Anda di halaman 1dari 2

PENGKAJIAN PRA ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1/2

RS JIWA MENUR
Jl. Raya Menur 120
Surabaya

Ditetapkan :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Jiwa Menur
Provinsi Jawa Timur

SPO

drg. Vitria Dewi, M.Si


Pembina Utama Muda
NIP. 19670525 199203 2 007
PENGERTIAN Pengkajian Pra Anestesi merupakan tindakan yang
dilakukan oleh tim anestesi yakni dimulai saat pasien
berada di ruang perawatan sampai pasien dipindahkan di
meja operasi, ruang Electroconvulsive Therapy (ECT)
maupun di ruang radiologi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelaksanaan pengkajian pra anestesi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit jiwa Menur Provinsi Jawa
Timur Nomor 188.4/4384/102.8/2023 tanggal 07 Agustus
2023 tentang Kebijakan Pelayanan Kamar Operasi.
PROSEDUR A. Persiapan
1. Lakukan pengkajian pra anestesi atas permintaan
tertulis oleh dokter operator.
2. Lakukan pengkajian pra anestesi dilaksanakan
dalam 24 jam sebelum tindakan anestesi.
3. Konsultasi ke dokter spesialis yang lain jika perlu.
4. Pengkajian pra anestesi bisa dilakukan oleh dokter
jaga, bila dokter anestesi tidak di tempat dan tidak
dapat dihubungi.
5. Lakukan pengkajian, yang meliputi :
a. Diagnosa
b. Data pasien
c. Status pasien
d. No register
e. Lembar persetujuan operasi
f. Obat dan alat kesehatan yang akan dibawa dari
ruangan.
g. Rencana tindakan

B. Pelaksanaan
1. Lakukan pemeriksaan pasien, yang meliputi :
a. Jalan nafas : bebas atau tidak, alat bantu nafas
(jika ada), kemampuan buka mulut, leher pendek
atau tidak, gerak leher bebas atau tidak, terdapat
PROSEDUR massa atau tidak, malampathy.
PENGKAJIAN PRA ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 2/2

RS JIWA MENUR
Jl. Raya Menur 120
Surabaya

b. Riwayat anestesi dan komplikasi anestesi


sebelumnya.
c. Obat-obatan rutin yang sedang dikonsumsi.
d. Riwayat alergi
e. Status gizi, meliputi : berat badan, tinggi badan,
berat masa indeks (BMI).
f. Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, respirasi
dan saturasi oksigen.
g. Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap,
fungsi ginjal, fungsi hati, serum elektrolit, faal
hemostatis.
h. Pemeriksaan penunjang : Echocardiography,
elektrokardiogram, foto radiologi, evaluasi faal
paru.
2. Lakukan pemeriksaan sedini mungkin dalam masa
pra bedah agar tersedia cukup waktu untuk terapi
pengobatan.
3. Lakukan evaluasi ringkasan pemeriksaan status
fisik anestesi menurut American Society of
Anestesiologist (ASA) :
a. Status Fisik 1 (ASA 1)
Pasien tidak mempunyai penyakit sistemik atau
kelainan yang perlu pembedahannya terlokalisir.
b. Status Fisik 2 (ASA 2)
Pasien-pasien yang menderita penyakit sistemik
ringan sampai sedang, karena alasan medis
atau kelainan yang perlu pembedahan.
c. Status Fisik 3 (ASA 3)
Pasien-pasien yang menderita penyakit sistemik
sedang sampai berat yang membatasi
aktifitasnya.
d. Status Fisik 4 (ASA 4)
Pasien-pasien dengan penyakit sistemik berat
yang secara langsung mengancam jiwa.
e. Status Fisik 5 (ASA 5)
Pasien-pasien “moribund” yang 50% akan
meninggal dalam 24 jam, dengan atau tanpa
pembedahan.
4. Untuk pasien pembedahan darurat ditambahkan
kode “D”.
UNIT TERKAIT -

Anda mungkin juga menyukai