaan/fungsionaris


Organisasi Kemahasiswaan dimiliki oleh seluruh civitas Universitas Ciputra;
2. Pengajuan pengaduan pelanggaran disampaikan kepada SRB;
3. Jika ada pelanggaran yang dilakukan oleh Organisasi Kemahasiswaan akan diadukan ke
SRB dengan tata cara sebagai berikut:
a. Mengumpulkan bukti nyata;
b. Melaporkan kepada Fungsionaris SRB dengan membawa bukti;
c. Memperkenalkan identitas pelapor;
d. Menjelaskan siapa saja yang terlibat;
e. Menceritakan secara kronologis kejadian.
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

4. Materi pengaduan sekurang-kurangnya mengandung:

a. Identitas lengkap pengadu;


a. Identitas lengkap pihak yang diadukan;
b. Keterangan waktu dan tempat kejadian;
c. Uraian kejadian;
d. Alat bukti nyata dan diakui.

Pasal 4

Kriteria Sanksi dan Alat Bukti

1. Penjatuhan sanksi kepada pelanggar didasarkan pada:


a. Pelaku pelanggaran;
b. Tingkatan pelanggaran;
c. Alat bukti yang ada dalam proses penyelesaian perkara;
d. Frekuensi pelanggaran;
e. Proses sidang penyelesaian perkara.
1. Penjatuhan sanksi hanya dapat diberikan apabila terdapat sekurang-kurangnya satu alat
bukti yang diakui oleh pihak berwenang dan/atau berwajib serta dapat dibuktikan dalam
proses penyelidikan;
2. Alat bukti nyata yang diakui dalam proses penyelidikan adalah:
a. Video, animasi dan/atau gambar bergerak;
b. Rekaman suara: individu maupun berdialog;
c. Foto, sketsa dan/atau ilustrasi;
d. Keterangan dari sekurang-kurangnya satu orang saksi;
e. Percakapan dalam segala media komunikasi;
f. Alat bukti lain yang bisa dipertanggungjawabkan dan diakui oleh lembaga
berwenang eksistensinya.
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

Pasal 5

Hak dan Kewajiban Pelaku Pelanggaran

1. Pelanggar berhak untuk membela diri dengan disertai alat bukti nyata;
2. Alat bukti nyata yang diakui adalah:
a. Video, animasi dan/atau gambar bergerak;
b. Rekaman suara: individu maupun dialog;
c. Foto, sketsa dan/atau ilustrasi;
d. Keterangan dari sekurang-kurangnya satu orang saksi;
e. Percakapan dalam segala media komunikasi;
f. Alat bukti lain yang bisa dipertanggungjawabkan dan diakui eksistensinya oleh
lembaga berwenang.
3. Pelanggar berhak untuk mendapatkan keadilan seadil-adilnya;
4. Pelanggar wajib untuk patuh mengikuti seluruh tata dan proses hukum yang berlaku
selama masa penyidikan hingga hasil akhir putusan kasus;
5. Pelanggar akan dibekukan sementara selama masa penyidikan berlangsung hingga hasil
akhir putusan kasus;
a. Yang dimaksud dengan masa pembekuan sementara adalah jika pelanggar
merupakan Fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan, dan/atau Fungsionaris
Kepanitiaan Lepas Universitas Ciputra Surabaya maka tugas dan tanggung
jawabnya akan digantikan oleh yang tertunjuk; yang akan ditentukan dalam
sidang istimewa;
b. Selama masa pembekuan sementara pelanggar tidak diperkenankan untuk ikut
serta dalam segala macam bentuk kegiatan yang dilakukan dan/atau
diselenggarakan oleh Organisasi Kemahasiswaan, dan/atau Fungsionaris
Kepanitiaan Lepas Universitas Ciputra Surabaya yang terkait.
6. Pelanggar wajib untuk patuh pada keputusan hasil akhir kasus;
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

7. Seluruh hak dan kewajiban pelanggar berlaku tanpa terkecuali.

Pasal 6

Mekanisme Pemberian Sanksi

1. Jenis sanksi untuk Organisasi Kemahasiswaan:


a. Teguran lisan + Surat Perjanjian
b. Surat Peringatan 1: Tindakan Perbaikan
c. Surat Peringatan 2: Pembekuan
d. Surat Peringatan 3: Pembubaran
2. Jenis sanksi untuk fungsionaris OK:
a. Teguran lisan + Surat Perjanjian
b. Surat Peringatan 1 : Tindakan perbaikan
c. Surat Peringatan 2: Pembekuan KP sebesar 50% selama satu periode menjabat
d. Surat Peringatan 3: Pemecatan jabatan secara permanen + Pembekuan KP
sebanyak 100% selama satu periode menjabat
3. Jenis sanksi untuk Mahasiswa yang mengikuti Kepanitiaan Lepas:
a. Teguran lisan + surat Perjanjian
b. Surat Peringatan 1: Tindakan perbaikan
c. Surat Peringatan 2: Pemotongan KP sebesar 50% dari KP yang akan diterima
pada periode menjabat
d. Surat Peringatan 3: Pemecatan jabatan + Pembekuan KP sebanyak 100% selama
satu periode menjabat
4. Lembaga yang menerbitkan SP:
a. SRB menerbitkan Surat Peringatan untuk SC dan MD atas persetujuan BMA;
b. SRB menerbitkan Surat Peringatan untuk SU dan UKM atas persetujuan BMA
dan sepengetahuan SC, dan/atau kepanitiaan lepas aras Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Ciputra Surabaya atas sepengetahuan SC;
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

1. Status surat Peringatan yang diterima Organisasi Kemahasiswaan berlaku untuk satu
periode;
2. Pembekuan atau pemberhentian sementara berlaku selama jangka waktu yang ditentukan
melalui Sidang Istimewa;
3. Pembubaran atau pemecatan berlaku selama satu periode kepengurusan Organisasi
Kemahasiswaan;
4. Jenis sanksi yang diberikan tergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan,
sebagaimana tercantum pada Pasal 2.

Pasal 7

Sanksi Surat Peringatan 1

1. Objek penerima sanksi Surat Peringatan:


a. Organisasi Kemahasiswaan;
b. Fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan;
c. Fungsionaris Kepanitiaan Lepas.
2. Sanksi Surat Peringatan diberikan kepada objek yang melakukan:
a. Pelanggaran kedua kali dalam tingkatan ringan dan/atau;
b. Pelanggaran pertama kali dalam tingkatan sedang, sebagaimana tertulis pada
Pasal 2;
3. Penerima Surat Peringatan wajib melakukan tindakan perbaikan yang tertulis dalam surat
Peringatan;
4. Jangka waktu Surat Peringatan 1 berlaku selama satu periode.
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

Pasal 8

Sanksi Surat Peringatan 2 bagi Organisasi Kemahasiswaan

1. Sanksi pembekuan dijatuhkan kepada Organisasi Kemahasiswaan dengan kriteria sebagai


berikut:
a. Adanya kekosongan jabatan fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan;
b. Organisasi Kemahasiswaan tidak melaksanakan tindakan perbaikan sesuai yang
tertulis pada surat peringatan 1.
2. Sanksi Surat Peringatan 2 berupa Pembekuan yang dijatuhkan kepada Organisasi
Kemahasiswaan yang melakukan:
a. Pelanggan ketiga kali dalam tingkatan ringan dan/atau;
b. Pelanggaran kedua kali dalam tingkatan sedang, sebagaimana tertulis pada Pasal
2;
3. Selama masa pembekuan, Organisasi Kemahasiswaan yang bersangkutan:
a. Tidak bisa melakukan kegiatan Organisasi Kemahasiswaan;
b. Tidak mendapatkan dana penggerak.
4. Sanksi pembekuan dijatuhkan kepada Organisasi Kemahasiswaan melalui Sidang
Istimewa yang wajib dihadiri oleh BMA, SRB, SC, dan pihak Organisasi Kemahasiswaan
yang bersangkutan;
5. Penerima Surat Peringatan 2 wajib memenuhi sanksi yang tertulis dalam Surat
Peringatan;
6. Jangka waktu sanksi pembekuan ditetapkan melalui Sidang Istimewa.
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

Pasal 9

Sanksi Surat Peringatan 2 bagi Fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan

1. Sanksi Surat Peringatan 2 berupa Pembekuan Kredit Poin sebesar 50% selama satu
periode menjabat dijatuhkan kepada fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan yang tidak
melakukan tindakan perbaikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh lembaga
yang berwenang setelah menerima Surat Peringatan 1;
2. Sanksi pemberhentian sementara dijatuhkan kepada fungsionaris Organisasi
Kemahasiswaan yang melakukan:
a. Pelanggaran ketiga kali dalam tingkatan ringan dan/atau;
b. Pelanggaran kedua kali dalam tingkatan sedang, sebagaimana tertulis pada Pasal
2;
3. Selama masa pemberhentian sementara, fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan yang
bersangkutan kehilangan hak dan kewajiban sebagai fungsionaris Organisasi
Kemahasiswaan;
4. Sanksi pemberhentian sementara dijatuhkan kepada Fungsionaris Organisasi
Kemahasiswaan melalui Sidang Istimewa yang wajib dihadiri oleh BMA, SRB, SC, dan
Fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan yang bersangkutan;
5. Jangka waktu sanksi pemberhentian sementara ditetapkan dalam Sidang Istimewa.

Pasal 10

Sanksi Surat Peringatan 2 bagi Fungsionaris Kepanitiaan Lepas

1. Sanksi Surat Peringatan 2 berupa Potong Kredit Poin sebesar 50% selama satu periode
menjabat dijatuhkan kepada mahasiswa yang tergabung dalam kepanitiaan yang tidak
melakukan tindakan perbaikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh lembaga
yang berwenang setelah menerima sanksi Surat Peringatan 1: Tindakan Perbaikan;
2. Sanksi Surat Peringatan 2 berupa Potong Kredit Poin sebesar 50% selama satu periode
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

menjabat dijatuhkan kepada mahasiswa yang tergabung dalam kepanitiaan yang


melakukan:
a. Pelanggaran kedua kali tingkat rendah dan/atau;
b. Pelanggaran pertama kali tingkat sedang, sebagaimana tertulis pada Pasal 2.

Pasal 11

Sanksi Surat Peringatan 3 bagi Organisasi Kemahasiswaan

1. Sanksi Surat Peringatan 3 berupa pembubaran dijatuhkan kepada Organisasi


Kemahasiswaan yang tidak melakukan tindakan perbaikan dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang setelah menerima sanksi Surat Peringatan
2: pembekuan;
2. Sanksi pembubaran dijatuhkan kepada Organisasi Kemahasiswaan yang melakukan:
a. Pelanggaran keempat kali tingkat ringan;
b. Pelanggaran kedua kali tingkat sedang, dan/atau;
c. Pelanggaran pertama kali tingkat berat, sebagaimana tertulis pada Pasal 2;
3. Sanksi pembubaran dijatuhkan melalui Sidang Istimewa yang wajib dihadiri oleh BMA,
SRB, SC, dan Organisasi Kemahasiswaan yang bersangkutan;
4. Pembubaran berlaku selama satu periode kepengurusan.

Pasal 12

Sanksi Surat Peringatan 3 bagi Fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan

1. Sanksi Surat Peringatan 3 berupa pemecatan jabatan secara permanen yang dijatuhkan
kepada fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan yang tidak melakukan tindakan
perbaikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang
setelah menerima sanksi Surat Peringatan 2: pemberhentian sementara;
2. Sanksi pemecatan dijatuhkan kepada fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan yang
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

melakukan:
a. Pelanggaran keempat kali tingkat rendah;
b. Pelanggaran kedua kali tingkat sedang, dan/atau;
c. Pelanggaran pertama kali tingkat berat, sebagaimana tertulis pada Pasal 2;
3. Sanksi pemecatan dijatuhkan kepada Fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan melalui
Sidang Istimewa yang wajib dihadiri oleh BMA, SRB, SC, dan Fungsionaris Organisasi
Kemahasiswaan yang bersangkutan;
4. Pemecatan berlaku selama satu periode kepengurusan dan selama masa sanksi berlaku
fungsionaris yang telah dipecat tidak dapat mendaftar ke Organisasi
Kemahasiswaan/Kepanitiaan lainnya.

Pasal 13

Sanksi Surat Peringatan 3 bagi Fungsionaris Kepanitian Lepas

1. Sanksi Surat Peringatan 3 berupa pemecatan dijatuhkan kepada mahasiswa yang


tergabung dalam kepanitiaan yang tidak melakukan tindakan perbaikan dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang setelah menerima sanksi
Surat Peringatan 2: Potong Kredit Poin sebanyak 100% selama satu periode menjabat;
2. Sanksi pemecatan dijatuhkan kepada mahasiswa yang tergabung dalam kepanitiaan yang
melakukan:
a. Pelanggaran keempat kali tingkat rendah;
b. Pelanggaran kedua kali tingkat sedang, dan/atau;
c. Pelanggaran pertama kali tingkat berat, sebagaimana tertulis pada Pasal 2;
3. Penerima Sanksi Surat Peringatan 3 akan di blacklist dari seluruh kepanitiaan aras
Organisasi Kemahasiswaan selama satu periode;
4. Sanksi Surat Peringatan 3 dijatuhkan kepada mahasiswa yang tergabung dalam
kepanitiaan melalui Sidang Istimewa yang wajib dihadiri oleh BMA serta pihak yang
bersangkutan seperti SRB, SC, dan Mahasiswa.
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

Pasal 14

Ketentuan Peralihan

1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini dapat diatur lebih lanjut oleh SRB
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi OK Universitas Ciputra.
2. Peraturan ini akan ditinjau kembali apabila terdapat perubahan dan/atau kekeliruan di
dalamnya.
3. Petunjuk teknis pelaksanaan peraturan ini dapat diatur oleh SRB.
4. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
5. Ketetapan ini tidak berlaku untuk kegiatan aras universitas, fakultas, program studi, dan
pengabdian masyarakat.
6. TAP Sanksi ini perlu diperbaharui tahun akademik 2024/2025.
STUDENT REPRESENTATIVE BOARD
UNIVERSITAS CIPUTRA

LEMBAR PENGESAHAN

Ketetapan Mekanisme Penegakan Sanksi Organisasi Universitas Ciputra


Student Representative Board
Universitas Ciputra
2022-2023

Surabaya, 04 April 2023

Lieticia Felisha Darsana


Ketua Umum Student Representative Board

Mengetahui,

Novi Rosita, S.Psi.,M.M


Kepala Biro Mahasiswa dan Alumni

Anda mungkin juga menyukai